SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Garwo Omah Dowo
Desclaimer : Semua plot, judul, nama, watak dan cerita yang ada di bawah ini hanya rekaan semata.
Mengangkat isu yang mungkin masih tabu di masyarakat. Bagi yang merasa kurang nyaman boleh di
skip saja.
***
Setro, 1944
Awalnya aku tidak paham. Kenapa wajah bapak tersenyum tapi mengernyit ketakutan. Sepanjang jalan
beliau hanya menggandeng tanganku kuat sekali. Sampai – sampai keringat memenuhi jarak di antara
jari – jari kami yang bertaut.
“Pak, Surti Capek.” Kataku waktu itu.
Kami telah berjalan 4 jam lebih dari desa. Sepeda satu – satunya kesayangan bapak sudah dijual
seminggu lalu waktu Tini sakit.
“Sebentar lagi nduk. Mau lihat kota Setro memang jauh.” Jawabnya sambil tersenyum. Tapi tidak
menyentuh matanya yang mendung.
Setro. Kota provinsi terbesar yang berjarak 30 kilo dari desaku. Kami menempuhnya dengan jalan kaki.
Karena tidak ada uang untuk menyewa andong apalagi kereta.
Kata Bapak kami akan berjalan – jalan di Setro. Melihat kota sibuk itu merupakan impianku sedari
kecil. Tak terkira betapa bahagianya saya ketika digandeng bapak kesana.
“Kenapa Siti tidak ikut pak? ibuk juga.”
Kali ini bapak terdiam sebelum mengatakan kalau Siti masih sakit. Dan ibu di rumah sedang
menjaganya.
Peluhku sudah berpayah – payah. Baju terbaik pemberian ibu kepala desa mulai lusuh karena keringat.
Sanggul minyak wangi rambut juga sudah luntur ketika berkali – kali aku mencoba tetap berjalan meski
kaki sudah kesemutan.
“Kaki Surti sakit pak.”
“Sabar nggeh nduk, itu tinggal di depan sebentar lagi. Sudah kelihatan rumahnya.”
Rumah? Rumah siapa yang sebagus itu? Terbuat dari batu bata pagarnya. Dindingnya menjulang tinggi
warna putih. Ada 3 lantai dengan jendela besar khas bangunan belanda disana.
Aku terpana. Kulihat bapak justru kehilangan senyumnya saat pelan kaki kami mendekati rumah
Panjang megah itu.
Tak lah ku ketahui, kalau saat itu, kami telah sampai di tempat yang akan kalian sebut dengan Omah
Dowo.
***
“Ayo nduk, salim sama bu Maya.”
Saya justru mengkerut di belakang tubuh ayah yang membungkuk hormat kepada Wanita cantik di
depan kami.
Entah kenapa tatapannya membuatku kurang nyaman apalagi ini tempat asing yang belum pernah saya
datangi. Tak pedulilah saya melihat pernak perniknya yang luar biasa cantiknya.
“Moh. Pak.” Jawabku pelan.
“Ndak papa, bu Maya orang baik.” Jawab bapak memegang tanganku. Menarikku melewati tubuhnya
untuk berdiri di depan Wanita asing yang mengamatiku dari ujung kaki sampai kepala.
“Pak, Surti mau pulang. Surti Lelah.” Jawabku setengah merengek.
Kukira berjalan – jalan di kota besar akan membuatku senang. Kukira aku akan berbelanja banyak hal
ketika sampai di Setro. Kukira aku akan jajan makan – makanan enak ketika bapak membawaku kesini.
Bu Maya kini melihatku semakin tajam.
“Umurnya benar 13?” Tanyanya terkesan datar.
“Enjih buk, niki Surti.” Jawab bapakku. Meski terdapat kepatuhan dalam nada suaranya, saya juga bisa
mendengar suara beliau yang justru seperti orang putus asa.
Pantang bagi kami memandang langsung orang kaya. Makanya bapak membungkukkan badannya
sedemikian rupa ketika bertemu dengan Bu Maya.
