DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKAN DI TAMBAK INTENSIF.ppt
1. KAJIAN KUALITAS AIR
PADA BUDIDAYA UDANG
VANAME
(Litopenaeus vannamei)
DENGAN SISTEM
PERGILIRAN PAKAN DI
TAMBAK INTENSIF
Oleh :
HOLIDI, A.md
NIM : ………………..
UNIVERSITAS ……………….
2. Pendahuluan
Di Indonesia, udang putih (Litopenaeus vannamei), diintroduksi dan dibudidayakan mulai
tahun 2000-an dan masuknya udang putih ini telah menggairahkan kembali usaha
pertambakan Indonesia karena udang ini mempunyai keunggulan komparatif dibanding
spesis jenis lainnya, antara lain: sintasan tinggi, ketersediaan benur yang berkualitas,
kepadatan tebar tinggi, tahan penyakit dan konversi pakan rendah (Anonim, 2003; Poernomo,
2004).
Teknologi budidaya tambak udang secara umum memerlukan lingkungan yang baik dan
dapat memenuhi persyaratan fisik, kimia, dan biologi komoditas yang dibudidaya (Chopin
et al., 2001 dan Neori et al., 2004). Menurut Boyd (1990), bahwa budidaya udang intensif dengan
jumlah pakan yang cukup tinggi berdampak pada meningkatnya limbah budidaya yang berasal
dari sisa pakan, feces dan metabolit udang dan bila dibuang ke luar akan mengotori lingkungan
sehingga dapat mencemari lingkungan budidaya di sekitarnya.
Untuk mengurangi limbah budidaya udang intensif diperlukan teknologi yang dapat
mengurangi atau mendegradasi sisa pakan secara efektif sehingga senyawa toksik
terutama bahan organik dan NH4
+ dan NO2
- salah satu upaya tersebut adalah dengan
menambahkan sumber C tersedia (Pantjara, 2008) dan pengembangan bakteri probiotik atau
bioflok (Irianto &Austin, 2002).
Pergiliran pakan yaitu pakan yang berprotein tinggi digilir dengan pakan berprotein rendah
karena nilai protein yang terkandung dalam pakan merupakan salah satu komponen pakan yang
paling mahal.
HOLIDI, A.md
3. Tujuan
Pengurangan proporsi protein pada pakan tanpa
mengurangi laju pertumbuhan pada spesies yang
dibudidayakan dapat berpengaruh pada berkurangnya
efesiensi biaya produksi sehingga margin pendapatan
yang didapat dari penjualan akan semakin tinggi.
Tujuan dari Teknik Budidaya ini, yaitu dinamika
beberapa parameter kualitas air dan presentase
pertumbuhan pada budidaya udang vaname
(Litopenaeus vannamei) ditambak dengan sistem
pergiliran pemberian pakan dengan tingkat protein
yang berbeda.
HOLIDI, A.md
4. Bahan dan Metode
Penelitian ini dilaksanakan di tambak percobaan Punaga, Balai Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
Air Payau, Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan, dengan menggunakan 1 petak tambak berukuran 4000 m2
Desain kontruksi tambak, dan
lokasi pola titik pengambilan
sampel air
Hewan uji adalah udang vaname ditebar dengan kepadatan 150 ekor/m2
Perlakuan pergiliran pakan: 2 hari protein rendah dan 1 hari protein tinggi
Perlakuan ditambahkan probiotik sebanyak 5-10 ppm/minggu
Pola pemberian pakan protein tinggi diberikan selama umur pemeliharaan satu bulan (sampai hari ke 30) dan masuk pada
bulan ke dua dilakukan pergiliran pakan protein rendah dan protein tinggi. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pakan komersil (pelet).
Pemberian pakan dengan frekuensi 2 - 6 kali, selama 24 jam. Waktu pemeliharaan diperkirakan selama 90 hari.
HOLIDI, A.md
5. Peubah yang diamati selama pemeliharaan meliputi pertumbuhan udang
yang dimonitor setiap dua minggu dengan cara menimbang udang
menggunakan timbangan elektronik yang mempunyai ketelitian 0,1 g.
Sedangkan presentase pertumbuhan dihitung pada akhir penelitian.
Parameter kualitas air yang diamati meliputi pH, suhu, salinitas, oksigen
terlarut dan kecerahan dimonitor langsung di lapangan, sedangkan untuk
parameter amoniak, nitrit, nitrat dan fosfat diambil contoh airnya untuk
dianalisis dilaboratorium dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan bantuan grafik.
HOLIDI, A.md
6. HASIL DAN BAHASAN
Kualitas air pada budidaya udang vaname (Litopenaeus
vannamei) sistem pergiliran pakan dengan tingkat protein yang
berbeda yang meliputi kondisi salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut
dan kecerahan
Nilai rata-rata salinitas, suhu, pH, kecerahan dan oksigen
HOLIDI, A.md
7. Suhu
Suhu Hasil pengamatan terhadap peubah kualitas air yang di
peroleh rata-rata 26,79 oC.
Suhu sangat berpengaruh terhadap komsumsi oksigen,
pertumbuhan, sintasan udang dalam lingkungan budidaya
perairan.
Nilai suhu yang didapatkan dalam penelitian ini masih dalam
kategori yang optimal dalam pertumbuhan dan sintasan
udang.
keberhasilan dalam budidaya udang suhu berkisar antara 20-
30 oC.
HOLIDI, A.md
8. pH
Hasil pengamatan pH selama penelitian rata-rata 7,80.
Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa pH air
ditambak dalam budidaya udang vaname tersebut cukup
optimal.
Untuk standar budidaya udang vaname berkisar 7,5-8,5
Untuk menaikkan nilai pH di tambak biasanya deberikan
kapur dolomit pada bagian dalam pematang tambak.
HOLIDI, A.md
9. Kecerahan
Nilai kecerahan yang diperoleh selama penelitan rata-rata 19,57 %.
Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh waktu pengukuran, padatan tersuspensi, keadaan
cuaca, kekeruhan dan ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Rendahnya nilai
kecerahan yang di peroleh selama pengukuran berpengaruh terhadap proses fotosintesis di
dalam tambak.
Oksigen merupakan parameter kualitas air yang berperang langsung dalam proses
metabolisme biota air khususnya udang.
Ketersediaan oksigen terlarut dalam badan air sebagai faktor dalam mendukung
pertumbuhan, perkembanagan dan kehidupan udang. Hasil pengukuran kandungan oksigen
terlarut pada budidaya udang vaname selama penelitian rata-rata 3,55 mg/L.
HOLIDI, A.md
Oksigen
10. Amonia (NH3)
Sumber utama amonia dalam tambak merupakan timbunan bahan organik dari sisa
pakan dan plankton yang mati.
Kadar protein pada pakan sangat mendukung akumulasi organik-N di tambak dan
selanjutnya menjadi amonia setelah mengalami proses amonifikasi.
Selama penelitian kandungan amonia yang tertinggi pada hari ke 30 yaitu 1,2930
mg/L dan mengalami penurunan sampai akhir penelitian. Kandungan amonia yang
terendah pada hari ke 75.
Amonia merupakan anorganik-N terpenting yang harus diketahui kadarnya di
lingkungan perairan atau tambak. Senyawa ini beracun bagi organisme pada kadar
relatif rendah.
Sumber utama amonia dalam tambak adalah ekskresi dari udang atau ikan maupun
timbunan bahan organik dari sisa pakan dan plankton yang mati. Udang yang
menggunakan protein sebagai sumber energi menghasilkan amonia dalam
metabolisme. Kadar protein pada pakan sangat mendukung akumulasi organik-N
ditambak dan selanjutnya menjadi amonia setelah mengalami proses amonifikasi.
HOLIDI, A.md
11. Nitrit(NO2)
Kandungan nitrit pada awal penelitian berkisar 0,0682 mg/L dan pada hari ke 45 mengalami peningkatan yang cukup
drastis yaitu dari 0,8868 mg/L menjadi 3,9035 mg/L
Pada hari ke 45 tingginya nilai kandungan nitrit disebabkan dengan pemberian protein tinggi umur 30 hari pemeliharaa
Pola pemberian pakan protein tinggi diberikan selama umur pemeliharaan satu bulan (sampai hari ke 30) dan masuk
pada bulan ke dua dilakukan pergiliran pakan protein rendah dan protein tinggi. Pada hari ke 75 peningkatan
kandungan nitrit yaitu 5, 0275 mg/L. Setelah akhir penelitian kandungan nitrit turun berkisar 2,6545 mg/L.
Kandungan nitrat selama penelitian mengalami peningkatan pada hari ke 45 yaitu sekitar 5,9135 mg/L ; hari ke 75
berkisar 5,000 mg/L sampai akhir penelitian berkisar 5,5248 mg/L.
Peningkatan nilai kandungan nitrat seiring dengan pemberian pakan dengan protein tinggi.
