Analisa Pemanfaatan Geotube Dalam Aplikasi Penanggulangan Erosi memberikan analisis tentang penggunaan geotube untuk menangani masalah erosi tanah. Tulisan ini memperkenalkan geotube dan manfaatnya, menganalisis dimensi geotube berdasarkan campuran pengisi, dan mengevaluasi stabilitas geotube dalam struktur untuk penanggulangan erosi.
Pondasi Boree Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Sistem Panel Serbaguna merupakan Sistem yang terdiri dari Panel Pracetak yang dihubungkan sling satu sama lain dan diisi urugan tanah di antara kedua Panel Pracetak.
Pondasi Boree Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Sistem Panel Serbaguna merupakan Sistem yang terdiri dari Panel Pracetak yang dihubungkan sling satu sama lain dan diisi urugan tanah di antara kedua Panel Pracetak.
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag SelatanNur Hayati Rahman
Pondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meletakkan bangunan di atas tanah dan meneruskan beban ke tanah dasar.
Secara umum pondasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Pondasi Dalam (deep foundation)
2. Pondasi Dangkal (shallow foundation)
Pondasi Konstruksi Sarang Laba - laba (KSLL) merupakan konstruksi bangunan bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi plat beton pipih menerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah diantara rib-rib.
Kombinasi ini menghasilkan kerjasama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang mempunyai kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi dibanding sistem pondasi dangkal lainnya. Dinamakan sarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu berbentuk sarang laba-laba
Untuk mengetahui tahap dan cara perencanaan yang ada di lapangan, maka penyusun melakukan Pengamatan Perencanaan Struktur dan Konstruksi Proyek Pembangunan Balai Kota Pusat PemerintahanTangerang Selatan.
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
Pembangunan jembatan yang berlokasi di desa Gunungsari, Kecamatan
Arjosari Kabupaten Pacitan dengan ukuran panjang 110 meter dan lebar 8
meter yang terbagi dalam 4 segmen yaitu bentang utama 40 meter dan bentang
tambahan 20+25+25 meter. Konstruksi bangunan atas dipakai balok pratekan
dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh produsen. Dalam skripsi ini akan
dibahas perencanan pondasi jembatan dengan tiang pancang atau dengan
sumuran mana yang lebih efektif. Dan efisien dari segi biaya pembangunan
jembatan tersebut lebih murah jika menggunakan pondasi pancang
dibandingkan dengan pondasi sumuran.
Kata kunci : Pondasi sumuran, pondasi pancang, evaluasi
makalah ini berisi tentang aplikasi dari semen yang sering digunakan dala kehidup sehari-hari bak skala kecil maupun sekala besar seperti pabrik (iindustri)
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag SelatanNur Hayati Rahman
Pondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meletakkan bangunan di atas tanah dan meneruskan beban ke tanah dasar.
Secara umum pondasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Pondasi Dalam (deep foundation)
2. Pondasi Dangkal (shallow foundation)
Pondasi Konstruksi Sarang Laba - laba (KSLL) merupakan konstruksi bangunan bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi plat beton pipih menerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah diantara rib-rib.
Kombinasi ini menghasilkan kerjasama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang mempunyai kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi dibanding sistem pondasi dangkal lainnya. Dinamakan sarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu berbentuk sarang laba-laba
Untuk mengetahui tahap dan cara perencanaan yang ada di lapangan, maka penyusun melakukan Pengamatan Perencanaan Struktur dan Konstruksi Proyek Pembangunan Balai Kota Pusat PemerintahanTangerang Selatan.
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
Pembangunan jembatan yang berlokasi di desa Gunungsari, Kecamatan
Arjosari Kabupaten Pacitan dengan ukuran panjang 110 meter dan lebar 8
meter yang terbagi dalam 4 segmen yaitu bentang utama 40 meter dan bentang
tambahan 20+25+25 meter. Konstruksi bangunan atas dipakai balok pratekan
dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh produsen. Dalam skripsi ini akan
dibahas perencanan pondasi jembatan dengan tiang pancang atau dengan
sumuran mana yang lebih efektif. Dan efisien dari segi biaya pembangunan
jembatan tersebut lebih murah jika menggunakan pondasi pancang
dibandingkan dengan pondasi sumuran.
