2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
Jurnal 2
1. 1
Analisa Perhitungan Kontruksi Pengaman Tebing di Desa Terusan
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari
Riky Irawan
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik , Universitas Batanghari, Jambi
E-mail : Rikyirawan11@yahoo.com
Abstrak
Analisa ini didasarkan karena sering terjadinya erosi tebing sungai Batanghari
terutama di desa terusan kecamatan muara bulian kabupaten batanghari. Oleh
karena itu harus dilakukan penanganan dengan melakukan pembangunan kontruksi
pengaman tebing. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran perancang kontruksi
pengaman tebing untuk memperhitungkan kekuatan kontruksi pengaman tebing
sebagai pengaman tebing sungai tersebut. Untuk merencanakan suatu konstruksi
pengaman tebing perlu dilakukan perhitungan terhadap struktur tebing sungai yang
akan direncanakan disepanjang alur sungai batanghari yang meliputi tekanan tanah
dan stabilitas kontruksi pengaman tebing. Untuk tinggi perencanaan pengaman
tebing ini adalah 7 m. Pada perhitungan dimensi dan penulangan pelat dinding dan
balok mengacu pada SNI 2847 : 2013 dimensi pelat dinding dengan tebal 12 cm,
balok pengikat 25 cm x 40 cm digunakan tulangan pokok 8 Ø 16 mm dan sengkang
tulangan Ø 8 mm – 150 mm . Pada perhitungan pondasi dalam menggunakan
metode data sondir dan diperoleh tiang pancang diameter 30 cm. Stabilitas
kontruksi perkuatan tebing didapatkan factor keamanan yang diperoleh berada
diatas factor keamanan yang telah disyaratkan yaitu 1,53 ≥ 1,50.
Kata Kunci: Perkuatan Tebing, Dimensi, Tiang Pancang dan Stabilitas
Kontruksi
2. Analysis of Revetmens Construction in Desa Terusan Village Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari
Riky Irawan
Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Batanghari University,
Jambi
E-mail : Rikyirawan11@yahoo.com
Abstract
This analysis is based on the frequent erosion of Batanghari river cliffs, especially
in sub-district village of Batanghari district. Therefore must be done by handling
the construction of cliff construction. This can not be separated from the role of the
designer of the cliff construction to take into account the strength of the safety of
the cliff as a safety of the river's cliff. To plan a rock cliff construction, it is
necessary to calculate the river bank structure which will be planned along the
batanghari river channel which includes the ground pressure and the stability of the
cliff construction. For high planning this cliff safety is 7 m. In the calculation of
dimensions and reinforcement of wall and beam plates referring to the SNI 2847:
2013 dimension of the wall plate with 12 cm thick, 25 cm x 40 cm binding beam is
used 8 Ø 16 mm principal reinforcement and Ø 8 mm - 150 mm. In the calculation
of the foundation in using data method sondir and obtained piles diameter 30 cm.
The stability of the clarity reinforcement construction obtained the security factor
obtained above the required safety factor that is 1.53 ± 1.50.
Keywords: Revetment, Dimension, Bore Pile and Construction Stability
3. 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Faktor morfologi sungai yang dinamis
sehingga adanya gerakan lateral yang
sering terjadi dan sering minimbulkan erosi
tebing dan longsor, terjadinya arus banjir
pada beberapa daerah yang merupakan
berkembangnya erosi sehingga menambah
hancurnya tebing. Banyak alternatif yang
dapat dilakukan untuk mengatasi salah
satunya dengan merencanakan kontruksi
perkuatan tebing Sungai Batanghari yang
berlokasi di Desa Terusan dengan tujuan
menahan tanah disekelilingnya dan
mencegah terjadinya kelongsoran. Hal ini
tidak dapat dilepaskan dari peran
perancang kontruksi perkuatan tebing
untuk memperhitungkan kekuatan
kontruksi perkuatan tebing sebagai
pengaman tebing sungai tersebut.
Dalam perencanaannya perlu diperhatikan
aspek geoteknik mengenai perencanaan
konstruksi pengamanan tebing tersebut.
