SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Struktur Beton 1
KEMAMPUAN LAYANAN
Struktur Beton 2
Analisis Elastik Penampang Beton
Pada kondisi beban layan, perhitungan elastik dapat
digunakan untuk memperkirakan harga tegangan yang
bekerja pada beton dan baja dengan baik. Perhitungan
elastik juga diperlukan untuk:
1. Perhitungan kekakuan EI penampang pada kondisi layan
sehingga defleksi balok dapat ditentukan.
2. Perhitungan tegangan pada baja sehingga lebar retak
yang mungkin terjadi dapat diperkirakan.
Struktur Beton 3
Modulus Elastisitas dan Rasio Modular
Modulus elastisitas beton dapat ditentukan
berdasarkan SNI Beton Pasal 10.5.1:
Modulus elastisitas baja tulangan biasanya diambil
sebesar 200000 MPa.
Perbandingan antara modulus elastisitas baja tulangan
dan beton, yaitu disebut rasio modular n, yang
mempunyai nilai antara 6.6 - 9.3.
'
f
4700
E c
c 
c
s
E
E
Struktur Beton 4
Penampang yang Ditransformasi
Jika penampang terbuat dari bahan yang berbeda
dibebani, perbedaan harga E menyebabkan perbedaan
distribusi tegangan. Material yang lebih kaku akan
menerima tegangan lebih besar untuk kondisi regangan
yang sama.
Untuk analisis elastik, penampang dapat
ditransformasikan menjadi penampang beton semua.
Hal ini dilakukan dengan menggantikan luas baja
dengan luas beton ekivalen yang mempunyai kekakuan
aksial EA yang sama. Karena Es/Ec = n, maka luas
beton ekivalen dari suatu baja tulangan dengan luas As
akan menjadi nAs
Struktur Beton 5
Penampang Transformasi (Belum Retak)
(n-1) As
(n-1) As
Struktur Beton 6
Penampang Transformasi (Retak)
(n-1) As
nAs
c=kd
Sumbu netral
Struktur Beton 7
Penampang Transformasi (Retak)
Sumbu netral pada penampang retak terjadi
pada jarak c = kd dari tepi atas. Untuk
penampang elastik, sumbu netral terjadi pada
pusat penampang; yang dapat dihitung sebagai
titik dimana:
dimana adalah jarak dari sumbu netral ke
sumbu pusat luas Ai
0
=
-
yi
 i
A
yi

Struktur Beton 8
Contoh Perhitungan:
Penampang berikut terbuat dari beton dengan
fc’ = 28 MPa. Tentukan lokasi sumbu netral dan
nilai momen inersia untuk penampang yang
sudah dan belum retak.
Ec 4700 f' c 4700 28 24870 MPa
n =
Es
Ec
200,000
24,870
8.04
  
 
300
Struktur Beton 9
Karena semua baja berada pada bagian
penampang yang belum retak maka luas
transformasi dari kedua lapisan baja adalah:
– Baja atas  (8.04 - 1) x 760 mm2 = 5350.4 mm2
– Baja bawah (8.04 - 1) x 1520 mm2 = 10700.8 mm2
Struktur Beton 10
Perhitungan Lokasi Sumbu Netral y
Bagian Luas
(mm2
)
y

dari tepi atas
(mm) A y

(mm3
)
Beton 180.000 300 54*106
Baja atas 5350.4 50 26.75*104
Baja bawah 10700.8 550 58.85*105
Jumlah 196051.2 60.1525*106
y
A y
y mm





A
3.0682* 102
Struktur Beton 11
Perhitungan Momen Inersia
Bagian Luas
(mm2
)
(y)
(mm)
I
(mm4)
A y
-
2
(mm4
)
Beton 180.000 -6.82 54 * 108
837.2 x 104
Baja atas 5350.4 -256.82 3.53 x 108
Baja bawah 10700.8 +243.18 6.33 x 108
Jumlah 54 * 108
9.944 x 108

