SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
PRAKTIKUM KESETIMBANGAN 
DAN DINAMIKA KIMIA 
KESETIMBANGAN UAP – CAIR PADA SISTEM BINER 
Nama Praktikan : Ach. Haris Efendy 
NIM : 101810301021 
Kelompok : 
Nama Asisten : 
LABORATORIUM KIMIA FISIK 
JURUSAN KIMIA 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS JEMBER 
2012
BAB 1. PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Zat cair yang dipanaskan dalam wadah tertutup walaupun tekanan uap naik, 
rapatan uap bertambah karena uap itu dibatasi oleh volume tetap. karena wadah yang 
tertutup, dapat diketahui batas antara fase uap dan fase cair yang tidak setimbang. 
Tahap dimana rapatan uap sama dengan rapatan sisa cairan, dan batas antar fase 
hilang disebut kesetimbangan antara uap dan cair. Temperature pada keadaan tersebut 
adalah temperature kritis 
Seperti pada kesetimbangan umumnya, kesetimbangan uap cair dapat 
ditentukan ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada suatu waktu tertentu. Saat 
kesetimbangan ini, kecepatan antara molekul-molekul campuran yang membentuk 
fase uap sama dengan kecepatan molekul-molekulnya membentuk cairan kembali. 
Contoh nyata penggunaan data termodinamika kesetimbangan uap-cair dalam 
berbagai metoda perancangan kolom distilasi packed column dan try column. 
Salah satu contoh aplikasi dari percobaan kesetimbangan uap cair ini adalah 
pembuatan tabung gas LPG. Proses pembuatan tabung gas LPG ini menggunakan 
prinsip distilasi, yaitu tekanan uap dalam tabung bila semakin besar akan mengubah 
gas di dalam tabung menjadi cair. Prinsip distilasi yang digunakan sangat penting 
dipelajari oleh mahasiswa. Karena dengan begitu praktikan akan memperoleh nilai 
dari densitas dan fraksi mol dari larutan biner dan pengaruhnya antar satu sama lain. 
1.2 Tujuan 
 Menentukan sifat larutan binair dengan membuat diagram temperatur versus 
komposisi, dengan menentukan indeks biasnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 MSDS Bahan 
2.1.1 Aseton 
Aseton (C3H6O) adalah zat cair yang tidak berwarna, berbau tajam, mudah 
menguap, mudah terbakar. Massa molar nya 58,08 g/mol. Penampilan cairan tidak 
berwarna, densitas 0,79 g/cm³, titik leleh −94,9°C (178,2 K), titik didih 56,53°C 
(329,4 K). Kelarutan dalam air, larut dalam berbagai perbandingan viskositas 0,32 
cP pada 20 °C, struktur bentuk molekul trigonal planar pada C=O, momen dipol 
2,91, aseton mudah terbakar. 
Aseton juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan- 
2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan 
yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton larut dalam berbagai 
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Selain dimanufaktur secara 
industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia 
dalam kandungan kecil (Anonim, 2012). 
2.1.2 Klorofom 
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform 
dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan 
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada 
suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap. Struktur molekulnya berbentuk 
tetrahedral. Sifat fisik dan kimia dari kloroform adala sebagai berikut: 
 Rumus Molekul : CHCl3 
 Titik Didih : 610C 