Konstruksi perkuatan tebing ini digunakan
untuk menjaga kestabilan tanah dan
mencegah keruntuhan konstruksi akibat
tekanan tanah. Karena itu sangat penting
untuk merencanakan konstruksi perkuatan
tebing dengan baik untuk keamanan dan
kestabilannya demi mencegah hal-hal yang
merugikan.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini adapun batasan-
batasan masalah dari Tugas Akhir “Analisa
Perhitungan Kontruksi Perkuatan Tebing
Desa Terusan Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari” adalah sebagai
berikut :
1. Daerah studi adalah Sungai
Batanghari pada proyek pembangunan
Kontruksi Perkuatan Tebing Desa
Terusan Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari dengan panjang
144 m yang terdiri dari 26 segmen
dimana panjang persegmen 4 m.
Gambar 1.1 Existing Kontruksi
Pengaman Tebing di Desa Terusan
2. Identifikasi klasifikasi tanah
3. Tekanan tanah aktif
4. Perhitungan Konstruksi Pengaman
Tebing.
a. Analisa gaya-gaya dalam pada
strukutur perkuatan tebing
menggunakan
Program SAP 2000 versi 14.
b. Dimensi pelat dinding dan balok
pengikat.
c. Stabilitas kontruksi perkuatan
tebing.
d. Stabilitas lereng.
e. Penulangan pelat dinding dan balok
penginkat mengacu kepada SNI
2847:2013.
f. Pondasi tiang pancang.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah
menambah pengetahuan penulis dibidang
Kontruksi Perkuatan Tebing di Desa
Terusan Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari yang sudah
dikerjakan dengan cara menganalisa ulang
data-data yang diperoleh.
Adapun tujuannya adalah untuk
mendapatkan detail struktur Kontruksi
Perkuatan Tebing yaitu pelat dinding,
balok pengikat dan kebutuhan pondasi
tiang pancang.
4. 1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian Kontruksi
Perkuatan Tebing di Desa Terusan
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten
Batanghari yaitu :
1. Menerapkan ilmu pengetahuan tentang
kontruksi perkuatan tebing yang
diperoleh dari perkuliahan kedalaman
aspek pekerjaan kontruksi tersebut di
lapangan.
2. Menjadi referensi dalam merencanakan
kontruksi perkuatan tebing untuk
instansi pemerintah maupun swasta
yang terkait serta bisa menjadi
pedoman dan acuan mahasiswa/i prodi
terkait.
LANDASAN TEORI
2.1. Uraian Umum
Perkuatan Tebing/Lereng (revetments)
adalah bangunan yang ditempatkan pada
peermukaan suatu tebing/lereng guna
melindungi suatu tebing alur sungai atau
permukaan lereng tanggul dan secara
kesuluruhan berperan meningkatkan
stabiltas alur sungai atau tubuh tanggul
yang dilindunginya (Suyono Sosrodarsono
dan Masateru Tominaga, 2008). Beberapa
tipe bangunan perkuatan tebing yang cocok
untuk kondisi tebing sungai yang pernah
dibangun dengan hasi yang baik antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Tipe Pondasi Rendah
Tipe ini merupakan tipe yang paling
umum digunakan dan dapat dianggap
sebagai tipe yang standar karena
pelaksanaannya mudah, terutama pada
lokasi yang mudah dikeringkan.
2. Tipe Pondasi Tinggi
Tipe ini dipergunakan pada sungai-
sungai yang sukar dikeringkan, sehingga
pekerjaan penggalian dan pembuatan
pondasi tidak dapat dikerjakan dalam
keadaan kering.
3. Tipe Turap
Dibandingkan kedua tipe diatas, biaya
untuk pembuatan tipe turap lebih tinggi
karena tipe ini hanya digunakan jika sulit
dikerjakan. Perkuatan bangunan
pengaman tebing tipe turap memiliki
beberapa jenis, yaitu :
1. Turap pancang baja (Steel sheet pile)
2. Turap kayu/papan (Wooden plank
hurdle work)
3. Turap beton (Concrete plank hurdle
work)
4. Turap pancang beton (Concrete sheet
pile)
Beberapa jenis pelindung tebing
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Gebalan Rumput
Gebalan rumput sangat umum
dipergunakan sebagai pengamanan tebing
guna melindungi tebing terhadap
hempasan air hujan agar tidak terjadi erosi
atau longsoran dan terhadap arus sungai
agar tidak terjadi gerusan.
2. Bronjong Kawat Silinder
Batu kali yang didapat dari sungai atau
batu belah dapat ditempatkan di atas
permukaan tebing yang akan dilindungi.
