2. Nama Anggota Kelompok 3
• Arbi Ihza Azhari (01)
• Muhammad Ridho Sahputra (18)
• Nuris Saidah (20)
• Risa Martia Aryanti (23)
• Rizky Amelia (25)
• Safira Widayanti (26)
• Tia Yulia Harti (28)
Kelas : XI SOS 2
3.
4. a. Struktur Eksplanasi Kompleks
Judul
Judul teks eksplanasi kompleks menggambarkan
fenomena yang hendak dijelaskan.
ANGIN PUTING BELIUNG
5. Pernyataan Umum
Pernyataan umum dalam teks eksplanasi
kompleks berisi definisi fenomena yang
dijelaskan, konteks, atau karakteristik umum.
6. Definisi
Angin puting beliung adalah angin yang
berputar dengan kecepatan lebih dari 63
km/jam yang bergerak secara garis lurus
dengan lama kejadian maksimum 5 menit
7. Konteks
Angin puting beliung dapat menghancurkan
apa saja yang diterjangnya, karena dengan
pusarannya benda yang terlewati terangkat
dan terlempar.
8. Karakteristik suatu fenomena
Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah
pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih
menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian
berkembang menjadi awan gelap yang disertai
hembusan udara dingin, dan angin mulai
menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan,
tidak lama kemudian angin semakin cepat dan
diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan
es. Terlihat di awan hitam pusaran angin
berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah
(bumi).
9. Deret Penjelas
Deret penjelas pada teks eksplanasi
kompleks menjelaskan mengapa suatu
fenomena terjadi dan bagaimana terjadi/
bagaimana cara bekerjanya, syarat kondisi
terjadinya).
10. Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling
bentrok dan terbentuklah puting beliung yang berawal dari
angin kecil hingga pada akhirnya membesar.
Proses Terjadinya Angin Puting Beliung
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi
pada musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas,
pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi
matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal,
selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus
udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi
menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan
berjalan secara acak.Proses terjadinya puting beliung
sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan
Cumulonimbus (Cb)
11. • Fase Tumbuh
Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas
yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air
maupun Kristal es masih tertahan oleh arus
udara yang naik ke atas puncak awan.
12. • Fase Dewasa/Masak
Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke
puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya
gesek antara arus udara naik dan turun.
Temperatur massa udara yang turun ini lebih
dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara
yang naik dan turun dapat timbul arus geser
memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini
berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yag
“menjilat” bumi sebagai angin puting beliung.
Terkadang disertai hujan deras yang membentuk
pancaran air (water spout).
13. • Fase Punah
Tidak ada massa udara naik. Massa udara
yang turun meluas di seluruh awan.
Kondensasi berhenti. Udara yang turun
melemah hingga berakhirlah pertumbuhan
awan Cb.
15. Angin puting beliung mengakibatkan
rusaknya rumah dan infrastuktur
daerah,menimbulkan korban jiwa, rusaknya
kebun – kebun warga , kerugian material , banyak
puing – puing dan sampah yang terbawa Puting
beliung seringkali terjadi semasa hujan deras
diserta petir angin kuat dan mendatangkan
banyak kerusakan kepada apasaja yang
disentuhnya. Oleh karena itu Patut diingat bahwa
angin puting beliung terjadi sangat singkat dan
karena kekuatan anginnya yang cukup kencang
dan berputar maka angin akan bersifat destruktif
dan sangat merusak benda-benda yang
dilaluinya.
16. Dilihat dari bahasanya, teks eksplanasi juga
memiliki kekhasan yang membedakan-nya
dengan teks-teks yang lain. Ciri bahasa pada
teks eksplanasi dapat dilihat pada bagian
berikut.
17. b. Ciri Bahasa Teks Eksplanasi
Kompleks
1. Memuat istilah
Angin puting beliung, siklon, musim
pacaroba, hujan es, radiasi, cumulonimbus,
destruktif, awan, kondensasi
2. Struktur kalimatnya menggunakan kata
sambung yang menunjukkan hubungan
sebab-akibat
18. • Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling
bentrok dan terbentuklah puting beliung yang
berawal dari angin kecil hingga pada akhirnya
membesar.
• Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya
terjadi pada musim pancaroba pada siang hari
suhu udara panas, pengap, dan awan hitam
mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari
tumbuh awan secara vertical.
• Angin puting beliung mengakibatkan rusaknya
rumah dan infrastuktur daerah,menimbulkan
korban jiwa, rusaknya kebun – kebun warga …
19. 3. Menjelaskan kondisi (menjelaskan
fenomena bukan menceritakan masa
lalu)
Angin puting beliung adalah angin yang
berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam
yang bergerak secara garis lurus dengan lama
kejadian maksimum 5 menit. Angin puting
beliung sering terjadi pada siang hari atau sore
hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat
menghancurkan apa saja yang diterjangnya,
karena dengan pusarannya benda yang terlewati
terangkat dan terlempar.
