Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dan ketahanan seorang siswa bernama Yudi Febriardi dan Rika Woro Isnaeni dalam menjalani pendidikan di Pesantren Takeran. Dokumen ini berisi kisah-kisah pengalaman hidup mereka dalam menghadapi berbagai rintangan kemiskinan serta upaya-upaya untuk memperoleh pendidikan.
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudi
1. ETOS KERJA dan
KETAHANMALANGAN
KELOMPOK 10 :
YUDI FEBRIARDI 1401105041
RIKA WORO ISNAENI 1401105070
Pendidikan Ekonomi 2 – C
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2.
3. TANAH TEBU .....
Kebon dalem itulah kampung kelahiran.....
Tidak ada penduduk asli kampung ini yang kaya.....
Bagi mereka kemiskinan bukan halangan untuk menuntut ilmu.....
Desember 1962. Baru saja kuterima ijasah Sekolah (sekolah dasar).....
Melanjutkan sekolah lanjutan pertama.....
Keinginan untuk lanjut ke SMP Magetan.....
4. MUSLIHAT GAGAL .....
Malam merangkak begitu perlahan, menyiksa harapan dan angan – anganku
bersekolah di SMP Magetan.....
*Hanya ada satu orang yang disegani bapak, yaitu Kiai Mursjid.....
Darisana bermula muslihat yang melintas didalam benakku.....
5. MASA ORIENTASI .....
Matahari sudah sepenggalah waktu aku dan Bapak memasuki kawasan
Pesantren Takeran.....
“Ojo kepingin sugih, lan ojo wedi mlarat”
“Sumber bening ora bakal nggolek timbo”
“Sugih tanpa iman opo mlarat ananging iman”
6. BATIK TEGAL ARUM .....
Bagi keluarga besar kami, membatik sudah jadi
warisan turun-temurun.....
“Aku sangat sedih karena telah berlaku ceroboh.
Tak pernah sebelumnya Ibu semarah ini. Tapi,
sungguh, Dahlan tidak sengaja, Bu. Maafkan
Dahlan, ya?”
7. BERHENTI MERAWAT LUKA .....
Sejarah Pesantren Takeran tak bisa dipisahkan dengan kisah pelarian
seorang pengikut setia Pangeran Diponegoro, Kiai Hasan Ulama, setelah ia
ditawan penjajah Belanda, ia melarikan diri ke Tegalrejo, Ponorogo bersama
sahabatnya Kiai Muhamad Ilyas. Mereka mendirikan sebuah langgar disana.
Kemudian mereka pindah ke Takeran dan mendirikan Pesantren Takeran sekitar
tahun 1303 H.....
Lalu bercerita tentang Kiai Mursjid, kiai muda yang mengubah nama
Pesantren Takeran menjadi Pesantren Sabilil Muttaqien 17 September 1948.....
Waktunya kita berhenti merawat luka, begitu kalimat pamungkas yang
menggetarkan kalbu.....
9. SENYUM IBU .....
“Inilah hari dengan kesedihan tak berkesudahan.
Ibu jatuh sakit, Bapak tidak ada dirumah, dan
aku tak berdaya. Aku tak bisa memejamkan mata
biar terlupakan, sebentar saja, kesedihan yang tak
kuharapkan ini, tapi mataku tetap terjaga. Aku
menghibur Zain, membujuknya agar berhenti
menangis tapi air matanya bagai bah yang terus
menerus mengalir”
10. LOLOS TANPA MANTRA .....
Lapar lebih menyakitkan dibanding gatal – gatal yang menyerang kulitku.....
Hari ini aku mencuri tebu untuk makan aku dan Zain adikku.....
Jika ketahuan mencuri tebu akan kena hukum :
Bekerja dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan berapa banyak yang dicuri
tanpa upah dan dibawah tekanan.....
Matahari mulai terbenam, dijalan aku menemukan setandan pisang siap untuk di
kukus, tetapi apakah mesti melakukan kesalahan yang sama? Mencuri lagi?
Kukuatkan hati dan memutuskan tidak mengambil nya dengan menahan rasa
lapar yang begitu menyiksa.....
TUHAN MEMANG SELALU PUNYA CARA RAHASIA UNTUK
MEMBAHAGIAKAN HAMBA-NYA
11. GITAR KADIR .....
DISIPLIN ITU LAHIR DARI
KEMAUAN DAN
KESUNGGUHAN KALIAN
SENDIRI, BUKAN DARI
PERATURAN ATAU KETEGASAN
GURU – GURU DALAM
MENEGAKKANNYA
Ustaz Ilham
salah satu guru
Pesantren Takeran
12. MISKIN HARTA KAYA IMAN .....
“Lapar ndak berarti harus maling”
Begitu yang dikatakan Mbak Sofwati kakak kedua dari 4 bersaudara ini.....
“Ojo wedi mlarat. Yang penting tetap JUJUR”
KITA BOLEH MISKIN HARTA.....
TAPI JANGAN MISKIN IMAN.....