 Titik Leleh : -63,50C 
 Tekanan uap : 159 mmHg pada 200C 
 Berat Jenis Uap Air : 4,1 
 Kerapatan massa : 1,48 g/cm3 
 Kelarutan Dalam Air : 0,8 g/100 mL pada 200C 
 Massa Molar : 119,38 g/mol. 
 Inhalasi 
- Mengganggu saluran pernapasan. 
- Menyebabkan efek system saraf pusat, termasuk sakit kepala, mengantuk, 
pusing. 
- Paparan konsentrasi yang lebih tinggi dapat mengakibatkan
ketidaksadaran dan bahkan kematian. 
 Tertelan 
- Menyebabkan nyeri di dada. 
- Muntah dalam jumlah besar. 
- Gejala yang ditimbulkan mirip dengan gejala pada inhalasi. 
 Kontak kulit 
- Menyebabkan iritasi kulit yang dapat mengakibatkan kemerahan dan 
sakit. 
 Kontak mata 
- Uap dan percikan dapat menyababkan rasa sakit. 
- Iritasi mata bahkan kerusakan pada mata. 
 Kronis 
- Uap dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati, ginjal, jantung dan sistem 
saraf. 
- Kontak dengan cairan dapat menyebabkan iritasi kronis pada kulit disertai 
pengeringan, keretakan dan dermatitis (Anonim, 2012). 
2.2 Landasan Teori 
Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem homogen yang terdiri dari 
dua komponen atau lebih. Istilah pelarut dan zat terlarut sebenarnya biasa 
dipertukarkan, tetapi istilah pelarut biasanya digunakan untuk cairan, bila larutan 
terdiri dari padatan atau gas dalam cairan. Istilah ini untuk jenis larutan lain biasa 
digunakan untuk menyatakan zat yang terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. 
Komponen–komponen yang terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit biasanya 
dinamakan zat terlarut (Bird, 1993). 
Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh, dan lewat jenuh. Larutan disebut jenuh 
pada temperatur tertentu, bila larutan tidak dapat melarutkan lagi lebih banyak zat 
terlarut. Bila jumlah zat terlarut kurang dari ini, disebut larutan tidak jenuh dan bila 
lebih disebut lewat jenuh. Kemungkinan larutan banyak sekali, ada sembilan 
kemungkinan yaitu: 
1. Larutan gas dalam gas 
2. Larutan cairan dalam gas 
3. Larutan zat padat dalam gas 
4. Larutan gas dalam zat padat 
5. Larutan cairan dalam zat padat 
6. Larutan zat padat dalam zat padat
7. Larutan gas dalam cairan 
8. Larutan cairan dalam cairan 
9. larutan zat padat dalam cairan. 
Percobaan yang akan dilakukan menggunakan larutan gas dalam cairan. Kelarutan 
gas dalam cairan tergantung jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur 
(Sukardjo, 1989). 
Gas ideal tidak memilikigayaintermolekul dalam gas tersebut. Cairan ideal 
berarti semuagayaintermolekul baikgayaintermolekul pada molekul- molekul sejenis 
(misal pelarut- pelarut) atau pada molekul yang tidak sejenis (misal pelarut-zat 
terlarut) adalah sama. Salah satu sifat larutan yang penting adalah tekanan suatu 
komponen yang terdapat dalam larutan tersebut pada permukaan larutan. Mengetahui 
besarnya kecenderungan suatu komponen untuk menguap yang berarti keluar dari 
larutan dapat diduga gaya-gaya intermolekul apa yang bekerja di dalam larutan. 
Mempelajari kecenderungan untuk menguap atau tekanan uap parsial sebagai fungsi 
dari suhu dan konsentrasi (Bird, 1993). 
Larutan dikatakan sebagai larutan ideal apabila: 
1. Homogen pada seluruh sistem mulai dari fraksi mol 0 – 1. 
