SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
155
STRATEGI PEMBERDAYAAN PENGENTASAN KEMISKINAN
PADA PNPM MANDIRI
Sukidjo
FISE Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
Poverty eradication is one indicator of the success of the development attempts.
Poverty is a complex and multidimensional problem. Attempts to eradicate
poverty that have been made so far are not successful because they focus only on
economic aspects, not on empowerment and involvement of the local people by
establishing local societal institutions. Autonomous PNPM is a program to
eradicate poverty that is based on empowerment through learning by (1) creating
an atmosphere accommodating values of universal humanitarianism, societal
principles and sustainable development (2) strengthening local societal institutions,
(3) strengthening potentials through funding, training, and environmental
development, and (4) protecting the certainty of the programs for the poor.
Keywords: poverty, empowerment, autonomous PNPM
A. Pendahuluan
Dewasa ini, masalah kemiskinan te-
lah menjadi masalah internasional, ter-
bukti PBB telah menetapkan Millenium
Development Goals (MDGs), salah tujuan
yang hendak dicapai adalah mem-
berantas kemiskinan dan kelaparan,
dimana pada tahun 2015 proporsi pen-
duduk yang hidup di bawah garis ke-
miskinan harus dikurangi hingga 50%
dari kondisi tahun 1990. Deklarasi
MDGs dituangkan pada bulan Oktober
2000 dan disepakati oleh 189 negara
anggota PBB termasuk Indonesia.
Kemiskinan merupakan salah satu
masalah yang harus diperhatikan da-
lam pembangunan, sebab salah satu
ukuran keberhasilan pembangunan
adalah mengurangi kemiskinan. Oleh
sebab itu kini telah terjadi pergeseran
makna pembangunan dari orientasi
yang mengutamakan laju pertumbuhan
menuju pemerataan hasil pembangun-
an. Menurut pandangan tradisional,
pembangunan selalu diidentikkan de-
ngan upaya meningkatkan pendapatan
perkapita yang dilakukan dengan stra-
tegi pertumbuhan ekonomi (trickle down
effect strateg)”. Dengan laju pertumbuh-
an yang tinggi, pendapatan perkapita
akan naik sehingga masalah-masalah
pengangguran, kemiskinan, dan ketim-
pangan distribusi pendapatan dapat
terpecahkan. Namun kenyataannya me-
ningkatnya laju pertumbuhan ekonomi
dibarengi bertambahnya penganggur-
an, kemiskinan maupun distribusi pen-
dapatan yang makin timpang. Sehu-
bungan dengan itu, muncul pemikiran
baru untuk melihat kembali konsep
pembangunan. Pembangunan ekonomi
jangan hanya bertumpu pada pening-
katan pendapatan nasional, melainkan
perlu memperhatikan pula kemiskinan
maupun distribusi pendapatan. Dalam
hal ini Meier mengatakan bahwa :
“…perhaps the definition that would now
gain widest approval is one that defines eco-
nomic development as the process whereby
the real per capita income of a country
Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2
156
increases over a long period of time –
subject to the stipulations that the number
of people below an ‘absolute poverty line’
does not increase, and that the distribution
of income does not move unequal.” (Meier,
1995 : 6)
Adanya perubahan orientasi pem-
bangunan tersebut, sesuai dengan pen-
dapat Dudly Seers (1973), yang menya-
takan bahwa ada tiga sasaran utama
pembangunan :
“…what has been happening to poverty?
What has been happening to unemploy-
ment? What has been to inequality? If all of
tree of these have decline from high levels
then beyond doubt this has been a period of
development for the country concern. If one
or two these central problems have been
growing worse, especially if all three have it
would be strange to call the result develop-
ment, even if per capita income doubled”
Meskipun pemerintah telah me-
laksanakan berbagai program pengen-
tasan kemiskinan, namun hasilnya be-
lum memuaskan. Berikut ini disajikan
data jumlah dan persentase penduduk
miskin di Indonesia tahun 1996 – 2007
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Menurut Daerah,
1996 – 2007
Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Persentase Penduduk MiskinTahun
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota +Desa
1996 9,42 24,59 34,01 13,39 19,78 17,47
1998 17,60 31,90 49,50 21,92 25,72 24,23
1999 15,64 32,33 47,97 19,41 26,03 23,43
2000 12,30 26,40 38,70 14,60 22,38 19,14
2001 8,60 29,30 37,90 9,76 24,84 18,41
2002 13,30 25,10 38,40 14,46 21,10 18,20
2003 12,20 25,10 37,30 13,57 20,23 17,42
2004 11,40 24,80 36,10 12,13 20,11 16,66
2005 12,40 22,70 35,10 11,37 19,51 15,97
2006 14,49 24,81 39,30 13,47 21,81 17,75
2007 13,82 23,35 37,17 12,18 19,87 16,58
Sumber : Berita Resmi Statistik No.47/IX/September 2006
http:// www.bps.go.id/ release/files/kemiskinan01Sep06.pdf.
BPS, Februari 2007. Statistik Indonesia 2007
Program pengentasan kemiskinan
yang dilakukan Pemerintah selama ini
dinilai kurang menekankan aspek pem-
berdayaan, lebih bersifat sinterklas se-
hingga dampaknya justru membuat
masyarakat menjadi manja, tidak mau
kerja keras bahkan menurut Gumilar
(2007 : 12) pemberian berbagai bantuan
keuangan langsung justru berdampak
melanggengkan kemiskinan. Perlu di-
sadari bahwa masalah kemiskinan
bukan hanya masalah ekonomi, melain-
kan merupakan masalah yang kom-
pleks, bersifat multidimensi sehingga
penanggulangannya memerlukan pen-
dekatan dari berbagai aspek, baik aspek
ekonomi, politik maupun sosial bu-
daya. Program pengentasan kemiskin-
an yang bersifat sinterklas seperti pro-
gram bantuan langsung tunai (BLT)
meskipun dilandasi dengan tujuan
baik, namun kenyataanya tidak mampu
Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri
157
mendorong warga miskin menjadi
warga yang mandiri. Oleh sebab itu,
program pengentasan kemiskinan yang
dilakukan perlu lebih menekankan as-
pek pemberdayaan, antara lain perlu
dilengkapi dengan pendidikan kewira-
usahaan, guna mengubah sikap mental
ketergantungan serta mengembangkan
etos kerja, sehingga dapat menumbuh-
kan kemandirian. Dengan cara demi-
kian, diharapkan memunculkan kesa-
daran terhadap penduduk miskin me-
lakukan kegiatan yang produktif se-
hingga terjadi peningkatan pendapatan
dan dapat mengurangi kemiskinan.
Di lain pihak, upaya pengentasan
kemiskinan hendaknya tidak hanya
merupakan tanggungjawab pemerin-
tah, melainkan merupakan tanggung
jawab bersama baik pemerinah mau-
pun masyarakat. Dalam rangka meng-
atasi kemiskinan secara berlanjut, maka
upaya-upaya yang paling penting da-
lam pengentasan kemiskinan harus di-
lakukan oleh komunitas sendiri ter-
utama pada tingkat kelurahan (Felix
Adam, 2007 : www.Kimpraswil.go.id/-
publik/P2KP). Komunitas sendiri me-
rupakan salah satu jenis kelembagaan
lokal perlu ditingkatkan perannya un-
tuk tampil ke depan dalam program
pengentasan kemiskinan di wilayahnya
masing-masing .
B. Pembahasan
1. Pendekatan dan Teori Kemiskinan
a. Pendekatan Kemiskinan
Ada beberapa pendekatan dalam
memahami kemiskinan. Menurut Indra
Darmawan (http://indrasetiawanusd.-
wordpress.com/2006/12/02/) dalam
memahami kemiskinan dapat dilaku-
kan dengan lima pendekatan, seperti
berikut.
1) Pendekatan pendapatan (income ap-
proach): dimana seseorang dikatakan
miskin jika pendapatannya berada di
bawah tingkat minimal yang layak.
2) Pendekatan kebutuhan dasar (basics
needs approach), dimana seseorang di-
katakan miskin jika mereka tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasar-