Kelebihan dari bronjong kawat silinder
(Wire Cylinder Work) ini adalah
kekasarannya yang tinggi, fleksibel, dapat
dikerjakan dengan cepat dan cukup
ekonomis.
3. Blok Beton
Fungsinya hampir sama dengan
bronjong kawat silinder. Blok-blok beton
tersebut satu dengan lainnya dirangkai
dengan media kawat menjadi hamparan
blok beton yang fleksibel dan menyatu.
4. Pasangan Batu
Pelindung tebing atau lereng dari
pasangan batu biasanya paling murah
dibandingkan dengan jenis pelindung
lainnya. Pasangan batu kosong tanpa
pengikat dan pasangan batu biasa dengan
pengikat dari adukan semen pasir.
5. Pasangan Blok Beton
Pelindung tebing atau lereng dengan
pasangan blok beton ini memiliki 2 jenis
yaitu:
1. Block beton permukaan rata.
2. Block beton Kenchiishi.
5. 6. Perkerasan Dengan Beton
Keuntungan tipe ini adalah tidak terlalu
banyak sambungan, seperti halnya
pasangan batu atau pasangan blok beton,
dimana sambungan adalah merupakan
bagian yang paling lemah. Ada beberapa
jenis tipe perkerasan tebing sungai dengan
beton seperti perkerasan beton rata dan
perkerasan beton berkisi.
2.2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan
Data SondirGambar 2.1 Diagram
Gambar 2.1 Klasifikasi Tanah
Didasarkan Pada Hasil Uji Kerucut
Statis (Sondir)
Tabel 2.1 Nilai Kerapatan dan Berat
Volume beberapa jenis tanah (Das, 1985)
Jenis Kerapatan Tanah Nilai Dr γ (T/m³)
Sangat Lepas 0 - 15 1,1 - 1,6
Lepas 15 -50 1,4 - 1,8
Sedang 50 - 70 1,7 - 2,0
Padat 70 -85 1,7 - 2,2
Sanga Padat 85- 100 2,0 - 2,3
2.3. Tekanan Tanah Lateral
Tekanan Tanah Lateral adalah gaya
yang ditimbulkan oleh akibat dorongan
tanah dibelakang struktur penahan tanah.
Besarnya tekanan lateral sangat
dipengaruhi oleh perubahan letak
(displacement) dari dinding penahan dan
sifat-sifat tanahnya. (Hary Cristady
Hardiyatmo, 2007)
Koefisien tekanan tanah aktif menurut
Rankine adalah :
K𝑎 = tan² (45 -
𝜑
2
)
Koefisien tekanan tanah pasif menurut
Rankine adalah :
K𝑝 = tan² (45 +
𝜑
2
)
Untuk kedudukan aktif Rankine,
tekanan tanah aktif (P𝑎) dan tekanan tanah
pasif (P𝑝) pada dinding penahan tanah
pada sembarang kedalaman dapat
dinyatakan dengan:
P𝑎 =
1
2
Ka γ H²
Pp =
1
2
Kp γ H²
Besarnya tekanan tanah aktif dan pasif total
pada dinding penahan setinggi H, dengan
tanah urug berupa kohesif, dinyatakan :
P𝑎 =
1
2
Ka γ H² - 2cH√𝐾𝑎
Pp =
1
2
Kp γ H² + 2cH√𝐾𝑝
Gs =
γd (1+e)
γw
γd =
𝐺𝑠 γw
1+𝑒
γsat =
(Gs+e)γw
1+e
Dengan,
P𝑎 = tekanan tanah aktif total (kN/m)
Pp = teakanan tanah pasif total (kN/m)
H = tinggi dinding penahan tanah (m)
γ = berat volume tanah (kN/m³)
c = kohesi (kN/m²)
α = sudut kemiringan dinding penahan
Gs = berat jenis spesifik
γd = berat volume kering tanah
(kN/m³)
γsat = berat volume tanah jenuh air
(kN/m³)
γw = berat volume air (kN/m³)
e = angka pori
2.4. Beton Bertulang
Menurut SNI-2847-2013 Beton
(Concrete) adalah campuran semen
portland atau semen hidrolis lainnya,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan
6. (Admixturs). Selanjutnya, beton bertulang
adalah beton struktural yang ditulangi
dengan tidak kurang dari jumlah baja
prategang ataupun tulangan non-prategang
minimum yang ditetapkan dengan
ketentuan tertentu.