2. Tidak ada entalpi pencampuran pada waktu komponen – komponen dicampur 
membentuk larutan dengan entalpi pencampuran = 0. 
3. Tidak ada beda volume pencampuran artinya volume larutan sama dengan 
jumlah komponen yang dicampurkan (ΔV pencampuran = 0). 
4. Memenuhi hukum Raoult sebagai berikut; 
P1 = X1 . Po 
Dimana P1 = Tekanan Uap Larutan 
Po = Tekanan Uap Sovent Murni 
X1 = Mol fraksi larutan (Tim Penyusun, 2012). 
Dalam larutan ideal sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat 
komponen yang lain, sehingga sifat larutan yang dihasilkan terletak diantara sifat 
kedua komponennya. Contoh, sistim benzena – toulena. Sedangkan larutan non ideal 
adalah larutan yang tidak memiliki sifat diatas. Larutan ini dibagi 2 golongan yaitu : 
a) Larutan nonideal deviasi positip yang mempunyai volume ekspansi, diamana 
akan menghasilkan titik didih maksimum pada sistim campuran itu. Contoh : 
Sistim Aseton – Karbondisulfida. 
b) Larutan non ideal deviasi negatif yang mempunyai volume kontraksi, dimana 
akan menghasilkan titik didih minimum pada sistim campuran itu.
Dalam percobaan ini komposisi larutan merupakan harga mol fraksi larutan 
untuk membuat diagram T – X maka harga X ditentukan pada tiap –tiap titik didih 
dengan mengukur indeks biasnya pada beberapa komposisi tertentu dari larutan. hal 
ini dapat dilakukan dengan membuat grafik standar komposisi vs indeks bias terlebih 
dahulu. 
Komposisi dihitung sbb; Misalnya mencampurkan a ml aseton dengan berat jenis 1 
dengan b ml. Chloroform dengan berat jenis 2, maka komposisinya : 
X1 = (a 1/M1) / (a1/ M1) + (b2/M2)} 
Dimana : M1 = berat molekul Aseton = 58 
M2 = Berat molekul chloroform = 119,5 (Tim Penyusun, 2012). 
Larutan dikatakan ideal jika larutan tersebut mengikuti hukum Roult pada 
seluruh kisaran komposisi sistem. Hukum Roult dalam bentuknya yang lebih umum 
didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap komponen dalam larutan yang sama dengan 
keadaan serta fraksi molnya dalam larutan tersebut, yakni : 
f1 = X1 . f1* 
Sedangkan hubungan antara tekanan parsial dan komposisinya dalam larutan 
merupakan pendekatan dalam hal larutan yang mempunyai komponen tekanan parsial 
kecil. 
o 
P1 = X1 . P1 
Dimana : p1 = tekanan uap larutan 
po = tekanan uap larutan murni 
X1 = mol fraksi larutan 
Potensial kimia dari tiap komponen dalam larutan didefinisikan sebagai : 
μ1 = μ1 
o + R T ln X1 
(Dogra, 1990).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN 
3.1 Alat dan Bahan 
3.1.1. Alat 
 Alat destilasi kesetimbangan 
 Thermometer 
 Pemanas(lampu/kompor) 
 Tempat destilat 
 Tempat residu 
 Alat refraktometer 
3.1.2. Bahan 
 Kloroform 
 Aseton 
3.2 Skema kerja 
Aseton dan Kloroform 
 Ditentukan berat jenis dari zat dengan cara Aeromater atau 
Piknometer. 
 Ditentukan indeks biasnya. 
 Dibuat campuran keduanya dengan perbandingan: 
 Aseton : 10 ml, 8 ml, 6 ml, 4 ml, 2 ml, 0 ml 
 Kloroform : 0 ml, 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10ml. 
 Direfluks dan dicatat titik didihnya untuk setiap campuran. 
 Diambil distilat dengan pipet,ditentukan indeks biasnya. 
 Ditentukan juga indeks bias residunya. 
 Dilakukan pada setiap campuran 
Aseton dan Kloroform