nya seperti makanan, sandang, pa-
pan, sekolah dasar dan sebagainya.
3) Pendekatan aksesibilitas (accessibility
approach), dimana seseorang miskin
karena kurangnya akses terhadap
asset produktif, infrastruktur sosial
dan fisik, informasi, pasar dan tek-
nologi.
4) Pendekatan kemampuan manusia
(human capability approach), dimana
seseorang dikatakan miskin apabila
yang bersangkutan tidak memiliki
kemampuan yang dapat berfungsi
pada tingkat minimal.
5) Pendekatan ketimpangan (inequality
approach), dimana seseorang dikata-
kan miskin apabila pendapatan yang
bersangkutan berada di bawah ke-
lompok masyarakat dalam komuni-
tasnya. Pendekatan ini merupakan
pendekatan kemiskinan relatif.
Dari gambaran tersebut, semakin
kuat bahwa kemiskinan bukan hanya
masalah pendapatan atau aspek eko-
nomi semata, melainkan merupakan
masalah multidimensi. Kemiskinan ti-
dak hanya berbicara tentang pendapat-
an yang rendah, melainkan juga me-
nyangkut masalah perumahan yang
buruk, keterbatasan akses pada asset
produktif, rendahnya pembangunan
manusia dan sebagainya. Sehubungan
hal tersebut Bank Dunia memberikan
pengertian kemiskinan sebagai berikut.
Poverty is hunger. Poverty is lack of
shelter. Poverty is being, sick and not being
able to see a doctor. Poverty is not being go
to school and not knowing how to read.
Poverty is not having to job, is fear for the
future, living one day at a time. Poverty is
Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2
158
losing a child to illness brought about by
unclean water. Poverty is powerless lack of
representation and freedom (Mochtar:
www.world bank.org).
Dari berbagai pendapat tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa kemis-
kinan merupakan kondisi ketidakber-
dayaan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan kehidupan dan penghi-
dupannya karena ketidakadilan dalam
bidang multidimensi baik politik, eko-
nomi, sosial budaya dan teknologi.
b.Teori Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah
klasik yang telah ada sejak dahulu kala
dan nampaknya akan tetap menjadi
masalah aktual hingga kini. Oleh sebab
itu, meskipun telah dilakukan program
pengentasan kemiskinan, namun hing-
ga kini kemiskinan masih tetap ada.
Menurut Suharto dalam memahami
kemiskinan, terdapat dua paradigma
atau teori besar (grand theory), yakni
paradigma Neo-liberal dan Sosial
Demokrat (http://www.policy.hu/su-
harto/modul a/makindo 13.htm)
Para pendukung Neo-liberal ber-
pendapat bahwa kemiskinan merupa-
kan persoalan individual yang disebab-
kan oleh kelemahan-kelemahan dan/
atau pilihan-pilihan individu yang ber-
sangkutan. Kemiskinan akan hilang
apabila kekuatan-kekuatan pasar diper-
luas sebesar-besarnya dan pertumbuh-
an ekonomi dipacu setinggi-tingginya.
Oleh sebab itu, strategi penanggulang-
an kemiskinan harus bersifat ‘residual’,
sementara, dan hanya melibatkan ke-
luarga, kelompok-kelompok swadaya
atau lembaga-lembaga keagamaan. Se-
mentara itu, negara hanya berperan
sebagai penjaga malam dan baru dapat
melakukan campur tangan apabila lem-
baga-lembaga tersebut tidak mampu
menjalankan tugasnya. Teori Neo-Li-
beral yakin bahwa berkat keunggulan
mekanisme pasar dan pertumbuhan
ekonomi secara alamiah akan mampu
mengatasi kemiskinan dan ketidakadil-
an sosial.
Teori Sosial Demokrat berpendapat
bahwa kemiskinan bukan merupakan
persoalan individual, melainkan me-
rupakan persoalan struktural. Kemis-
kinan disebabkan oleh ketidakadilan
dan ketimpangan dalam masyarakat
akibat tersumbatnya akses-akses ke-
lompok tertentu terhadap berbagai
sumber-sumber kemasyarakatan. Para
pendukung Sosial-Demokrat berpen-
dapat bahwa kesetaraan merupakan
prasyarat penting dalam memperoleh
kemandirian kebebasan. Terwujudnya
kebebasan hanya dapat dicapai apabila
setiap orang memiliki atau mampu
menjangkau sumber-sumber, misalnya
pendidikan dan kesehatan yang baik
serta pendapatan yang cukup. Negara
mempunyai peranan penting dalam
menjamin setiap orang dapat berparti-
sipasi dalam kegiatan di masyarakat
yang memungkinkan mereka menen-
tukan pilihan-pilihannya dalam meme-
nuhi kebutuhannya. Secara ringkas per-
bedaan pandangan Neo-liberal dengan
Sosial-Demokrat terhadap kemskinan
dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Pandangan Neo-liberal dan Sosial Demokrat terhadap Kemiskinan
Kriteria Neo-Liberal Sosial-Demokrat
Landasan Teoretis Individual Struktural
Konsepsi dan indikator
kemiskinan
Kemiskinan absolute Kemiskinan relative
Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri
159
Kriteria Neo-Liberal Sosial-Demokrat
Penyebab Kemiskinan Kelemahan dan pilihan-
pilihan individu;
Lemahnya pengaturan
pendapatan
Lemahnya kepribadian
Ketimpangan struktur
ekonomi dan politik
Ketidakadilan sosial
Strategi Penanggulangan
Kemiskinan
Penyaluran pendapatan
terhadap orang miskin
secara selektif;
Memberi pelatihan
keterampilan pengelolaan
keuangan
Penyaluran pendapatan
dasar secara universal;
Perubahan fundamental
dalam pola-pola
pendistribusian pendapatan
melalui intervensi negara
Prinsip Residual. Dukungan saling
menguntungkan (mutual aid)
Insitusional. Redistribusi
pendapatan vertikal dan
horizontal; ANSI kolektif.
Sumber : Dikembangkan dari Cheyne,O’Brien dan Belgrave (1998 :176) dalam
Suharto (2007)
c. Indikator Kemiskinan
Dalam menentukan kemiskinan ter-
dapat beberapa kriteria untuk meng-
ukur kemiskinan. Tambunan menyata-
kan bahwa besarnya kemiskinan dapat
diukur dengan atau tanpa mengacu
kepada garis kemiskinan. Konsep yang
mengacu pada garis kemiskinan di-
sebut kemiskinan absolut, sedangkan
konsep yang pengukurannya tidak di-
dasarkan pada garis kemiskinan di-
sebut kemiskinan relatif. Kemiskinan
relatif adalah suatu ukuran mengenai
kesenjangan di dalam distribusi pen-
dapatan, sedangkan kemiskinan abso-
lut adalah derajat dari kemiskinan di
bawah garis kemiskinan, dimana ke-
butuhan-kebutuhan minimum untuk
dapat bertahan hidup tidak dapat ter-
penuhi (2003: 84). Adanya berbagai ma-
cam kriteria kemiskinan menyebabkan
terjadinya perbedaan data tentang ke-
miskinan. Kriteria kemiskinan antara
lain seperti berikut.
1) Kriteria Bank Dunia
Bank Dunia menggunakan dasar
jumlah pendapatan per kapita dalam
standar mata uang dollar, Pada tahun
1990 Bank Dunia menetapan garis ke-
miskinan sebesar $ 1 per kapita per hari
dan pada tahun 2000, dan kini Bank
Dunia menetapkan garis kemiskinan
sebesar $ 2 per kapita per hari.
2) Kriteria Biro Pusat Statisik
Kriteria yang digunakan Biro Pusat
Statistik (BPS) untuk menentukan garis
kemiskinan adalah pengeluaran mini-
mum yang diperlukan untuk meme-
nuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pengeluaran minimum untuk hidup
sehari-hari diukur dengan pengeluaran
untuk makanan setara dengan 2100
kalori ditambah dengan pengeluaran
untuk kebutuhan non makanan yang
meliputi pakaian, perumahan dan ver-
bagai barang dan jasa (Khomsan, 2007).
3) Kriteria Menurut Sayogya.
Sayogya menggunakan satuan kilo-
gram beras ekuivalen untuk menentu-
kan kriteria batas garis kemiskinan.
Verdasarkan hal tersebut, Sayogya me-
ngelompokkan masyarakat dalam em-
pat kelompok, sebagai berikut.
Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2
160
Tabel 3 . Ukuran Tingkat Kemiskinan Menurut Sayogya
o. Predikat Penghasilan Lokasi
1. Sangat Miskin Di bawah setara 240 kg beras
Di bawah setara 360 kg beras
Pedesaan
Perkotan
2. Miskin Setara 240 – 320 kg beras
Setara 320 – 480 kg beras
Pedesaan
Perkotaan
3. Hampir Miskin Setara 320 – 480 kg beras
Setara 480 – 720 kg beras
Pedesaan
Perkotaan
4 Cukup Setara lebih dari 480 kg beras
Setara lebih dari 720 kg beras
Pedesaan
Perkotaan
Sumber : Ricky Iswar, dkk. (2000).
Menurut Sunyoto Usman, terdapat
dua macam perspektif yang digunakan
untuk mendekati masalah kemiskinan,
yakni perspektif kultural (cultural pers-
pective) dan perspektif struktural atau
situasional (situational perspective).
a. Dalam perspektif kultural untuk
mendekati masalah kemiskinan di-
bedakan dalam tiga tingkat analisis.
Pada tingkat individual, kemiskinan
ditandai dengan sifat perasaan mar-
ginal yang kuat (a strong feeling of
marginality) antara lain berupa : sikap
apatisme, fatalisme atau pasrah pada
nasib, boros, ketergantungan dan in-
ferior (merasa rendah diri). Pada ting-
kat keluarga, kemiskinan ditandai
dengan jumlah anggota keluarga
yang besar. Pada tingkat masyarakat,
kemiskinan ditandai oleh tidak ter-
integrasinya kaum miskin dengan
institusi masyarakat secara efektif.
b. Pada perspektif struktural, kemiskin-
an yang ditandai tidak dimilikinya
akses terhadap sarana publik mau-
pun proses politik, tidak memiliki
kekuatan politik sehingga mereka
berada dalam struktur sosial yang
paling bawah.
2. PNPM Mandiri
Kemiskinan merupakan masalah
yang kompleks sehingga penanggu-
langannya nmemerlukan partisipasi
berbagai pihak secara bersama dan
terkoordinasi. Upaya penanggulangan
kemiskinan perlu melibatkan kelom-
pok peduli, para relawan, dunia usaha
serta pemerintah daerah. Untuk me-
ningkatkan efektivitas penanggulangan
kemiskinan mulai tahun 2007 pemerin-
tah meluncurkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat yang po-
pular disebut PNPM Mandiri.
Berdasarkan Pedoman Umum
PNPM Mandiri, yang dimaksud PNPM
Mandiri adalah program nasional da-
lam wujud kerangka kebijakan sebagai
dasar dan acuan pelaksanaan program-
program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat.
PNPM Mandiri dilaksanakan melalui
harmonisasi dan pengembangan sistem
serta mekanisme dan prosedur pro-
gram, penyediaan pendampingan, dan
pendanaan stimulan untuk mendorong
prakarsa dan inovasi masyarakat dalam
upaya penanggulangan kemiskinan se-
cara berkelanjutan ((Tim Pengendali,
2007 : 11)).
PNPM Mandiri sebagai pengem-
bangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) dan Program Penang-
gulangan Kemiskinan Perkotaan
(P2KP) serta Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)
untuk pengembangan daerah terting-
gal, pasca bencana dan konflik.
Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri
161
Penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan pada PNPM Mandiri
diperkuat dengan berbagai program
pemberdayaan masyarakat yang dilak-
sanakan oleh berbagai departemen /
sektor dan pemerintah daerah. Pelak-
sanaan PNPM Mandiri diprioritaskan
pada desa-desa tertinggal.
Strategi penanggulangan kemis-
kinan dilakukan melalui perubahan
perilaku masyarakat, yakni dengan
pendekatan pemberdayaan atau proses
pembelajaran masyarakat dan penguat-
an kapasitas untuk mengedepankan
peran pemerintah daerah dalam meng-
apresiasi dan mendukung kemandirian
masyarakat. Hal ini sesuai dengan pe-
ngertian pemberdayaan masyarakat
yang dikemukakan oleh Tim Pengen-
dali PNPM Mandiri, sebagai upaya
untuk menciptakan/meningkatkan ka-
pasitas masyarakat, baik secara indi-
vidu maupun kelompok dalam meme-
cahkan berbagai persoalan terkait upa-
ya peningkatan kualitas hidup, keman-
dirian, dan kesejahteraanya. Pember-
dayaan masyarakat memerlukan keter-
libatan yang lebih besar dari perangkat
pemerintah daerah serta berbagai pihak
untuk memberikan kesempatan dan
menjamin keberlanjutan berbagai hasil
yang dicapai. (Tim Pengendali, 2007:
11)
Sementara itu, Deepa Narayan,
memberikan pengertian pemberdayaan
lebih luas dibandingkan dengan apa
yang disampaikan oleh Tim Pengendali
PNPM Mandiri. Deepa Narayan mem-
berikan pengertian pemberdayaan se-
bagai berikut .
”Empowerment is the expansion of
assets and capabilities of poor people to
participate in, negotiate with, influence,
control, and hold accountable institutions
that affect their lives” (Deepa Narayan,
2002 : 14)
Dari pengertian tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa pemberdaya-
an masyarakat merupakan upaya mem-
persiapkan dan penguatan aset dan po-
tensi masyarakat miskin agar mampu
berpartisipasi dalam mengendalikan
dan memperkuat kelembagaan masya-
rakat agar mampu mewujudkan kema-
juan dan kemandirian. Dengan demi-
kian, pemberdayaan masyarakat meru-
pakan upaya meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang ti-
dak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbela-
kangan. Dengan kata lain, pemberdaya-
an adalah memampukan dan meman-
dirikan masyarakat. Oleh sebab itu,
pemberdayaan masyarakat dilakukan
melalui tiga jalur: (1) menciptakan iklim
yang memungkinkan potensi masyara-
kat berkembang (enabling), (2) penguat-
an potensi dan daya yang dimiliki
masyarakat (empowering), serta (3) upa-
ya melindungi (protecting) (Sumodi-
ningrat, 1999 : 133 - 134).
3. Proses Pembelajaran sebagai Stra-
tegi Pemberdayaan Warga Miskin
dalam Program Pengentasan Kemis-
kinan
Realisasi proses pemberdayaan da-
lam program pengentasan kemiskinan
pada PNPM Mandiri Perkotaan dilak-
sanakan melalui kegiatan pembelajaran,
pelatihan dan pendampingan oleh fasi-
litator kelurahan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran, pemahaman
dan partisipasi warga masyarakat,
sehingga dapat menumbuhkan sikap
kemandirian masyarakat dalam meng-
atasi permasalahannya termasuk pem-
bangunan yang diinginkan. Kegiatan
pembelajaran dalam rangka pember-
dayaan warga miskin dilakukan me-
lalui (1) penciptaan iklim, (2) penguatan
Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2
162
potensi dan (3) perlindungan, dengan
realisasi sebagai berikut.
a. Penciptaan iklim yang memungkin-
kan berkembangnya nilai-nilai uni-
versal kemanusiaan. Untuk keper-
luan ini dilakukan kegiatan sosiali-
sasi nilai-nilai universal kemanusia-
an, prinsip-prinsip kemasyarakatan
dan pembangunan berkelanjutan.
Nilai-nilai universal kemanusiaan
berupa kebersamaan, kejujuran, ke-
relawanan/keikhlasan, keadilan, ke-
setaraan, dan kesatuan dalam ke-
ragaman, sedangkan prinsip-prinsip
kemasyarakatan berupa kegotong-
royongan, demokrasi, transparansi
dan akuntabilitas. Sosialisasi nilai-
nilai dan prinsip tersebut, dipandang
penting karena adanya globalisasi
menyuburkan berkembangnya nilai
dan budaya asing yang mengagung-
agungkan semangat dan jiwa indivi-
dualisme sehingga mengakibatkan
lunturnya nilai-nilai dan budaya lu-
hur yang merupakan kekayaan dan
keunggulan bangsa Indonesia. De-
ngan adanya sosialisasi untuk me-
nyadarkan kembali nilai-nilai luhur
kemanusiaan dan prinsip-prinsip ke-
masyarakatan, diharapkan seluruh
warga masyarakat senantiasa mene-
rapkannya dalam berpartisipasi pe-
ngentasaan kemiskinan di wilayah-
nya masing-masing. Kegiatan sosiali-
sasi ditujukan kepada masyarakat
miskin, perangkat desa, tokoh ma-
syarakat dan para relawan.
b. Penguatan kelembagaan, yang di-
lakukan melalui proses pembelajaran
pembentukan kelembagaan lokal
yang berupa Badan Keswadayaan
Masyarakatan (BKM) dan Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) yang
mengakar, transparan dan akuntabel.
Mengakar dalam pembentukan lem-
baga dilakukan dengan basis ma-
syarakat terbawah yakni mulai ting-
kat RT, pedukuhan dan kemudian
tingkat desa/kelurahan. Semua war-
ga masyarakat memiliki kesempatan
untuk menjadi pengurus, tidak ada
pencalonan, dan tidak ada kampanye
tetapi justru masyarakat yang men-
calonkan orang-orang yang diper-
caya, yang memiliki dedikasi, keju-
juran, dan kepedulian terhadap ke-
miskinan pada komunitasnya.
Transparan dalam arti aturan, ter-
buka untuk semua warga, aturan
tata-tertib disosialisasikan Akuntabel
dalam arti segala kegiatan dan ke-
uangan diadministrasikan secara ter-
tib, dipertanggungjawabkan dan di-
laporkan secara luas kepada masya-
rakat serta pembukuan diaudit oleh
akuntan publik. Untuk keperluan
pembentukan kelembagaan lokal,
masyarakat dibimbing oleh faskel
menyusun tata-tertib, pengenalan
nilai universal kemasyarakatan yang
berupa demokrasi, partisipasi, trans-
paransi, dan desentralisasi, persya-
ratan anggota kelembagaan, dan
dasar-dasar pelaksanaan pembentuk-
an kelembagaan. Selain itu dalam
pembentukan kelembagaan lokal
tidak boleh meninggalkan nilai uni-
versal kemanusiaan. Pelaksanaan
pembentukan lembaga lokal (BKM
dan KSM) sepenuhnya diserahkan
kepada warga masyarakat, sehingga
masyarakat diberi kepercayaan dan
kebebasan sepenuhnya. Dengan kata
lain masyarakat memiliki otonomi
dalam pembentukan kelembagaan
lokal sepanjang sesuai dengan pro-
sedur dan nilai-nilai universal ke-
masyarakatan.
c. Penguatan potensi dan daya yang
dimiliki, berupa pemberian bantuan
dana, peningkatan SDM, pem-
bangunan sarana prasarana yang
Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri
163
tergabung dalam pembelajaran pem-
bangunan tridaya, yakni pem-
bangunan bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan. Penguatan potensi
ini dimaksudkan sebagai stimulan
sebagai sarana untuk menggerakkan
dan meningkatkan partisipasi warga.
Pembangunan tridaya merupakan
salah satu penjabaran dari program-
program pembangunan pada PJM
Pronangkis sesuai dengan prioritas
kebutuhan. Pembangunan bidang
ekonomi berupa pinjaman modal
bergulir yang diperuntukkan bagi
warga miskin yang memiliki usaha
yang tercatat dalam Pemetaan Swa-
daya (PS) dan tergabung dalam Ke-
lompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Besarnya pinjaman didasarkan atas
verifikasi dan hasil musyawarah
BKM, dengan bunga 1 1/5% per
bulan dengan jangka waktu 12 bulan
sedangkan angsuran sesuai dengan
kesepakatan bersama. Pembangunan
sosial berupa kegiatan peningkatan
sumber daya manusia berupa pe-
latihan keterampilan, kewirausaha-
an, manajemen bagi warga miskin
dan pemberian bea siswa anak dari
warga miskin. Kegiatan ini diharap-
kan dapat meningkatkan keterampil-
an sekaligus membuka peluang
usaha bagi warga miskin maupun
mengembangkan usahanya. Pem-
bangunan lingkungan, berupa pem-
bangunan sarana dan prasarana da-
sar lingkungan antara lain pem-
bangunan di bidang kebersihan dan
kesehatan (MCK, saluran air limbah,
kandang kelompok), pembangunan
sumur air bersih, pemugaran rumah
layak huni (rumah sehat), pem-
bangunan jalan (pengerasan, peng-
aspalan), pembangunan saluran iri-
gasi, jembatan dan pembangunan
sarana pemasaran (pasar dan per-
tokoan).
d. Perlindungan, yakni pembelajaran
penyusunan program yang sesuai
kebutuhan, permasalahan dan poten-
si warga miskin. Warga miskin di-
berikan pembelajaran penyusunan
Program Jangka Menengah Progran
Pengentasan Kemiskinan (PJM-Pro-
nangkis). Untuk keperluan penyu-
sunan PJM Pronangkis, bimbingan
dan pengarahan dilakukan pada per-
temuan yang dihadiri para warga
miskin, kaum perempuan, tokoh ma-
syarakat, para relawan serta para
anggota BKM. Pada pertemuan ter-
sebut para warga miskin dibimbing
belajar mengenali potensi serta per-
masalahan yang dihadapi, untuk
selanjutnya atas dasar musyawarah
secara bersama menyusun program
kegiatan untuk jangka waktu satu
hingga tiga tahun, yang meliputi
pembangunan di bidang ekonomi,
sosial dan lingkungan, untuk selan-
jutnya dituangkan dalam Pemba-
ngunan Jangka Menengah Program
Penanggulangan Kemiskinan (PJM
Pronangkis). Penyusunan PJM Pro-
nangkis dikoordinasikan oleh BKM
dan dalam pelaksanaannya tetap
mempertimbangkan nilia-nilai uni-
versal kemanusiaan. Dengan di-
susunnya PJM Pronangkis maka ada
kepastian bahwa kegiatan pem-
bangunan benar-benar berpihak pa-
da warga miskin (pro-poor policy),
diarahkan untuk membantu pengen-
tasan kemiskinan.
C. Penutup
Dari uraian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemiskinan ber-
sifat kompleks dan multidimensi, se-
hingga untuk mengatasinya perlu pen-
dekatan secara terpadu. Penyebab
Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2
164
kemiskinan menurut Teori Neo-libera-
lisme merupakan masalah individual,
sedangkan Teori Sosial Demokrat
memandang penyebab kemiskinan ka-
rena masalah struktural. Kurang ber-
hasilnya program pengentasan kemis-
kinan yang dilakukan selama ini di-
sebabkan kemiskinan hanya dilihat dari
aspek ekonomi dan menekankan aspek
pemberdayaan serta kurang melibat-
kan masyarakat lokal.
PNPM Mandiri merupakan progam
pengentasan kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan, yang mengembangkan
proses pembelajaran melalui (1) pen-
ciptaan iklim cara melakukan sosialisasi
nilai-nilai universal kemanusiaan, (2)
penguatan kelembagaan, berupa pem-
belajaran pembentukan lembaga kema-
syarakatan lokal, dan penyusunan pro-
gram berdasarkan aspirasi warga, (3)
penguatan potensi dengan cara mem-
berikan bantuan pendanaan, pelatihan
dan (4) perlindungan yang berupa ke-
pastian program yang berpihak pada
warga miskin.
Daftar Pustaka
Deepa Narayan. 2002. Empowerment
and Poverty Reduction: A Source
book. Washington DC: The
World Bank.
Ditjen Cipta Karya. 2008. Pedoman
Pelaksanaan PNPM Mandiri Per-
kotaan: Bersama Membangun Ke-
mandirian dalam Pengembangan
Lingkungan Permukiman yang Ber-
kelanjutan. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
Felix, Adam. 2007. Pengentasan Kemis-
kinan melalui Pemberdayaan
Masyarakat: www.Kimpraswil.-
go.id/publik/P2KP).
Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pem-
berdayaan Masyarakat dan Jaring
Pengaman Sosial. Jakarta: Grame-
dia Pustaka Utama.
Kuncoro, Mudrajat. 2006. Ekonomi Pem-
bangunan: Teori, Masalah dan Ke-
bijakan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Meier, Gerald M. 1995. Leading Issues in
Economic Development. New York:
Oxford University Press.
Muchtar. Strategi Pemberdayaan Ber-
basis Kelembagaan Lokal dalam
Penangangan Kemiskinan Per-
kotaan (http:geogle.co.idmuchtar.-
htm, download tanggal 29 Desember
2007}.
Seers, D. 1973. The Meaning of Deve-
lopment, dalam Wilber (Ed), The
Political Economy of Development
and Underdevelopment. New York:
Random House.
Suharta. 2007. Konsep dan Strategi
Pengentasan Kemiskinan menu-
rut Perspektif Pekerjaan Sosial.
(http://www.policy.hu/suharto
/modul a/makindo 13.htm).
Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2007).
Pedoman Umum. Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri. Tim Koordinasi Penang-
gulangan Kemiskinan. Jakarta :
Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Sosial.

More Related Content

What's hot

Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatansiti aisah
 
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATANBab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATANxNet8
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15agustinvidya
 
Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...
Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...
Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...Khairan Luthfi
 
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaKelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaolerafif
 
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIAEKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIAArini Nurmala Sari
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN Dini Sri Rahayu
 
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan PendapatanKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan PendapatanRizqy Naharusshoimin
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanArief Anzarullah
 
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATANBakhrul Ulum
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatanDede Ridwan Nurul Falah
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanWisnu G P
 
Prubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomiPrubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomiAhmad Muhyi
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanAhmad Muhyi
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanmariam Iam
 
Menolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan Pemiskinan
Menolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan PemiskinanMenolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan Pemiskinan
Menolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan PemiskinanYayasan Rumah Kita Bersama
 
Makalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di IndonesiaMakalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di Indonesiadena sundari alief
 

What's hot (20)

Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATANBab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
 
Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...
Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...
Hubungan antara pengangguran serta kemiskinan terhadap perekonomian makro di ...
 
Agus ppt
Agus pptAgus ppt
Agus ppt
 
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaKelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
 
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIAEKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan PendapatanKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
 
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
 
Ekonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinanEkonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinan
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Prubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomiPrubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomi
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Menolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan Pemiskinan
Menolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan PemiskinanMenolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan Pemiskinan
Menolak Tumbang: Narasi Perempuan Melawan Pemiskinan
 
Makalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di IndonesiaMakalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di Indonesia
 
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
 

Viewers also liked

Viewers also liked (17)

Recruitment Splendid agency
Recruitment Splendid agencyRecruitment Splendid agency
Recruitment Splendid agency
 
blue resume
blue resumeblue resume
blue resume
 
SOAL MICROSOFT EXCEL
SOAL MICROSOFT EXCEL SOAL MICROSOFT EXCEL
SOAL MICROSOFT EXCEL
 
Repository Lokal
Repository LokalRepository Lokal
Repository Lokal
 
Asmeniniai rezultatai-5
Asmeniniai rezultatai-5Asmeniniai rezultatai-5
Asmeniniai rezultatai-5
 
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allah
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allahMadarijus salikin-pendakian-menuju-allah
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allah
 
2015 Broken Hill Resources Investment Symposium - Julian Malnic
2015 Broken Hill Resources Investment Symposium - Julian Malnic2015 Broken Hill Resources Investment Symposium - Julian Malnic
2015 Broken Hill Resources Investment Symposium - Julian Malnic
 
2002 001
2002 0012002 001
2002 001
 
Redes de computadora
Redes de computadoraRedes de computadora
Redes de computadora
 
mouni resume
mouni resumemouni resume
mouni resume
 
Ipa kelas 3 bab vi
Ipa kelas 3 bab viIpa kelas 3 bab vi
Ipa kelas 3 bab vi
 
Pelajaran8
Pelajaran8Pelajaran8
Pelajaran8
 
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
 
Statut
StatutStatut
Statut
 
Presentació projecte humaniTICs
Presentació projecte humaniTICs Presentació projecte humaniTICs
Presentació projecte humaniTICs
 
Presentatie
PresentatiePresentatie
Presentatie
 
FC2
FC2FC2
FC2
 

Similar to Strategi pemberdayaan pn_pm-libre

PPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptx
PPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptxPPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptx
PPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptxYogaPrasetio6
 
KELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdf
KELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdfKELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdf
KELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdfAntonRey5
 
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1guest93ad48
 
07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesiasindu_57
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiadinnianggra
 
JURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono Kemiskinan
JURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono KemiskinanJURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono Kemiskinan
JURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono Kemiskinanbennyagussetiono
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Vinny Ariva
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )erlina risnandari
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinSeptian Muna Barakati
 
Makalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasilaMakalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasilajoylanda
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanemi halimi
 
Teori pembangunan Yoga Prasetio.pptx
Teori pembangunan Yoga Prasetio.pptxTeori pembangunan Yoga Prasetio.pptx
Teori pembangunan Yoga Prasetio.pptxYogaPrasetio6
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMari belajar Exact
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapataniswah yuni
 
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pendvia ultuflia
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026adhi nugraha
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxByOneNet
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatanAndi Sutandi
 

Similar to Strategi pemberdayaan pn_pm-libre (20)

PPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptx
PPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptxPPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptx
PPT Tugas Teori Pembangunan, Yoga Prasetio ilmu pemerintahan.pptx
 
KELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdf
KELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdfKELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdf
KELOMPOK 7 (EKONOMI PEMBANGUNAN).pdf
 
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
 
07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia
 
Makalah akp
Makalah akpMakalah akp
Makalah akp
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
JURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono Kemiskinan
JURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono KemiskinanJURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono Kemiskinan
JURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono Kemiskinan
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
 
Makalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasilaMakalah dasar pancasila
Makalah dasar pancasila
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Teori pembangunan Yoga Prasetio.pptx
Teori pembangunan Yoga Prasetio.pptxTeori pembangunan Yoga Prasetio.pptx
Teori pembangunan Yoga Prasetio.pptx
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguran
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
 
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
 
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
 

More from Brawijaya University (20)

Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
 
Kelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesiaKelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesia
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
 
Urban economics
Urban economicsUrban economics
Urban economics
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
 
Makalah ritel how many cities
Makalah ritel how many citiesMakalah ritel how many cities
Makalah ritel how many cities
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
352 2475-1-pb
352 2475-1-pb352 2475-1-pb
352 2475-1-pb
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Rca n tbi
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Strategi pemberdayaan pn_pm-libre

  • 1. 155 STRATEGI PEMBERDAYAAN PENGENTASAN KEMISKINAN PADA PNPM MANDIRI Sukidjo FISE Universitas Negeri Yogyakarta Abstract Poverty eradication is one indicator of the success of the development attempts. Poverty is a complex and multidimensional problem. Attempts to eradicate poverty that have been made so far are not successful because they focus only on economic aspects, not on empowerment and involvement of the local people by establishing local societal institutions. Autonomous PNPM is a program to eradicate poverty that is based on empowerment through learning by (1) creating an atmosphere accommodating values of universal humanitarianism, societal principles and sustainable development (2) strengthening local societal institutions, (3) strengthening potentials through funding, training, and environmental development, and (4) protecting the certainty of the programs for the poor. Keywords: poverty, empowerment, autonomous PNPM A. Pendahuluan Dewasa ini, masalah kemiskinan te- lah menjadi masalah internasional, ter- bukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs), salah tujuan yang hendak dicapai adalah mem- berantas kemiskinan dan kelaparan, dimana pada tahun 2015 proporsi pen- duduk yang hidup di bawah garis ke- miskinan harus dikurangi hingga 50% dari kondisi tahun 1990. Deklarasi MDGs dituangkan pada bulan Oktober 2000 dan disepakati oleh 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia. Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang harus diperhatikan da- lam pembangunan, sebab salah satu ukuran keberhasilan pembangunan adalah mengurangi kemiskinan. Oleh sebab itu kini telah terjadi pergeseran makna pembangunan dari orientasi yang mengutamakan laju pertumbuhan menuju pemerataan hasil pembangun- an. Menurut pandangan tradisional, pembangunan selalu diidentikkan de- ngan upaya meningkatkan pendapatan perkapita yang dilakukan dengan stra- tegi pertumbuhan ekonomi (trickle down effect strateg)”. Dengan laju pertumbuh- an yang tinggi, pendapatan perkapita akan naik sehingga masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, dan ketim- pangan distribusi pendapatan dapat terpecahkan. Namun kenyataannya me- ningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dibarengi bertambahnya penganggur- an, kemiskinan maupun distribusi pen- dapatan yang makin timpang. Sehu- bungan dengan itu, muncul pemikiran baru untuk melihat kembali konsep pembangunan. Pembangunan ekonomi jangan hanya bertumpu pada pening- katan pendapatan nasional, melainkan perlu memperhatikan pula kemiskinan maupun distribusi pendapatan. Dalam hal ini Meier mengatakan bahwa : “…perhaps the definition that would now gain widest approval is one that defines eco- nomic development as the process whereby the real per capita income of a country
  • 2. Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2 156 increases over a long period of time – subject to the stipulations that the number of people below an ‘absolute poverty line’ does not increase, and that the distribution of income does not move unequal.” (Meier, 1995 : 6) Adanya perubahan orientasi pem- bangunan tersebut, sesuai dengan pen- dapat Dudly Seers (1973), yang menya- takan bahwa ada tiga sasaran utama pembangunan : “…what has been happening to poverty? What has been happening to unemploy- ment? What has been to inequality? If all of tree of these have decline from high levels then beyond doubt this has been a period of development for the country concern. If one or two these central problems have been growing worse, especially if all three have it would be strange to call the result develop- ment, even if per capita income doubled” Meskipun pemerintah telah me- laksanakan berbagai program pengen- tasan kemiskinan, namun hasilnya be- lum memuaskan. Berikut ini disajikan data jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 – 2007 Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Menurut Daerah, 1996 – 2007 Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Persentase Penduduk MiskinTahun Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota +Desa 1996 9,42 24,59 34,01 13,39 19,78 17,47 1998 17,60 31,90 49,50 21,92 25,72 24,23 1999 15,64 32,33 47,97 19,41 26,03 23,43 2000 12,30 26,40 38,70 14,60 22,38 19,14 2001 8,60 29,30 37,90 9,76 24,84 18,41 2002 13,30 25,10 38,40 14,46 21,10 18,20 2003 12,20 25,10 37,30 13,57 20,23 17,42 2004 11,40 24,80 36,10 12,13 20,11 16,66 2005 12,40 22,70 35,10 11,37 19,51 15,97 2006 14,49 24,81 39,30 13,47 21,81 17,75 2007 13,82 23,35 37,17 12,18 19,87 16,58 Sumber : Berita Resmi Statistik No.47/IX/September 2006 http:// www.bps.go.id/ release/files/kemiskinan01Sep06.pdf. BPS, Februari 2007. Statistik Indonesia 2007 Program pengentasan kemiskinan yang dilakukan Pemerintah selama ini dinilai kurang menekankan aspek pem- berdayaan, lebih bersifat sinterklas se- hingga dampaknya justru membuat masyarakat menjadi manja, tidak mau kerja keras bahkan menurut Gumilar (2007 : 12) pemberian berbagai bantuan keuangan langsung justru berdampak melanggengkan kemiskinan. Perlu di- sadari bahwa masalah kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, melain- kan merupakan masalah yang kom- pleks, bersifat multidimensi sehingga penanggulangannya memerlukan pen- dekatan dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi, politik maupun sosial bu- daya. Program pengentasan kemiskin- an yang bersifat sinterklas seperti pro- gram bantuan langsung tunai (BLT) meskipun dilandasi dengan tujuan baik, namun kenyataanya tidak mampu
  • 3. Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri 157 mendorong warga miskin menjadi warga yang mandiri. Oleh sebab itu, program pengentasan kemiskinan yang dilakukan perlu lebih menekankan as- pek pemberdayaan, antara lain perlu dilengkapi dengan pendidikan kewira- usahaan, guna mengubah sikap mental ketergantungan serta mengembangkan etos kerja, sehingga dapat menumbuh- kan kemandirian. Dengan cara demi- kian, diharapkan memunculkan kesa- daran terhadap penduduk miskin me- lakukan kegiatan yang produktif se- hingga terjadi peningkatan pendapatan dan dapat mengurangi kemiskinan. Di lain pihak, upaya pengentasan kemiskinan hendaknya tidak hanya merupakan tanggungjawab pemerin- tah, melainkan merupakan tanggung jawab bersama baik pemerinah mau- pun masyarakat. Dalam rangka meng- atasi kemiskinan secara berlanjut, maka upaya-upaya yang paling penting da- lam pengentasan kemiskinan harus di- lakukan oleh komunitas sendiri ter- utama pada tingkat kelurahan (Felix Adam, 2007 : www.Kimpraswil.go.id/- publik/P2KP). Komunitas sendiri me- rupakan salah satu jenis kelembagaan lokal perlu ditingkatkan perannya un- tuk tampil ke depan dalam program pengentasan kemiskinan di wilayahnya masing-masing . B. Pembahasan 1. Pendekatan dan Teori Kemiskinan a. Pendekatan Kemiskinan Ada beberapa pendekatan dalam memahami kemiskinan. Menurut Indra Darmawan (http://indrasetiawanusd.- wordpress.com/2006/12/02/) dalam memahami kemiskinan dapat dilaku- kan dengan lima pendekatan, seperti berikut. 1) Pendekatan pendapatan (income ap- proach): dimana seseorang dikatakan miskin jika pendapatannya berada di bawah tingkat minimal yang layak. 2) Pendekatan kebutuhan dasar (basics needs approach), dimana seseorang di- katakan miskin jika mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar- nya seperti makanan, sandang, pa- pan, sekolah dasar dan sebagainya. 3) Pendekatan aksesibilitas (accessibility approach), dimana seseorang miskin karena kurangnya akses terhadap asset produktif, infrastruktur sosial dan fisik, informasi, pasar dan tek- nologi. 4) Pendekatan kemampuan manusia (human capability approach), dimana seseorang dikatakan miskin apabila yang bersangkutan tidak memiliki kemampuan yang dapat berfungsi pada tingkat minimal. 5) Pendekatan ketimpangan (inequality approach), dimana seseorang dikata- kan miskin apabila pendapatan yang bersangkutan berada di bawah ke- lompok masyarakat dalam komuni- tasnya. Pendekatan ini merupakan pendekatan kemiskinan relatif. Dari gambaran tersebut, semakin kuat bahwa kemiskinan bukan hanya masalah pendapatan atau aspek eko- nomi semata, melainkan merupakan masalah multidimensi. Kemiskinan ti- dak hanya berbicara tentang pendapat- an yang rendah, melainkan juga me- nyangkut masalah perumahan yang buruk, keterbatasan akses pada asset produktif, rendahnya pembangunan manusia dan sebagainya. Sehubungan hal tersebut Bank Dunia memberikan pengertian kemiskinan sebagai berikut. Poverty is hunger. Poverty is lack of shelter. Poverty is being, sick and not being able to see a doctor. Poverty is not being go to school and not knowing how to read. Poverty is not having to job, is fear for the future, living one day at a time. Poverty is
  • 4. Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2 158 losing a child to illness brought about by unclean water. Poverty is powerless lack of representation and freedom (Mochtar: www.world bank.org). Dari berbagai pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kemis- kinan merupakan kondisi ketidakber- dayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan dan penghi- dupannya karena ketidakadilan dalam bidang multidimensi baik politik, eko- nomi, sosial budaya dan teknologi. b.Teori Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah klasik yang telah ada sejak dahulu kala dan nampaknya akan tetap menjadi masalah aktual hingga kini. Oleh sebab itu, meskipun telah dilakukan program pengentasan kemiskinan, namun hing- ga kini kemiskinan masih tetap ada. Menurut Suharto dalam memahami kemiskinan, terdapat dua paradigma atau teori besar (grand theory), yakni paradigma Neo-liberal dan Sosial Demokrat (http://www.policy.hu/su- harto/modul a/makindo 13.htm) Para pendukung Neo-liberal ber- pendapat bahwa kemiskinan merupa- kan persoalan individual yang disebab- kan oleh kelemahan-kelemahan dan/ atau pilihan-pilihan individu yang ber- sangkutan. Kemiskinan akan hilang apabila kekuatan-kekuatan pasar diper- luas sebesar-besarnya dan pertumbuh- an ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Oleh sebab itu, strategi penanggulang- an kemiskinan harus bersifat ‘residual’, sementara, dan hanya melibatkan ke- luarga, kelompok-kelompok swadaya atau lembaga-lembaga keagamaan. Se- mentara itu, negara hanya berperan sebagai penjaga malam dan baru dapat melakukan campur tangan apabila lem- baga-lembaga tersebut tidak mampu menjalankan tugasnya. Teori Neo-Li- beral yakin bahwa berkat keunggulan mekanisme pasar dan pertumbuhan ekonomi secara alamiah akan mampu mengatasi kemiskinan dan ketidakadil- an sosial. Teori Sosial Demokrat berpendapat bahwa kemiskinan bukan merupakan persoalan individual, melainkan me- rupakan persoalan struktural. Kemis- kinan disebabkan oleh ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses-akses ke- lompok tertentu terhadap berbagai sumber-sumber kemasyarakatan. Para pendukung Sosial-Demokrat berpen- dapat bahwa kesetaraan merupakan prasyarat penting dalam memperoleh kemandirian kebebasan. Terwujudnya kebebasan hanya dapat dicapai apabila setiap orang memiliki atau mampu menjangkau sumber-sumber, misalnya pendidikan dan kesehatan yang baik serta pendapatan yang cukup. Negara mempunyai peranan penting dalam menjamin setiap orang dapat berparti- sipasi dalam kegiatan di masyarakat yang memungkinkan mereka menen- tukan pilihan-pilihannya dalam meme- nuhi kebutuhannya. Secara ringkas per- bedaan pandangan Neo-liberal dengan Sosial-Demokrat terhadap kemskinan dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2. Pandangan Neo-liberal dan Sosial Demokrat terhadap Kemiskinan Kriteria Neo-Liberal Sosial-Demokrat Landasan Teoretis Individual Struktural Konsepsi dan indikator kemiskinan Kemiskinan absolute Kemiskinan relative
  • 5. Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri 159 Kriteria Neo-Liberal Sosial-Demokrat Penyebab Kemiskinan Kelemahan dan pilihan- pilihan individu; Lemahnya pengaturan pendapatan Lemahnya kepribadian Ketimpangan struktur ekonomi dan politik Ketidakadilan sosial Strategi Penanggulangan Kemiskinan Penyaluran pendapatan terhadap orang miskin secara selektif; Memberi pelatihan keterampilan pengelolaan keuangan Penyaluran pendapatan dasar secara universal; Perubahan fundamental dalam pola-pola pendistribusian pendapatan melalui intervensi negara Prinsip Residual. Dukungan saling menguntungkan (mutual aid) Insitusional. Redistribusi pendapatan vertikal dan horizontal; ANSI kolektif. Sumber : Dikembangkan dari Cheyne,O’Brien dan Belgrave (1998 :176) dalam Suharto (2007) c. Indikator Kemiskinan Dalam menentukan kemiskinan ter- dapat beberapa kriteria untuk meng- ukur kemiskinan. Tambunan menyata- kan bahwa besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu pada garis kemiskinan di- sebut kemiskinan absolut, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak di- dasarkan pada garis kemiskinan di- sebut kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pen- dapatan, sedangkan kemiskinan abso- lut adalah derajat dari kemiskinan di bawah garis kemiskinan, dimana ke- butuhan-kebutuhan minimum untuk dapat bertahan hidup tidak dapat ter- penuhi (2003: 84). Adanya berbagai ma- cam kriteria kemiskinan menyebabkan terjadinya perbedaan data tentang ke- miskinan. Kriteria kemiskinan antara lain seperti berikut. 1) Kriteria Bank Dunia Bank Dunia menggunakan dasar jumlah pendapatan per kapita dalam standar mata uang dollar, Pada tahun 1990 Bank Dunia menetapan garis ke- miskinan sebesar $ 1 per kapita per hari dan pada tahun 2000, dan kini Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan sebesar $ 2 per kapita per hari. 2) Kriteria Biro Pusat Statisik Kriteria yang digunakan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk menentukan garis kemiskinan adalah pengeluaran mini- mum yang diperlukan untuk meme- nuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengeluaran minimum untuk hidup sehari-hari diukur dengan pengeluaran untuk makanan setara dengan 2100 kalori ditambah dengan pengeluaran untuk kebutuhan non makanan yang meliputi pakaian, perumahan dan ver- bagai barang dan jasa (Khomsan, 2007). 3) Kriteria Menurut Sayogya. Sayogya menggunakan satuan kilo- gram beras ekuivalen untuk menentu- kan kriteria batas garis kemiskinan. Verdasarkan hal tersebut, Sayogya me- ngelompokkan masyarakat dalam em- pat kelompok, sebagai berikut.
  • 6. Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2 160 Tabel 3 . Ukuran Tingkat Kemiskinan Menurut Sayogya o. Predikat Penghasilan Lokasi 1. Sangat Miskin Di bawah setara 240 kg beras Di bawah setara 360 kg beras Pedesaan Perkotan 2. Miskin Setara 240 – 320 kg beras Setara 320 – 480 kg beras Pedesaan Perkotaan 3. Hampir Miskin Setara 320 – 480 kg beras Setara 480 – 720 kg beras Pedesaan Perkotaan 4 Cukup Setara lebih dari 480 kg beras Setara lebih dari 720 kg beras Pedesaan Perkotaan Sumber : Ricky Iswar, dkk. (2000). Menurut Sunyoto Usman, terdapat dua macam perspektif yang digunakan untuk mendekati masalah kemiskinan, yakni perspektif kultural (cultural pers- pective) dan perspektif struktural atau situasional (situational perspective). a. Dalam perspektif kultural untuk mendekati masalah kemiskinan di- bedakan dalam tiga tingkat analisis. Pada tingkat individual, kemiskinan ditandai dengan sifat perasaan mar- ginal yang kuat (a strong feeling of marginality) antara lain berupa : sikap apatisme, fatalisme atau pasrah pada nasib, boros, ketergantungan dan in- ferior (merasa rendah diri). Pada ting- kat keluarga, kemiskinan ditandai dengan jumlah anggota keluarga yang besar. Pada tingkat masyarakat, kemiskinan ditandai oleh tidak ter- integrasinya kaum miskin dengan institusi masyarakat secara efektif. b. Pada perspektif struktural, kemiskin- an yang ditandai tidak dimilikinya akses terhadap sarana publik mau- pun proses politik, tidak memiliki kekuatan politik sehingga mereka berada dalam struktur sosial yang paling bawah. 2. PNPM Mandiri Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks sehingga penanggu- langannya nmemerlukan partisipasi berbagai pihak secara bersama dan terkoordinasi. Upaya penanggulangan kemiskinan perlu melibatkan kelom- pok peduli, para relawan, dunia usaha serta pemerintah daerah. Untuk me- ningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan mulai tahun 2007 pemerin- tah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang po- pular disebut PNPM Mandiri. Berdasarkan Pedoman Umum PNPM Mandiri, yang dimaksud PNPM Mandiri adalah program nasional da- lam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program- program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur pro- gram, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan se- cara berkelanjutan ((Tim Pengendali, 2007 : 11)). PNPM Mandiri sebagai pengem- bangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program Penang- gulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) serta Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah terting- gal, pasca bencana dan konflik.
  • 7. Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri 161 Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan pada PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilak- sanakan oleh berbagai departemen / sektor dan pemerintah daerah. Pelak- sanaan PNPM Mandiri diprioritaskan pada desa-desa tertinggal. Strategi penanggulangan kemis- kinan dilakukan melalui perubahan perilaku masyarakat, yakni dengan pendekatan pemberdayaan atau proses pembelajaran masyarakat dan penguat- an kapasitas untuk mengedepankan peran pemerintah daerah dalam meng- apresiasi dan mendukung kemandirian masyarakat. Hal ini sesuai dengan pe- ngertian pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan oleh Tim Pengen- dali PNPM Mandiri, sebagai upaya untuk menciptakan/meningkatkan ka- pasitas masyarakat, baik secara indi- vidu maupun kelompok dalam meme- cahkan berbagai persoalan terkait upa- ya peningkatan kualitas hidup, keman- dirian, dan kesejahteraanya. Pember- dayaan masyarakat memerlukan keter- libatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. (Tim Pengendali, 2007: 11) Sementara itu, Deepa Narayan, memberikan pengertian pemberdayaan lebih luas dibandingkan dengan apa yang disampaikan oleh Tim Pengendali PNPM Mandiri. Deepa Narayan mem- berikan pengertian pemberdayaan se- bagai berikut . ”Empowerment is the expansion of assets and capabilities of poor people to participate in, negotiate with, influence, control, and hold accountable institutions that affect their lives” (Deepa Narayan, 2002 : 14) Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberdaya- an masyarakat merupakan upaya mem- persiapkan dan penguatan aset dan po- tensi masyarakat miskin agar mampu berpartisipasi dalam mengendalikan dan memperkuat kelembagaan masya- rakat agar mampu mewujudkan kema- juan dan kemandirian. Dengan demi- kian, pemberdayaan masyarakat meru- pakan upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang ti- dak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbela- kangan. Dengan kata lain, pemberdaya- an adalah memampukan dan meman- dirikan masyarakat. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui tiga jalur: (1) menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyara- kat berkembang (enabling), (2) penguat- an potensi dan daya yang dimiliki masyarakat (empowering), serta (3) upa- ya melindungi (protecting) (Sumodi- ningrat, 1999 : 133 - 134). 3. Proses Pembelajaran sebagai Stra- tegi Pemberdayaan Warga Miskin dalam Program Pengentasan Kemis- kinan Realisasi proses pemberdayaan da- lam program pengentasan kemiskinan pada PNPM Mandiri Perkotaan dilak- sanakan melalui kegiatan pembelajaran, pelatihan dan pendampingan oleh fasi- litator kelurahan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan partisipasi warga masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan sikap kemandirian masyarakat dalam meng- atasi permasalahannya termasuk pem- bangunan yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran dalam rangka pember- dayaan warga miskin dilakukan me- lalui (1) penciptaan iklim, (2) penguatan