2.4.1. Pembebanan
Berdasarkan SNI 2847:2013 apabila
tekanan tanah lateral H disertakan dalam
kombinasi beban dengan faktor beban
sesuai dengan :
1. Bila H bekerja sendirian atau
menambah pada pengaruh beban
lainnya, harus disertakan dengan
faktor beban sebesar 1,6
2. Bila pengaruh H permanen dan
melawan pengaruh beban lainnya,
harus disertakan dengan faktor
beban sebesar 0,9
3. Bila pengaruh H tidak permanen
tetapi bila ada, melawan pengaruh
beban lainnya, H tidak boleh
disertakan
Perhitungan beton bertulang
menggunakan metode SNI-2847-2013,
dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
1. Pelat Dinding
Perhitungan dimensi pelat
β =
Lny
Lnx
hmin =
𝐿𝑛 [ 0,8+
𝑓𝑦
1500
]
36+9 𝛽
hmax =
𝐿𝑛 [ 0,8+
𝑓𝑦
1500
]
36
Perhitungan penulangan pelat
Mn =
Mu
∅
Rn =
Mn
b .d2
m =
fy
0,85 . f’c
min = max =
1,4
fy
atau
√f’c
4 . fy
perlu=
1
m
(1 − √1 −
2 . m .Rn
fy
)
b =(
0,85 . f′c
fy
) . β1. (
600
600+fy
)
max = 0,75 . b
Perhitungan tulangan arah vertikal
As perlu = . b . d
Digunakan Tul. Pokok
As tul =
2.π . ∅2
4
Jarak antar tulangan:
s =
A Tul . b
As perlu
As pakai =
As Tul . b
S pakai
Keterangan:
hmin = tebal minimum pelat (mm)
hmax= tebal maksimum pelat (mm)
Fc’ = mutu beton (MPa)
Fy = mutu baja (MPa)
ρ = rasio tulangan
b = lebar muka tekanan komponen
struktur (mm)
d = jarak dari serat tekan terjauh ke
pusat tulangan tarik (mm)
As = luas tulangan tarik (mm²)
s = jarak antar tulangan (mm)
Rn = koefisien lawan untuk
perencanaan kekuatan
m = pernbandingan tegangan
2. Balok
Perhitungan dimensi balok
h min = L/16
b = ½ h
Perhitungan penulangan balok
Tulangan Pokok
Ru =
Mu
∅. b .d2
perlu=
0,85 . f'c
fy
(1-√1-
2 . Ru
0,85 . f'c . ∅
)
min = max =
1,4
fy
atau
√f’c
4 . fy
b = (
0,85 . f′c
fy
). β1 . (
600
600+fy
)
max = 0,75 . b
As = . b . d
n =
As
A.tul
Tulangan sengkang
Vc = 0,17 λ √f′c . b . d
Vs =
Vu
∅
– Vc
Vs < 0,66 √f′c . b . d
Vs < 0,66 √f′c . b . d, jika tidak maka
redesain dimensi penampang diperbesar.
7. Av =
75 √f′c
1200
b.S
fy
s =
Av . fy . d
Vs
Vs > 0,33 √f′c . b . d
Vs > 0,33 √f′c . b . d, jika ya maka s maks
adalah nilai terkecil antara d/4 atau 300mm
dan jika tidak maka s maks adalah nilai
terkecil antara d/2 atau 600 mm.
Keterangan:
h = tebal balok (mm)
b = lebar muka tekanan komponen
struktur (mm)
d = tinngi efektif (mm)
As = luas tulangan tarik (mm²)
s = jarak antar tulangan (mm)
Vu = Gaya geser terfaktor pada
penampang (N)
Ru = koefisien tahanan penampang
Vc = kekuatan geser nominal yang
disediakan oleh beton (N)
Vs = kekuatan geser yang ditahan oleh
begel (N)
Av = luas tulangan sengkang (mm²)
2.5. Pondasi Dalam
Kapasitas daya dukung pondasi tiang
(Qu):
Qu = (qc . Ap) + (JHL . Θi)
Daya dukung yang diizinkan (Qa) :
Qa = Qu / SF
Keterangan:
Qu = kapasitas daya dukung batas beban
pondasi (kg)
Qa = kapasitas daya dukung yang diizinkan
pondasi (kg)
qc = nilai tahanan ujung dari data sondir
(kg/cm)
Ap = luas penampang ujung tiang (cm2
)
JHL = jumlah hambatan lekat dari data
sondir hingga ujung tiang (kg/cm)
Θi = keliling tiang (cm)
SF =faktor keamanan yang dianjurkan
apabila tidak ada data pengujian
selain data sondir dengan mengambil
faktor keamanan antara 10 hingga
15.
