Materi inti membahas desain program intervensi untuk masalah kesehatan di wilayah kerja berdasarkan hasil analisis. Terdapat penjelasan mengenai perencanaan program kesehatan, penetapan prioritas masalah, tujuan program, perancangan strategi intervensi, evaluasi, rencana kerja dan anggaran, serta pemantauan dan pelaporan.
1. Desain Intervensi Masalah Kesehatan
di Wilayah Kerja Berdasarkan Hasil
Analisis: Healthy Plan-It!
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
BADAN PPSDM KESEHATAN
Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
2. • Keterampilan dalam mendesain program intervensi masalah kesehatan di wilayah
menjadi prasyarat yang penting bagi para Kepala Dinas Kesehatan.
• Dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kesehatan
sebagai proses bertahap (multistep) diperlukan pemahaman terhadap prioritas
populasi dan melibatkan anggota populasi prioritas dalam proses perencanaan.
• Sustainable Management Development Program (SMDP) pada Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) mengembangkan Health Analysis for
Planning Prevention Services (HAPPS) or Healthy Plan-It untuk memperkuat
kapasitas pelatihan manajemen di sektor kesehatan pada negara berkembang.
Applied Management Training Course (AMTC) mengembangkan Healthy Plan-It
bagi manajer bidang kesehatan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia
1 DESKRIPSI SINGKAT
Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
3. Tujuan Pembelajaran Umum
• Peserta latih mampu membuat desain intervensi masalah kesehatan di wilayah kerja berdasarkan hasil analisis.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat menjelaskan dan melakukan:
• Perencanan program kesehatan berbasis hasil analisis dengan model HAPPS: Healthy Plan-It
• Penentuan Prioritas masalah menggunakan metode BPRS + PEARL
• Penetapan tujuan umum (goals) dan tujuan jangka panjang (outcome objectives)
• Perancangan strategi Intervensi yang tepat
• Analisis Faktor pendukung dan penghambat program intervensi dengan metode Force Field Analysis
• Evaluasi program meliputi Konsep evaluasi, Memilih Indikator evaluasi dan Pengukuran Indikator evaluasi
• Pengembangan rencana kerja anggaran meliputi Mengembangkan rencana kerja dan Menyusun anggaran
• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi Pemantauan dan evaluasi, Laporan penyusunan pemantauan dan evaluasi
3
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
4. 1. Perencanan program kesehatan berbasis hasil analisis
2. Penentuan Prioritas masalah
3. Penetapan tujuan umum dan tujuan jangka panjang
4. Perancangan strategi intervensi yang tepat
5. Analisis Faktor pendukung dan penghambat program intervensi
6. Evaluasi program:
- Konsep evaluasi,
- Memilih Indikator evaluasi dan
- Pengukuran Indikator evaluasi
7. Pengembangan rencana kerja anggaran:
- Mengembangkan rencana kerja
- Menyusun anggaran
8. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan:
- Pemantauan dan evaluasi,
- Laporan penyusunan pemantauan dan evaluasi
Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
3
POKOK BAHASAN & SUB POKOK BAHASAN
5. Langkah 1: Pengkondisian
Langkah 2: Uraian Materi
Langkah 3 : Latihan-latihan
• Latihan penentuan prioritas masalah
• Latihan pengisian lembar kerja analisis masalah kesehatan
• Latihan mendesain intervensi
• Latihan mengisi lembar kerja
• Latihan mendesain evaluasi
• Latihan mengembangkan renja dan anggaran
• Langkah 3 : Penutup
Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
4 LANGKAH PEMBELAJARAN
6. The
Generalized
Model
PRECEDE-
PROCEED
MAPP
MAP-IT
SMART
Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
7. Healthy Plan-it!
Health
Analysis for an evidenced-based
Planning decision making
Prevention process
Services
Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
1. Priority setting
Planning
2. Establishing goals
3. Impact objectives
Implementation
4. Strategy
5. Evaluation
Evaluation
6. Budget
Healthy Plan-it!