“Yo wis. Kak terimo anakmu. Ini bawaanmu.” Kata Wanita yang meski terkesan dingin dan kejam, tapi
saat itu, hanya di saat itu, saya melihat matanya melembut seolah menangis melihat keadaanku dan
bapak.
“Matur nuwun bu. Boleh saya bawa Surti jajan sebentar? Dari tadi dia ingin makan sate.” Kata bapakku
setelah menerima bungkusan kain putih dari Bu Maya.
Mendengar kata sate, saya langsung bersemangat lagi. Senyumku merekah begitu saja membayangkan
satu – satunya makanan yang hanya bisa kami rasakan ketika priyayi menyembelih sapi untuk qurban
setahun sekali.
Bapak ikut tersenyum ketika melihatku tersenyum.
Ia berpamitan kepada bu Maya dan menggandeng tanganku keluar.
Kami berjalan – jalan. Benar – benar jalan – jalan seperti yang selalu kuimpikan. Saya menarik tangan
bapak kesana – kemari untuk melihat hal – hal baru di kota besar ini. Yang tentunya tidak ada di desa
kecil kami.
Mulai dari pakaian orang – orangnya yang tidak mengenakan kemben atau jarik, tapi berdasi dan ada
kerahnya.
Sampai bangunan – bangunan besar yang menjulang seolah menutupi langit yang begitu luasnya.
Bapak hanya menurutiku. Beberapa kali kami berpapasan dengan tantara Jepang yang menatap kami
dengan senyum.
Saat itu aku berpikir, kalau tantara Jepang mungkin tidaklah sejahat yang dikatakan orang – orang. Tapi
bapak justru menunduk dan menggandengku menjauh. Memaksaku untuk berlindung di belakang
tubuhnya yang ringkih meski ia menunduk hormat kepada orang – orang berkulit pucat itu.
Setelah cukup lama berjalan. Atau saya yang sudah kelelahan menggandeng bapak kesana kemari,
akhirnya berhentilah kami di sebuah warung sate kelontong.
Dipesannya sepuluh tusuk sate yang baru dibakar sang penjual. Bapak menggiring piring penuh daging
itu kearahku.
“Nah, ini untuk Surti. Dari tadi kan ingin makan sate.”
Saya tersenyum. Kuambil setusuk dan menggigitnya dengan lahap. Itu adalah sate ternikmat yang
pernah saya makan.
Belum habis satu tusuk, kulihat bapak yang hanya diam saja memandangiku dengan raut muka sedih
tapi mulut yang seolah – olah dipaksa untuk tertawa.
“Bapak kenapa tidak makan?” tanyaku.
“Bapak tidak lapar.” Jawabnya.
Kukeluarkan plastic hitam yang sudah kubawa dari rumah.
“Pak, minta dibungkus saja satenya. Surti tidak habis. Ini nanti dimakan sama Tini sama ibuk di rumah
saja. Oleh – oleh dari Setro. Hehe.” Tawaku.
Entah kenapa, kali ini bapak memelukku. Menangis tersedu – sedu sampai pedagang sate memandang
kami dengan haru.
Saya yang tidak tahu apa – apa hanya menepuk – nepuk pelan punggung bapak sambil memasukkan
sate satu per satu ke dalam plastic.
***
“Surti, sekarang ini rumahmu.”
Aku tidak paham apa yang bapak ucapkan.
“Tinggal sama bu Maya sebentar ya. Bapak mau kerja dulu.” Lanjutnya lagi.
Bapak menyodorkan tangannya kearahku. Saya yang masih belum paham apa – apa hanya
menggenggam tangan itu dan salim. Kebiasaan kalau bapak atau ibuk mau pergi keluar.
Ibu selalu mengajariku agar nurut dengan orang tua. Bapak dan ibuk sudah kesusahan mencari uang,
dan jalan satu – satunya untuk meringankan beban mereka sebagai anak orang tidak punya seperti saya
dan Siti adalah dengan menjadi anak yang penurut.