2.6. Stabilitas Perkuatan Tebing
Gaya-gaya yang bekerja anatara lain:
1. Akibat Berat Sendiri
Gambar 2.2 Ilustrasi Beban Akibat
Berat Sendiri
2. Akibat Tekanan Tanah Aktif
Gambar 2.3 Ilustrasi Beban Akibat
Tekanan Tanah
Kontrol terhadap guling
SFguling =
Mt
Mg
≥ 1,5
Keterangan :
Mt = momen penahan (kNm)
Mg = momen pendorong (kNm)
γb = berat volume beton betulang
(kN/m³)
W1
W2
W3
W4
W5
W6
W7
W8
W9
W10
W11
W12
W13
W14
W15
0
L15
L14
L13
L12
L11
L10
L9
L8
L7
L6
L5
L4
L3
L2
L1
Pa2
Pa4
Pa1
Pa3
h1
h2
8. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Kajian
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini
digunakan sebagai kajian objek analisis
adalah Kontruksi Pengaman Tebing di
Desa Terusan Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari dengan beton dan
menggunakan tiang pancang dengan
panjang 144 m yang terbagi dalam bentang
persegmen 4 m.
3.2. Lokasi Studi
Lokasi pengkajian studi dihilir
sungai Batanghari yaitu tepatnya di Desa
Terusan Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari, ±71 Km dari Kota
Jambi ke Lokasi.
Gambar 3.1. Peta Kabupaten
Batanghari
3.4. Metode Pengumpulan Data
Adapun hal-hal yang diperhatikan
dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
1. Jenis data
2. Sumber data
3.5. Metode Pembahasan
Dari semua data yang diperoleh
penulis mendapatkan data yang cukup
untuk meninjau ulang perhitungan
Kontruksi Pengaman Tebing Sungai
Batanghari di Desa Terusan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari.
Adapun Diagram Alir Penelitian adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.2. Diagram Alir Proses
Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tekanan Tanah Aktif
Untuk Tekanan tanah aktif diketahui
data tanah sebagai berikut :
1. Berat Volume Tanah (γ)
= 15,70 kN/m³
2. Berat Volume Kering Tanah (γd)
= 14,50 kN/m³
3. Berat Volume Air (γw) = 9,81 kN/m³
4. Sudut Geser tanah (𝜙) = 26,03°
5. Kohesi (c) = 8,17kN/m²
K𝑎 = tan² (45 -
𝜙
2
)
K𝑎 = tan² (45 -
26,03
2
) = 0,41
γd =
𝐺𝑠 γw
1+𝑒
γd (1+e)= Gs γw
Gs =
γd (1+e)
γw
=
14,50 (1+0,6)
9,81
= 2,36
γsat =
(Gs+e)γw
1+e
=
(2,36+0,6)9,81
1+0,6
= 18,18 kN/m³
P𝑎 1 = Ka γ h1² - 2 c h1 √𝐾𝑎
9. = 0,41 x 15,70 x 3,5² – 2 x 8,17 x
3,5 √0,41 = 42,11 kN
P𝑎 2 =
1
2
Ka γ h1² - 2 c h1 √𝐾𝑎
=
1
2
x 0,41 x 15,70 x 3,5² – 2 x 8,17
x 3,5 √0,41 =2,76 kN/m
P𝑎 3 = Ka γsat h2² - 2 c h2 √𝐾𝑎
=0,41 x 18,18 x 3,5² – 2 x 8,17 x
3,5 √0,41 = 54,54 kN/m
P𝑎 4 =
1
2
Ka γsat h2² - 2 c h2 √𝐾𝑎
=
1
2
x 0,41 x 18,18 x 3,5² – 2 x
8,17 x 3,5 √0,41 = 8,98 kN/m
4.2. Perhitungan Stabilitas Kontruksi
Pengaman Tebing
Tabel 4.1 Perhitungan Momen Akibat Berat
Sendiri
Beban
Gaya
(kN)
Jarak
(m)
Momen
(kN m)
W1 2,35 10,375 24,43
W2 1,41 9,75 13,77
W3 2,35 9,375 22,07