Six-Step Process
Management Cycle
8. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5
Basic Priority Rating Scale (BPRS):
mengidentifikasi faktor-faktor eksplisit untuk dipertimbangkan dalam
mengatur prioritas,
mengorganisir Faktor-faktor ke dalam kelompok-kelompok yang ada yang
tertimbang relatif terhadap satu sama lain,
Mengubah Faktor sesuai kebutuhan dan memberi skor secara individual
Skor BPRS = (A + 2B) x C
URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
A = Ukuran masalah (size of the problem) (0 hingga 10)
B = Keseriusan masalah (seriousness of the problem) (0 hingga 10)
C = Efektivitas dari kemungkinan intervensi (estimated effectiveness of the intervention) (0 hingga 10)
9. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5
Size of Problem Rating
Percent of population
with the Health Problem
Resulting
Rating
25 % or more
1.0% to 24.9%
1.0% to 9.99%
0.10% to 0.99%
0.01% to 0.09%
Less than 0.01%
9 or 10
7 or 8
5 or 6
3 or 4
1 or 2
zero
Urgency :
emergent nature of the problem; important
relative to the public
Severity :
Premature mortality; years of potential life
lost; disability
Economic Loss :
to the community township, city, state
Involvement of the others :
potential impact on populations or individual
family groups
URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
10. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5
Seriousness of Problem
Being Considered
Resulting
Rating
Very Seriouos
(e.g., very high death rate;
premature mortality; great
impact on others, etc
Serious
Moderately serious
Not Serious
9 or 10
6,7 or 8
3,4 or 5
O,1 or 2
Seriousness Intervention Effectiveness
Effectivenes of the
Interventions in Preventing
Health Problems
Resulting Rating
Very Effective
80 % to 100 % effective
Relative Effective
60 % to 80 % effective
Effective
40 % to 60% effective
Moderately Effective
20% to 40 % Effective
Relatively Ineffctive
5% to 20 Effecttive
Almost entirely Ineffective
Less than 5% effective
9 or 10
7 or 8
5 or 6
3 or 4
1 or 2
zero
URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
11. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5
Priority setting – 1
Size of problem (A)
Health
problem
Score (0-10)
Individual Group
Priority setting – 2
Seriousness (B)
Health
problem
Score (0-10)
Individual Group
Priority setting – 3
Intervention
Effectiveness (C)
Health
problem
Score (0-10)
Individual Group
URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
12. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5
Health Problem Components BPRS
(A+2B)xC
Rank
A
(0-10)
B
(0-10)
C
(0-10)
Priority setting – 4
Basic Priority Rating System (BPRS)
URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
13. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5
PEARL= Propriety, Economics, Acceptability, Resources, and Legality
terdiri dari beberapa faktor yang menentukan apakah suatu strategi
intervensi dapat dilakukan berdasarkan aspek:
Propriepty (Kepatutan)
Economic feasibility (kemungkinan Ekonomi)
Acceptability (Penerimaan)
Resources availability (Sumber daya)
Legality (Legalitas)
Skornya adalah 0 atau 1:
Segala kebutuhan yang diterima “nol” secara
otomatis turun ke bagian bawah daftar prioritas
karena skor nol (pengganda) untuk komponen ini
menghasilkan skor total nol dalam rumus.
Contoh: jika suatu intervensi secara ekonomi tidak
mungkin, tidak dapat diterima untuk populasi atau
perencana prioritas, atau ilegal.
URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 1: Perencanaan
Program Kesehatan Berbasis Hasil Analisis
14. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 3:
Penetapan Tujuan
Defining the Health Problem
• 3 Ds (death, disease, disability)
• Consider incidence, prevalence, distribution of
condition
• What
• How much
• Who
• When
• Where
• Differentiate from cause
Health Problem Statements
• In 2004, the measles mortality rate in country X for
children under 5 years of age was 25/10,000.
• The incidence rate of HIV infection in CNMI in
1998 was 17/100,000 population.
• In 2002, the motor vehicle mortality rate among the
15-24 year old population of country X was
57/100,000.
15. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5
Tujuan umum (goals) adalah pernyataan arah yang luas yang ditulis dalam
bahasa nonteknis, kurang spesifik daripada tujuan khusus dan digunakan
untuk menjelaskan maksud umum dari program dan berguna sebagai dasar
arah jangka panjang.
Tujuan khusus terdiri dari 3 jenis, yaitu tujuan khusus terkait proses, dampak
(impact) perilaku dan hasil (outcome).