 
 4
8
2
mm
10
x
63.94
Y
A
I
Jadi Igross =
Tanpa memperhitungkan tulangan
nilai momen inersia penampang = 54 x 108 mm4
Struktur Beton 12
Penampang yang Sudah Retak
Asumsikan posisi sumbu netral berada dibawah
baja atas sehingga luas transformasi:
– baja atas  (8.04 - 1) x 760 mm2 = 5350.4 mm2
– baja bawah  (8.04) x 1520 mm2 = 12220.8 mm2
Struktur Beton 13
Bagian Luas
(mm2
)
y

(mm) A y
-
(mm2
)
Beton Tekan 300 c c/2 150 c2
Baja atas 5350.4 c - 50 5350.4c - 267520
Baja bawah 12220.8 c- 550 12220.8c -
6721440
Jika posisi sumbu netral adalah c, maka jumlah momen area
terhadap posisi sumbu netral adalah
   
 
150
2
6988.960
150
4
17571.2
17571.2
=
c
0
=
6988960
-
c
17571.2
c
150
0
=
6721440
-
c
12220.8
+
267520
-
c
5350.4
c
150
0
y
A
2
2
2






= -58.57  223.6595 165.09 mm
-282.23 mm
Sehingga: c = 165.09 mm (jadi asumsi diatas benar!)
Struktur Beton 14
Bagian Luas
(mm2
)
y
(mm)
I
(mm4
)
Ay2
(mm4
)
Beton 49527 82.545 1.1248 x 108
3.375 x 108
Baja atas 5350.4 115.09 7.087 * 107
Baja bawah 12220.8 - 384.91 1.81 * 109
Jadi Icr = I Ay
 
 2
= 23.3085 * 108 mm4
Catatan:
Momen inertia penampang retak (= Icr) adalah 23.31 * 108 mm4,
yang besarnya ±36.46% momen inersia penampang belum retak.
Hal ini menggambarkan penurunan inersia yang cukup besar dengan
terjadinya keretakan pada beton.
Perhitungan Inersia
Struktur Beton 15
Perhitungan Lendutan
Alasan untuk membatasi lendutan:
- Penampakan visual
- Kerusakan pada elemen non-struktural
- Menganggu kinerja mesin yang sensitif
- Memicu kerusakan elemen struktural
Struktur Beton 16
Perhitungan Lendutan
(1) Lendutan elastik (langsung terjadi)
(2) Lendutan akibat beban tetap (sustained)
Lendutan Seketika
akibat beban mati (tak terfaktor), hidup, dll
Persamaan untuk menghitung Dinst pada umumnya
dapat digunakan (menggunakan EI effektif)
Struktur Beton 17
Perhitungan Lendutan
Lendutan seketika akibat pembebanan dapat dihitung dengan
menggunakan modulus elastisitas Ec dan momen inersia
berikut, tapi tidak lebih besar dari Ig (Pasal 11.5):
Ig adalah momen inersia penampang bruto beton terhadap garis
sumbunya, dengan mengabaikan tulangan, mm4. Ma adalah
momen maksimum pada komponen struktur disaat lendutan
dihitung.
cr
a
cr
g
a
cr
e I
M
M
I
M
M



























3
3
1
I
dengan
t
g
r
cr
y
l
f
M 
'
7
,
0 c
r f
f 
Struktur Beton 18
Momen Vs Kurvatur
EI
M
EI
M





 slope
Struktur Beton 19
Untuk komponen struktur menerus, nilai momen
inersia efektifnya boleh diambil sebagai nilai rata-rata
yang diperoleh dari penerapan persamaan Ie di atas,
pada penampang-penampang dimana momen negatif
dan positifnya kritis.
Momen inersia efektif untuk komponen struktur
prismatis boleh diambil sesuai dengan nilai Ie
penampang ditengah bentang pada kondisi bentang
sederhana dan bentang menerus, dan nilai Ie
penampang di daerah tumpuan pada struktur
kantilever.
Lendutan yang dihitung berdasarkan nilai Ie tersebut
di atas tidak boleh melebihi nilai lendutan ijin.
Struktur Beton 20
Perilaku Defleksi Balok Beton (Lentur)









