3. GROIN
Groin adalah suatu konstruksi yang diletakkan di
sepanjang garis pantai, dengan posisi tegak lurus
garis pantai. Groin merupakan bangunan pelindung pantai yang
direncanakan untuk menangkap transportasi sedimen yang sejajar
dengan pantai dan dibangun secara tegak lurus pantai
“ “
4. Bentuk dari groin sendiri berm
acam-macam yaitu berbentuk h
uruf I, L, T, dan Y (gambar 1.1)
. Pemasangannya bisa dikombi
nasikan dengan break water. Ji
ka groin tersebut ada tambahan
struktur melintang diujungnya
disebut groin bentuk T, struktur
tambahan ini diperlukan jika gr
oin cukup panjang melebihi da
erah transportasi sedimen dan d
apat berfungsi sebagai peredam
gelombang
5. Berikut ini merupakan konstruksi groins yang tegak lurus pantai, seperti yang ditunjukan dalam gambar, akumulasi pasir da
pat diperoleh pada bagian upcoast dan erosi terjadi pada downcoast, kenyataan ini sangat dipengaruhi oleh arah dari longs
hore transport akibat pengaruh sudut gelombang datang. Namun material (pasir) yang ditahan diantara groins tersebut aka
n beresiko jika datang gelombang badai yang bertiup kencang dari berbagai arah dan akan membentuk garis pantai yang ba
ru. Longshore current yang ditangkap oleh masing masing groins (lihat gambar 5.2) akan dipantulkan ke laut dalam bentuk
rip current. Ini akan membawa material lepas pantai (offshore material) dalam volume yang besar dan selanjutnya tertahan d
igaris pantai yang lama. Sebaliknya saat rip current menuju ke lepas pantai juga akan mengikis pantai dan membawa materi
al pantai menuju lepas pantai sehingga daerah pantai akan tererosi. Material pantai yang tertangkap di masing-masing groin
s ukuran butirannya sangat bervariasi, pada groins 1 akan ditangkap material yang cukup besarjika longshore current terjad
i cukup kuat maka material yang lebih kecil akan terbawa arus dan selanjutnya akan ditangkap oleh groins ke 2 dan seterus
nya hingga akhirnya groins yang terakhir akan menangkap material yang paling kecil di daerah kaki groins yang terakhir ak
an tererosi dan untuk mengatasi erosi (scouring) pada kaki groins ini perlu diberikan toe protection.
8. Umumnya jenis kayu ini disusun dari struktur impermeable sheet piles yang dididukung dengan balok (wale
s) dan round. Jenis groin kayu permeable dibangun dengan menyisakan tempat (spaces) antara papan kayu.
Bentuk tiang kayu bundar yang merupakan struktur pendukung utama seharusnya paling sedikit berdiameter
30 cm pada ujungnya. Balok yang akan dibaut dengan piles sebelumnya harus dibor dan dilapisi dengan ter
(cairan minyak) terlebih dahulu dan sedikitnya berukuran 20 cm dan ukuran 25 cm biasanya lebih baik. Jeni
s sambungan sheet pile ini antara lain berupa wakefield, tongueand groove dan shiplap dukungan arah bertik
al antara blok dengan blok tersebut dikuatkan dengan paku.
GROIN KAYU
9. Salah satu bentuk desain groin sheet pile baja-kayu dapat dilihat pada gambar 1.6 groin sheet pil
e baja yang telah dibuat biasanya berbentuk straigth-web, arch-web dan Z. Bersifat permeable d
engan potongan pile terbuka. Pemilihan jenis sheet pile ini tergantung pada daya dukung tanah y
ang menahannya. Apabila beban yang bekerja kecil maka straight web piles bisa digunakan. Gro
in sheet pile baja-kayu dibangun dengan menggunakan kayu horizontal atau balok baja yang dip
asang pada sepanjang bagian atas dari sheet pile baja dan tiang kayu bundar dipasang tegak atau
tiang penguat yang dibautkan ke bagian luar dari balok sebagai struktur pendukung tambahan.
GROIN BAJA
10. Penggunaan beton (concrete) pada groin biasanya dibatasi untuk bangunan yang bersifat permea
ble yang mengijinkan pasir dapat melewati bangunan ini. Perencanaan groin jenis ini telah bany
ak dibahas oleh Portland Cement Association (1955), Berg dan Watts (1967). Perkembangan ter
akhir penggunan concrete untuk konstruksi groin yang bersifat impermeable dapat dilihat gamba
r 1.7 bangunan ini berupa prestressed concrete pile dengan beton yang dicetak ditempat.
GROIN BETON
11. Groin Rubble–Mound ini dibangun dengan menggunakan inti batu alam (quarry stone), meliputi
batuan kecil-kecil yang ditutupi dengan batuan besar sebagai pelapis (armor stone). Armor stone
ini harus cukup berat agar bangunan menjadi stabil terhadap gelombang rencana. Jika permeabil
itas dari groin ini merupakan suatu masalah, maka rongga antara batuan diatas puncak batuan int
i dapat diisi dengan beton atau aspal. Pemberian beton ataupun aspal ini dapat juga menambah st
abilitas struktur terhadap gelombang rencana.