Contoh TUJUAN:
Untuk mengurangi semua bentuk Malnutrisi paling sedikit 50% pada semua tingkat malnutrisi yang ada di Provinsi X pada tahun 2020
Impact Objectives:
• By 2008, there will be no indigenous measles cases in the Philippines.
• In 2002, the dengue case fatality ratio in Cebu City will be less than 1%.
URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 3:
Penetapan Tujuan
16. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 4:
Perancangan Intervensi yang tepat
Implementasi adalah tindakan mengubah perencanaan, tujuan umum, dan
tujuan khusus menjadi tindakan melalui struktur administratif, aktivitas
manajemen, kebijakan, prosedur, peraturan, dan tindakan.
Strategi intervensi berdasarkan modifikasi dari Centers for Disease Control
and Prevention 2003:
1. Strategi komunikasi kesehatan (Health communication strategy)
2. Strategi pendidikan kesehatan (Health education strategy)
3. Strategi kebijakan / penegakan kesehatan (Health Policy/Enforcement
Strategies)
4. Strategi perubahan lingkungan (Environmental Change Strategies)
5. Strategi layanan masyarakat terkait kesehatan (Health-Related
Community Service Strategies)
6. Strategi mobilisasi masyarakat (Community Mobilization Strategies)
7. Strategi lain
17. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 4:
Perancangan Intervensi yang tepat
Direct Contributing
Factors
DeterminantsHealth Problem
Indirect Contributing
Factors
Level 1
Indirect Contributing
Factors
Level 2
Ministry procedures
unclear
Political support not strong
Storage inadequate
Distribution
inefficient
Planning is not often
enough
Logistics
management skills
low
Cultural belief – vaccine not
safe
Cultural belief –
measles OK
Hours of operation not
enough
Number of clinics
too low
Distance too far
Long waiting time
Vaccine
unavailable
Vaccine
unacceptabe
Services
inaccessible
Lack of Immunization
Policies
High measles
mortality
High morbidity
High malnutrition
Inadequate rehydration
Low immunization
Crowded
conditions
In the field, you would carry out the
analysis for all the determinants and
factors
18. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 4:
Perancangan Intervensi yang tepat
• A determinant is a cause or risk factor that
directly affects the problem (the status of
your problem changes when you change the
status of your determinant).
• Each group may develop a different list of
determinants for the same health problem
because their discussions explored different
avenues. This is acceptable as long as the
selected determinants directly affect the
problem.
• Contributing factors are the factors that
directly or indirectly influence the level of a
determinant.
• A problem analysis should continue until all
pertinent determinants and their contributing
factors have been identified.
• When you change the status of a factor on the
right of your diagram it has an impact on the
factors that it is connected to towards the left.
20. Selecting an Intervention Pathway
• Examine determinants – which one(s) present opportunities for
actions that have high impact and are easy to do
• If one determinant is an obvious intervention point,
concentrate on its contributing factors
21. Intervention Strategy and Objectives
Indirect Contributing Factor (1a)
Objective
Direct Contributing
Factor
Objective
Indirect Contributing Factor (1)
Indirect Contributing Factor (2)
Determinant
Objective
Indirect Contributing Factor (1b)
Objective
Indirect Contributing Factor (2a)
Objective
Indirect Contributing Factor (2b)
Objective
Objective
Objective
Health Problem
Objective
Indirect
Contributing
Factors
Level 1
Direct
Contributing
Factors
DeterminantsHealth
Problem
Indirect
Contributing
Factors
Level 2
22. Intervention Design Table
Health Problem: Measles mortality
Determinant: Measles morbidity
Direct Contributing Factor: Low immunization levels
Indirect Contributing Factor (Level 1): Vaccine unacceptable
Indirect
Contributing
Factor 1a
(Level 2)
Who is the
target for
change?
What will change in
the indirect
contributing factor?
(Outcome objective)
Intervention Design-
How will you change it?
Type of Location Scope
Intervention
Cultural belief that
the measles vaccine
is not safe
Mothers of
children < 5
years old
Percentage of mothers
who think the measles
vaccine is unsafe will
decrease from 35% to
10% in districts x, y, and
z by the end of Year 1.
Monthly meetings
on child health
issues and
immunizations with
district-level
women’s
cooperatives
Women’s
cooperatives
meetings in
districts x, y, and z
in Year 1
1,750 cooperative
members in
districts x, y, and
z
Indirect
Contributing
Factor 1b
(Level 2)
Who is the
target for
change?