Kata kunci : Pondasi sumuran, pondasi pancang, evaluasi
makalah ini berisi tentang aplikasi dari semen yang sering digunakan dala kehidup sehari-hari bak skala kecil maupun sekala besar seperti pabrik (iindustri)
metode curing, pemanfaatan material alam sebagai bahan pembuatan beton, harapan jika saya menjadi kontraktor-perencana jalan beton-pengusaha ready mix-toko bangunan, kasus permasalahan saat pengecoran jalan beton
Pondasi tiang pancang adalah suatu struktur pondasi berbentuk tiang yang penempatannya pada lapisan tanah pendukung. Sistem kerja pondasi jenis ini dikaitkan dengan kapasitas dukung tanah, didasarkan pada kapasitas dukung ujung tiang maupun lekatan tanah pada keliling permukaan tiang pancang
1. “Analisa Pemanfaatan Geotube Dalam Aplikasi Penanggulangan Erosi”
1.1 Latar Belakang
Bila kita melihat kondisi iklim dan struktur geologi Indonesia yang berbukit, maka
tidaklah mengherankan jika erosi tanah merupakan salah satu permasalahan yang rentan kita
hadapi. Erosi tanah biasanya ditemukan pada kondisi lapangan yang berbentuk lereng dan
memiliki aliran permukaan yang tinggi ( baik diakibatkan oleh tingginya curah hujan ataupun
berbatasan langsung dengan air permukaan ). Erosi merupakan proses terkikisnya tanah oleh
aliran air / angin sehingga massa tanah berkurang akibat lepasnya butiran – butiran tanah pada
permukaan. Pada umumnya erosi berlangsung lambat. Hilangnya massa tanah pada proses erosi
dapat menimbulkan masalah yang signifikan bila melewati bidang kelongsoran. Akibatnya akan
terjadi keruntuhan / kelongsoran tanah dan mungkin pula keruntuhan struktur di atasnya.
Banyak kasus – kasus kelongsoran jalan di pergunungan yang baik secara langsung maupun
tidak langsung mengakibatkan kerugian, seperti : rusaknya struktur, terhambatnya kegiatan, dan
korban jiwa. Kasus - kasus erosi di daerah pantai, yang dikena pula sebagai abrasi, menimbulkan
kerusakan properti pantai , mengikis pulau / daratan, bahkan merusak habitat di daerah pantai.
Gambar 1.1 Erosi Berbentuk Saluran Gambar 1.2 Erosi di Sungai Mahakam
2. Gambar 1.3 Longsor di Tenggarong
Beberapa contoh kasus erosi tanah baik di Indonesia maupun di luar negeri disajikan
dibawah ini;
• Hasil survei Balinews.com menyatakan 80% garis pantai Bali telah mengalami kerusakan
akibat erosi sehingga tidak layak dijadikan tempat hunian maupun rekreasi.
• Kasus erosi pada pantai di Bolivar Peninsular, Texas, USA. Hilangnya pasir yang tersapu badai
dan ombak menyebabkan kerusakan di daerah pemukiman.
• Shamrock Island, Texas, USA, hampir tenggelam karena proses erosi yang terjadi pada pantai -
pantainya. Banyak habitat yang rusak akibat erosi tersebut.
• Pada Januari 2001, pengaruh air sungai telah mengakibatkan jalan sepanjang 155 meter di
persimpangan Sugih Waras ( Muara Enim ) – Pengandonan ( OKU ) mengalami penurunan
sejauh 110 – 130 cm. Pada bulan Maret 2002, sebagian besar jalan tersebut longsor ke sungai
akibat tanah pondasi yang terkikis tidak mampu lagi menahan berat konstruksi.
• Di Zoutkamp, Belanda, sebuah lereng yang masuk sedalam 65 kaki ( 20 m ) dibawah muka air,
mengalami erosi yang sangat parah sehingga dapat membahayakan konstruksi pipa gas di atas
lereng. Konstruksi pendukung lereng dilakukan untuk mencegah kelongsoran yang dapat
merusak konstruksi pipa gas.
3. Tindakan pencegahan maupun perkuatan pada kondisi tanah yang rentan erosi tersebut
adalah dua alternatif yang mungkin dilakukan. Salah satu solusi yang sedang populer saat ini
adalah pemakaian material Geosintetik untuk memperkuat struktur dan tanah di bawahnya.
Geosintetik menjadi material yang diminati karena beberapa nilai lebih seperti mudah diperoleh,
variatif, dan mempunyai daya tahan yang lebih baik dibanding bahan material alamiah.
Produk sintetik yang dapat menawarkan solusi terhadap masalah erosi adalah geotube.
