SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
ACARA V
KESETIMBANGAN MASSA
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum acara 5 “Kesetimbangan Massa” ini, adalah :
a. Mengetahui prinsip kesetimbangan massa.
b. Mengetahui cara penentuan kadar air dengan berbagai metode.
II. Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan Alat dan Bahan
Pelarut primer merupakan pereaksi kimia yang berfungsi
mengubah energi kinetik radiasi menjadi energi eksitasi. Pelarut yang
biasa dipakai secara komersial untuk membuat larutan sintilator adalah
xylen. Xylen memberikan efisiensi konversi energi yang tinggi. Efisiensi
konversi energy bergantung pada perbandingan isomer xylen
penyusunnya. Contoh yang biasa digunakan adalah I-xylen mumi (orto,
meta dan para) atau campuran antara dua isomer dengan perbandingan
tertentu. Para-xylen tidak dapat digunakan karena titik bekunya adalah
antara 12-13°C, yaitu suhu pengoperasian alat pencacah sintilasi cairo
Meskipun xylen diklasifikasikan sebagai cairan yang mudah terbakar
tetapi nilai flash point-nya masih di atas temperatur ruang, jadi tidak
berbahaya untuk pemakaian normal (Tjahaja dkk, 2000).
Peralatan distilasi yang konvensional untuk fraksinasi bahan cair
secara terus menerus, terdiri dari tiga bahan utama yaitu pembangkit uap
yang menyediakan panas yang dibutuhkan untuk penguapan, sebuah
kolom yaitu tempat seluruh tahap persentuhan untuk pemisahan distilasi
dilengkapi, dan sebuah pendingin untuk memampatkan hasil atas yang
terakhir. Alat pendingin dan pembangkit uap tidak mempunyai bentuk
yang khusus. Kolom fraksinasi lebih rumit oleh karena alat ini harus
melengkapi suatu susunan seri tahap persentuhan untuk
mempersentuhkan bahan cair dengan uap (Earle, 1969).
Pemasakan dodol meliputi empat tahap, yaitu: pembuatan mata ula,
pengadukan pertama, pengadukan kedua, pengadukan ketiga. Mata ula
adalah santan kental yang dipanaskan sampai setengah berminyak.
Santan yang digunakan pada penelitian ini berasal dari perasan kelapa
segar yang diparut dengan tambahan air. Pada pengadukan pertama
dilakukan pembuatan buburan dari tepung ketan dan air. Pada tahap
pengadukan kedua, dilakukan penambahan gula pasir dan gula merah.
Gula dalam pembuatan dodol berperan sebagai penambah citarasa,
pembentuk warna, aroma, tekstur dan pengawet. Pengadukan dianggap
telah mencapai tingkat kematangan yang cukup jika teksturnya sudah
kenyal dan tidak lengket di penggorengan. Setelah tahap pemasakan,
adonan dipindahkan ke loyang. Hal ini harus dilakukan sesegera
mungkin untuk menghindari dodol lewat matang akibat sisa panas wajan
hasil pemasakan (Astawan, 2004).
b. Tinjauan Teori
Dalam tahun 1789 dituliskan “kita harus menerimanya sebagai
aksioma yang tidak perlu diperdebatkan, bahwa dalam setiap kegiatan
(operasi) seni dan alam, tidak ada yang diciptakan ; jumlah materi yang
sama ada sebelum dan sesudah eksperimen. Tidak ada hal yang terjadi
selain daripada perubahan dan modifikasi susunan unsur-unsur ini.”
Prinsip ini yang kemudian disebut kekekalan massa, telah tebukti sangat
bermanfaat dalam ilmu fisika dan kimia (Wiley, 1999).
Untuk kekekalan massa, B = m dan = dm/dm. Ini menyatakan
bahwa dalam aliran tunak, aliran massa yang memasuki dan
meninggalkan volume kendali harus persis setimbang. Kalau lubang-
lubang masuk dan ke luar itu juga satu dimensi, dengan persamaan
masuk = keluar. Pendekatan yang sederhana banyak
dipakai dalam analisis kerekayasaan. Misalnya, kalau alirannya tunak
ketiga fluks massa yang keluar mengimbangi kedua fluks massa yang
masuk : Aliran ke luar = aliran masuk. Besaran AV disebut alran massa
m yang melalui penampang satu dimensi dan mempunyai satuan
konsisten kilogram per sekon (slug per sekon), dapat dituliskan dalam
bentuk yang singkat : m2 + m3 + m5 = m1 + m4. Pada umumnya
kekekalan massa dapat dituliskan sebagai : keluar = masuk
(White, 1988).
Persamaan konservasi massa dapat dijelaskan menggunakan
prinsip kontinum yaitu : “Laju massa air yang masuk volume kendali
dikurangi laju massa air yang keluar volume kendali sama dengan laju
akumulasi massa air di dalam volume kendali”. Selanjutnya dikenal
hukum kekekalan massa yaitu : “massa tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan”, maka sumber (source) untuk konservasi massa adalah
nol. Sehingga pernyataan diatas dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut : (mass) + net outward mass flux = 0
Oleh karena, = = maka massa dapat dinyatakan sebagai m =
, sehingga dengan menggunakan Teorema Pengangkutan Reynold
(Siing, 2011).
Definisi operasional massa sebagai bilangan yang dikaitkan pada
tiap partikel atau benda dan didapat dengan membandingkan terhadap