Makanya saya tidak bisa mengatakan apa – apa kala itu. Hanya terdiam terpaku di depan pintu melihat
sosok bapak lambat laun melewati gapura depan yang menjulan begitu tingginya.
Tak lah kukatakan betapa takutnya aku sendirian di rumah orang yang tidak dikenal. Tak lah kukatakan
pada bapak saat itu kalau saya ketakutan dan ingin menangis pulang. Tak lah kukatakan aku ingin
menangis rewel sampai jempalitan agar bapak tidak meninggalkanku sendirian.
Tapi, saya harus manut. Kasian bapak dan ibuk yang sudah kesusahan.
Malam itu, aku masih menunggu bapak datang menjemput. Tidak tidur sama sekali di ranjang susun
yang sudah disediakan bu Maya.
Malam itu, aku masih bertanya – tanya seberapa lama bapak bekerja. Kapan ia akan menjemputku.
Malam itu, aku bernyanyi pelan nyanyian ibu hanya agar bisa menenangkan hati kalau bapak tidak akan
meninggalkanku sendirian disini.
Malam itu, yang rasanya panjang sekali, akhirnya berganti pagi kemudian malam lagi. Kemudian pagi
lagi.
Sampai bungkusan sate di plastic hitam berbau, nyatanya bapak tidak pernah datang menjemputku.
***
Kanzei, Jepang 1944
Kami dilarang mencuri. Seberapa keringpun tubuh saya atau adik – adik saya, ketika perang dilarang
melakukan Tindakan yang akan merugikan orang lain dari bangsa sendiri.
Saya tidak bisa apa – apa kala itu.
Sebagai tulang punggung keluarga setelah ayah tidak ada, saya yang harus menggantikannya untuk
melindungi tiga adik laki – lakiku yang masih kecil. Serta seorang ibu yang sudah tidak kelihatan lagi
paras bersihnya.
“Nama?”
“Sakamoto Kenji.” Jawabku kepada tentara paruh baya di bagian pendaftaran.
Kulihat bayangan ibu yang menggendong adik ketigaku di punggungnya, dan menenteng tangan adik
keduaku agar tidak tersesat di tengah lautan manusia. Kebanyakan hanya para Wanita dan anak – anak
saja yang datang kesana.
“Ikuti barisan didepan untuk mendapatkan seragam.” Lanjutnya.
Kutolehkan kepalaku untuk yang terakhir kali ke arah kerumunan yang terisak di belakang. Para Wanita
dan anak kecil yang sebentar lagi akan kehilangan ayah atau saudara mereka di medan laga.
Ibu tidak menangis. Adik ketigaku tidak terlihat karena tersembunyi di belakang tubuhnya. Adik
keduaku yang baru 3 tahun nampaknya tidak paham kenapa banyak orang menjerit sedih di kerumunan
seperti sekarang.
Adik tertuaku yang baru berusia 5 tahun nampak tegap. Ia tidak mengeluarkan satu tetespun air mata.
Wajahnya tegas dan kaku. Tapi nafasnya naik turun memburu seolah menyimpan sesak karena
kepergianku.
Setelah saya pergi. Dialah yang memiliki kewajiban untuk menjaga ibu dan kedua adikku yang lain.
Terakhi kali, kuberikan mereka dengan dua buah jagung kering setengah menghitam untuk pamitan.
Tidak ada tangis atau isakan dari mulut ibuku. Wajahnya sudah mati termakan susahnya kehidupan
setelah ayah tiada kembali pulang dari perang.
Kini anak pertamanya juga akan menyusul di belakang.
Umur saya kala itu baru 14 tahun. Tapi karena kewajiban kepada negara memanggil. Saya ikutlah kapal
yang akan membawa kami ke negara – negara untuk mempertahankannya dari barat. Kami akan
melindungi penduduk – penduduk itu agar tidak jatuh ke tangan penjajah lagi.
Setidaknya, Itu yang dikatakan komandan.
***