W4 6,71 9,143 61,36
W5 2,35 7,5 17,66
W6 6,71 6,59 44,22
W7 2,94 5,625 16,56
W8 1,41 5,25 7,42
W9 2,94 4,875 14,35
W10 6,71 4,643 31,16
W11 2,35 3 7,06
W12 6,71 2,09 14,03
W13 2,35 1,125 2,65
W14 1,41 0,75 1,06
W15 4,71 0,25 1,18
Total 278,97
Tabel 4.2 Perhitungan Momen Akibat
Tekanan Tanah
Beban
Gaya
(kN)
Jarak
Momen
(m)
Momen
(kNm)
V H V H
Pa1 42,11 1,75 73,69
Pa2 2,76 1,17 3,22
Pa3 54,54 1,75 95,45
Pa4 8,98 1,17 10,48
Total 182,83
Kontrol terhadap guling
SFguling =
Mt
Mg
≥ 1,5
=
278,97
182,82
≥ 1,5
= 1,53 ≥ 1,5.....Aman
4.3. Perhitungan Penulangan
1. Pelat Dinding
Data-data untuk perhitungan :
h = 120 mm
Fc’ = 19,3 MPa
γb = 2400 kg/m³
= 23,536 kN/m³
β1 = 0,85
Fy = 240 MPa
Es = 200.000 MPa
Mu = 9,7 kNm x 106
= 9.700.000 Nmm
∅ = 0,90
cc = 40 mm
Perhitungan penulangan
Tul. Vertikal = 10 mm
Tul. Horizontal = 8 mm
d = h – cc – (
1
2
Dtul)
= 120 – 40 - (
1
2
x 10) = 75 mm
Mn =
Mu
∅
=
9.700.000
0,9
= 10.777.777,78 Nmm
Rn =
Mn
b . d2
=
10.777.777,78
1000 .752
= 1,91605
m =
Fy
0,85 . Fc'
=
240
0,85 . 25
= 14,62929
10. ` =
1,4
fy
=
1,4
240
=
0,00583
min = max
=
√f’c
4 . fy
=
√19,3
4 . 240
=
0,00458
Jadi, min = 0,00583
perlu=
1
m
(1 − √1 −
2 . m .Rn
fy
)
=
1
14,62929
(1-
√1-
2 . 14,62929 . 1,91605
240
)
= 0,00851
b =(
0,85 . f′c
fy
) . β1. (
600
600+fy
)
= (
0,85 .25
240
) . 0,85 . (
600
600+240
)
= 0,04150
max = 0,75 . b
= 0,75 . 0,04150
= 0,03113
min < perlu < max
pakai = 0,00851
Perhitungan tulangan arah vertikal
b = 1000 mm
As perlu = . b . d
= 0,00851. 1000 . 75
= 638.25 mm2
Digunakan Tul. Pokok D10 mm
As tul =
2.π . ∅2
4
=
2.π .102
4
= 157,08 mm2
Jarak antar tulangan:
s =
A Tul . b
As perlu
=
157,08 . 1000
638.25
= 246,11 mm
s pakai = 200 mm
As pakai =
As Tul . b
S pakai
=
157,08 .1000
200
= 785,40 mm2
As pakai > As perlu.....oke
Perhitungan tulangan arah horizontal
b = 1000 mm
As perlu = . b . d
= 0,00851. 1000 . 75
= 638.25 mm2
Digunakan Tul. Pembagi D 8 mm
As tul =
2.π . ∅2
4
=
2.π .82
4
= 100,53 mm2
Jarak antar tulangan:
s =
A Tul . b
As perlu
=
100,53 . 1000
638.25
= 157,51 mm
s pakai = 150 mm
As pakai =
As Tul . b
s pakai
=
177,54 .1000
150
= 670,21 mm2
As pakai > As perlu.....oke
Gambar 4.1 Gambar Detail Tulangan
Pelat Dinding
2. Balok
1. Balok 25 mm x 40 mm
Data-data perhitungan
B = 250 mm
h = 400 mm
Fc’ = 19,3 MPa
Fy = 345 MPa
cc = 75 mm
β1 = 0,85
∅ = 0,90
Perhitungan penulangan
Digunakan tulangan pokok D 16 mm dan
tulangan sengkang D 8 mm
Ø 8 - 150 mm
Ø 8 - 150 mm
Ø10-200mm
Ø10-200mm
Ø 8 - 150 mm
Ø 10 - 200 mm
Potongan A-A
120
11. d = h – cc –
1
2
Dp – Ds
= 400 – 75 –
1
2
16 – 8
= 309 mm
Mu = 60,20 kN.m x 106
= 60.200.000 N.mm
Ru =
Mu
∅. b .d2
=
60.200.000
0,9 . 250 . 3092
= 2,80219
perlu =
0,85 . f'c
fy
(1-√1-
2 . Ru
0,85 . f'c . ∅
)
=