Geotube yang cukup populer di luarnegeri, hingga saat penulisan skripsi ini dilakukan, belum
banyak ditemukan aplikasinya di Indonesia. Namun Malaysia, Amerika, Australia maupun
negara - negara Eropa lainnya telah bertahun – tahun mengenal aplikasi ini dan telah
membuktikan keefektifannya dalam menanggulangi masalah erosi. Sebagai contoh, aplikasi
geotube pada pantai Boliver Peninsula ( Gambar 1.5 ) berhasil melindungi pemukiman dari
ancaman badai Allison. Walaupun bagian depan geotube tersapu badai namun tanah di
belakangnya bertahan seperti semula.
Gambar 1.5 Aplikasi Geotube di Bolivar Peninsular, Texas.
4. 1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan tingginya tingkat pertumbuhan populasi diiringi oleh naiknya tingkat
kebutuhan mengakibatkan semakin tingginya tuntutan akan ruang, sarana dan prasarana. Hal lain
yang mungkin dapat kita garis bawahi adalah terdapat kemungkinan berkurangnya kelayakan
tanah untuk konstruksi akibat erosi terutama di daerah pantai atau daerah dengan air permukaan
yang cukup luas. Dua faktor diatas saling memojokkan kita pada pilihan bahwa pada lokasi tanah
yang bermasalah pun harus dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan di atas. Tuntutan
kebutuhan ini tentunya juga sedang dihadapi oleh Indonesia.
Boleh dikatakan kita mempunyai masalah erosi tanah yang cukup banyak di Indonesia
terutama bila kita mengacu pada kondisi alam Indonesia. Dalam menghadapi kondisi seperti ini,
kita dituntut untuk lebih kreatif dalam menanggulangi masalah tanah terutama masalah erosi.
Beberapa solusi konvensional dengan menggunakan bahan material alamiah tidak lagi efektif
baik dari segi penyediaan bahan, kekuatan maupun daya tahannya. Bahan sintetik yang lebih
mudah diperoleh , lebih kuat dan lebih tahan lama telah berhasil menggantikan fungsi dari
material alamiah.
( a ) ( b )
Gambar 1.6 (a) dan (b) Pelapukan Konstruksi Breakwater dengan bronjong dan batuan
5. Meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan bahan sintetik untuk meminimalisasikan
masalah Geoteknik, telah meningkat dekade terakhir ini. Pada kasus erosi tanah, para kontraktor
dan pemilik di Indonesia mulai menaruh minat pada Geotube, yang terbukti efektif dan efisien
di luar negeri.
Oleh karena itu, pembahasan lebih mendalam dilakukan untuk menganalisa sejauh mana
Geotube bermanfaat bagi kita dan bagaimana perencanaan aplikasinya pada beberapa contoh
kasus yang menggunakan data – data yang disesuaikan pada kondisi tanah Indonesia.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian :
Geotube merupakan salah satu dari berbagai jenis aplikasi Geosintetik yang digolongkan
ke dalam produk Geotekstil. Geosintetik sendiri merupakan Produk planar yang dibuat dari
bahan polimer, yang digunakan pada tanah, batuan, atau materi geoteknik lainnya, sebagai
pelengkap dalam sebuah proyek, struktur maupun sistem buatan. Atau sederhananya Geosintetik
adalah produk buatan dari bahan polimer yang berfungsi untuk memperbaiki prilaku tanah.
Fungsi dari material Geosintetik dalam struktur dirancang untuk berfungsi sebagai; separasi,
drainase, perkuatan, proteksi, filtrasi, dan penahan cairan. Atau dengan kata lain sebagai
pengganti inti bangunan pantai yang biasanya menggunakan batu, sehingga material ini bisa
dikategorikan sebagai material yang ramah lingkungan dan memudahkan dalam konstruksi
bangunan.
Geotekstil merupakan bagian terbesar dari Geosintetik karena fungsinya yang cukup
variatif. Sebagian besar Geotekstil terbuat dari Polypropylene, walaupun penggunaan Polyester
dan Polyethylene cukup banyak ditemukan. Bahan – bahan polymer di atas dibentuk menjadi
serat – serat ( benang – benang ) yang kemudian difabrikasikan menjadi Geotekstil woven yaitu,
6. tipe Geotekstil dengan pori yang lebih besar dan anyaman seratnya lebih teratur. Serta Geotekstil
non-woven yaitu, tipe Geotekstil dengan pori sangat kecil dan seratnya tidak teratur dan tidak di
anyam.