More Related Content

Similar to Garwo Omah Dowo

Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)
Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)
Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)Mungkin AndaKenal
 
Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Andri Goodwood
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Arvinoor Siregar SH MH
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Arvinoor Siregar SH MH
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasiHendryPutrihijau
 
Cerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantianCerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantianNyamuk Hitam
 
Hikayat Cabe Rawit
Hikayat Cabe RawitHikayat Cabe Rawit
Hikayat Cabe RawitSatria
 
Putri seorang saudagar
Putri seorang saudagarPutri seorang saudagar
Putri seorang saudagarnabilamadese
 
Ketika mas gagah pergi helvy tiana rosa
Ketika mas gagah pergi   helvy tiana rosaKetika mas gagah pergi   helvy tiana rosa
Ketika mas gagah pergi helvy tiana rosatengkiu
 
Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Mungkin AndaKenal
 
Persahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuhPersahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuhAmore Tsuki
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Poetra Chebhungsu
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaReza Mahendra
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiTito Aloysius
 

Similar to Garwo Omah Dowo (20)

Tentang aku
Tentang akuTentang aku
Tentang aku
 
Om budi (lumaksono)
Om budi (lumaksono)Om budi (lumaksono)
Om budi (lumaksono)
 
Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)
Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)
Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)
 
Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
 
Ayah dan aku
Ayah dan akuAyah dan aku
Ayah dan aku
 
Cerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantianCerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantian
 
Likaliku hati
Likaliku hatiLikaliku hati
Likaliku hati
 
Para Penanti
Para PenantiPara Penanti
Para Penanti
 
Hikayat Cabe Rawit
Hikayat Cabe RawitHikayat Cabe Rawit
Hikayat Cabe Rawit
 
Putri seorang saudagar
Putri seorang saudagarPutri seorang saudagar
Putri seorang saudagar
 
Ketika mas gagah pergi helvy tiana rosa
Ketika mas gagah pergi   helvy tiana rosaKetika mas gagah pergi   helvy tiana rosa
Ketika mas gagah pergi helvy tiana rosa
 
Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)
 
Persahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuhPersahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuh
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bunda
 
HaPPy16rd
HaPPy16rdHaPPy16rd
HaPPy16rd
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangi
 

Recently uploaded

Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 

Recently uploaded (14)

Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 

Garwo Omah Dowo

  • 1. Garwo Omah Dowo Desclaimer : Semua plot, judul, nama, watak dan cerita yang ada di bawah ini hanya rekaan semata. Mengangkat isu yang mungkin masih tabu di masyarakat. Bagi yang merasa kurang nyaman boleh di skip saja. *** Setro, 1944 Awalnya aku tidak paham. Kenapa wajah bapak tersenyum tapi mengernyit ketakutan. Sepanjang jalan beliau hanya menggandeng tanganku kuat sekali. Sampai – sampai keringat memenuhi jarak di antara jari – jari kami yang bertaut. “Pak, Surti Capek.” Kataku waktu itu. Kami telah berjalan 4 jam lebih dari desa. Sepeda satu – satunya kesayangan bapak sudah dijual seminggu lalu waktu Tini sakit. “Sebentar lagi nduk. Mau lihat kota Setro memang jauh.” Jawabnya sambil tersenyum. Tapi tidak menyentuh matanya yang mendung. Setro. Kota provinsi terbesar yang berjarak 30 kilo dari desaku. Kami menempuhnya dengan jalan kaki. Karena tidak ada uang untuk menyewa andong apalagi kereta. Kata Bapak kami akan berjalan – jalan di Setro. Melihat kota sibuk itu merupakan impianku sedari kecil. Tak terkira betapa bahagianya saya ketika digandeng bapak kesana. “Kenapa Siti tidak ikut pak? ibuk juga.” Kali ini bapak terdiam sebelum mengatakan kalau Siti masih sakit. Dan ibu di rumah sedang menjaganya. Peluhku sudah berpayah – payah. Baju terbaik pemberian ibu kepala desa mulai lusuh karena keringat. Sanggul minyak wangi rambut juga sudah luntur ketika berkali – kali aku mencoba tetap berjalan meski kaki sudah kesemutan. “Kaki Surti sakit pak.” “Sabar nggeh nduk, itu tinggal di depan sebentar lagi. Sudah kelihatan rumahnya.” Rumah? Rumah siapa yang sebagus itu? Terbuat dari batu bata pagarnya. Dindingnya menjulang tinggi warna putih. Ada 3 lantai dengan jendela besar khas bangunan belanda disana. Aku terpana. Kulihat bapak justru kehilangan senyumnya saat pelan kaki kami mendekati rumah Panjang megah itu. Tak lah ku ketahui, kalau saat itu, kami telah sampai di tempat yang akan kalian sebut dengan Omah Dowo. *** “Ayo nduk, salim sama bu Maya.” Saya justru mengkerut di belakang tubuh ayah yang membungkuk hormat kepada Wanita cantik di depan kami. Entah kenapa tatapannya membuatku kurang nyaman apalagi ini tempat asing yang belum pernah saya datangi. Tak pedulilah saya melihat pernak perniknya yang luar biasa cantiknya.
  • 2. “Moh. Pak.” Jawabku pelan. “Ndak papa, bu Maya orang baik.” Jawab bapak memegang tanganku. Menarikku melewati tubuhnya untuk berdiri di depan Wanita asing yang mengamatiku dari ujung kaki sampai kepala. “Pak, Surti mau pulang. Surti Lelah.” Jawabku setengah merengek. Kukira berjalan – jalan di kota besar akan membuatku senang. Kukira aku akan berbelanja banyak hal ketika sampai di Setro. Kukira aku akan jajan makan – makanan enak ketika bapak membawaku kesini. Bu Maya kini melihatku semakin tajam. “Umurnya benar 13?” Tanyanya terkesan datar. “Enjih buk, niki Surti.” Jawab bapakku. Meski terdapat kepatuhan dalam nada suaranya, saya juga bisa mendengar suara beliau yang justru seperti orang putus asa. Pantang bagi kami memandang langsung orang kaya. Makanya bapak membungkukkan badannya sedemikian rupa ketika bertemu dengan Bu Maya. “Yo wis. Kak terimo anakmu. Ini bawaanmu.” Kata Wanita yang meski terkesan dingin dan kejam, tapi saat itu, hanya di saat itu, saya melihat matanya melembut seolah menangis melihat keadaanku dan bapak. “Matur nuwun bu. Boleh saya bawa Surti jajan sebentar? Dari tadi dia ingin makan sate.” Kata bapakku setelah menerima bungkusan kain putih dari Bu Maya. Mendengar kata sate, saya langsung bersemangat lagi. Senyumku merekah begitu saja membayangkan satu – satunya makanan yang hanya bisa kami rasakan ketika priyayi menyembelih sapi untuk qurban setahun sekali. Bapak ikut tersenyum ketika melihatku tersenyum. Ia berpamitan kepada bu Maya dan menggandeng tanganku keluar. Kami berjalan – jalan. Benar – benar jalan – jalan seperti yang selalu kuimpikan. Saya menarik tangan bapak kesana – kemari untuk melihat hal – hal baru di kota besar ini. Yang tentunya tidak ada di desa kecil kami. Mulai dari pakaian orang – orangnya yang tidak mengenakan kemben atau jarik, tapi berdasi dan ada kerahnya. Sampai bangunan – bangunan besar yang menjulang seolah menutupi langit yang begitu luasnya. Bapak hanya menurutiku. Beberapa kali kami berpapasan dengan tantara Jepang yang menatap kami dengan senyum. Saat itu aku berpikir, kalau tantara Jepang mungkin tidaklah sejahat yang dikatakan orang – orang. Tapi bapak justru menunduk dan menggandengku menjauh. Memaksaku untuk berlindung di belakang tubuhnya yang ringkih meski ia menunduk hormat kepada orang – orang berkulit pucat itu. Setelah cukup lama berjalan. Atau saya yang sudah kelelahan menggandeng bapak kesana kemari, akhirnya berhentilah kami di sebuah warung sate kelontong. Dipesannya sepuluh tusuk sate yang baru dibakar sang penjual. Bapak menggiring piring penuh daging itu kearahku. “Nah, ini untuk Surti. Dari tadi kan ingin makan sate.”