0,85 . 19,3
345
(1-√1-
2 . 2,80219
0,85 . 19,3 . 0,90
)
= 0,00897
=
1,4
fy
=
1,4
345
= 0,00406
min = max
=
√f’c
4 . fy
=
√19,3
4 . 345
= 0,00318
min = 0,00406
b = (
0,85 . f′c
fy
) . β1 . (
600
600+fy
)
= (
0,85 . 19,3
345
) . 0,85 . (
600
600+345
)
= 0,02566
max = 0,75 . b
= 0,75 . 0,02566
= 0,01925
min < perlu < max
= 0,00897
Maka :
As = . b . d
= 0,00897. 250 . 309
= 692,93250 mm2
Dipakai Tulangan Pokok D16 mm
A.tul = ¼ 𝜋 D2
= ¼ . 𝜋 162
= 201,062 mm2
n =
As
A.tul
=
692.93250
201,062
= 3,45 ≈ 4
Maka, digunakan tulangan sebanyak 4
buah
As pakai = 4 . A.Tul
= 4 . 201,062
= 804,24772 mm2
As pakai > As Minimum.....Oke
Digunakan tulangan extra 2 D 16 mm
Tulangan sengkang
Digunakan tulangan sengkang D 8 mm
Fy = 240 MPa
∅ = 0,75
λ = 1
Vu =107,87 kN x 103
= 107870 N
Vc = 0,17 λ √f′c . b . d
= 0,17 . 1 √19,3 . 250. 309
= 57693,39074 N
Vs =
Vu
∅
– Vc
=
107870
0,75
– 57693,39074
= 86133,27592 N
Vs < 0,66 √f′c . b . d
86133,27592 < 0,66 √19,3 . 250 . 309
86133,27592 < 223986,10524.....ya
∅Vc = 0,75. 57693,39074
= 43270,04306 N
Vu ≥ ∅Vc.....ya
Av =
75 √f′c
1200
b.S
fy
, dengan S = 1000 mm
Av =
75 √19,3
1200
250. 1000
240
= 286,0141mm2
s =
Av . fy . d
Vs
=
100,530 . 240 . 309
86133,27592
= 246,26 mm
Vs > 0,33 √f′c . b . d
12. 86133,27592 > 0,33 √19,3 . 250. 309
86133,27592 > 111399.05262.....tidak
Maka, s maks adalah nilai terkecil antara
d/2 atau 600 mm
Jadi,
s maks = d/2
= 309/2
= 154,5 mm
s ≤ s maks.....tidak
Maka, s = s maks
s pakai = 150 mm
s pakai < s maks
Gambar 4.2 Gambar Detail Tulangan
Balok 250 X 400
4.4. Perencanaan Pondasi Dalam
Perhitungan kapasitas daya dukung
tiang dengan metode Meyerhoff pada data
sondir (CPT) adalah sebagai berikut :
1. qc = 150 kg/cm
2. JHL = 400,34 kg/cm
Tiang pancang yang digunakan
1. Ø 30 cm
-Ap = 1/4 .π.D2
/4.π 302
.= 706,86 cm2
-Θi = π . D = π . 30 = 94,25 cm
Adapun beban yang bekerja :
1.Balok pile cap= 0,5 x 0,4 x 4m x 2400
kg/m³ = 1920 kg
2.Berat air = 0,5 m x 4 m x 7 m x 1000
kg/m³= 14.000 kg
Wt = 1.920 kg + 14.000 kg = 15.920 kg
Kapasitas daya dukung pondasi tiang
tunggal (Qu) :
Qu = (qc . Ap) + (JHL . Θi )
= ( 150 . 962,5) + (1400,34. 94,25)
= 23.8007,46 kg
Kapasitas daya dukung ijin pondasi (Qa) :
Qa =
Qu
15
=
23.8007,46
15
= 15.867,16 kg
n =
Wtotal
Qijin
=
15.920
15.867,16
= 1,00
Digunakan tiang pancang D 30 cm
sebanyak 3 buah dengan jarak 2 m.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Keimpulan
Berdasarkan pembahasan dan
pengolahan data, maka penulisan Tugas
Akhir ini memperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan data sondir yang dikelolah
maka data pada kedalaman 0 – 9,8 m
merupakan tanah yang berjenis tanah
lempung dengan NSPT 2,63, sudut
geser 26,03 °, 18,7 kN/m2
dan berat