12
2
wl
M









12
2
wl
M









24
2
wl
M
Struktur Beton 21
Perilaku Defleksi Balok Beton (Lentur)
Untuk Balok Menerus
SNI 11.5.2.4      
e2
1
e
mid
e
avg
e 25
.
0
50
.
0 I
I
I
I 



     





 e2
1
e
mid
e
avg
e 15
.
0
70
.
0
:
menerus
ujung
2
I
I
I
I
     




 1
e
mid
e
avg
e 15
.
0
85
.
0
:
menerus
ujung
1
I
I
I
 
2
ujung
@
1
ujung
@
bentang
tengah
@
e
e2
e
e1
e
mid
e
I
I
I
I
I
I



Struktur Beton 22
Lendutan Izin Maksimum
Jenis Komponen Struktur
Lendutan yang
diperhitungkan
Batas Lendutan
Atap datar yang tidak menahan atau tidak
disatukan dengan komponen nonstruktural yang
mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar
Lendutan seketika akibat beban
hidup (L) 180
a

Lantai yang tidak menahan atau tidak disatukan
dengan komponen nonstruktural yang mungkin
akan rusak oleh lendutan yang besar
Lendutan seketika akibat beban
hidup (L) 360

Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau
disatukan dengan komponen nonstruktural yang
mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar 480
b

Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau
disatukan dengan komponen
nonstruktural yang mungkin tidak akan
rusak oleh lendutan yang besar.
Bagian dari lendutan total yang
terjadi setelah pemasangan
komponen nonstruktural
(jumlah dari lendutan jangka
panjang, akibat semua beban
tetap yang bekerja, dan lendutan
seketika, akibat penambahan
beban hidup)c
240
d

a
Batasan ini tidak dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan penggenangan air. Kemungkinan penggenangan air
harus diperiksa dengan melakukan perhitungan lendutan, termasuk lendutan tambahan akibat adanya penggenangan
air tersebut, dan mempertimbangkan pengaruh jangka panjang dari beban yang selalu bekerja, lawan lendut, toleransi
konstruksi dan keandalan sistem drainase.
b
Batas lendutan boleh dilampaui bila langkah pencegahan kerusakan terhadap komponen yang ditumpu atau yang
disatukan telah dilakukan.
c
Lendutan jangka panjang harus dihitung berdasarkan ketentuan 11.5(2(5)) atau 11.5(4(2)), tetapi boleh dikurangi
dengan nilai lendutan yang terjadi sebelum penambahan komponen non-struktural. Besarnya nilai lendutan ini harus
ditentukan berdasarkan data teknis yang dapat diterima berkenaan dengan karakteristik hubungan waktu dan lendutan
dari komponen struktur yang serupa dengan komponen struktur yang ditinjau.
d
Tetapi tidak boleh lebih besar dari toleransi yang disediakan untuk komponen non-struktur. Batasan ini boleh
dilampaui bila ada lawan lendut yang disediakan sedemikian hingga lendutan total dikurangi lawan lendut tidak
melebihi batas lendutan yang ada.
Struktur Beton 23
Defleksi Akibat Beban Tetap
Rangkak menyebabkan
peningkatan regangan
beton
Kurvatur
meningkat

Bila tulangan tekan
ada
Dapat menurunkan
regangan rangkak beton
Struktur Beton 24
Defleksi Akibat Beban Tetap
Defleksi beban tetap = l Di
Defleksi seketika


l



50
1
SNI 11.5.2.5
bd
As




Pada tengah bentang untuk bentang sederhana dan
menerus
Pada tumpuan untuk balok kantilever
Struktur Beton 25
Defleksi Akibat Beban Tetap
 = faktor jangka panjang untuk beban tetap
5 tahun atau lebih
12 bulan
6 bulan
3 bulan
1.4

1.2

1.0

2.0

Struktur Beton 26
Defleksi Akibat Beban Tetap
Untuk beban mati dan hidup:
       