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
Kelarutan Intrinsik Obat
Kelarutan Intrinsik ObatKelarutan Intrinsik Obat
Kelarutan Intrinsik ObatRidwan
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolitcatatantutor
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutankhoirilliana12
 
Rangkuman kimia-kelas-xii
Rangkuman kimia-kelas-xiiRangkuman kimia-kelas-xii
Rangkuman kimia-kelas-xiiokieriandi
 
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]ryryn
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyunita97544748
 
sifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutansifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutanmfebri26
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanHarryFairuz
 
Laporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasLaporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasMina Audina
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
 

What's hot (19)

Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Kelarutan Intrinsik Obat
Kelarutan Intrinsik ObatKelarutan Intrinsik Obat
Kelarutan Intrinsik Obat
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
 
Rangkuman kimia-kelas-xii
Rangkuman kimia-kelas-xiiRangkuman kimia-kelas-xii
Rangkuman kimia-kelas-xii
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
 
05 stabilitas obat
05 stabilitas obat05 stabilitas obat
05 stabilitas obat
 
Bab ii kelarutan
Bab ii kelarutanBab ii kelarutan
Bab ii kelarutan
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
sifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutansifat sifat koligatif larutan
sifat sifat koligatif larutan
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Laporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasLaporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitas
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 

Similar to KESETIMBANGAN UAP CAIR

Bahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasiBahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasiAwal Reon
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptBayuPermana43
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptxPPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptxaliandosaputra
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaFransiska Puteri
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptSuhartiSuharti16
 
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxSIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxdanny110359
 
Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murniTermodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murnijayamartha
 
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptxMateri-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptxsoufamalita1
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan AyubDovaRiady
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiyahyakurnia23
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiyahyakurnia23
 
2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata edited2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata editedMahammad Khadafi
 

Similar to KESETIMBANGAN UAP CAIR (20)

Bahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasiBahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasi
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.ppt
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Kelarutan
KelarutanKelarutan
Kelarutan
 
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptxPPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
PPT_Larutan dan Sifat Koligatif Larutan_KIMIA FISIKA.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
 
Larutan-1.pdf
Larutan-1.pdfLarutan-1.pdf
Larutan-1.pdf
 
Farfis i
Farfis iFarfis i
Farfis i
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
 
4 larutan
4 larutan4 larutan
4 larutan
 
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxSIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
 
Kimia Materi
Kimia MateriKimia Materi
Kimia Materi
 
Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murniTermodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murni
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptxMateri-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
Materi-Kimia-Kelas-12-Sifat-Koligatif-Larutan-PPT.pptx
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas ii
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas ii
 
2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata edited2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata edited
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