Kelebihan dari geotube terdapat pada :
• bentuknya yang dapat mengikuti bentuk permukaan tanah,
• kemampuannya menahan partikel tanah namun pada saat yang bersamaan air dapat terdisipasi,
• instalasi yang mudah dan cepat bahkan dapat dilakukan di dalam air,
• berat tube yang cukup besar sehingga geotube stabil dalam konstruksi,
• harga yang relatif ekonomis, tergantung dari lokasi, ketersediaan material, alat dan tenaga
kerja,
• ramah lingkungan,
• dan tentunya kemudahan untuk memperoleh tube.
Berikut beberapa contoh pemanfaatan Geotube:
• Membantu proses reklamasi
• Penahan Abrasi
• Penahan air rob laut
• Pemecah gelombang
• Dewatering
Geotube merupakan salah satu hasil pengembangan teknologi perbaikan tanah dengan
bahan sintetik , dalam hal ini, difokuskan pada penanggulangan erosi. Studi yang dilakukan
untuk meneliti geotube tidaklah banyak bila dibandingkan dengan aplikasi penanggulangan erosi
lainnya, padahal geotube mempunyai banyak kelebihan yang mungkin tidak mampu diberikan
oleh aplikasi lain.
Kurangnya informasi mengenai geotube mungkin menjadi pemicu ketidak populerannya
di Indonesia. Oleh karena itu Makalah,“Analisa Pemanfaatan Geotube Dalam Aplikasi
Penanggulangan Erosi” ditujukan untuk :
7. • Memperkenalkan pemakaian Geotube untuk penanggulangan erosi.
• Menganalisa dimensi geotube sebagai aplikasi penanggulangan erosi.
• Mengetahui apa pengaruh campuran pengisi terhadap dimensi geotube.
1.3.2 Manfaat penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah memberi gambaran akan
pemanfaatan aplikasi geotube, terutama dalam menangani masalah erosi. Melihat bahwa geotube
belum terlalu dikenal di Indonesia, maka diharapkan pula tulisan ini dapat memperkenalkan
geotube dan aplikasinya serta memberi gambaran bagaimana pengaruh campuran terhadap 9
dimensi tube. Dengan demikian geotube dapat menjadi salah satu konstruksi alternatif untuk
penanggulangan erosi.
1.4 Lingkup Penelitian
Pada kesempatan ini, manfaat dari geotube yang akan dibahas sebagai perkuatan /
proteksi untuk penanggulangan erosi. Dengan metoda instalasi yang telah diteliti melalui studi
kasus dan literatur, akan dilakukan analisa terhadap dimensi Geotube sebagai aplikasi
penanggulangan erosi tanah. Perancangan geotube cukup bervariasi tergantung pada kebutuhan.
Namun lingkup penelitian skripsi ini akan membahas sampai pemanfaatan Single Tube pada
Undeformable foundation. Tapi stacked tube (tube bersusun ) tidak akan dibahas dalam skripsi
ini. Dengan menggunakan grafik – grafik dari Pilarczyk dan Plaut & Suherman, akan diperoleh
dimensi geotube dan melihat bagaimana pengaruh campuran pengisi terhadap beuntuk tube dari
perbandingan tersebut, akan dicari pula sebuah nilai koreksi di antara grafik – grafik Pilarczyk
dan Plaut & Suherman. Maka secara garis besar, penulisan Makalah “Analisa Pemanfaatan
Geotube Dalam Aplikasi Penanggulangan Erosi” dibagi menjadi :
Bab 1 Pendahuluan : Bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan , tujuan dan
maksud penelitian.
8. Bab 2 Tinjauan Kepustakaan : Pada bab 2 akan diperoleh penjelasan mengenai
Geosintetik , Jenis – Jenis Geosintetik, pemilihan dan metode konstruksi Geotube secara teoritis
yang dikutip dari beberapa literatur.
Bab 3 Metodologi : Setelah mengenal gotube lebih jauh di bab 2, rumus – rumus dan
persamaan untuk menganalisa geotube dan stabilitasnya pada struktur akan dibahas di bab
berikutnya. Namun sebelum menganalisa geotube, beberapa kondisi dan batasan perlu diketahui,
sehingga rumus dan persamaan yang diberikan berlaku.
Bab 4 Analisa Bentuk Geotube dan Stabilitasnya : Beberapa contoh perhitungan dimensi
geotube akan dianalisa dan dibandingkan hasilnya dengan mengunakan grafik Pilarczyk dan
persamaan Plaut & Suherman. Kemudian hasil Tube akan dianalisa kestabilan dalam struktur.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran : Bab yang terakhir akan merangkum hasil dari penelitian
dan studi literatur. Selain kesimpulan, akan ditemukan masukan – masukan yang diperoleh
melalui hasil hasil studi yang dilakukan.