What will change in
the indirect
contributing factor?
(Outcome objective)
Intervention Design-
How will you change it?
Type of Location Scope
Intervention
Cultural belief that
it is good for a child
to get measles
Parents and
grandparents
of children <5
years old in
rural districts
Percentage of parents
and grandparents who
think that it is good for a
child to get measles will
decrease from 25% to
5% in districts x, y, and z
by the end of Year 1.
Weekly radio
spots on
childhood
immunization that
include message
on measles
education
Community radio
station in districts
x, y, and z in Year
1
Broadcast coverage
is estimated at
25,500 listeners in
districts x, y, and z
23. Intervention Design
To change the determinants of
a health problem, you may
need an integrated
combination of community,
organizational, and policy
interventions.
24. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 5:
Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat
Program Intervensi
Force Field Analysis: alat pengambilan keputusan yang kuat yang
banyak digunakan dalam manajemen perubahan
Perubahan dicapai dengan memperkuat Driving Forces sehingga
mereka lebih kuat dari Restraining Forces
Driving Forces: kekuatan pendorong yang mempengaruhi situasi
dalam arah tertentu, dilihat sebagai kekuatan 'positif' yang
memfasilitasi perubahan. Contoh: personil baru, mengubah pasar,
teknologi baru, kompetisi, tekanan dari manajemen, insentif, termasuk
politik, undang-undang, pemegang saham dan opini publik.
Restraining Forces : kekuatan penahan yang bekerja untuk
menghalangi atau melawan kemajuan menuju tujuan atau sasaran,
cenderung membatasi atau menurunkan driving forces. Contoh:
ketakutan individu akan kegagalan, inersia organisasi atau apati, dan
permusuhan.
25. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 5:
Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat
Program Intervensi
Tiga langkah mencapai perubahan menuju visi atau tujuan dalam
konteks perubahan organisasi:
Unfreeze - organisasi harus mencairkan Driving Forces dan
Restraining Forces yang menahannya dalam keadaan quasi-
equilibrium
Perubahan - ketidakseimbangan diperkenalkan ke kekuatan
sehingga perubahan dapat terjadi (meningkatkan Driving Forces,
mengurangi Restraining Forces Pengekangan atau melakukan
keduanya)
Refreeze - setelah perubahan selesai, kekuatan dibawa kembali ke
quasi-equilibrium dan keadaan dibekukan.
26. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 6:
Evaluasi Program
Evaluasi: proses penentuan nilai dari
program kesehatan atau setiap
komponennya berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan atau standar
penerimaan (tingkat minimum kinerja,
efektivitas, atau manfaat) yang
diidentifikasi oleh pemangku
kepentingan.
Evaluasi formatif berhubungan dengan
penilaian kualitas dan perbaikan
program, sedangkan evaluasi sumatif
berkaitan dengan menentukan
efektivitas.
Disajikan kepada administrator program,
sumber pendanaan, organisasi, atau
publik.
Berlangsung On Going, akhir program, atau
beberapa tahun setelah selesai
27. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 6:
Evaluasi Program
EVALUASI
Apa? terutama analisis efisiensi, efektivitas, dampak,
relevansi, dan keberlanjutan
Bagaimana? Analisis mendalam
Siapa? evaluator eksternal khusus dalam mata pelajaran yang
dievaluasi
Kapan? sekali atau dua kali pada akhir atau setelah program
untuk
- menggambarkan pelajaran dari masa lalu
- mengorientasikan kebijakan dan tindakan di masa
depan tetapi juga selama implementasi:
- evaluasi jangka menengah untuk mengorientasikan
kembali implementasi program
Indikator Evaluasi:
1. Relevansi: Kesesuaian tujuan program
dengan masalah yang seharusnya ditangani
2. Efisiensi: seberapa baik input / sarana telah
dikonversi menjadi suatu hasil, baik dari
segi kualitas, kuantitas dan waktu, serta
kualitas terhadap hasil yang dicapai.