KESETIMBANGAN UAP CAIR

  • 1. PRAKTIKUM KESETIMBANGAN DAN DINAMIKA KIMIA KESETIMBANGAN UAP – CAIR PADA SISTEM BINER Nama Praktikan : Ach. Haris Efendy NIM : 101810301021 Kelompok : Nama Asisten : LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2012
  • 2. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zat cair yang dipanaskan dalam wadah tertutup walaupun tekanan uap naik, rapatan uap bertambah karena uap itu dibatasi oleh volume tetap. karena wadah yang tertutup, dapat diketahui batas antara fase uap dan fase cair yang tidak setimbang. Tahap dimana rapatan uap sama dengan rapatan sisa cairan, dan batas antar fase hilang disebut kesetimbangan antara uap dan cair. Temperature pada keadaan tersebut adalah temperature kritis Seperti pada kesetimbangan umumnya, kesetimbangan uap cair dapat ditentukan ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada suatu waktu tertentu. Saat kesetimbangan ini, kecepatan antara molekul-molekul campuran yang membentuk fase uap sama dengan kecepatan molekul-molekulnya membentuk cairan kembali. Contoh nyata penggunaan data termodinamika kesetimbangan uap-cair dalam berbagai metoda perancangan kolom distilasi packed column dan try column. Salah satu contoh aplikasi dari percobaan kesetimbangan uap cair ini adalah pembuatan tabung gas LPG. Proses pembuatan tabung gas LPG ini menggunakan prinsip distilasi, yaitu tekanan uap dalam tabung bila semakin besar akan mengubah gas di dalam tabung menjadi cair. Prinsip distilasi yang digunakan sangat penting dipelajari oleh mahasiswa. Karena dengan begitu praktikan akan memperoleh nilai dari densitas dan fraksi mol dari larutan biner dan pengaruhnya antar satu sama lain. 1.2 Tujuan  Menentukan sifat larutan binair dengan membuat diagram temperatur versus komposisi, dengan menentukan indeks biasnya.
  • 3. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MSDS Bahan 2.1.1 Aseton Aseton (C3H6O) adalah zat cair yang tidak berwarna, berbau tajam, mudah menguap, mudah terbakar. Massa molar nya 58,08 g/mol. Penampilan cairan tidak berwarna, densitas 0,79 g/cm³, titik leleh −94,9°C (178,2 K), titik didih 56,53°C (329,4 K). Kelarutan dalam air, larut dalam berbagai perbandingan viskositas 0,32 cP pada 20 °C, struktur bentuk molekul trigonal planar pada C=O, momen dipol 2,91, aseton mudah terbakar. Aseton juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan- 2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil (Anonim, 2012). 2.1.2 Klorofom Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap. Struktur molekulnya berbentuk tetrahedral. Sifat fisik dan kimia dari kloroform adala sebagai berikut:  Rumus Molekul : CHCl3  Titik Didih : 610C  Titik Leleh : -63,50C  Tekanan uap : 159 mmHg pada 200C  Berat Jenis Uap Air : 4,1  Kerapatan massa : 1,48 g/cm3  Kelarutan Dalam Air : 0,8 g/100 mL pada 200C  Massa Molar : 119,38 g/mol.  Inhalasi - Mengganggu saluran pernapasan. - Menyebabkan efek system saraf pusat, termasuk sakit kepala, mengantuk, pusing. - Paparan konsentrasi yang lebih tinggi dapat mengakibatkan
  • 4. ketidaksadaran dan bahkan kematian.  Tertelan - Menyebabkan nyeri di dada. - Muntah dalam jumlah besar. - Gejala yang ditimbulkan mirip dengan gejala pada inhalasi.  Kontak kulit - Menyebabkan iritasi kulit yang dapat mengakibatkan kemerahan dan sakit.  Kontak mata - Uap dan percikan dapat menyababkan rasa sakit. - Iritasi mata bahkan kerusakan pada mata.  Kronis - Uap dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati, ginjal, jantung dan sistem saraf. - Kontak dengan cairan dapat menyebabkan iritasi kronis pada kulit disertai pengeringan, keretakan dan dermatitis (Anonim, 2012). 2.2 Landasan Teori Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih. Istilah pelarut dan zat terlarut sebenarnya biasa dipertukarkan, tetapi istilah pelarut biasanya digunakan untuk cairan, bila larutan terdiri dari padatan atau gas dalam cairan. Istilah ini untuk jenis larutan lain biasa digunakan untuk menyatakan zat yang terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Komponen–komponen yang terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit biasanya dinamakan zat terlarut (Bird, 1993). Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh, dan lewat jenuh. Larutan disebut jenuh pada temperatur tertentu, bila larutan tidak dapat melarutkan lagi lebih banyak zat terlarut. Bila jumlah zat terlarut kurang dari ini, disebut larutan tidak jenuh dan bila lebih disebut lewat jenuh. Kemungkinan larutan banyak sekali, ada sembilan kemungkinan yaitu: 1. Larutan gas dalam gas 2. Larutan cairan dalam gas 3. Larutan zat padat dalam gas 4. Larutan gas dalam zat padat 5. Larutan cairan dalam zat padat 6. Larutan zat padat dalam zat padat