volume tanah 15,7 kN/m3
. Kemudian
pada kedalaman 9,8 – 12,6 m
merupakan tanah yang berjenis tanah
berpasir dengan NSPT 18,06, sudut
geser 40,64 °, kohesi 0,33 kg/cm2
atau
32,4 kN/m2
dan berat volume tanah 19,6
kN/m3
.
2. Desain dan penulangan kontruksi
perkuatan tebing diperoleh :
a. Pelat dinding tebal 120 mm dengan
selimut beton 40 mm, detail tulangan
vertikal menggunakan tulangan Ø10
mm – 200 mm sedangkan tulangan
horizontal menggunakan tulangan
Ø8 mm – 150 mm.
b. Balok 25 cm x 40 cm dengan selimut
beton 75 mm, detail tulangan pokok
menggunakan tulangan 8 Ø16 mm,
tulangan extra menggunakan
13. tulangan 2 Ø16 mm dan tulangan
sengkang menggunakan tulangan Ø8
mm – 150 mm.
c. Tiang pancang pipa baja Ø 30 cm
pada bentang 400 cm digunakan
sebanyak 3 buah dengan jarak 2 m
dan tiang pancang pipa baja Ø 10 cm
pada bentang 400 cm digunakan
sebanyak 3 buah dengan jarak 2 m.
3. Berdasarkan perhitungan stabilitas
kontruksi perkuatan tebing, faktor
keamanan terhadap stabilitas guling
melebihi faktor keamanan yang
disyaratkan yaitu 1,53 ≥ 1,5 sehingga
dimensi kontruksi perkuatan tebing
dikatagorikan aman.
4. Berdasarkan perhitungan stabilitas
lereng, faktor keamanan terhadap
stabilitas guling melebihi faktor
keamanan yang disyaratkan yaitu 1,56 ≥
1,5, sehingga stabilitas lereng
dikatagorikan aman.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis
berdasarka pembahasan dan pengolahan
data yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk pengujian data tanah
dilapangan sebaiknya juga melakukan
uji handboring sehingga hasil data
tanah yang diperoleh lebih akurat.
2. Sebaiknya perencanaan beton
bertulang pada kontruksi perkuatan
tebing mengacu kepada SNI terbaru
seperti SNI 2847:2013.
3. Perlu dilakukan evaluasi kembali
perencanaan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Jambi Bidang Sumber
Daya Air mengenai pembangunan
Kontruksi Perkuatan Tebing Sungai
Batanghari Desa Terusan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari
agar lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Hakam, Abdul. 2008. Rekayasa
Pondasi.Padang : CV. Bintang
Grafika
Hardiyatmo, Hary Cristady. 2010.
Analisisdan Perancangan PondasiII.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Hardiyatmo, Hary Cristady. 2014.
Mekanika Tanah 2. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press
Hatmoko, John Tri. 2016. Dinamika Tanah
dan Liquefaction. Yogyakarta :
Cahaya Atma Pusaka
M. Das, Braja. 1993. Mekanika Tanah Jilid
2. Jakarta : Erlangga
Sosilo, Budi. 1989. Mekanika Tanah Edisi
Keempat. Jakarta : Erlangga
Sosrodarsono, Suryono dan Tominaga,
Masateru. 2008. “Perbaikan dan
Pengaturan Sungai”. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita