SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Structured
English (SE) &
Pseudocode
By. Rika Febriana, Skom, MMSI
Pendahuluan
Peralatan non-grafikal yang digunakan secara umum untuk
mengembangkan system informasi adalah :
 Kamus Data
 Structured English (SE)
 Pseudocode
Alat yang baik untuk menggambarkan keputusan yang
komplek adalah :
 Bagan Alir (Flowchart)
 Tabel Keputusan (decision Table)
 Pohon Keputusan (Decision Tree)
Structured English (SE)
 Peralatan pengembangan system yang menggunakan struktur bahasa
inggris dan mirip bahasa pemograman
 SE merupakan alat yang efisien untuk menerangkan algoritma dalam
bentuk narasi bukan dalam bentuk grafik dan mirip dengan
pseudocode
 SE digunakan untuk komunikasi antara perancang dengan pemakai
dalam menjelaskan algoritma
 Pseudocode digunakan untuk komunikasi antara perancang dengan
programmer
 SE sering digunakan dengan DFD untuk mendokumentasikan proses-
proses yang ada dalam sistem
Petunjuk dalam membuat
Structured English
Gunakan hanya tiga bentuk pemrograman
terstruktur, sepeti urutan seleksi/kondisi,
dan perulangan/iterasi
Gunakan kata kerja bila menerangkan
tiap langkah pengolahan
Tambahkan kata kerja dengan satu
atau lebih objek bila perlu
Gunakan huruf besar untuk semua nama data, sintaks
komputer, seperti START, STOP, IF, THEN dan ELSE.
01
02
03
04
05
Gunakan nama-nama data yang
telah didefinisikan dalam kamus
data.
Petunjuk dalam membuat
Structured English
Indent untuk menunjukkan struktur
system secara hirarki.
Bila dokumentasi dibagi ke dalam
beberapa modul, gunakan baris
pertama masingmasing modul untuk
label pengindentifikasi dan berikan
baris kosong diantara modul.
Tiap modul harus hanya memiliki
point entry dan exit tunggal.
06
07
08
Kata Kerja dan Objek
 Umumnya entri-entri yang ada dimulai dengan kata kerja yang
membutuhkan satu objek tunggal seperti READ,COMPUTE atau
WRITE
 Entri yang membutuhkan banyak objek, seperti COMPUTE GAJI-
POKOK,UANG-LEMBUR,GAJI-KOTOR
 Dua entri yang tidak akan membutuhkan suatu objek : START
dan STOP/EXIT
 Tanda “-“ diikutsertakan dalam nama-nama data sesuai dengan
bagaimana nama-nama tersebut didefinisikan dalam kamus
data
PSEUDOCODE
 suatu alternative dari SE dan mirip dengan beberapa kode
pemrograman, seperti COBOL, PL1, Fortran, PASCAL
 mudah bagi para programmer untuk menggunakan dan
mengerti pseudocode, tetapi pseudocode tidak cocok bagi
seseorang yang bukan programmer
 pseudocode juga tidak memiliki standar penulisan dan memiliki
3 bentuk pemrograman terstruktur, seperti urutan,
seleksi/kondisi dan perulangan/iterasi
Gaya Penulisan PSEUDOCODE
 Kata kunci (keywords) atau kata cadangan (reserved words)
ditulis dengan huruf tebal atau huruf kapital atau digaris
bawahi dan kata-kata yang lainnya ditulis dengan huruf kecil.
 Kata kunci (IF, THEN, ELSE, REPEAT, UNTIL, FOR, DO, WHILE)
yang membentuk struktur ditulis dengan menggunakan huruf
kapital dan kata-kata yang tercantum di dalam kamus data
ditulis dengan diberi garis bawah.
STRUKTUR PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
Struktur dasar ini terdiri dari 3 macam struktur, yakni :
 Struktur Urut (sequence structure)
terdiri dari sebuah instruksi atau blok dari instruksi yang
tidak mempunyai perulangan atau keputusan di dalamnya
 Struktur Keputusan (decision structure)
terdiri atas If - Then , If - Then - Else dan Case
 Struktur Iterasi (iteration structure)
terdiri atas : For, Repeat, Do-While
Struktur Urut (sequence structure)
Struktur If - Then
Struktur If - Then - Else
Struktur Case
Struktur For
Struktur Repeat
Struktur Do-While
Tabel Keputusan (Decision Tree)
 tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menyederhanakan logika struktur keputusan yang betingkat-
tingkat di dalam program
 Algoritma yang berisi keputusan bertingkat yang banyak sekali
dan sangat sulit digambarkan langsung dengan structured
English atau pseudocode dan dapat dibuat terlebih dahulu
dengan menggunakan tabel keputusan
 digunakan bilamana kondisi yang akan diseleksi di dalam
program jumlahnya cukup banyak dan rumit
Struktur dari tabel keputusan
Struktur dari tabel keputusan
 Condition sub  berisi kondisi-kondisi yang akan diseleksi
 Condition entry  berisi kemungkinan-kemungkinan dari
kondisi yang diseleksi, yaitu terpenuhi (diberi symbol ‘Y’) dan
tidak terpenuhi (diberi symbol ‘T’)
 Bila ada x kondisi yang diseleksi, maka akan terdapat N
kemungkinan kejadian, yaitu sebesar N = 2ͯ
 Action sub  berisi pernyataan-pernyataan yang akan
dikerjakan baik kondisi yang diseleksi terpenuhi maupun tidak
terpenuhi
 Action entry  digunakan untuk memberi tanda tindakan mana
yang akan dilakukan dan mana yang tidak akan dilakukan
Langkah-langkah membuat tabel keputusan
1. Menentukan kondisi yang akan diseleksi
2. Menentukan jumlah kemungkinan kejadian yang akan terjadi,
yaitu sebanyak N = 2³= 8
3. Menentukan tindakan yang akan dikerjakan
4. Mengisi condition entry, diisi sedemikian rupa, sehingga
semua kemungkinan kejadian bisa terwakili.
5. Mengisi action entry, diisi kolom demi kolom dari kolom
pertama sampai kolom ke N.
Contoh tabel keputusan
Pohon Keputusan (Decision Tree)
 Pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah
yang dapat diambil dari masalah tersebut. Pohon tersebut juga
memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/probablitas yang
akan mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan tersebut,
disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita
mengambil alternatif keputusan tersebut.
 Manfaat : Kemampuannya untuk mem-break down proses
pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel
sehingga pengambil keputusan akan lebih
menginterpretasikan solusi dari permasalahan
Pohon Keputusan (Decision Tree)
 Metode yang berudaha menemukan fungsi-fungsi pendekatan
yang bernilai diskrit
 Banyak digunakan dalam data mining untuk klasifikasi
 Dua fase : Learning/ pembelajaran dan pengujian
 Jenis Metode Decision Tree :
 ID3(Iterative Dychotomizer version 3)
 Assistant
 Algoritma C45
 CART
 GUIDE
Konsep Dasar Pohon Keputusan
Simbol Keputusan / Alternatif Keputusan
Simbol Kemungkinan / Perkiraan hasil (dampak)
Garis penghubung (Decision Fork)
Alternatif kemungkinan yang terjadi / change
fork
Simbol Cabang keputusan / Penghubung
Node Pohon Keputusan (Decision Tree)
Pada pohon keputusan terdapat tiga jenis node, antara lain :
1. Akar (Root)
Merupakan node teratas, pada node ini tidak ada input dan dapat
tidak mempunyai output atau dapat mempunyai output lebih dari
satu.
2. Internal node
Merupakan node percabangan, pada node ini hanya terdapat satu
input dan mempunyai output minimal dua.
3. Daun (leaf)
Merupakan node akhir atau terminal node, pada node ini hanya
terdapat satu input dan tidak mempunyai output (simpul terminal).
Format Pohon Keputusan
Tahap Pembentukan Pohon Keputusan
Pembentukan pohon keputusan terdiri dari beberapa tahap :
 Konstruksi pohon
 Pemangkasan pohon (tree pruning)
 Pembentukan aturan keputusan
Pruning ada dua pendekatan yaitu :
 Pre-pruning
 Post-pruning
Tahapan Penggambaran Pohon Keputusan
1. Tentukan kumpulan keputusan awal;
2. Tentukan hasil yang diperkirakan terjadi dari alternatif
keputusan awal;
Jika perlu:
1. Tentukan adanya alternatif keputusan lanjutan;
2. Tentukan hasil yang diperkirakan terjadi dari alternatif
keputusan lanjutan
Kelebihan Pohon Keputusan
 Mudah mengintegrasikan dengan sistem basis data.
 Memiliki ketelitian yang baik.
 Dapat menemukan gabungan tak terduga dari suatu data.
 Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks
dan sangat global dapat diubah menjadi lebih sederhana dan
spesifik.
 Dapat melakukan eliminasi untuk perhitungan-perhitungan
yang tidak diperlukan.
 Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda,
fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria
dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama.
Kekurangan Pohon Keputusan
1. Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang
digunakan jumlahnya sangat banyak
2. Pengakumulasian jumlah error dari setiap tingkat dalam
sebuah pohon keputusan yang besar
3. Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal
4. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon
keputusan sangat bergantung pada bagaimana pohon
tersebut didesain.
Contoh Kasus 1 :
Tuan Rukmana seorang investor memiliki uang Rp. 1 M dan
berkeinginan untuk berinvestasi penanaman coklat
Selama ini uang yang dimilikinya hanya di depositokan di bank dan
selalu memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga deposito
Contoh Kasus 2 :
Asumsikan anda mempunyai sejumlah dana untuk diinvestasikan
pada dua alternatif proyek, yaitu proyek A dan B.
Peluang proyek A akan memberikan keuntungan adalah 20%
dengan nilai keuntungan 50 juta.
Peluang proyek B akan memberikan keuntungan adalah 45%
dengan nilai keuntungan 10 juta.
Buatlah pohon keputusan untuk membantu anda dalam mengambil
keputusan
Structured english (se)

More Related Content

What's hot

ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar StatistikaESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar StatistikaAncilla Kustedjo
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianalexmendrofa
 
7. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 27. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 2Farhatunisa
 
Penyajian data statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Penyajian data statistika ekonomi dan bisnis.pptPenyajian data statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Penyajian data statistika ekonomi dan bisnis.pptDeby Andriana
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6Dwi Mardianti
 
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6Annisa Khoerunnisya
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterRetna Rindayani
 
Analisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaAnalisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaMitha Viani
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganYusuf Darismah
 
Statistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis Trend
Statistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis TrendStatistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis Trend
Statistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis TrendZombie Black
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2Dwi Mardianti
 
Ukuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.pptUkuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.pptDeby Andriana
 
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMIANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMIBiyah Djauhar
 
Catatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomiCatatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomiichzan ghafiora
 
Deret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeby Andriana
 
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika DeskriptifDistribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika DeskriptifAnggi Lestari
 

What's hot (20)

ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar StatistikaESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
 
7. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 27. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 2
 
Penyajian data statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Penyajian data statistika ekonomi dan bisnis.pptPenyajian data statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Penyajian data statistika ekonomi dan bisnis.ppt
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 6
 
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 6
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
 
Analisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaAnalisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhana
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
 
Statistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis Trend
Statistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis TrendStatistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis Trend
Statistika Deskriptif - Bab 05 - Analisis Trend
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
 
Ukuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.pptUkuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.ppt
 
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMIANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
 
P-5 DISTRIBUSI FREKUENSI.pptx
P-5  DISTRIBUSI FREKUENSI.pptxP-5  DISTRIBUSI FREKUENSI.pptx
P-5 DISTRIBUSI FREKUENSI.pptx
 
Catatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomiCatatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomi
 
Minggu 4_Klasifikasi Data
Minggu 4_Klasifikasi DataMinggu 4_Klasifikasi Data
Minggu 4_Klasifikasi Data
 
Deret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.ppt
 
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika DeskriptifDistribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
 

Similar to Structured english (se)

SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...Khusrul Kurniawan
 
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...shafa safina
 
Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12
Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12
Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12Nadya Natalia
 
Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...
Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...
Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...septiansch1623
 
Pertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptxPertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptxFahmiZuhri2
 
Pertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptxPertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptxFahmiZuhri2
 
33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docx
33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docx33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docx
33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docxMuhamadSohari
 
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...aprilia wahyu perdani
 
DSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan Mahasiswa
DSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan MahasiswaDSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan Mahasiswa
DSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan MahasiswaFebry San
 
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...rika43116110306
 
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptxPRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptxAgungWahyudi66
 
Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...
Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...
Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...nurfadilahhh1
 

Similar to Structured english (se) (20)

Jurnal dss
Jurnal dssJurnal dss
Jurnal dss
 
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Kep...
 
Konsep data mining
Konsep data miningKonsep data mining
Konsep data mining
 
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
 
Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12
Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12
Sim, hapsi ali, nadya natalia 43116110318, forum 12
 
Bab iv ragam dialog
Bab iv ragam dialogBab iv ragam dialog
Bab iv ragam dialog
 
Tugas psi
Tugas psiTugas psi
Tugas psi
 
Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...
Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...
Sim 12, septian hilmawan, prof. dr. ir. h. hapzi ali, mm, sistem pengambilan ...
 
Pertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptxPertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 2 Mengenal Sistem Pakar.pptx
 
Pertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptxPertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptx
Pertemuan 1 Mengenal Sistem Pakar.pptx
 
33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docx
33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docx33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docx
33.-Analisis-Perancangan-Sistem.docx
 
Sap aps-ata10
Sap aps-ata10Sap aps-ata10
Sap aps-ata10
 
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukun...
 
DSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan Mahasiswa
DSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan MahasiswaDSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan Mahasiswa
DSS Sistem Pendukung Keputusan Untuk Beasiswa Kalangan Mahasiswa
 
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengam...
 
Proses-spec.pdf
Proses-spec.pdfProses-spec.pdf
Proses-spec.pdf
 
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptxPRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
 
Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...
Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...
Sim, 10, nurfadilah, hapzi ali, decision support system , universitas mercubu...
 
Sistem pengambilan keputusan
Sistem pengambilan keputusanSistem pengambilan keputusan
Sistem pengambilan keputusan
 
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung KeputusanSistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan
 

Structured english (se)