  • 3. Saya tersenyum. Kuambil setusuk dan menggigitnya dengan lahap. Itu adalah sate ternikmat yang pernah saya makan. Belum habis satu tusuk, kulihat bapak yang hanya diam saja memandangiku dengan raut muka sedih tapi mulut yang seolah – olah dipaksa untuk tertawa. “Bapak kenapa tidak makan?” tanyaku. “Bapak tidak lapar.” Jawabnya. Kukeluarkan plastic hitam yang sudah kubawa dari rumah. “Pak, minta dibungkus saja satenya. Surti tidak habis. Ini nanti dimakan sama Tini sama ibuk di rumah saja. Oleh – oleh dari Setro. Hehe.” Tawaku. Entah kenapa, kali ini bapak memelukku. Menangis tersedu – sedu sampai pedagang sate memandang kami dengan haru. Saya yang tidak tahu apa – apa hanya menepuk – nepuk pelan punggung bapak sambil memasukkan sate satu per satu ke dalam plastic. *** “Surti, sekarang ini rumahmu.” Aku tidak paham apa yang bapak ucapkan. “Tinggal sama bu Maya sebentar ya. Bapak mau kerja dulu.” Lanjutnya lagi. Bapak menyodorkan tangannya kearahku. Saya yang masih belum paham apa – apa hanya menggenggam tangan itu dan salim. Kebiasaan kalau bapak atau ibuk mau pergi keluar. Ibu selalu mengajariku agar nurut dengan orang tua. Bapak dan ibuk sudah kesusahan mencari uang, dan jalan satu – satunya untuk meringankan beban mereka sebagai anak orang tidak punya seperti saya dan Siti adalah dengan menjadi anak yang penurut. Makanya saya tidak bisa mengatakan apa – apa kala itu. Hanya terdiam terpaku di depan pintu melihat sosok bapak lambat laun melewati gapura depan yang menjulan begitu tingginya. Tak lah kukatakan betapa takutnya aku sendirian di rumah orang yang tidak dikenal. Tak lah kukatakan pada bapak saat itu kalau saya ketakutan dan ingin menangis pulang. Tak lah kukatakan aku ingin menangis rewel sampai jempalitan agar bapak tidak meninggalkanku sendirian. Tapi, saya harus manut. Kasian bapak dan ibuk yang sudah kesusahan. Malam itu, aku masih menunggu bapak datang menjemput. Tidak tidur sama sekali di ranjang susun yang sudah disediakan bu Maya. Malam itu, aku masih bertanya – tanya seberapa lama bapak bekerja. Kapan ia akan menjemputku. Malam itu, aku bernyanyi pelan nyanyian ibu hanya agar bisa menenangkan hati kalau bapak tidak akan meninggalkanku sendirian disini. Malam itu, yang rasanya panjang sekali, akhirnya berganti pagi kemudian malam lagi. Kemudian pagi lagi. Sampai bungkusan sate di plastic hitam berbau, nyatanya bapak tidak pernah datang menjemputku. ***
  • 4. Kanzei, Jepang 1944 Kami dilarang mencuri. Seberapa keringpun tubuh saya atau adik – adik saya, ketika perang dilarang melakukan Tindakan yang akan merugikan orang lain dari bangsa sendiri. Saya tidak bisa apa – apa kala itu. Sebagai tulang punggung keluarga setelah ayah tidak ada, saya yang harus menggantikannya untuk melindungi tiga adik laki – lakiku yang masih kecil. Serta seorang ibu yang sudah tidak kelihatan lagi paras bersihnya. “Nama?” “Sakamoto Kenji.” Jawabku kepada tentara paruh baya di bagian pendaftaran. Kulihat bayangan ibu yang menggendong adik ketigaku di punggungnya, dan menenteng tangan adik keduaku agar tidak tersesat di tengah lautan manusia. Kebanyakan hanya para Wanita dan anak – anak saja yang datang kesana. “Ikuti barisan didepan untuk mendapatkan seragam.” Lanjutnya. Kutolehkan kepalaku untuk yang terakhir kali ke arah kerumunan yang terisak di belakang. Para Wanita dan anak kecil yang sebentar lagi akan kehilangan ayah atau saudara mereka di medan laga. Ibu tidak menangis. Adik ketigaku tidak terlihat karena tersembunyi di belakang tubuhnya. Adik keduaku yang baru 3 tahun nampaknya tidak paham kenapa banyak orang menjerit sedih di kerumunan seperti sekarang. Adik tertuaku yang baru berusia 5 tahun nampak tegap. Ia tidak mengeluarkan satu tetespun air mata. Wajahnya tegas dan kaku. Tapi nafasnya naik turun memburu seolah menyimpan sesak karena kepergianku. Setelah saya pergi. Dialah yang memiliki kewajiban untuk menjaga ibu dan kedua adikku yang lain. Terakhi kali, kuberikan mereka dengan dua buah jagung kering setengah menghitam untuk pamitan. Tidak ada tangis atau isakan dari mulut ibuku. Wajahnya sudah mati termakan susahnya kehidupan setelah ayah tiada kembali pulang dari perang. Kini anak pertamanya juga akan menyusul di belakang. Umur saya kala itu baru 14 tahun. Tapi karena kewajiban kepada negara memanggil. Saya ikutlah kapal yang akan membawa kami ke negara – negara untuk mempertahankannya dari barat. Kami akan melindungi penduduk – penduduk itu agar tidak jatuh ke tangan penjajah lagi. Setidaknya, Itu yang dikatakan komandan. ***