  • 8. Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2 162 potensi dan (3) perlindungan, dengan realisasi sebagai berikut. a. Penciptaan iklim yang memungkin- kan berkembangnya nilai-nilai uni- versal kemanusiaan. Untuk keper- luan ini dilakukan kegiatan sosiali- sasi nilai-nilai universal kemanusia- an, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan pembangunan berkelanjutan. Nilai-nilai universal kemanusiaan berupa kebersamaan, kejujuran, ke- relawanan/keikhlasan, keadilan, ke- setaraan, dan kesatuan dalam ke- ragaman, sedangkan prinsip-prinsip kemasyarakatan berupa kegotong- royongan, demokrasi, transparansi dan akuntabilitas. Sosialisasi nilai- nilai dan prinsip tersebut, dipandang penting karena adanya globalisasi menyuburkan berkembangnya nilai dan budaya asing yang mengagung- agungkan semangat dan jiwa indivi- dualisme sehingga mengakibatkan lunturnya nilai-nilai dan budaya lu- hur yang merupakan kekayaan dan keunggulan bangsa Indonesia. De- ngan adanya sosialisasi untuk me- nyadarkan kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan prinsip-prinsip ke- masyarakatan, diharapkan seluruh warga masyarakat senantiasa mene- rapkannya dalam berpartisipasi pe- ngentasaan kemiskinan di wilayah- nya masing-masing. Kegiatan sosiali- sasi ditujukan kepada masyarakat miskin, perangkat desa, tokoh ma- syarakat dan para relawan. b. Penguatan kelembagaan, yang di- lakukan melalui proses pembelajaran pembentukan kelembagaan lokal yang berupa Badan Keswadayaan Masyarakatan (BKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang mengakar, transparan dan akuntabel. Mengakar dalam pembentukan lem- baga dilakukan dengan basis ma- syarakat terbawah yakni mulai ting- kat RT, pedukuhan dan kemudian tingkat desa/kelurahan. Semua war- ga masyarakat memiliki kesempatan untuk menjadi pengurus, tidak ada pencalonan, dan tidak ada kampanye tetapi justru masyarakat yang men- calonkan orang-orang yang diper- caya, yang memiliki dedikasi, keju- juran, dan kepedulian terhadap ke- miskinan pada komunitasnya. Transparan dalam arti aturan, ter- buka untuk semua warga, aturan tata-tertib disosialisasikan Akuntabel dalam arti segala kegiatan dan ke- uangan diadministrasikan secara ter- tib, dipertanggungjawabkan dan di- laporkan secara luas kepada masya- rakat serta pembukuan diaudit oleh akuntan publik. Untuk keperluan pembentukan kelembagaan lokal, masyarakat dibimbing oleh faskel menyusun tata-tertib, pengenalan nilai universal kemasyarakatan yang berupa demokrasi, partisipasi, trans- paransi, dan desentralisasi, persya- ratan anggota kelembagaan, dan dasar-dasar pelaksanaan pembentuk- an kelembagaan. Selain itu dalam pembentukan kelembagaan lokal tidak boleh meninggalkan nilai uni- versal kemanusiaan. Pelaksanaan pembentukan lembaga lokal (BKM dan KSM) sepenuhnya diserahkan kepada warga masyarakat, sehingga masyarakat diberi kepercayaan dan kebebasan sepenuhnya. Dengan kata lain masyarakat memiliki otonomi dalam pembentukan kelembagaan lokal sepanjang sesuai dengan pro- sedur dan nilai-nilai universal ke- masyarakatan. c. Penguatan potensi dan daya yang dimiliki, berupa pemberian bantuan dana, peningkatan SDM, pem- bangunan sarana prasarana yang
  • 9. Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan pada PNPM Mandiri 163 tergabung dalam pembelajaran pem- bangunan tridaya, yakni pem- bangunan bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Penguatan potensi ini dimaksudkan sebagai stimulan sebagai sarana untuk menggerakkan dan meningkatkan partisipasi warga. Pembangunan tridaya merupakan salah satu penjabaran dari program- program pembangunan pada PJM Pronangkis sesuai dengan prioritas kebutuhan. Pembangunan bidang ekonomi berupa pinjaman modal bergulir yang diperuntukkan bagi warga miskin yang memiliki usaha yang tercatat dalam Pemetaan Swa- daya (PS) dan tergabung dalam Ke- lompok Swadaya Masyarakat (KSM). Besarnya pinjaman didasarkan atas verifikasi dan hasil musyawarah BKM, dengan bunga 1 1/5% per bulan dengan jangka waktu 12 bulan sedangkan angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama. Pembangunan sosial berupa kegiatan peningkatan sumber daya manusia berupa pe- latihan keterampilan, kewirausaha- an, manajemen bagi warga miskin dan pemberian bea siswa anak dari warga miskin. Kegiatan ini diharap- kan dapat meningkatkan keterampil- an sekaligus membuka peluang usaha bagi warga miskin maupun mengembangkan usahanya. Pem- bangunan lingkungan, berupa pem- bangunan sarana dan prasarana da- sar lingkungan antara lain pem- bangunan di bidang kebersihan dan kesehatan (MCK, saluran air limbah, kandang kelompok), pembangunan sumur air bersih, pemugaran rumah layak huni (rumah sehat), pem- bangunan jalan (pengerasan, peng- aspalan), pembangunan saluran iri- gasi, jembatan dan pembangunan sarana pemasaran (pasar dan per- tokoan). d. Perlindungan, yakni pembelajaran penyusunan program yang sesuai kebutuhan, permasalahan dan poten- si warga miskin. Warga miskin di- berikan pembelajaran penyusunan Program Jangka Menengah Progran Pengentasan Kemiskinan (PJM-Pro- nangkis). Untuk keperluan penyu- sunan PJM Pronangkis, bimbingan dan pengarahan dilakukan pada per- temuan yang dihadiri para warga miskin, kaum perempuan, tokoh ma- syarakat, para relawan serta para anggota BKM. Pada pertemuan ter- sebut para warga miskin dibimbing belajar mengenali potensi serta per- masalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya atas dasar musyawarah secara bersama menyusun program kegiatan untuk jangka waktu satu hingga tiga tahun, yang meliputi pembangunan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan, untuk selan- jutnya dituangkan dalam Pemba- ngunan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis). Penyusunan PJM Pro- nangkis dikoordinasikan oleh BKM dan dalam pelaksanaannya tetap mempertimbangkan nilia-nilai uni- versal kemanusiaan. Dengan di- susunnya PJM Pronangkis maka ada kepastian bahwa kegiatan pem- bangunan benar-benar berpihak pa- da warga miskin (pro-poor policy), diarahkan untuk membantu pengen- tasan kemiskinan. C. Penutup Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan ber- sifat kompleks dan multidimensi, se- hingga untuk mengatasinya perlu pen- dekatan secara terpadu. Penyebab
  • 10. Cakrawala Pendidikan, Juni 2009, Th. XXVIII, No. 2 164 kemiskinan menurut Teori Neo-libera- lisme merupakan masalah individual, sedangkan Teori Sosial Demokrat memandang penyebab kemiskinan ka- rena masalah struktural. Kurang ber- hasilnya program pengentasan kemis- kinan yang dilakukan selama ini di- sebabkan kemiskinan hanya dilihat dari aspek ekonomi dan menekankan aspek pemberdayaan serta kurang melibat- kan masyarakat lokal. PNPM Mandiri merupakan progam pengentasan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan, yang mengembangkan proses pembelajaran melalui (1) pen- ciptaan iklim cara melakukan sosialisasi nilai-nilai universal kemanusiaan, (2) penguatan kelembagaan, berupa pem- belajaran pembentukan lembaga kema- syarakatan lokal, dan penyusunan pro- gram berdasarkan aspirasi warga, (3) penguatan potensi dengan cara mem- berikan bantuan pendanaan, pelatihan dan (4) perlindungan yang berupa ke- pastian program yang berpihak pada warga miskin. Daftar Pustaka Deepa Narayan. 2002. Empowerment and Poverty Reduction: A Source book. Washington DC: The World Bank. Ditjen Cipta Karya. 2008. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Per- kotaan: Bersama Membangun Ke- mandirian dalam Pengembangan Lingkungan Permukiman yang Ber- kelanjutan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Felix, Adam. 2007. Pengentasan Kemis- kinan melalui Pemberdayaan Masyarakat: www.Kimpraswil.- go.id/publik/P2KP). Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pem- berdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. Jakarta: Grame- dia Pustaka Utama. Kuncoro, Mudrajat. 2006. Ekonomi Pem- bangunan: Teori, Masalah dan Ke- bijakan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Meier, Gerald M. 1995. Leading Issues in Economic Development. New York: Oxford University Press. Muchtar. Strategi Pemberdayaan Ber- basis Kelembagaan Lokal dalam Penangangan Kemiskinan Per- kotaan (http:geogle.co.idmuchtar.- htm, download tanggal 29 Desember 2007}. Seers, D. 1973. The Meaning of Deve- lopment, dalam Wilber (Ed), The Political Economy of Development and Underdevelopment. New York: Random House. Suharta. 2007. Konsep dan Strategi Pengentasan Kemiskinan menu- rut Perspektif Pekerjaan Sosial. (http://www.policy.hu/suharto /modul a/makindo 13.htm). Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2007). Pedoman Umum. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tim Koordinasi Penang- gulangan Kemiskinan. Jakarta : Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Sosial.