L.T.
LL
L.T.
DL
inst
LL
inst
DL
total D

D

D

D

D
DL dan LL dapat memiliki faktor  yang
berbeda untuk perhitungan D jangka panjang
 
inst
DL
total
struktural
-
non
elm
pemasangan
stl
total
D

D

D








Struktur Beton 27
Pengontrolan Lebar Retak
Lebar retak pada beton bertulang perlu diperhatikan
karena tiga hal, yaitu:
- penampakan
- kebocoran
- korosi
Oleh karena itu, SNI Beton Pasal 12.6.4 membatasi
lebar retak yang boleh terjadi pada struktur beton
bertulang, yaitu:
maks= 0,4 mm untuk unsur-unsur interior ( Z = 30 MN/m)
maks= 0.3 mm untuk unsur-unsur eksterior ( Z = 25 MN/m)
Struktur Beton 28
dimana:
 = lebar retak, mm
 = Jarak dari sumbu netral ke serat terbawah dibagi
dengan jarak dari sumbu netral ke pusat tulangan
fs = tegangan layan pada baja, MPa
dc= jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan yang
terdekat
A = luas tarik efektif beton disekitar tulangan
(Lihat Gambar)
N
Ae








h
h
2
1
Persamaan Gergely - Lutz
Z
A
d
f
10
x
11 3
c
s
-6


 6
10
11 



Struktur Beton 29
Luas Tarik Efektif Beton

More Related Content

What's hot

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 
konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukNurhadi Akbar
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangReski Aprilia
 
Contoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaanContoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaanSyahrul Ilham
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Struktur baja dengan mengunakan metode LRFD
Struktur baja dengan mengunakan metode LRFDStruktur baja dengan mengunakan metode LRFD
Struktur baja dengan mengunakan metode LRFDIrbar Alwi
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableAfret Nobel
 

What's hot (20)

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
Tugas 5 Struktur Beton 1
Tugas 5 Struktur Beton 1Tugas 5 Struktur Beton 1
Tugas 5 Struktur Beton 1
 
Contoh baja
Contoh bajaContoh baja
Contoh baja
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucuk
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
 
Contoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaanContoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaan
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Beton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.pptBeton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.ppt
 
Struktur baja dengan mengunakan metode LRFD
Struktur baja dengan mengunakan metode LRFDStruktur baja dengan mengunakan metode LRFD
Struktur baja dengan mengunakan metode LRFD
 
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakatAnalisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gable
 

Similar to fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt

bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptbab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptNirmayaIndiani
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdfQurniaSari1
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur betonbudiMekka
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton iwina athfi
 
Modulus elastis beton
Modulus elastis betonModulus elastis beton
Modulus elastis betonSandhy Tama
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonRyan Pradana
 
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdfBahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdfJuanCharlosWanggai
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptxppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptxTikaIka7
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanSibujang Civil
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1aryawi
 
Desainstrukturportalbajadandetailing
DesainstrukturportalbajadandetailingDesainstrukturportalbajadandetailing
Desainstrukturportalbajadandetailingdicky budiyanto
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangAgus Gunawan
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptTasyaGalih
 

Similar to fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt (20)

BAB 2.PDF
BAB 2.PDFBAB 2.PDF
BAB 2.PDF
 
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.pptbab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
bab-vi-perencanaan-struktur-beton-bertulang.ppt
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur beton
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton i
 
Modulus elastis beton
Modulus elastis betonModulus elastis beton
Modulus elastis beton
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
 
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdfBahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
 
Modul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdfModul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdf
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
Rujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdfRujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdf
 
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptxppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
 
Part 5
Part 5Part 5
Part 5
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1
 
Desainstrukturportalbajadandetailing
DesainstrukturportalbajadandetailingDesainstrukturportalbajadandetailing
Desainstrukturportalbajadandetailing
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
 
586 2181-1-pb
586 2181-1-pb586 2181-1-pb
586 2181-1-pb
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 