3. Efektivitas: Penilaian terhadap kontribusi
yang dibuat oleh Hasil untuk pencapaian
Tujuan
4. Dampak: Pengaruh program di lingkungan
yang lebih luas, serta kontribusinya
terhadap tujuan sektoral yang lebih luas
5. Keberlanjutan: kemungkinan manfaat yang
dihasilkan program untuk terus mengalir
setelah pendanaan eksternal telah berakhir,
28. Developing the Work Breakdown Structure
Indirect Contributing Factor
(1a)
Outcome Objective
Indirect Contributing Factor (1)
Indirect Contributing Factor (2)
Indirect Contributing Factor
(1b)
Outcome Objective
Indirect Contributing Factor
(2a)
Outcome Objective
Indirect Contributing Factor
(2b)
Outcome Objective
Outcome Objective
Outcome Objective
Indirect
Contributing
Factors
Level 1
Indirect
Contributing
Factors
Level 2
Interventions
Intervention
Process Objective
Intervention
Process Objective
Intervention
Process Objective
Intervention
Process Objective
Activities Tasks
Health Problem Analysis Intervention Design and WBS
29. • Activities based on intervention (WBS) and evaluation plans
• Make a schedule
• List of tasks for each activity
• Estimate of how long it will take to complete each task
• Determine which tasks can be done at the same time
• Make a Gantt chart
Work Plan
30. Program Evaluation
• Am I doing things right? - process
evaluation
• Am I doing the right things? - outcome
and impact evaluation
32. Term Time Period Description Measurement
Impact
Objective
Usually Long Term
Related to the
Health Problem
Degree of
Accomplishment
Did we do the
right things?
Outcome
Objective
Intermediate
Related to
Determinants
Degree of
Accomplishment
Did we do the
right things?
Outcome
Objective
Intermediate
Related to
Contributing
Factors
Degree of
Accomplishment
Did we do the
right things?
Process
Objective
Usually Short Term
Related to
Activities
Degree of
Accomplishment
Did we do the
things right?
33. Right
Implementation
WrongStrategy
Wrong
Implementation
RightStrategy
Implementation / Strategy Matrix
STRATEGY
(InterventionPathway)
IMPLEMENTATION
(Intervention Design Activities)
Intervention activities
are implemented
effectively and are
addressing outcome
and impact objectives.
Correct strategy to accomplish
impact and outcome objectives
but wrong activity
implementation.
Intervention activities are
implemented effectively, but
they are not addressing the
outcome and impact objectives.
Wrong implementation of
intervention activities and
wrong strategy to address in
the outcome and impact
objectives.
34. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 7:
Pengembangan Rencana Kerja dan Menyusun
anggaran
Penganggaran: rencana terperinci dalam
ukuran kuantitatif untuk perolehan dan
penggunaan sumber-sumber program dalam
jangka waktu tertentu.
Tujuan: mengalokasikan sumber daya
prioritas agar pemanfaatan anggaran dapat
efektif dan efisien.
Manfaat: sebagai perencanaan, koordinasi
dan pengawasan,
pendekatan penyusunan anggaran: yaitu
Top-Down, Bottom Up, dan Participatory.
Langkah dalam menyusun anggaran:
1. Identifikasi kegiatan dan kebutuhan
2. Analisis anggaran, Menentukan jumlah
anggaran program (program budget)
3. Menentukan performance budget
Analisis anggaran dilakukan dengan:
- menentukan anggaran baris (line item budget):
- Mengklasifikasikan biaya berdasarkan skala produksi, yaitu fix
cost dan variabel cost,
- Mengklasifikasikan biaya berdasarkan fungsi penggunaan,
yaitu direct cost dan indirect cost,
- Mengklasifikasikan biaya berdasarkan lamanya penggunaan,
yaitu investment cost, operational cost dan maintenance cost.
Menentukan performance budget
Performance budget menunjukkan biaya satuan terhadap hasil
capaian. Biaya satuan diperoleh dari total biaya dibagi dengan
satuan.
Contoh:
Biaya Sosialisasi program untuk 50 orang peserta adalah Rp.
1.330.500. Maka performance budgetnya adalah Rp.
1.330.500/50 orang = Rp. 26.610,- per orang
35. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 8:
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
MONITORING
Apa? terutama analisis efisiensi dan efektivitas
(yaitu pengukuran aktual terhadap hasil
yang direncanakan); adalah aktivitas
manajemen yang sistematis
Bagaimana? analisis cepat dan berkelanjutan, segera
berguna untuk meningkatkan tindakan
yang sedang berlangsung; kunci penting
untuk meningkatkan kinerja
Siapa? internal dan eksternal (staf, monitor ..)