GROIN RUBBLE – MOUND
12. GROIN
Konstruksi groin yang dibangun umumnya
merupakan konstruksi rubble mound groin. Rubble
mound groin terbuat dari beberapa lapisan batuan
yang ditata miring. Sebagai suatu aturan umum
desain groin, tiap – tiap lapisan harus didesain
sedemikian agar lapisan yang terdiri atas material
yang lebih halus tidak mudah berpindah atau
berubah susunannya. Sedangkan lapisan terluar
didesain agar tahan terhadap hempasan gelombang
yang mengenai struktur groin.
“ “
14. Pemilihan jenis groin didasarkan pada variasi faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi pada
masing-masing tempat, penelitian secara seksama terhadap bahan kondisi yang ada adalah sangat
esensial. Pengeboran dan pemeriksan seharusnya dilakukan untuk menentukan kondisi lapisan da
n penetrasi dari piles. Apabila penetrasi kecil, struktur jenis gravity seperti rubble groin dan cellul
ar-steel sheet-pile. Groin sangat cocok, namun jika penetrasi baik struktur jenis kantilever yang te
rbuat dari beton, groin kayu atau steel sheet pile groyne lebih cocok untuk kondisi ini. Ketersedia
an bahan di lokasi berpengaruh besar terhadap pemilihan dari jenis groin yang berkaitan dengan b
iaya pembangunan. Pemeliharaan tahunan, selama periode perlindungan yang dikehendaki dan ke
tersediaan dana saat awal pembangunan juga harus dipertimbangkan. Biaya awal untuk jenis groi
n dari bahan kayu dan baja dalam hal ini akan lebih mudah jika dibandingkan dengan biaya pemb
angunan dari jenis bahan yang lain.
15. Beton umumnya lebih mahal dari kayu ataupun baja, namun lebih murah daripada rubble-mound
groyne. Meskipun begitu concrete groyne dan rubble-mound groyne memerlukan biaya pemelihar
aan yang rendah dan mempunyai umur bangunan yang lebih lama jika dibandingkan dengan groi
n jenis kayu ataupun baja. Oleh karena itu dalam pemilihan jenis groin. Harus mempertimbangka
n beberapa hal antara lain, besarnya biaya keseluruhan, kekuatan bangun dan ketersedian bahan,
agar diperoleh jenis groin yang ekonomis, efektif dan efisien.
17. GROIN
Hubungan antara proses yang terjadi di pantai seperti sedimentasi
dengan groin memang tidak mudah. Terdapat beberapa prinsip da
sar dalam sistem kerja dari groin yang direncanakan
“
“
18. Proses terbentuknya pantai bergantung pada besar dan arah lon
gshore transport:
Beberapa diantaranya dapat meliputi;
Penggunaan groin untuk menghentikan longshore transport
01
02
Pemakaian groin memang ditujukan untuk longshore transport dan t
idak dapat menghentikan onshore-off shore transport.
Besaran arah dari longshore transport biasanya bergantung pada sudu
t datang gelombang. Jika arah datangnya gelombang normal pada gar
is pantai, maka longshore transport tidak sama dengan nol. Salah sat
u cara untuk mengurangi longshore dengan groin adalah membebask
an garis pantai terhadap arah datang gelombang laut sehingga nilai lo
ngshore sama dengan nol.
19. Beberapa diantaranya dapat meliputi;
Jumlah total groin terhadap longshore drift
03
04
Akumulasi groin pada longshore drift merupakan hasil modifikasi b
entuk penampang pantai yang kemudian tertata kembali dalam bent
uk alami pantai.
Arah yang disebabkan oleh gelombang menuju groin
Arah yang dtimbulkan oleh gelombang menuju arah groin terkadan
g berbalik menuju ke laut dalam bentuk arus balik atau rip current
pada sepanjang sisi groin. Cara tersebut dapat meningkatkan jumla
h sedimen dengan gerakan ke laut.
20. Beberapa diantaranya dapat meliputi;
Persentase longshore transport yang melalui groin bergantung p
ada ukuran groin
05
06
Jumlah kapasitas longshore transport yang melalui groin bergantun
g pada ukuran fillet, groin, water level dan keadaan gelombang.
Pencegahan longshore drift:
Longshore drift yang terjadi pada bagian fillet atas dapat diatasi agar tidak
sampai ke fillet bawah. Pasalnya, keseimbangan pasir kurang bagus atau le
mah. Masalah ini dapat dikurangi dengan menggunakan konstruksi groin y
ang lebih cepat memungkinkan pembentukan kembali longshore transport
alami yang melewati groin (Kakisina,2009).