Recently uploaded (14)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 

fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt

  • 2. Struktur Beton 2 Analisis Elastik Penampang Beton Pada kondisi beban layan, perhitungan elastik dapat digunakan untuk memperkirakan harga tegangan yang bekerja pada beton dan baja dengan baik. Perhitungan elastik juga diperlukan untuk: 1. Perhitungan kekakuan EI penampang pada kondisi layan sehingga defleksi balok dapat ditentukan. 2. Perhitungan tegangan pada baja sehingga lebar retak yang mungkin terjadi dapat diperkirakan.
  • 3. Struktur Beton 3 Modulus Elastisitas dan Rasio Modular Modulus elastisitas beton dapat ditentukan berdasarkan SNI Beton Pasal 10.5.1: Modulus elastisitas baja tulangan biasanya diambil sebesar 200000 MPa. Perbandingan antara modulus elastisitas baja tulangan dan beton, yaitu disebut rasio modular n, yang mempunyai nilai antara 6.6 - 9.3. ' f 4700 E c c  c s E E
  • 4. Struktur Beton 4 Penampang yang Ditransformasi Jika penampang terbuat dari bahan yang berbeda dibebani, perbedaan harga E menyebabkan perbedaan distribusi tegangan. Material yang lebih kaku akan menerima tegangan lebih besar untuk kondisi regangan yang sama. Untuk analisis elastik, penampang dapat ditransformasikan menjadi penampang beton semua. Hal ini dilakukan dengan menggantikan luas baja dengan luas beton ekivalen yang mempunyai kekakuan aksial EA yang sama. Karena Es/Ec = n, maka luas beton ekivalen dari suatu baja tulangan dengan luas As akan menjadi nAs
  • 5. Struktur Beton 5 Penampang Transformasi (Belum Retak) (n-1) As (n-1) As
  • 6. Struktur Beton 6 Penampang Transformasi (Retak) (n-1) As nAs c=kd Sumbu netral
  • 7. Struktur Beton 7 Penampang Transformasi (Retak) Sumbu netral pada penampang retak terjadi pada jarak c = kd dari tepi atas. Untuk penampang elastik, sumbu netral terjadi pada pusat penampang; yang dapat dihitung sebagai titik dimana: dimana adalah jarak dari sumbu netral ke sumbu pusat luas Ai 0 = - yi  i A yi 
  • 8. Struktur Beton 8 Contoh Perhitungan: Penampang berikut terbuat dari beton dengan fc’ = 28 MPa. Tentukan lokasi sumbu netral dan nilai momen inersia untuk penampang yang sudah dan belum retak. Ec 4700 f' c 4700 28 24870 MPa n = Es Ec 200,000 24,870 8.04      300
  • 9. Struktur Beton 9 Karena semua baja berada pada bagian penampang yang belum retak maka luas transformasi dari kedua lapisan baja adalah: – Baja atas  (8.04 - 1) x 760 mm2 = 5350.4 mm2 – Baja bawah (8.04 - 1) x 1520 mm2 = 10700.8 mm2
  • 10. Struktur Beton 10 Perhitungan Lokasi Sumbu Netral y Bagian Luas (mm2 ) y  dari tepi atas (mm) A y  (mm3 ) Beton 180.000 300 54*106 Baja atas 5350.4 50 26.75*104 Baja bawah 10700.8 550 58.85*105 Jumlah 196051.2 60.1525*106 y A y y mm      A 3.0682* 102
  • 11. Struktur Beton 11 Perhitungan Momen Inersia Bagian Luas (mm2 ) (y) (mm) I (mm4) A y - 2 (mm4 ) Beton 180.000 -6.82 54 * 108 837.2 x 104 Baja atas 5350.4 -256.82 3.53 x 108 Baja bawah 10700.8 +243.18 6.33 x 108 Jumlah 54 * 108 9.944 x 108     4 8 2 mm 10 x 63.94 Y A I Jadi Igross = Tanpa memperhitungkan tulangan nilai momen inersia penampang = 54 x 108 mm4
  • 12. Struktur Beton 12 Penampang yang Sudah Retak Asumsikan posisi sumbu netral berada dibawah baja atas sehingga luas transformasi: – baja atas  (8.04 - 1) x 760 mm2 = 5350.4 mm2 – baja bawah  (8.04) x 1520 mm2 = 12220.8 mm2