Kapan? secara teratur, beberapa kali per tahun
Perencanaan, monitoring dan evaluasi secara bersama-
sama sebagai suatu siklus dalam RBM (Results-Based
Management) HEALTHY PLAN-IT!
36. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
5 URAIAN MATERI: Pokok Bahasan 8:
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Laporan disampaikan oleh manajemen
program kepada pihak berwenang masing-
masing.
Kategori pelaporan menurut waktu
pelaksanaan:
1. Laporan Pendahuluan (1-3- bulan)
setelah peluncuran program
2. Laporan Kemajuan selama
pelaksanaan program, biasanya
triwulanan atau laporan setengah
tahunan
3. Laporan Tahunan
4. Laporan Akhir ketika program telah
selesai.
Pelaporan harus fokus pada unsur-unsur utama
sebagai berikut:
Lingkungan Program
Kinerja Program vis-à-vis tujuan dan rencana
Risiko dan Asumsi
Keberlanjutan
Rekomendasi dan rencana kerja rinci dan
anggaran untuk periode implementasi
berikutnya.
37. Budgets: A Management Tool
Planning a budget is just the first step…
• Develop a system of budget monitoring and
reporting (monthly and/or quarterly)
• Include schedule and responsibility for budget
reporting tasks in Gantt Chart
• Control budget variances (planned vs. actual
expenditures) on a regular basis
38. Ideal Financial Management
Budgets developed jointly with program
managers to support programmatic
objectives
System presents accurate, complete
picture of expenditures and revenues in
relation to program outputs and
services
39. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
6
LATIHAN- LATIHAN
Analisis Situasi:
Sesuai survei yang dilakukan oleh Kemenkes RI pada tahun 2018
ditemukan bahwa angka kematian anak di bawah 5 tahun setinggi 82
orang per 1.000 anak di Provinsi NTT. Laporan tersebut juga
menunjukkan bahwa penyakit pembunuh utamadalam kelompok ini
adalah Diare, infeksi saluran Pernapasan dan Anemia. Namun,
ditemukan bahwa Malnutrisi adalah penyebab utama kematian anak-
anak di bawah usia 5 tahun. Prevalensi Malnutrisi pada anak di
bawah 5 tahun sebagai berikut:
- Malnutrisi tingkat 1: 55%
- Malnutrisi tingkat 2 : 22%
- Malnutrisi Tingkat 3: 4%
Contoh Pernyataan masalah:
Angka kematian di bawah 5 tahun ditemukan setinggi 149 per 1000 dan pada anak usia di bawah 5 tahun ditemukan
kasus malnutrisi tingkat 1 sebesar 75% dan malnutrisi tingkat 3 sebesar 10% di Provinsi X, pada tahun 2018.
2. Susunlah kalimat Pernyataan Masalah dari situasi tersebut!
Contoh jawaban:
1. Lakukan penentuan prioritas masalah dengan BPRS + PEARL pada situasi berikut ini:
40. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
6 LATIHAN- LATIHAN
3. Lakukan Analisis terhadap Masalah Kesehatan tersebut: uraikan dalam bentuk Faktor-faktor
determinan dan Faktor-faktor yang berkontribusi langsung maupun tidak langsung. Sajikan
dalam bentuk diagram! Contohnya sebagai berikut:
Malnutrition
in children
under 5 year
old in NTT
41. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
6 LATIHAN- LATIHAN
4. Apakah program kesehatan yang paling tepat untuk mengatasi situasi tersebut? Susunlah Alasan-
Alasan mengapa Program tersebut penting dan mendesak untuk dilaksanakan!
5. Susun Strategi Intervensi sesuai dengan Model HAPPS: Healthy Plan-It meliputi Determinan,
Faktor Kontributor Langsung, Faktor Kontributor Tak Langsung Level 1, Faktor Kontributor Tak
Langsung Level 2, Tabel Desain Intervensi, struktur rincian program (WBS) dan Penjadwalan !
Contoh jawaban:
42. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
6 LATIHAN- LATIHAN
Contoh Strategi Intervensi Contoh Desain Intervensi
43. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
6 LATIHAN- LATIHAN
Menyusun struktur rincian program Menyusun Jadwal Program
44. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
6 LATIHAN- LATIHAN
6. Lakukan desain evaluasi terhadap program
kesehatan yang telah disusun!
Contoh Jawaban:
7. Lakukan analisis stakeholder (force
field analysis) terhadap program yang
anda susun!
8. Lakukan pengembangan rencana kerja
dan anggaran untuk program tersebut
9. Lakukanlah advokasi kepada
stakeholder terkait untuk meyakinkan
bahwa program ini layak untuk
dilaksanakan!
45. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
7 RANGKUMAN
1. Keterampilan dalam mendesain program intervensi masalah kesehatan di wilayah menjadi prasyarat
yang penting bagi para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
2. Dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kesehatan sebagai proses
bertahap (multistep) diperlukan pemahaman terhadap prioritas populasi dan melibatkan anggota
populasi prioritas dalam proses perencanaan.
3. Model perencanaan untuk mendesain program intervensi kesehatan berdasarkan analysis bervariasi
antara satu dengan lainnya, tetapi Health Analysis for Planning Prevention Services (HAPPS):
Healthy Plan-It merupakan model perencanaan yang menjadi rujukan karena merupakan model
dengan evidence based decision making process proses pembuatan keputusan berdasarkan bukti.
4. Desain intervensi masalah kesehatan berbasis hasil analisis terdiri Health Analysis for Planning
Prevention Services (HAPPS): Healthy Plan-It terdiri dari Penentuan Prioritas masalah dengan Basic
Priority Rating System (BPRS) dan Propriety, Economics, Acceptability, Resources, Legality (PEARL),
Penetapan tujuan umum dan tujuan jangka panjang, Perancangan Intervensi yang tepat, Analisis
Faktor pendukung dan penghambat program intervensi (stakeholder analysis), Evaluasi dan
Penganggaran.
46. Materi Inti 14.Desain Program Intervensi untuk Masalah Kesehatan di Wilayah Kerjanya Berdasarkan Hasil Analisis
Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kepala Dinas Kesehatan
MODUL INTI 14
8 DAFTAR PUSTAKA
1. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. PP Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
5. Sustainable Management Development Program (2000) Healthy Plan-It: a tool for planning and mangeing public health programs. Atlanta :
CDC
6. Benson, Rachel and Adan Sonfield, 2012 Working Succesfully with Health Plans : An Imperative for Family Planning Center, Guttmatcher
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
9. McKenzie J.F., Neiger, B.L., & Thackeray R, (2009). Planning, Implementing, & Evaluating: Health Promotion Programs. San Francisco:
Pearson Education, Inc.
10. Centers for Disease Control and Prevention.(2000). Healthy plan-it: A tool for planning and managing public health programs. Sustainable
Management Development Program. Atlanta,GA: Author
11. Centers for Disease Control and Prevention.v(2003). CDCynergy 3.0: Your Guide EffectivevHealth Communication (CD ROM Version
3.0).Atlanta, GA: Author.
12. Centers for Disease Control and Prevention (CDC),Division of Heart Disease and Stroke Prevention.(n.d.). Evaluation guide: Developing and
usingvlogic models. Retrieved June 14, 2011, from
http://www.cdc.gov/DHDSP/programs/nhdsp_vprogram/evaluation_guides/logic_model.htm
13. Green, L. W., & Kreuter, M. W. (2005). Health program planning: An educational and ecological approach (4th ed.). Boston, MA: McGraw-
Hill.
14. National Association of County and City Health Officials (NACCHO). (2001). Mobilizing for action through planning and partnerships (MAPP).
Washington, DC: Author.
15. National Commission for Health Education Credentialing. (NCHEC), Society for Public Health Education (SOPHE), & American Association
for Health Education (AAHE).(2010). A competency based framework for health education specialists—2010.Whitehall,PA: Author.
16. Neiger, B. L., & Thackeray, R. (1998). Social marketing: Making public health sense. Paper presented at the annual meeting of the Utah
Public Health Association, Provo, UT.
17. Thackeray, R., Neiger, B. L., Hanson, C. L., & Mc-Kenzie, J. F. (2008). Enhancing promotional strategies within social marketing programs:
Use of Web 2.0 social media. Health Promotion Practice, 9(4), 338–343.