Kandungan nitrat merupakan salah satu bentuk nitrogen yang penting dalam perairan untuk budidaya, karena dapat
dimanfaatkan oleh plankton
Kandungan nitrat dalam petak tambak cenderung meningkat seiring dengan waktu pemeliharaan.
Nitrat adalah nutrien utama bagi pertumbuhan
Konsentrasi nitrat yang tinggi dalam perairan akan menstimulasikan pertumbuhan serta perkembangan organisme di
perairan apabila didukung oleh ketersediaan nutrien (Alaerst & Sartika, 1987).
HOLIDI, A.md
Nitrat (NO3)
12. Fosfat (PO4)
Kandungan posfat yang terendah pada hari ke 15 yaitu 0,2390 mg/L dan yang
tertinggi pada hari ke 60 berkisar 1,7989 mg/L.
Ketersediaan unsur hara posfat dalam air erat kaitannya dengan kandungan
unsur hara posfat tanah.
Fosfat merupakan senyawa yang terlarut di dalam badan air atau perairan
yang memiliki fungsi terhadap biota air misalnya pembentukan protein dan
proses fotosintesis.
Posfat merupakan fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan
Bentuk fosfor pada perairan alami pada umumnya merupakan produk dari
ionisasi asam ortoposfat.
HOLIDI, A.md
13. Pertumbuhan
Pertumbuhan udang vaname selama penelitian memperlihatkan pertumbuhan yang semakin
meningkat yaitu dari bobot awal 0,23gram/ekor meningkat 1,42 gram/ekor dan 3,59 gram/ekor
meningkat sampai 6,66 gram/ekor pada hari ke 45, dan 9,38 gram/ekor hari ke 60.
Tingginya laju pertumbuhan sampai hari ke-45 yaitu dengan dilakukannya pemberian pakan
dengan protein tinggi selama pemeliharaa satu bulan kemudian memasuki bulan kedua digilir
dari protein tinggi dan protein rendah sampai pada akhir penelitian.
Kecepatan laju pertumbuhan udang sangat dipengaruhi oleh kualitas air dan kuantitas pakan
yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila kondisi lingkungan baik dan pakan
yang diberikan berkualitas maka laju pertumbuhan udang akan lebih cepat.
untuk meningkatkan efesiensi terhadap budidaya udang vaname yang perlu dilakukan yaitu
dengan menggunakan pakan yang berkualitas baik dan berprotein rendah (30% protein)
sehingga bisa mengurangi tingkat pencemaran/lebih ramah lingkungan, pengelolaan kualitas air
lebih mudah dan pertumbuhan akan lebih baik.
Grafik pertumbuhan udang vaname pada sistem pergiliran
pakan di tambak intensif
HOLIDI, A.md
14. Pertumbuhan
Pertumbuhan udang vaname pada pergiliran pakan didapatkan persentase
tertinggi sampai terendah berturut-turut pada umur 30-45 hari yaitu25,54%
kemudian 45-60 hari 22,63%;15-30 hari yaitu 18,05%; 75-90 hari 12,02%;
60-75 yaitu 11,4% dan terendah 0-15 yakni 9,9%.
Pertumbuhan optimal pada umur 30-45 hari tersebut didukung dengan
kondisi kualitas air dan nutriennya yang baik (nitrat 3,44 mg/L dan fosfat
0,84 mg/L), sehingga pada periode pertumbuhan tersebut sangat
memungkinkan untuk mensuplai pakan yang tepat bagi optimalisasi
pertumbuhan udang vaname tersebut.
Pakan yang diberikan akan memacu pertumbuhan udang sehingga sisa-
sisa pakan yang tidak dimanfaatkan oleh udang dapat diminimalisir.
Persentase pertumbuhan pada udang vaname (Litopenaeus
vannamei) dengan sistem pergiliran pakan selama penelitian
HOLIDI, A.md
15. KESIMPULAN
Kisaran kualitas air mendukung untuk pertumbuhan dan kehidupan
udang kecuali pada parameternnitrit mengalami peningkatan pada
hari ke 75 dan turun pada akhir penelitian.
Kondisi kualitas air dan nutrien yang kondusif bagi pertumbuhan
udang tersebut sehingga pada umur 30-45 hari persentase
pertumbuhannya tertinggi yaitu 25,54% kemudian 45-60 hari
22,63%;15-30 hari yaitu 18,05%; 75-90 hari 12,02%; 60-75 hari yaitu
11,4% dan terendah 0-15 hari adalah 9,9%.
Perlakuan pergiliran pakan pada pengamatan yang ke 42
memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi dari pada awal penelitian
sebelum pemberian pergiliran pakan yang berbeda.
HOLIDI, A.md