  • 13. Struktur Beton 13 Bagian Luas (mm2 ) y  (mm) A y - (mm2 ) Beton Tekan 300 c c/2 150 c2 Baja atas 5350.4 c - 50 5350.4c - 267520 Baja bawah 12220.8 c- 550 12220.8c - 6721440 Jika posisi sumbu netral adalah c, maka jumlah momen area terhadap posisi sumbu netral adalah       150 2 6988.960 150 4 17571.2 17571.2 = c 0 = 6988960 - c 17571.2 c 150 0 = 6721440 - c 12220.8 + 267520 - c 5350.4 c 150 0 y A 2 2 2       = -58.57  223.6595 165.09 mm -282.23 mm Sehingga: c = 165.09 mm (jadi asumsi diatas benar!)
  • 14. Struktur Beton 14 Bagian Luas (mm2 ) y (mm) I (mm4 ) Ay2 (mm4 ) Beton 49527 82.545 1.1248 x 108 3.375 x 108 Baja atas 5350.4 115.09 7.087 * 107 Baja bawah 12220.8 - 384.91 1.81 * 109 Jadi Icr = I Ay    2 = 23.3085 * 108 mm4 Catatan: Momen inertia penampang retak (= Icr) adalah 23.31 * 108 mm4, yang besarnya ±36.46% momen inersia penampang belum retak. Hal ini menggambarkan penurunan inersia yang cukup besar dengan terjadinya keretakan pada beton. Perhitungan Inersia
  • 15. Struktur Beton 15 Perhitungan Lendutan Alasan untuk membatasi lendutan: - Penampakan visual - Kerusakan pada elemen non-struktural - Menganggu kinerja mesin yang sensitif - Memicu kerusakan elemen struktural
  • 16. Struktur Beton 16 Perhitungan Lendutan (1) Lendutan elastik (langsung terjadi) (2) Lendutan akibat beban tetap (sustained) Lendutan Seketika akibat beban mati (tak terfaktor), hidup, dll Persamaan untuk menghitung Dinst pada umumnya dapat digunakan (menggunakan EI effektif)
  • 17. Struktur Beton 17 Perhitungan Lendutan Lendutan seketika akibat pembebanan dapat dihitung dengan menggunakan modulus elastisitas Ec dan momen inersia berikut, tapi tidak lebih besar dari Ig (Pasal 11.5): Ig adalah momen inersia penampang bruto beton terhadap garis sumbunya, dengan mengabaikan tulangan, mm4. Ma adalah momen maksimum pada komponen struktur disaat lendutan dihitung. cr a cr g a cr e I M M I M M                            3 3 1 I dengan t g r cr y l f M  ' 7 , 0 c r f f 
  • 18. Struktur Beton 18 Momen Vs Kurvatur EI M EI M       slope
  • 19. Struktur Beton 19 Untuk komponen struktur menerus, nilai momen inersia efektifnya boleh diambil sebagai nilai rata-rata yang diperoleh dari penerapan persamaan Ie di atas, pada penampang-penampang dimana momen negatif dan positifnya kritis. Momen inersia efektif untuk komponen struktur prismatis boleh diambil sesuai dengan nilai Ie penampang ditengah bentang pada kondisi bentang sederhana dan bentang menerus, dan nilai Ie penampang di daerah tumpuan pada struktur kantilever. Lendutan yang dihitung berdasarkan nilai Ie tersebut di atas tidak boleh melebihi nilai lendutan ijin.
  • 20. Struktur Beton 20 Perilaku Defleksi Balok Beton (Lentur)          12 2 wl M          12 2 wl M          24 2 wl M
  • 21. Struktur Beton 21 Perilaku Defleksi Balok Beton (Lentur) Untuk Balok Menerus SNI 11.5.2.4       e2 1 e mid e avg e 25 . 0 50 . 0 I I I I                 e2 1 e mid e avg e 15 . 0 70 . 0 : menerus ujung 2 I I I I            1 e mid e avg e 15 . 0 85 . 0 : menerus ujung 1 I I I   2 ujung @ 1 ujung @ bentang tengah @ e e2 e e1 e mid e I I I I I I   