sebuah benda standar dengan menggunakan neraca berlengan sama. Cara
untuk mendapatkan massa suatu benda ini didasarkan pada tarikkan ke
bawah yang dihasilkan bumi terhadap semua benda yakni, tarikan
grafitasi bumi. Definisi massa ini memiliki beberapa kelemahan.
Pertama, tidak semua benda bisa diletakkan pada neraca untuk
mendapatkan massanya. Kedua, selain interaksi gravitasi, benda-benda
juga mengalami interaksi lain. Akhirnya, definisi operasional tentang
massa didasarkan pada anggapan bahwa partikelnya berada dalam
keadaan diam, dalam definisi itu tidak diketahui apakah massa akan
tetap sama bila partikel tersebut dalam dalam keadaan bergerak
(Alonso, 1992).
Kesetimbangan massa, pada kondisi tunak jumlah dari udara kering
dan uap air yang terkandung dalam volume atur tidak dapat bervariasi.
Jadi, untuk tiap komponen secara individual jumlah total laju
perpindahan massa masuk dan keluar harus sama. Artinya :
ma1 = ma2 (udara kering)
mv1 + mw = mv2 (air)
Untuk menyederhanakan, besarnya laju perpindahan massa yang konstan
ditunjukkan dengan ma. laju perpindahan massa dari uap air dapat
ditulliskan dalam bentuk rasio kelembaban sebagi mv1 = 1.ma dan mv2 =
2.ma. Dengan persamaan-persamaan ini, kesetimbangan massa untuk
air menjadi : mw = ma ( 2- 1) (Moran, 2004).
Distilasi adalah proses dimana cairan dipisahkan berdasarkan
volatilitas relatif dan titik didih. Volatilitas relatif dari suatu zat adalah
ukuran dari kemampuan untuk memisahkan dua komponen dalam sistem
Jumlah ini menunjukkan seberapa mudah atau sulit suatu zat tertentu
untuk dipisahkan. Sebagai contoh jika volatilitas relatif dari dua
komponen hamper sama besarnya, pemisahan akan lebih sulit. Ini juga
merupakan indikasi bahwa dua komponen memiliki karakteristik yang
sangat mirip uap tekanannya (Sivanantha et.al, 2011).
Metode termoanalytical, seperti termogravimetri, thermovolumetri
dan analisis termal differensial digunakan lebih lanjut dalam
penyelidikan reaksi kimia pada zat cair dan padat pada suhu yang tinggi.
Teknik ini melibatkan pengukuran berkelanjutan dari perubahan properti
fisik seperti berat, volume, kapasitas panas, dan lain-lain. Karena suhu
sampel meningkat, biasanya pada tingkat yang telah ditentukan
(Freeman et.al, 1957).
Destilasi ekstraksi adalah sebuah proses penguapan parsial dengan
adanya agen pemisah massa, yang susah menguap dan memiliki titik
didih tinggi, yang biasa disebut entrainer atau agen pemisah. Umumnya
entrainer diberikan pada kolom bagian atas, diatas aliran input dan akan
tetap ada dalam konsentrasi yang cukup besar dalam fase cair di
sepanjang kolom tersebut. Entrainer diambil sebagai produk akhir
dengan salah satu komponennya dipisahkan dan dipindahkan ke kolom
regenerasi kedua yang dioperasikan dalam keadaan vakum. Pelarut
paling lazim yang digunakan dalam destilasi ekstraksi adalah glikol,
gliserin dan untuk kasus destilasi ekstraksi garam, asetat dan garam non-
organik (Gil, 2007).
Penentuan kadar air menurut Nasution (2005) yaitu untuk kadar
air dihitung dengan cara sebagai berikut:
% kadar air =
Analisa keseimbangan massa bahan sangat penting dalam proses
pengolahan kelapa sawit karena analisisa tersebut menyediakan sarana
untuk mengukur limbah yang diharapkan dari proses dan membuat
ketentuan untuk pemanfaatannya, untuk menghindari dampak
lingkungan. Selama pengolahan kelapa sawit, sekitar 20-24% dari TBS
(Tanda Buah Segar) dikonsersi menjadi minyak (Poku, 2002), sedangkan
sisanya 76-80% adalah limbah. Studi mengenai kesetimbangan bahan
massa belum dilakukan pada prosesor kelapa sawit petani di Nigeria
(Ohimain, 2012).
Metode destilasi digunakan untuk bahan yang banyak mengandung
lemak dan komponen yang mudah menguap disamping air. Prinsip
pengukuran kadar air dengan metode destilasi adalah menguapkan air
bahan dengan cara destilasi menggunakan pelarut “immicible”,
kemudian air ditampung dalam tabung yang diketahui volumenya.
Pelarut yang digunakan mempenyai titik didih lebih besar dari air, tetapi
mempunyai berat jenis (BJ) lebih kecil dari air. Dengan demikian air dan
pelarut akan terpisah, air ada dibagian bawah. Contoh senyawa yang
dapat dijadikan pelarut yaitu : toluene, xylem, dan benzene
(Legowo, 2007).
III. Metode
a. Alat dan Bahan
Alat :
1. Kompor
2. Wajan
3. Pengaduk
4. Alat destilasi
5. Gelas ukur 1000 ml
6. Gelas ukur 100 ml
7. Timbangan analitik
8. Corong
9. Sendok
10. Pisau
Bahan :
11. Tepung beras 10 gr
12. Tepung ketan 100 gr
13. Santan kental 48,6 gr
14. Santan encer 188,4 gr
15. Gula jawa 206,2 gr
16. Garam 2 gr
17. Xylen
b. Cara Kerja
Pembuatan Dodol
Tepung beras, tepung ketan, garam,
dan santan kental
Tepung beras, tepung ketan, gula jawa,
garam, santan kental, santan encer.
Ditimbang
Santan encer dan gula jawa,
Dicampur
Dipanaskan sampai mendidih
Ditambahkan
Diaduk sampai kalis
Diangkat dan didinginkan
Thermovolumetri
IV. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Percobaan
Tabel 5.1 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode manual
Kelompok
Berat Awal
(gr)
Berat Akhir
(gr)
% Kadar Air
% Kadar Air
yang Hilang
1 dan 2 1036,8 775,5 25,202 74,798
3 dan 4 1236 1105 10,599 89,401
5 dan 6 1094,5 900 17,771 82,229
7,8, dan 9 1479,2 1255 15,157 84,843
Sumber : Laporan Sementara
Sampel ditimbang
sebanyak 30 gram
Dipotong kecil-kecil
berbentuk dadu
Dimasukkan
kedalam labu
destilasi
Ditambahkan pelarut
Xylen 100 ml
Didestilasi sampai air dan
pelarut behenti menetes
Volume air yang tertampung
pada gelas ukur dibaca
Dihitung % kadar
airnya
Tabel 5.2 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode
Thermovolumetri
Kelompok
Berat
Sampel (gr)
ml Air yang
didapat
% Kadar
Air
% Kadar Air
yang Hilang
Semua Kira-kira 30 2,2 7,333 92,667
Sumber Laporan Sementara
Pada shift 2
Tabel 5.3 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode manual
Kelompok
Berat Awal
(gr)
Berat Akhir
(gr)
% Kadar Air
% Kadar Air
yang Hilang
10,11,12 1074,8 900 16,263 83,737
13 dan 16 1163,7 1100 5,474 94,526
14 dan 17 969 855 11,765 88,235
15 1458,2 1250 14,227 85,773
18 1458,2 1250 14,227 85,723
19 dan 20 1358,2 1155 14,999 85,001
Tabel 5.4 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode
Thermovolumetril
Kelompok
Berat
sampel (gr)
Ml air yang
didapat
% Kadar Air
% Kadar Air
yang Hilang
10,11,12 30 3 10 90
13,16,18 30 2,1 7 93
14,15,17 30 2,9 9,667 90,333
19,20 30 2,5 7,333 92,667
b. Pembahasan
Gambar 5.1 Neraca Kesetimbangan Massa Pembuatan Dodol Metode
Thermovolumetri
Gambar 5.2 Neraca Kesetimbangan Massa Pembuatan Dodol Metode
Biasa
554,2 gr bahan
(317,2 gr padatan,
237gr air)
(57,235% padatan,
42,764% air)
Tepung beras 10 gr
Tepung ketan 100 gr
Santan kental 48,6 gr
Santan encer 188,4 gr
Gula jawa 206,2 gr
Garam 1 gr
Pemanasan
Berat dodol 330 gr
(air+padatan)
Kadar air 7,33%
Kadar air hilang
92,667%
Tepung beras 10 gr
Tepung ketan 100 gr
Santan kental 48,6 gr
Santan encer 188,4 gr
Gula jawa 206,2 gr
Garam 1 gr Pemanasan
Berat dodol 330 gr
Kadar air hilang
84,843%
Menurut SNI 01-2986-1992 pada umumnya kadar air dodol
maksimal adalah 20%, artinya kadar air standar dalam dodol adalah 20
gram dalam 100 gram dodol. Kadar air sangat berpengaruh terhadap
mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan salah satu sebab mengapa di
dalam pengolahan pangan kadar air sering dikeluarkan atau dikurangi
dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan. Pengurangan
kadar air, disamping bertujuan untuk mengawetkan juga untuk
mengurangi dan menghemat pengepakan.
Pengeringan adalah suatu metoda untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan
air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air
tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh
lagi didalamnya. Kadar air suatu bahan yang dikeringkan mempengaruhi
beberapa hal yaitu seberapa jauh penguapan dapat berlangsung, lamanya
proses pengeringan dan jalannya proses pengeringan.
Pada penentuan kadar air menggunakan metode destilasi
(Thermovolumetri). Destilasi adalah proses dimana cairan dipisahkan
berdasarkan volatilitas relatif dan titik didih. Volatilitas relatif dari suatu
zat adalah ukuran dari kemampuan untuk memisahkan dua komponen
dalam sistem. Jumlah ini menunjukkan seberapa mudah atau sulit suatu
zat tertentu untuk dipisahkan. Prinsip penentuan kadar air dengan
destilasi adalah menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang
mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur
dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat
kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzena,
tetrakhlorethilen, dan xylol. Namun, pada percobaan kali ini
menggunakan pelarut xylen.
Pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 dijelaskan bahwa berat total bahan
yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah 554,2 gr dengan kadar
air dalam bahan sebesar 42,764% (237 gr) dan kadar padatan 57,235%
(317,2 gr). Sedangkan pada saat dodol jadi hanya diperoleh berat sebesar
330 gr. Hal ini membuktikan bahwa terdapat massa yang hilang selama
proses pembuatan dodol. Setelah dilakukan perhitungan dengan metode
thermovolumetri diperoleh data bahwa kadar air dodol pada akhir
pembuatan adalah sebesar 7,33%. Dengan demikian kadar air yang
hilang sebesar 92,667%. Akan tetapi, saat dilakukan perhitungan dengan
metode biasa diperoleh bahwa kadar air yang yang hilang sebesar
84,843%.
Hal ini dimungkinkan karena saat praktikum, terjadi ketidaktelitian
dalam pengolahan dodol karena terlalu kering sehingga mengalami