20. 4. Penggunaan konjungsi urutan/
sekuen
Proses terjadinya puting beliung sangat
terkait erat dengan fase tumbuh awan
Cumulonimbus (Cb)
• Fase Tumbuh
• Fase Dewasa/Masak
• Fase Punah
21.
22. a. Struktur Eksplanasi Kompleks
Judul
Judul teks eksplanasi kompleks menggambarkan
fenomena yang hendak dijelaskan.
PELANGI
23. Pernyataan Umum
Pernyataan umum dalam teks eksplanasi
kompleks berisi definisi fenomena yang
dijelaskan, konteks, atau karakteristik umum.
24. Definisi
Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi
berupa cahaya beraneka warna saling sejajar
yg tampak di langit atau medium lainnya
25. Konteks
Di langit, pelangi tampak sebagai busur
cahaya dgn ujungnya mengarah
pada horizon pada suatu saat hujan ringan.
Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun
yang deras.
26. Karakteristik suatu fenomena
Pelangi berupa lengkungan warna - warni
dengan warna merah pada lengkungan paling
luar dan warna ungu pada lengkungan paling
dalam. Warna - warna pelangi adalah merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
27. Deret Penjelas
Deret penjelas pada teks eksplanasi
kompleks menjelaskan mengapa suatu
fenomena terjadi dan bagaimana terjadi/
bagaimana cara bekerjanya, syarat kondisi
terjadinya).
28. Cahaya matahari adalah cahaya
polikromatik (terdiri dri banyak warna). Warna
putih cahaya matahari sebenarnya adalah
gabungan dari berbagai cahaya dengan
panjang gelombang yang berbeda beda. Mata
manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh
warna yang dikandung cahaya matahari yang
akan di lihat pada pelangi : merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
29. Panjang gelombang cahaya ini membentuk
pita garis garis paralel, tiap warna bernuansa
dgn warna di sebelahnya. Pita ini di
sebut spektrum warna. Di dalam spektrum
warna, garis merah selalu berada pada salah
satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan
ini ditentukan oleh perbedaan panjang
gelombang.
30. Proses terjadinya pelangi bermula dari
ketika cahaya matahari melewati sebuah tetes
hujan yang kemudian dibelokkan atau
dibiaskan menuju tengah tetes hujan tersebut,
yang memisahkan cahaya putih itu menjadi
sebuah warna spektrum. Kemudian, warna-
warna yang terpisah ini memantul di belakang
tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi
saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya
tampak melengkung menjadi kurva warna
yang disebut sebagai pelangi.
32. Pelangi terlihat sebagai busur dari permukaan
bumi karena terbatasnya sudut pandang mata,
jika titik pandang di tempat yang tinggi misalnya
dAri pesawat terbang dapat di lihat sebagai
spektrum warna yang lengkap yaitu berbentuk
lingkaran. Pelangi hanya dapat di lihat saat hujan
bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari
sisi sisi yang berlawanan degan si pengamat.
Posisi si pengamat harus berada di
antara matahari dan tetesan air dengan matahari
di belakang orang tersebut. Matahari, mata si
pengamat, dan pusat busur pelangi harus berada
dalam satu garis lurus.
33. Dilihat dari bahasanya, teks eksplanasi
juga memiliki kekhasan yang membedakan-
nya dengan teks-teks yang lain. Ciri bahasa
pada teks eksplanasi dapat dilihat pada bagian
berikut.
34. b. Ciri Bahasa Teks Eksplanasi
Kompleks
1. Memuat istilah
Pelangi, cahaya, gejala optik, cahaya
polikromatik, gelombang, pembiasan,
spektrum warna
2. Struktur kalimatnya menggunakan kata
sambung yang menunjukkan hubungan
sebab-akibat
35. • Kemudian, warna-warna yang terpisah ini
memantul di belakang tetes hujan dan
memisah lebih banyak lagi saat
meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak
melengkung menjadi kurva warna yang
disebut sebagai pelangi.
36. 3. Menjelaskan kondisi (menjelaskan
fenomena bukan menceritakan masa
lalu)
Pelangi adalah gejala optik dan
meteorologi berupa cahaya beraneka
warna saling sejajar yang tampak di langit atau
medium lainnya. Di langit, pelangi tampak
sebagai busur cahaya dengan ujungnya
mengarah pada horizon pada suatu saat hujan
ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air
terjun yang deras.
37. 4. Penggunaan konjungsi urutan/
sekuen
Proses terjadinya pelangi
Tahap 1
bermula dari ketika cahaya matahari melewati sebuah tetes hujan
yang
Tahap 2
kemudian dibelokkan atau dibiaskan menuju tengah tetes hujan
tersebut, yang memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah warna
spektrum.
Tahap 3
Kemudian, warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang tetes
hujan dan memisah lebih banyak lagi saat meninggalkannya.
Tahap 4
Akibatnya, cahaya tampak melengkung menjadi kurva warna yang
disebut sebagai pelangi.