  • 1. Structured English (SE) & Pseudocode By. Rika Febriana, Skom, MMSI
  • 2. Pendahuluan Peralatan non-grafikal yang digunakan secara umum untuk mengembangkan system informasi adalah :  Kamus Data  Structured English (SE)  Pseudocode Alat yang baik untuk menggambarkan keputusan yang komplek adalah :  Bagan Alir (Flowchart)  Tabel Keputusan (decision Table)  Pohon Keputusan (Decision Tree)
  • 3. Structured English (SE)  Peralatan pengembangan system yang menggunakan struktur bahasa inggris dan mirip bahasa pemograman  SE merupakan alat yang efisien untuk menerangkan algoritma dalam bentuk narasi bukan dalam bentuk grafik dan mirip dengan pseudocode  SE digunakan untuk komunikasi antara perancang dengan pemakai dalam menjelaskan algoritma  Pseudocode digunakan untuk komunikasi antara perancang dengan programmer  SE sering digunakan dengan DFD untuk mendokumentasikan proses- proses yang ada dalam sistem
  • 4. Petunjuk dalam membuat Structured English Gunakan hanya tiga bentuk pemrograman terstruktur, sepeti urutan seleksi/kondisi, dan perulangan/iterasi Gunakan kata kerja bila menerangkan tiap langkah pengolahan Tambahkan kata kerja dengan satu atau lebih objek bila perlu Gunakan huruf besar untuk semua nama data, sintaks komputer, seperti START, STOP, IF, THEN dan ELSE. 01 02 03 04 05 Gunakan nama-nama data yang telah didefinisikan dalam kamus data.
  • 5. Petunjuk dalam membuat Structured English Indent untuk menunjukkan struktur system secara hirarki. Bila dokumentasi dibagi ke dalam beberapa modul, gunakan baris pertama masingmasing modul untuk label pengindentifikasi dan berikan baris kosong diantara modul. Tiap modul harus hanya memiliki point entry dan exit tunggal. 06 07 08
  • 6. Kata Kerja dan Objek  Umumnya entri-entri yang ada dimulai dengan kata kerja yang membutuhkan satu objek tunggal seperti READ,COMPUTE atau WRITE  Entri yang membutuhkan banyak objek, seperti COMPUTE GAJI- POKOK,UANG-LEMBUR,GAJI-KOTOR  Dua entri yang tidak akan membutuhkan suatu objek : START dan STOP/EXIT  Tanda “-“ diikutsertakan dalam nama-nama data sesuai dengan bagaimana nama-nama tersebut didefinisikan dalam kamus data
  • 7. PSEUDOCODE  suatu alternative dari SE dan mirip dengan beberapa kode pemrograman, seperti COBOL, PL1, Fortran, PASCAL  mudah bagi para programmer untuk menggunakan dan mengerti pseudocode, tetapi pseudocode tidak cocok bagi seseorang yang bukan programmer  pseudocode juga tidak memiliki standar penulisan dan memiliki 3 bentuk pemrograman terstruktur, seperti urutan, seleksi/kondisi dan perulangan/iterasi
  • 8. Gaya Penulisan PSEUDOCODE  Kata kunci (keywords) atau kata cadangan (reserved words) ditulis dengan huruf tebal atau huruf kapital atau digaris bawahi dan kata-kata yang lainnya ditulis dengan huruf kecil.  Kata kunci (IF, THEN, ELSE, REPEAT, UNTIL, FOR, DO, WHILE) yang membentuk struktur ditulis dengan menggunakan huruf kapital dan kata-kata yang tercantum di dalam kamus data ditulis dengan diberi garis bawah.
  • 9. STRUKTUR PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR Struktur dasar ini terdiri dari 3 macam struktur, yakni :  Struktur Urut (sequence structure) terdiri dari sebuah instruksi atau blok dari instruksi yang tidak mempunyai perulangan atau keputusan di dalamnya  Struktur Keputusan (decision structure) terdiri atas If - Then , If - Then - Else dan Case  Struktur Iterasi (iteration structure) terdiri atas : For, Repeat, Do-While
  • 12. Struktur If - Then - Else
  • 17. Tabel Keputusan (Decision Tree)  tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyederhanakan logika struktur keputusan yang betingkat- tingkat di dalam program  Algoritma yang berisi keputusan bertingkat yang banyak sekali dan sangat sulit digambarkan langsung dengan structured English atau pseudocode dan dapat dibuat terlebih dahulu dengan menggunakan tabel keputusan  digunakan bilamana kondisi yang akan diseleksi di dalam program jumlahnya cukup banyak dan rumit
  • 18. Struktur dari tabel keputusan
  • 19. Struktur dari tabel keputusan  Condition sub  berisi kondisi-kondisi yang akan diseleksi  Condition entry  berisi kemungkinan-kemungkinan dari kondisi yang diseleksi, yaitu terpenuhi (diberi symbol ‘Y’) dan tidak terpenuhi (diberi symbol ‘T’)  Bila ada x kondisi yang diseleksi, maka akan terdapat N kemungkinan kejadian, yaitu sebesar N = 2ͯ  Action sub  berisi pernyataan-pernyataan yang akan dikerjakan baik kondisi yang diseleksi terpenuhi maupun tidak terpenuhi  Action entry  digunakan untuk memberi tanda tindakan mana yang akan dilakukan dan mana yang tidak akan dilakukan
  • 20. Langkah-langkah membuat tabel keputusan 1. Menentukan kondisi yang akan diseleksi 2. Menentukan jumlah kemungkinan kejadian yang akan terjadi, yaitu sebanyak N = 2³= 8 3. Menentukan tindakan yang akan dikerjakan 4. Mengisi condition entry, diisi sedemikian rupa, sehingga semua kemungkinan kejadian bisa terwakili. 5. Mengisi action entry, diisi kolom demi kolom dari kolom pertama sampai kolom ke N.
  • 22. Pohon Keputusan (Decision Tree)  Pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil dari masalah tersebut. Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/probablitas yang akan mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan tersebut, disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatif keputusan tersebut.  Manfaat : Kemampuannya untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan
  • 23. Pohon Keputusan (Decision Tree)  Metode yang berudaha menemukan fungsi-fungsi pendekatan yang bernilai diskrit  Banyak digunakan dalam data mining untuk klasifikasi  Dua fase : Learning/ pembelajaran dan pengujian  Jenis Metode Decision Tree :  ID3(Iterative Dychotomizer version 3)  Assistant  Algoritma C45  CART  GUIDE
  • 24. Konsep Dasar Pohon Keputusan Simbol Keputusan / Alternatif Keputusan Simbol Kemungkinan / Perkiraan hasil (dampak) Garis penghubung (Decision Fork) Alternatif kemungkinan yang terjadi / change fork Simbol Cabang keputusan / Penghubung
  • 25. Node Pohon Keputusan (Decision Tree) Pada pohon keputusan terdapat tiga jenis node, antara lain : 1. Akar (Root) Merupakan node teratas, pada node ini tidak ada input dan dapat tidak mempunyai output atau dapat mempunyai output lebih dari satu. 2. Internal node Merupakan node percabangan, pada node ini hanya terdapat satu input dan mempunyai output minimal dua. 3. Daun (leaf) Merupakan node akhir atau terminal node, pada node ini hanya terdapat satu input dan tidak mempunyai output (simpul terminal).
  • 26.
  • 28. Tahap Pembentukan Pohon Keputusan Pembentukan pohon keputusan terdiri dari beberapa tahap :  Konstruksi pohon  Pemangkasan pohon (tree pruning)  Pembentukan aturan keputusan Pruning ada dua pendekatan yaitu :  Pre-pruning  Post-pruning
  • 29. Tahapan Penggambaran Pohon Keputusan 1. Tentukan kumpulan keputusan awal; 2. Tentukan hasil yang diperkirakan terjadi dari alternatif keputusan awal; Jika perlu: 1. Tentukan adanya alternatif keputusan lanjutan; 2. Tentukan hasil yang diperkirakan terjadi dari alternatif keputusan lanjutan
  • 30. Kelebihan Pohon Keputusan  Mudah mengintegrasikan dengan sistem basis data.  Memiliki ketelitian yang baik.  Dapat menemukan gabungan tak terduga dari suatu data.  Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global dapat diubah menjadi lebih sederhana dan spesifik.  Dapat melakukan eliminasi untuk perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan.  Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama.
  • 31. Kekurangan Pohon Keputusan 1. Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang digunakan jumlahnya sangat banyak 2. Pengakumulasian jumlah error dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar 3. Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal 4. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon keputusan sangat bergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.
  • 32. Contoh Kasus 1 : Tuan Rukmana seorang investor memiliki uang Rp. 1 M dan berkeinginan untuk berinvestasi penanaman coklat Selama ini uang yang dimilikinya hanya di depositokan di bank dan selalu memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga deposito
  • 33.
  • 34. Contoh Kasus 2 : Asumsikan anda mempunyai sejumlah dana untuk diinvestasikan pada dua alternatif proyek, yaitu proyek A dan B. Peluang proyek A akan memberikan keuntungan adalah 20% dengan nilai keuntungan 50 juta. Peluang proyek B akan memberikan keuntungan adalah 45% dengan nilai keuntungan 10 juta. Buatlah pohon keputusan untuk membantu anda dalam mengambil keputusan