Maya terlambat berangkat sekolah karena kesulitan mendapatkan transportasi. Ia terpaksa berjalan kaki dan mengalami berbagai kesulitan seperti dihukum berdiri di lapangan sekolah karena terlambat. Pada akhirnya ia bisa mengikuti pelajaran setelah mendapat ijin dari guru BK, meski masih merasa malu karena pengalaman terlambatnya itu.
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Mayasari punya story
1. Aku dan Sebuah Cerita
Mayasa
ri
Terlambat
Berangkat
Sekolah
2. Hai guys, namaku Mayasari. Biasa dipanggil Maya dan Mayasari.
Jika kau ingin memanggilku Sari, lebih baik
jangan ya! Karna panggilan itu cukup asing di telingaku.
Okeh? Iyak, terima kasih jika kau setuju. Memang
lebih baik seperti itu.
Emm sebenarnya aku bukan ingin membicarakan soal nama,
melainkan soal kisahku saat aku duduk di kelas
sepuluh SMA. Sebetulnya ini bisa dikatakan sebuah cerita dan bisa juga
dikatakan sebuah pengalaman yang
membuatku cukup malu dan tentu sangat menyebalkan.
Apa kau tau itu? Tidak tau kan? Baiklah biarku beri tau.
BEGINI…
Hai…
Terlambat
Berangkat
Sekolah
3. Pagi itu kurang lebih pukul 06.40 WIB. Dari rumah aku tergesa-gesa
jalan kaki dengan sesekali berlari kecil mengejar waktu untuk segera
sampai ke jalan raya Kracaan tempatku biasa menunggu mobil metromini
berwarna orange. Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat juga.
Cukup 15 menit aku bisa sampai ke jalan raya itu. 15 menit? Iya,
akhirnya pukul tujuh pun telah tiba setelah aku cukup lama menunggu
metromini yang ku percaya selalu berwarna orange itu. Datang bus di
depan ku, terpaksa aku harus berpaling dari metromini
berwarna orange itu dan pergi bersama bus yang jelas-jelas sudah pasti
akan menghantarkan ku ke sekolahku
terdekat.
Terlambat
Berangkat
Sekolah
4. Dengan cepat aku menaiki bus itu. Ku lihat tidak ada seorang pun yang berseragam
putih abu-abu yang juga adalah siswa siswi dari SMA N 2 Demak tercinta kecuali aku
seorang. Uh, aku sendirian terlambat ke sekolah. Setidaknya beri aku teman terlambat
agar aku dapat sedikit tenang. Biarlah!
Aku fikir dengan bus ini aku dapat segera sampai ke sekolah dalam waktu 5 menit.
Tapi ternyata bus ini telah memberikanku harapan palsu. Bagaimana tidak? Tiba-tiba
saja bus ini berputar balik setelah sampai di gang Garuda.
‘’Hlu hlu hlu lek, hlu lek kok mbalek?’’ dengan bloonnya aku bertanya-tanya seperti itu.
Ada apa dengan supir ini? Kenapa berputar balik? Jelas-jelas sekolahanku kan masih
lurus? Woy, gila, ternyata bus ini hanya mentok di tempat sini saja. Lalu untuk apa ada
terminal kalau mereka saja tidak menggunakannya dengan tepat. ‘’uh, sial.’’
Terlambat
Berangkat
Sekolah
5. Aku terpaksa turun dan meninggalkan bus PHP itu. Ku sodorkan uang seribu rupiah
sebagai imbalannya. Tapi ditolak. Wah baik juga ini orang ya. Tau saja kalau uang
sakuku memang sedang menipis. Jelas tipis lah, namanya juga uang kertas.
Ah, tidak. Aku sudah terlambat ke sekolah. Lagi-lagi metromini orange itu tak kunjung
datang. Terpaksa aku harus jalan kaki daripada harus berlama-lama menunggunya.
Aku terus berjalan sambil sesekali berlari kecil. Mulutku tak berhenti menggerutu
ngebuli si bus PHP itu. Kecewa, banget.
Aku celingukan ke arah kananku. Berharap ada seseorang yang dengan suka rela
menebengiku ke sekolah. Wah nampaknya tidak ada seorang pun yang memakai
seragam sekolah. Kecuali aku. Kasihan ya? Ah, tidak apa-apa. Aku masih kuat, aku
strong. Sungguh.
Terlambat
Berangkat
Sekolah
6. Lihat! Sekolahan itu sudah terlihat dari mataku memandang. Aku sampai tidak sempat
melirik ponselku. Jam berapakah ini? Ah, aku tidak peduli. Yang aku pedulikan adalah
aku harus segera masuk ke halaman sekolah itu. Walaupun aku tahu nanti akhirnya
pun aku akan dihukum juga.
Oh, tidak. Gerbang itu sudah tertutup dan di depannya dijaga oleh Pak Untung. Wah,
seram. Aku mulai deg-degan, tegang dan kelagepan. Keringatku pun mulai bercucuran
dari setiap pori-pori tubuhku, termasuk mata. Oh, tidak tidak. Jangan sekarang. Aku
malu jika harus menangis di sini.
Terlambat
Berangkat
Sekolah
7. Aku menjawab pertanyaan dari beliau. Sepertinya jawabanku ini sudah tidak asing
lagi di telinga. Akhirnya gerbang itu dibuka dan aku diperintahkan untuk masuk.
Ternyata benar, aku dihukum. Aku berdiri sendirian di lapangan utama. Cahaya
matahari memancar di seluruh tubuhku. Ku lihat di sekelilingku, tidak ada siapa-
siapa. Lagi-lagi hanya aku sendirian.
Aku berdiri dan terus memandang ke depan dengan perasaan sedih. Mataku mulai
berkaca-kaca. Tapi aku tidak ingin menangis. Malulah.
Bel berbunyi pertanda jam ke-2 telah tiba. Hukumanku sudah selesai. Pak Badi guru
BK memanggilku. Aku berjalan menuju ruang BK dan menulis surat ijin masuk kelas.
Pak Badi pun menandatangani surat itu lalu mempersilahkan aku untuk masuk ke
kelas.
Terlambat
Berangkat
Sekolah
8. Kebetulan jadwal pelajaran kali ini adalah ke ruang lab.TIK. Setelah aku berikan
surat ijin itu kepada guruku, akhirnya aku pun boleh mengikuti pelajaran dengan
baik.
Dengan baik? Yah, aku harap seperti itu. Karna perasaanku kini sudah lega. Aku
lega.
Terlambat
Berangkat
Sekolah
leganye…
hm.. betul betul
betul…