kesulitan saat proses destilat, tidak semua produk dodol dapat terambil
semua dari wajan, dan ketidakcermatan saat penimbangan. Pengurangan
massa tidak hanya terjadi pada massa air, sebab saat pengambilan dodol
dari wajan terdapat massa dodol yang tertinggal. Hal ini juga
membuktikan bahwa selain pengurangan massa akibat penguapan juga
karena adanya massa yang tertinggal pada alat produksi, sehingga
mengurangi berat produk jadi.
Prinsip kesetimbangan massa sering diaplikasikan untuk
menentukan kadar air yang terkandung dalam produk yang dihasilkan
dan kadar air yang hilang dalam setiap proses pengolahan pangan.
Dengan menggunakan prinsip tersebut produsen dapat menghitung atau
mengkalkulasikan besarnya produk yang hilang atau tertinggal selama
proses pengolahan. Sehingga produsen dapat mengurangi dan
meminimalisir besarnya kerugian yang akan ditimbulkan.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami laksanakan dapat
disimpulkan, bahwa :
1. Prinsip kesetimbangan massa adalah total input bahan sama dengan total
output produk.
2. Berdasarkan hasil percobaan total input bahan sebesar 1479,2 gr tidak
sama dengan total output produk sebesar 1255 gr, karena adanya
akumulasi bahan pada alat dan perubahan wujud air menjadi uap selama
proses pembuatan dodol.
3. Diperoleh kadar air dodol dari metode manual sebesar 15,157% dan
kadar air dodol yang didapat dari metode thermovolumetrik sebesar
7,33%.
4. Berat bahan awal adalah 554,2 gr dan berat dodol jadi adalah sebesar
330 gr. Berat yang tersisa pada alat produksi sebesar 224,2 gr.
5. Kadar air yang hilang dengan perhitungan biasa sebesar 84,843%
sedangkan kadar air yang hilang dengan perhitungan thermovolumetri
sebesar 92,667%.
Daftar Pustaka
Alonso, Marcelo. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
Astawan, Made. 2004. Pemanfaatan rumput laut (eucheuma cottonii) untuk
meningkatkan kadar iodium dan serat pangan pada selai dan dodol.
Bogor : Jurnal.Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XV, No. 1 Th. 2004.
Freeman, Eli S. et.al. 1957. The Application of Thermoanalytical Techniques to
Reaction Kinetics: The Thermogravimetric Evaluation of the Kinetics of
the Decomposition of Calcium Oxalate Monohydrate. Journal of Physic-
Chemistry 1957 July.
Gil, I. D. 2007. Separation Of Ethanol And Water By Extractive Distillation With
Salt An Solvent As Entrainer: Process Simulation. Brazilian Journal of
Chemical Engineering Vol. 25, No. 01, pp. 207 - 215, January - March,
2008.
Legowo, Anang M. 2007. Academic Curriculum Development Buku Ajar Analisis
Pangan. Semarang : Fakultas Diponegoro Universitas Diponegoro.
Moran, Michael J. 2004. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga.
Nasution, Emma Zaidar. 2005. Pembuatan Mie Kering dari Tepung Terigu
dengan Tepung Rumput Laut yang Difortifikasi dengan Kacang Kedelai.
Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 2005: 87-91.
Ohimain, Elijah I. 2012. Material-mass Balance of Smallholder Oil Palm
Processing in the Niger Delta, Nigeria. Nigeria : Advance Journal of Food
Science and Technology 5(3): 289-294, 2013.
Siing, M. 2011. Penyelesaian model matematika penelusuran banjir gelombang
difusi (diffusion wave flood routing). Yogyakarta : Fakultas MIPA, UNY
Sivanantha, Cinthujaa et.al. 2011. Analysis and Modeling of Vapor Recompressive
Distillation Using ASPEN-HYSYS. Computer Science Journal of Moldova,
vol.19, no.2(56), 2011.
White, Frank M. 1988. Mekanika Fluida. Jakarta : Erlangga.
Wiley, John. 1999. Fisika Jilid 1 : Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Lampiran
Analisa Perhitungan
Tepung beras : 10 gram
Tepung ketan : 100 gram
Santan kental : 48,6 gram
Santan encer : 188,4 gram
Gula jawa : 206,2 gram
Garam : 1 gram
Massa wajan + pengaduk = 925 gram
Tabel 5.1
% KA = x 100 %
Kelompok 1 dan 2
% KA = x 100 %
= x 100%
= x100%
= 25,202 %
Kelompok 3 dan 4
% KA = x 100 %
= x 100%
= x100%
= 10,599 %
Kelompok 5 dan 6
% KA = x 100 %
= x 100%
= x100%
= 17,771 %
Kelompok 7, 8, dan 9
% KA = x 100 %
= x 100%
= x100%
= 15,157 %
% KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual
Kelompok 1 dan 2
% KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual
= 100% - 25,202%
= 74,798%
Kelompok 3 dan 4
% KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual
= 100% - 10,599 %
= 89,401%
Kelompok 5 dan 6
% KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual
= 100% - 17,771%
= 82,229%
Kelompok 7, 8, dan 9
% KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual
= 100% - 15,157%
= 84,843%
Tabel 5.2
% KA = x 100%
= x 100%
= 7,333%
% KA yang hilang = 100% - % KA dari metode thermovolumetrik
= 100% - 7,333%
= 92,667%
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa

More Related Content

What's hot

Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Nurfaizatul Jannah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makanan
ITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makananITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makanan
ITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makananFransiska Puteri
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimadeputra93
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanFransiska Puteri
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKMutiara Nanda
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanFitri Andriani
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanFransiska Puteri
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 

What's hot (20)

Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makanan
ITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makananITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makanan
ITP UNS SEMESTER 2 Transfer panas pada makanan
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
AIR
AIRAIR
AIR
 

Viewers also liked

ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceFransiska Puteri
 
Dasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energiDasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energiManar Gazali
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikFransiska Puteri
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1Titin Indrawati
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanFransiska Puteri
 
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilanLaporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilandonnyerlangga
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi PekerjaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi PekerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
 
Neraca massa, multiple unit process
Neraca massa, multiple unit processNeraca massa, multiple unit process
Neraca massa, multiple unit processRidha Faturachmi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4Fransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 
Chapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineering
Chapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineeringChapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineering
Chapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineeringSapan Anand
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebasninisbanuwati96
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 

Viewers also liked (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
 
Dasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energiDasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energi
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
 
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilanLaporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi PekerjaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Topik 2 fransie
Topik 2 fransieTopik 2 fransie
Topik 2 fransie
 
Autobiografisoekarno
AutobiografisoekarnoAutobiografisoekarno
Autobiografisoekarno
 
Neraca massa, multiple unit process
Neraca massa, multiple unit processNeraca massa, multiple unit process
Neraca massa, multiple unit process
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 
Chapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineering
Chapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineeringChapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineering
Chapter 1 mass balance series of lecture of bioprocess engineering
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 

Similar to ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa

Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptx
2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptx2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptx
2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptxAnAm688822
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanAgataMelati
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKikiAdriani1
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratSafira Amalia Fardiana
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
 
PPT TERMODINAMIKA.pdf
PPT TERMODINAMIKA.pdfPPT TERMODINAMIKA.pdf
PPT TERMODINAMIKA.pdfFisika Rizal
 
Bab 7 Termodinamika.pptx
Bab 7 Termodinamika.pptxBab 7 Termodinamika.pptx
Bab 7 Termodinamika.pptxFebrianaFisika
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 

Similar to ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa (20)

Hhh
HhhHhh
Hhh
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptx
2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptx2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptx
2 Termodinamika dan Statistika (Tinjauan Singkat).pptx
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
 
lap
laplap
lap
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Bab 7 Termodinamika.pdf
Bab 7 Termodinamika.pdfBab 7 Termodinamika.pdf
Bab 7 Termodinamika.pdf
 
Acara I
Acara IAcara I
Acara I
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
 
12gravimetrik
12gravimetrik12gravimetrik
12gravimetrik
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
Dasar Termodinamika
Dasar TermodinamikaDasar Termodinamika
Dasar Termodinamika
 
PPT TERMODINAMIKA.pdf
PPT TERMODINAMIKA.pdfPPT TERMODINAMIKA.pdf
PPT TERMODINAMIKA.pdf
 
Bab 7 Termodinamika.pptx
Bab 7 Termodinamika.pptxBab 7 Termodinamika.pptx
Bab 7 Termodinamika.pptx
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 

More from Fransiska Puteri

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airFransiska Puteri
 

More from Fransiska Puteri (20)

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
 

ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa

  • 1. ACARA V KESETIMBANGAN MASSA I. Tujuan Praktikum Tujuan dari Praktikum acara 5 “Kesetimbangan Massa” ini, adalah : a. Mengetahui prinsip kesetimbangan massa. b. Mengetahui cara penentuan kadar air dengan berbagai metode. II. Tinjauan Pustaka a. Tinjauan Alat dan Bahan Pelarut primer merupakan pereaksi kimia yang berfungsi mengubah energi kinetik radiasi menjadi energi eksitasi. Pelarut yang biasa dipakai secara komersial untuk membuat larutan sintilator adalah xylen. Xylen memberikan efisiensi konversi energi yang tinggi. Efisiensi konversi energy bergantung pada perbandingan isomer xylen penyusunnya. Contoh yang biasa digunakan adalah I-xylen mumi (orto, meta dan para) atau campuran antara dua isomer dengan perbandingan tertentu. Para-xylen tidak dapat digunakan karena titik bekunya adalah antara 12-13°C, yaitu suhu pengoperasian alat pencacah sintilasi cairo Meskipun xylen diklasifikasikan sebagai cairan yang mudah terbakar tetapi nilai flash point-nya masih di atas temperatur ruang, jadi tidak berbahaya untuk pemakaian normal (Tjahaja dkk, 2000). Peralatan distilasi yang konvensional untuk fraksinasi bahan cair secara terus menerus, terdiri dari tiga bahan utama yaitu pembangkit uap yang menyediakan panas yang dibutuhkan untuk penguapan, sebuah kolom yaitu tempat seluruh tahap persentuhan untuk pemisahan distilasi dilengkapi, dan sebuah pendingin untuk memampatkan hasil atas yang terakhir. Alat pendingin dan pembangkit uap tidak mempunyai bentuk yang khusus. Kolom fraksinasi lebih rumit oleh karena alat ini harus melengkapi suatu susunan seri tahap persentuhan untuk mempersentuhkan bahan cair dengan uap (Earle, 1969).
  • 2. Pemasakan dodol meliputi empat tahap, yaitu: pembuatan mata ula, pengadukan pertama, pengadukan kedua, pengadukan ketiga. Mata ula adalah santan kental yang dipanaskan sampai setengah berminyak. Santan yang digunakan pada penelitian ini berasal dari perasan kelapa segar yang diparut dengan tambahan air. Pada pengadukan pertama dilakukan pembuatan buburan dari tepung ketan dan air. Pada tahap pengadukan kedua, dilakukan penambahan gula pasir dan gula merah. Gula dalam pembuatan dodol berperan sebagai penambah citarasa, pembentuk warna, aroma, tekstur dan pengawet. Pengadukan dianggap telah mencapai tingkat kematangan yang cukup jika teksturnya sudah kenyal dan tidak lengket di penggorengan. Setelah tahap pemasakan, adonan dipindahkan ke loyang. Hal ini harus dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari dodol lewat matang akibat sisa panas wajan hasil pemasakan (Astawan, 2004). b. Tinjauan Teori Dalam tahun 1789 dituliskan “kita harus menerimanya sebagai aksioma yang tidak perlu diperdebatkan, bahwa dalam setiap kegiatan (operasi) seni dan alam, tidak ada yang diciptakan ; jumlah materi yang sama ada sebelum dan sesudah eksperimen. Tidak ada hal yang terjadi selain daripada perubahan dan modifikasi susunan unsur-unsur ini.” Prinsip ini yang kemudian disebut kekekalan massa, telah tebukti sangat bermanfaat dalam ilmu fisika dan kimia (Wiley, 1999). Untuk kekekalan massa, B = m dan = dm/dm. Ini menyatakan bahwa dalam aliran tunak, aliran massa yang memasuki dan meninggalkan volume kendali harus persis setimbang. Kalau lubang- lubang masuk dan ke luar itu juga satu dimensi, dengan persamaan masuk = keluar. Pendekatan yang sederhana banyak dipakai dalam analisis kerekayasaan. Misalnya, kalau alirannya tunak ketiga fluks massa yang keluar mengimbangi kedua fluks massa yang masuk : Aliran ke luar = aliran masuk. Besaran AV disebut alran massa m yang melalui penampang satu dimensi dan mempunyai satuan konsisten kilogram per sekon (slug per sekon), dapat dituliskan dalam
  • 3. bentuk yang singkat : m2 + m3 + m5 = m1 + m4. Pada umumnya kekekalan massa dapat dituliskan sebagai : keluar = masuk (White, 1988). Persamaan konservasi massa dapat dijelaskan menggunakan prinsip kontinum yaitu : “Laju massa air yang masuk volume kendali dikurangi laju massa air yang keluar volume kendali sama dengan laju akumulasi massa air di dalam volume kendali”. Selanjutnya dikenal hukum kekekalan massa yaitu : “massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan”, maka sumber (source) untuk konservasi massa adalah nol. Sehingga pernyataan diatas dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : (mass) + net outward mass flux = 0 Oleh karena, = = maka massa dapat dinyatakan sebagai m = , sehingga dengan menggunakan Teorema Pengangkutan Reynold (Siing, 2011). Definisi operasional massa sebagai bilangan yang dikaitkan pada tiap partikel atau benda dan didapat dengan membandingkan terhadap sebuah benda standar dengan menggunakan neraca berlengan sama. Cara untuk mendapatkan massa suatu benda ini didasarkan pada tarikkan ke bawah yang dihasilkan bumi terhadap semua benda yakni, tarikan grafitasi bumi. Definisi massa ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, tidak semua benda bisa diletakkan pada neraca untuk mendapatkan massanya. Kedua, selain interaksi gravitasi, benda-benda juga mengalami interaksi lain. Akhirnya, definisi operasional tentang massa didasarkan pada anggapan bahwa partikelnya berada dalam keadaan diam, dalam definisi itu tidak diketahui apakah massa akan tetap sama bila partikel tersebut dalam dalam keadaan bergerak (Alonso, 1992). Kesetimbangan massa, pada kondisi tunak jumlah dari udara kering dan uap air yang terkandung dalam volume atur tidak dapat bervariasi. Jadi, untuk tiap komponen secara individual jumlah total laju perpindahan massa masuk dan keluar harus sama. Artinya : ma1 = ma2 (udara kering)
  • 4. mv1 + mw = mv2 (air) Untuk menyederhanakan, besarnya laju perpindahan massa yang konstan ditunjukkan dengan ma. laju perpindahan massa dari uap air dapat ditulliskan dalam bentuk rasio kelembaban sebagi mv1 = 1.ma dan mv2 = 2.ma. Dengan persamaan-persamaan ini, kesetimbangan massa untuk air menjadi : mw = ma ( 2- 1) (Moran, 2004). Distilasi adalah proses dimana cairan dipisahkan berdasarkan volatilitas relatif dan titik didih. Volatilitas relatif dari suatu zat adalah ukuran dari kemampuan untuk memisahkan dua komponen dalam sistem Jumlah ini menunjukkan seberapa mudah atau sulit suatu zat tertentu untuk dipisahkan. Sebagai contoh jika volatilitas relatif dari dua komponen hamper sama besarnya, pemisahan akan lebih sulit. Ini juga merupakan indikasi bahwa dua komponen memiliki karakteristik yang sangat mirip uap tekanannya (Sivanantha et.al, 2011). Metode termoanalytical, seperti termogravimetri, thermovolumetri dan analisis termal differensial digunakan lebih lanjut dalam penyelidikan reaksi kimia pada zat cair dan padat pada suhu yang tinggi. Teknik ini melibatkan pengukuran berkelanjutan dari perubahan properti fisik seperti berat, volume, kapasitas panas, dan lain-lain. Karena suhu sampel meningkat, biasanya pada tingkat yang telah ditentukan (Freeman et.al, 1957). Destilasi ekstraksi adalah sebuah proses penguapan parsial dengan adanya agen pemisah massa, yang susah menguap dan memiliki titik didih tinggi, yang biasa disebut entrainer atau agen pemisah. Umumnya entrainer diberikan pada kolom bagian atas, diatas aliran input dan akan tetap ada dalam konsentrasi yang cukup besar dalam fase cair di sepanjang kolom tersebut. Entrainer diambil sebagai produk akhir dengan salah satu komponennya dipisahkan dan dipindahkan ke kolom regenerasi kedua yang dioperasikan dalam keadaan vakum. Pelarut paling lazim yang digunakan dalam destilasi ekstraksi adalah glikol, gliserin dan untuk kasus destilasi ekstraksi garam, asetat dan garam non- organik (Gil, 2007).
  • 5. Penentuan kadar air menurut Nasution (2005) yaitu untuk kadar air dihitung dengan cara sebagai berikut: % kadar air = Analisa keseimbangan massa bahan sangat penting dalam proses pengolahan kelapa sawit karena analisisa tersebut menyediakan sarana untuk mengukur limbah yang diharapkan dari proses dan membuat ketentuan untuk pemanfaatannya, untuk menghindari dampak lingkungan. Selama pengolahan kelapa sawit, sekitar 20-24% dari TBS (Tanda Buah Segar) dikonsersi menjadi minyak (Poku, 2002), sedangkan sisanya 76-80% adalah limbah. Studi mengenai kesetimbangan bahan massa belum dilakukan pada prosesor kelapa sawit petani di Nigeria (Ohimain, 2012). Metode destilasi digunakan untuk bahan yang banyak mengandung lemak dan komponen yang mudah menguap disamping air. Prinsip pengukuran kadar air dengan metode destilasi adalah menguapkan air bahan dengan cara destilasi menggunakan pelarut “immicible”, kemudian air ditampung dalam tabung yang diketahui volumenya. Pelarut yang digunakan mempenyai titik didih lebih besar dari air, tetapi mempunyai berat jenis (BJ) lebih kecil dari air. Dengan demikian air dan pelarut akan terpisah, air ada dibagian bawah. Contoh senyawa yang dapat dijadikan pelarut yaitu : toluene, xylem, dan benzene (Legowo, 2007).
  • 6. III. Metode a. Alat dan Bahan Alat : 1. Kompor 2. Wajan 3. Pengaduk 4. Alat destilasi 5. Gelas ukur 1000 ml 6. Gelas ukur 100 ml 7. Timbangan analitik 8. Corong 9. Sendok 10. Pisau Bahan : 11. Tepung beras 10 gr 12. Tepung ketan 100 gr 13. Santan kental 48,6 gr 14. Santan encer 188,4 gr 15. Gula jawa 206,2 gr 16. Garam 2 gr 17. Xylen
  • 7. b. Cara Kerja Pembuatan Dodol Tepung beras, tepung ketan, garam, dan santan kental Tepung beras, tepung ketan, gula jawa, garam, santan kental, santan encer. Ditimbang Santan encer dan gula jawa, Dicampur Dipanaskan sampai mendidih Ditambahkan Diaduk sampai kalis Diangkat dan didinginkan
  • 8. Thermovolumetri IV. Hasil dan Pembahasan a. Hasil Percobaan Tabel 5.1 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode manual Kelompok Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) % Kadar Air % Kadar Air yang Hilang 1 dan 2 1036,8 775,5 25,202 74,798 3 dan 4 1236 1105 10,599 89,401 5 dan 6 1094,5 900 17,771 82,229 7,8, dan 9 1479,2 1255 15,157 84,843 Sumber : Laporan Sementara Sampel ditimbang sebanyak 30 gram Dipotong kecil-kecil berbentuk dadu Dimasukkan kedalam labu destilasi Ditambahkan pelarut Xylen 100 ml Didestilasi sampai air dan pelarut behenti menetes Volume air yang tertampung pada gelas ukur dibaca Dihitung % kadar airnya
  • 9. Tabel 5.2 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode Thermovolumetri Kelompok Berat Sampel (gr) ml Air yang didapat % Kadar Air % Kadar Air yang Hilang Semua Kira-kira 30 2,2 7,333 92,667 Sumber Laporan Sementara Pada shift 2 Tabel 5.3 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode manual Kelompok Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) % Kadar Air % Kadar Air yang Hilang 10,11,12 1074,8 900 16,263 83,737 13 dan 16 1163,7 1100 5,474 94,526 14 dan 17 969 855 11,765 88,235 15 1458,2 1250 14,227 85,773 18 1458,2 1250 14,227 85,723 19 dan 20 1358,2 1155 14,999 85,001 Tabel 5.4 perhitungan kadar air dodol menggunakan metode Thermovolumetril Kelompok Berat sampel (gr) Ml air yang didapat % Kadar Air % Kadar Air yang Hilang 10,11,12 30 3 10 90 13,16,18 30 2,1 7 93 14,15,17 30 2,9 9,667 90,333 19,20 30 2,5 7,333 92,667
  • 10. b. Pembahasan Gambar 5.1 Neraca Kesetimbangan Massa Pembuatan Dodol Metode Thermovolumetri Gambar 5.2 Neraca Kesetimbangan Massa Pembuatan Dodol Metode Biasa 554,2 gr bahan (317,2 gr padatan, 237gr air) (57,235% padatan, 42,764% air) Tepung beras 10 gr Tepung ketan 100 gr Santan kental 48,6 gr Santan encer 188,4 gr Gula jawa 206,2 gr Garam 1 gr Pemanasan Berat dodol 330 gr (air+padatan) Kadar air 7,33% Kadar air hilang 92,667% Tepung beras 10 gr Tepung ketan 100 gr Santan kental 48,6 gr Santan encer 188,4 gr Gula jawa 206,2 gr Garam 1 gr Pemanasan Berat dodol 330 gr Kadar air hilang 84,843%
  • 11. Menurut SNI 01-2986-1992 pada umumnya kadar air dodol maksimal adalah 20%, artinya kadar air standar dalam dodol adalah 20 gram dalam 100 gram dodol. Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan salah satu sebab mengapa di dalam pengolahan pangan kadar air sering dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan. Pengurangan kadar air, disamping bertujuan untuk mengawetkan juga untuk mengurangi dan menghemat pengepakan. Pengeringan adalah suatu metoda untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya. Kadar air suatu bahan yang dikeringkan mempengaruhi beberapa hal yaitu seberapa jauh penguapan dapat berlangsung, lamanya proses pengeringan dan jalannya proses pengeringan. Pada penentuan kadar air menggunakan metode destilasi (Thermovolumetri). Destilasi adalah proses dimana cairan dipisahkan berdasarkan volatilitas relatif dan titik didih. Volatilitas relatif dari suatu zat adalah ukuran dari kemampuan untuk memisahkan dua komponen dalam sistem. Jumlah ini menunjukkan seberapa mudah atau sulit suatu zat tertentu untuk dipisahkan. Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzena, tetrakhlorethilen, dan xylol. Namun, pada percobaan kali ini menggunakan pelarut xylen. Pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 dijelaskan bahwa berat total bahan yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah 554,2 gr dengan kadar air dalam bahan sebesar 42,764% (237 gr) dan kadar padatan 57,235% (317,2 gr). Sedangkan pada saat dodol jadi hanya diperoleh berat sebesar 330 gr. Hal ini membuktikan bahwa terdapat massa yang hilang selama
  • 12. proses pembuatan dodol. Setelah dilakukan perhitungan dengan metode thermovolumetri diperoleh data bahwa kadar air dodol pada akhir pembuatan adalah sebesar 7,33%. Dengan demikian kadar air yang hilang sebesar 92,667%. Akan tetapi, saat dilakukan perhitungan dengan metode biasa diperoleh bahwa kadar air yang yang hilang sebesar 84,843%. Hal ini dimungkinkan karena saat praktikum, terjadi ketidaktelitian dalam pengolahan dodol karena terlalu kering sehingga mengalami kesulitan saat proses destilat, tidak semua produk dodol dapat terambil semua dari wajan, dan ketidakcermatan saat penimbangan. Pengurangan massa tidak hanya terjadi pada massa air, sebab saat pengambilan dodol dari wajan terdapat massa dodol yang tertinggal. Hal ini juga membuktikan bahwa selain pengurangan massa akibat penguapan juga karena adanya massa yang tertinggal pada alat produksi, sehingga mengurangi berat produk jadi. Prinsip kesetimbangan massa sering diaplikasikan untuk menentukan kadar air yang terkandung dalam produk yang dihasilkan dan kadar air yang hilang dalam setiap proses pengolahan pangan. Dengan menggunakan prinsip tersebut produsen dapat menghitung atau mengkalkulasikan besarnya produk yang hilang atau tertinggal selama proses pengolahan. Sehingga produsen dapat mengurangi dan meminimalisir besarnya kerugian yang akan ditimbulkan. V. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami laksanakan dapat disimpulkan, bahwa : 1. Prinsip kesetimbangan massa adalah total input bahan sama dengan total output produk. 2. Berdasarkan hasil percobaan total input bahan sebesar 1479,2 gr tidak sama dengan total output produk sebesar 1255 gr, karena adanya akumulasi bahan pada alat dan perubahan wujud air menjadi uap selama proses pembuatan dodol.
  • 13. 3. Diperoleh kadar air dodol dari metode manual sebesar 15,157% dan kadar air dodol yang didapat dari metode thermovolumetrik sebesar 7,33%. 4. Berat bahan awal adalah 554,2 gr dan berat dodol jadi adalah sebesar 330 gr. Berat yang tersisa pada alat produksi sebesar 224,2 gr. 5. Kadar air yang hilang dengan perhitungan biasa sebesar 84,843% sedangkan kadar air yang hilang dengan perhitungan thermovolumetri sebesar 92,667%.
  • 14. Daftar Pustaka Alonso, Marcelo. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga. Astawan, Made. 2004. Pemanfaatan rumput laut (eucheuma cottonii) untuk meningkatkan kadar iodium dan serat pangan pada selai dan dodol. Bogor : Jurnal.Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XV, No. 1 Th. 2004. Freeman, Eli S. et.al. 1957. The Application of Thermoanalytical Techniques to Reaction Kinetics: The Thermogravimetric Evaluation of the Kinetics of the Decomposition of Calcium Oxalate Monohydrate. Journal of Physic- Chemistry 1957 July. Gil, I. D. 2007. Separation Of Ethanol And Water By Extractive Distillation With Salt An Solvent As Entrainer: Process Simulation. Brazilian Journal of Chemical Engineering Vol. 25, No. 01, pp. 207 - 215, January - March, 2008. Legowo, Anang M. 2007. Academic Curriculum Development Buku Ajar Analisis Pangan. Semarang : Fakultas Diponegoro Universitas Diponegoro. Moran, Michael J. 2004. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga. Nasution, Emma Zaidar. 2005. Pembuatan Mie Kering dari Tepung Terigu dengan Tepung Rumput Laut yang Difortifikasi dengan Kacang Kedelai. Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 2005: 87-91. Ohimain, Elijah I. 2012. Material-mass Balance of Smallholder Oil Palm Processing in the Niger Delta, Nigeria. Nigeria : Advance Journal of Food Science and Technology 5(3): 289-294, 2013. Siing, M. 2011. Penyelesaian model matematika penelusuran banjir gelombang difusi (diffusion wave flood routing). Yogyakarta : Fakultas MIPA, UNY Sivanantha, Cinthujaa et.al. 2011. Analysis and Modeling of Vapor Recompressive Distillation Using ASPEN-HYSYS. Computer Science Journal of Moldova, vol.19, no.2(56), 2011. White, Frank M. 1988. Mekanika Fluida. Jakarta : Erlangga. Wiley, John. 1999. Fisika Jilid 1 : Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
  • 15. Lampiran Analisa Perhitungan Tepung beras : 10 gram Tepung ketan : 100 gram Santan kental : 48,6 gram Santan encer : 188,4 gram Gula jawa : 206,2 gram Garam : 1 gram Massa wajan + pengaduk = 925 gram Tabel 5.1 % KA = x 100 % Kelompok 1 dan 2 % KA = x 100 % = x 100% = x100% = 25,202 % Kelompok 3 dan 4 % KA = x 100 % = x 100% = x100% = 10,599 % Kelompok 5 dan 6 % KA = x 100 % = x 100% = x100% = 17,771 % Kelompok 7, 8, dan 9
  • 16. % KA = x 100 % = x 100% = x100% = 15,157 % % KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual Kelompok 1 dan 2 % KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual = 100% - 25,202% = 74,798% Kelompok 3 dan 4 % KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual = 100% - 10,599 % = 89,401% Kelompok 5 dan 6 % KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual = 100% - 17,771% = 82,229% Kelompok 7, 8, dan 9 % KA yang hilang = 100% - % KA yang didapat dari metode manual = 100% - 15,157% = 84,843% Tabel 5.2 % KA = x 100% = x 100% = 7,333% % KA yang hilang = 100% - % KA dari metode thermovolumetrik = 100% - 7,333% = 92,667%