  • 22. Struktur Beton 22 Lendutan Izin Maksimum Jenis Komponen Struktur Lendutan yang diperhitungkan Batas Lendutan Atap datar yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Lendutan seketika akibat beban hidup (L) 180 a  Lantai yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Lendutan seketika akibat beban hidup (L) 360  Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar 480 b  Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin tidak akan rusak oleh lendutan yang besar. Bagian dari lendutan total yang terjadi setelah pemasangan komponen nonstruktural (jumlah dari lendutan jangka panjang, akibat semua beban tetap yang bekerja, dan lendutan seketika, akibat penambahan beban hidup)c 240 d  a Batasan ini tidak dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan penggenangan air. Kemungkinan penggenangan air harus diperiksa dengan melakukan perhitungan lendutan, termasuk lendutan tambahan akibat adanya penggenangan air tersebut, dan mempertimbangkan pengaruh jangka panjang dari beban yang selalu bekerja, lawan lendut, toleransi konstruksi dan keandalan sistem drainase. b Batas lendutan boleh dilampaui bila langkah pencegahan kerusakan terhadap komponen yang ditumpu atau yang disatukan telah dilakukan. c Lendutan jangka panjang harus dihitung berdasarkan ketentuan 11.5(2(5)) atau 11.5(4(2)), tetapi boleh dikurangi dengan nilai lendutan yang terjadi sebelum penambahan komponen non-struktural. Besarnya nilai lendutan ini harus ditentukan berdasarkan data teknis yang dapat diterima berkenaan dengan karakteristik hubungan waktu dan lendutan dari komponen struktur yang serupa dengan komponen struktur yang ditinjau. d Tetapi tidak boleh lebih besar dari toleransi yang disediakan untuk komponen non-struktur. Batasan ini boleh dilampaui bila ada lawan lendut yang disediakan sedemikian hingga lendutan total dikurangi lawan lendut tidak melebihi batas lendutan yang ada.
  • 23. Struktur Beton 23 Defleksi Akibat Beban Tetap Rangkak menyebabkan peningkatan regangan beton Kurvatur meningkat  Bila tulangan tekan ada Dapat menurunkan regangan rangkak beton
  • 24. Struktur Beton 24 Defleksi Akibat Beban Tetap Defleksi beban tetap = l Di Defleksi seketika   l    50 1 SNI 11.5.2.5 bd As     Pada tengah bentang untuk bentang sederhana dan menerus Pada tumpuan untuk balok kantilever
  • 25. Struktur Beton 25 Defleksi Akibat Beban Tetap  = faktor jangka panjang untuk beban tetap 5 tahun atau lebih 12 bulan 6 bulan 3 bulan 1.4  1.2  1.0  2.0 
  • 26. Struktur Beton 26 Defleksi Akibat Beban Tetap Untuk beban mati dan hidup:         L.T. LL L.T. DL inst LL inst DL total D  D  D  D  D DL dan LL dapat memiliki faktor  yang berbeda untuk perhitungan D jangka panjang   inst DL total struktural - non elm pemasangan stl total D  D  D        
  • 27. Struktur Beton 27 Pengontrolan Lebar Retak Lebar retak pada beton bertulang perlu diperhatikan karena tiga hal, yaitu: - penampakan - kebocoran - korosi Oleh karena itu, SNI Beton Pasal 12.6.4 membatasi lebar retak yang boleh terjadi pada struktur beton bertulang, yaitu: maks= 0,4 mm untuk unsur-unsur interior ( Z = 30 MN/m) maks= 0.3 mm untuk unsur-unsur eksterior ( Z = 25 MN/m)
  • 28. Struktur Beton 28 dimana:  = lebar retak, mm  = Jarak dari sumbu netral ke serat terbawah dibagi dengan jarak dari sumbu netral ke pusat tulangan fs = tegangan layan pada baja, MPa dc= jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan yang terdekat A = luas tarik efektif beton disekitar tulangan (Lihat Gambar) N Ae         h h 2 1 Persamaan Gergely - Lutz Z A d f 10 x 11 3 c s -6    6 10 11    
  • 29. Struktur Beton 29 Luas Tarik Efektif Beton