13. SEPEDA MARYATI .....
LARANGAN BUKAN LAGI SESUATU YANG BISA
MEMBANGKITKAN RASA PENASARAN, MELAINKAN NILAI
YANG SUDAH MENDARAH - DAGING
14. TAK ADA KEGEMBIRAAN BAGI
SETIAP PENCOBA SELAIN
KEBERHASILAN PADA
PERCOBAAN PERTAMA YANG
DIA LAKUKAN
15. Pertemuan tak terduga. Tanpa sengaja kita bertemu,
Aisha, di tepi jalan yang kunamai jalan yang paling
memalukan di dunia, kamu baru saja tersenyum padaku
seolah sudah mengenalku sejak lama. Waktu itu juga
aku merasa sudah sangat mengenalmu. Aku yakin kita
sudah pernah bertemu. Hanya saja aku lupa kapan dan
dimana.
Barangkali disajak sajak penyair yang tak pernah
selesai, Atau di halaman belakang sebuah roman
yang berakhir tak bahagia, atau di dalam lirik lirik
lagu yang mendentingkan sunyi di telinga, atau di
alun nada musik semesta yang kudengar semasa
masih di rahim Ibu. Entahlah.....
Apapun dan kapanpun itu, aku suka matamu Aisha
16. AKU MEMANG
MENGAGUMINYA “aisha” ,
TAPI BUKAN BERARTI INGIN
MEMILIKINYA, seperti
keinginanku untuk memiliki
sepatu dan sepeda
17. SUARA” TAK TERKATAKAN .....
BAGAIMANAPUN, TAKDIR SELALU
PUNYA CARA SENDIRI UNTUK
MENYAMPAIKAN BERITA
KEHILANGAN. TAKDIR SELALU PUNYA
CARA UNTUK MENGHADIRKAN
BERMACAM MACAM KEPEDIHAN,
DENGAN ATAU TANPA DIMINTA
18.
19. TEGURAN JURAGAN BUAH .....
“Sampean harusnya kalau
mendidik anak itu yang bener”
“Sekolah di Pesantren tapi
kelakuan kayak berandal”
Ibu, Lagi lagi aku bikin Bapak kecewa. Tiga ekor
domba kita terpaksa ditukar dengan sebuah sepeda
karena kelalaianku. Ya, aku melanggar larangan
Bapak agar tidak memakai sepeda orang lain.
Padahal sungguh aku tak mau Bapak bersedih lagi.
Maafkan Dahlan ya bu ??
21. “Kita harus mencari sendiri, bukan berleha leha
menunggu belas kasihan orang lain”
KEMISKINAN BUKAN UNTUK DITANGISI,
HIDUP BAGI ORANG MISKIN SEPERTIKU,
HARUS DIJALANI APA ADANYA.
KEMISKINAN YANG DIJALANI DENGAN CARA
YANG TEPAT, AKAN MEMATANGKAN JIWA
22. OJO KEPINGIN SUGIH .....
DUNIA INI PERSINGGAHAN SEMATA. JABATAN
ADALAH AMANAT YANG DILIMPAHKAN
KEPADA KITA, KELAK KITA AKAN DIMINTAI
TANGGUNG JAWAB. JADI SEORANG
PEMIMPIN BUKAN UNTUK CARI PAMOR ATAU
GAGAH – GAGAHAN, MEMERINTAH
SEKEHENDAK HATI, MELAINKAN JADI
PEMIMPIN ADALAH JADI PELAYAN BAGI
ORANG – ORANG YANG DIPIMPINNYA.
23. KELAPA GADING .....
ALAM MENGAJARIKU SECARA
ALAMIAH BAGAIMANA CARA
MEMANJAT BATANG KELAPA
DENGAN MUDAH
24. LUKA DI MATA ZAIN .....
Zain memanjat sendiri, tetapi aku tak pernah
berharap dia akan celaka dan terjatuh, Aku memang
keliru membiarkan itu terjadi.....
Kupandangi Bapak sekelebat kerut merut disekitar
matanya, rambutnya yang mulai memutih, matanya
yang makin sayu, dan bahunya yang tambah ringkih.
Rasanya aku ingin membisikkan ke telinga Bapak :
“JANGAN MENCEMASKAN HIDUP KAMI”
25. “LOGIKA BERDOA” UNTUK AISHA .....
Ternyata aku lebih siap menghadapi “kesenangan”
daripada “kehilangan” maka lahirlah kesedihan. Aku lupa
pada petuah lama bahwa pertemuan memungkinkan
lahirnya perpisahan. Demikian pula kehidupan yang
memastikan kedatangan kematian. Tetapi, jelasjelas aku
tak bisa memahami mengapa dan bagaimana bisa kamu,
Aisha, berada dirumah Bang Malik.
26. KUPATAN .....
Kupatan adalah peristiwa
tahunan yang tak boleh
dilewatkan karena banyak
makanan lezat bakal disajikan
28. SMASH !!!
Melawan SMP Bendo
Berhasil menegecoh lawan dengan
smash menyilang .....
Penonton yang didominasi adalah
penonton warga Takeran bergemuruh
menyambut KEMENANGAN !!!!!
29. SI KUMBANG DAN PESTA OPOR .....
Setiap rumah, seberapa miskin mereka pun,
jika tiba hari raya Lebaran. Maka semua
makanan pasti akan tersedia.
41. Tuhan menaruhmu kenyamanan.
di tempatmu yang MEREKA
sekarang, bukan dibentuk melalui
karena KEBETULAN. KESUKARAN,
Orang yang HEBAT TANTANGAN,
tidak dihasilkan dan AIR MATA
melalui kemudahan,
kesenangan, dan