  • 5. 7. Larutan gas dalam cairan 8. Larutan cairan dalam cairan 9. larutan zat padat dalam cairan. Percobaan yang akan dilakukan menggunakan larutan gas dalam cairan. Kelarutan gas dalam cairan tergantung jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur (Sukardjo, 1989). Gas ideal tidak memilikigayaintermolekul dalam gas tersebut. Cairan ideal berarti semuagayaintermolekul baikgayaintermolekul pada molekul- molekul sejenis (misal pelarut- pelarut) atau pada molekul yang tidak sejenis (misal pelarut-zat terlarut) adalah sama. Salah satu sifat larutan yang penting adalah tekanan suatu komponen yang terdapat dalam larutan tersebut pada permukaan larutan. Mengetahui besarnya kecenderungan suatu komponen untuk menguap yang berarti keluar dari larutan dapat diduga gaya-gaya intermolekul apa yang bekerja di dalam larutan. Mempelajari kecenderungan untuk menguap atau tekanan uap parsial sebagai fungsi dari suhu dan konsentrasi (Bird, 1993). Larutan dikatakan sebagai larutan ideal apabila: 1. Homogen pada seluruh sistem mulai dari fraksi mol 0 – 1. 2. Tidak ada entalpi pencampuran pada waktu komponen – komponen dicampur membentuk larutan dengan entalpi pencampuran = 0. 3. Tidak ada beda volume pencampuran artinya volume larutan sama dengan jumlah komponen yang dicampurkan (ΔV pencampuran = 0). 4. Memenuhi hukum Raoult sebagai berikut; P1 = X1 . Po Dimana P1 = Tekanan Uap Larutan Po = Tekanan Uap Sovent Murni X1 = Mol fraksi larutan (Tim Penyusun, 2012). Dalam larutan ideal sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat komponen yang lain, sehingga sifat larutan yang dihasilkan terletak diantara sifat kedua komponennya. Contoh, sistim benzena – toulena. Sedangkan larutan non ideal adalah larutan yang tidak memiliki sifat diatas. Larutan ini dibagi 2 golongan yaitu : a) Larutan nonideal deviasi positip yang mempunyai volume ekspansi, diamana akan menghasilkan titik didih maksimum pada sistim campuran itu. Contoh : Sistim Aseton – Karbondisulfida. b) Larutan non ideal deviasi negatif yang mempunyai volume kontraksi, dimana akan menghasilkan titik didih minimum pada sistim campuran itu.
  • 6. Dalam percobaan ini komposisi larutan merupakan harga mol fraksi larutan untuk membuat diagram T – X maka harga X ditentukan pada tiap –tiap titik didih dengan mengukur indeks biasnya pada beberapa komposisi tertentu dari larutan. hal ini dapat dilakukan dengan membuat grafik standar komposisi vs indeks bias terlebih dahulu. Komposisi dihitung sbb; Misalnya mencampurkan a ml aseton dengan berat jenis 1 dengan b ml. Chloroform dengan berat jenis 2, maka komposisinya : X1 = (a 1/M1) / (a1/ M1) + (b2/M2)} Dimana : M1 = berat molekul Aseton = 58 M2 = Berat molekul chloroform = 119,5 (Tim Penyusun, 2012). Larutan dikatakan ideal jika larutan tersebut mengikuti hukum Roult pada seluruh kisaran komposisi sistem. Hukum Roult dalam bentuknya yang lebih umum didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap komponen dalam larutan yang sama dengan keadaan serta fraksi molnya dalam larutan tersebut, yakni : f1 = X1 . f1* Sedangkan hubungan antara tekanan parsial dan komposisinya dalam larutan merupakan pendekatan dalam hal larutan yang mempunyai komponen tekanan parsial kecil. o P1 = X1 . P1 Dimana : p1 = tekanan uap larutan po = tekanan uap larutan murni X1 = mol fraksi larutan Potensial kimia dari tiap komponen dalam larutan didefinisikan sebagai : μ1 = μ1 o + R T ln X1 (Dogra, 1990).
  • 7. BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1. Alat  Alat destilasi kesetimbangan  Thermometer  Pemanas(lampu/kompor)  Tempat destilat  Tempat residu  Alat refraktometer 3.1.2. Bahan  Kloroform  Aseton 3.2 Skema kerja Aseton dan Kloroform  Ditentukan berat jenis dari zat dengan cara Aeromater atau Piknometer.  Ditentukan indeks biasnya.  Dibuat campuran keduanya dengan perbandingan:  Aseton : 10 ml, 8 ml, 6 ml, 4 ml, 2 ml, 0 ml  Kloroform : 0 ml, 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10ml.  Direfluks dan dicatat titik didihnya untuk setiap campuran.  Diambil distilat dengan pipet,ditentukan indeks biasnya.  Ditentukan juga indeks bias residunya.  Dilakukan pada setiap campuran Aseton dan Kloroform