SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling
bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara
langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan
kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasaan
pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya
usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat
ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan tujuan yang pasti yang
harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapiannya harus direncanakan serta
dilakukan semestinya.
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang
baik, maka harus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu
diantaranya adalah kulitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan
memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Perusahaan harus memperluas pangsa
pasarnya agar bisa mencapai penjualan produk hingga ke luar negeri, dengan mengikuti
standar kualitas internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha
maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Bagi perusahaan yang profit oriented, laba merupakan hal penting yang
ingin dicapai perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan
kualitas dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan
meningkatnya kualitas dapat memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan.
Hal ini membuat perusahaan untuk tidak dapat memilih alternatif lain selain
2
memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap
mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
Semakin meningkatnya kualitas produk maka akan semakin memperluas daerah
pemasaran dan perusahaan dapat menjadi lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain dengan cara meningkatkan produktifitas dan memperbaiki kualitas. Memperbaiki
kualitas secara terus menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa
depan bisnis yang berkelanjutan. Pertanyaannya adalah bagaimana kualitas ini dapat
diukur sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan
pengambilan keputusan atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Pengukuran
kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena kualitas tidak hanya dapat
ditentukan oleh gambaran visual bentuk fisik saja, tetapi juga dapat dilihat dari biaya-
biaya yang dilkeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas tersebut.
Biaya kualitas adalah biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk
mencegah atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk
yang berkualitas. Perbaikan kualitas produk sangat penting, sehingga produk dapat
dijual dengan harga yang lebih tinggi, akan tetapi konsumen lebih menginginkan
produk yang murah tetapi berkualitas. Hal ini dapat membuat konsumen mencari
perusahaan lain yang menjual produk dengan harga yang murah dengan kualitas yang
baik. Biaya kualitas akan semakin meningkat jumlahnya jika pihak manajemen tidak
memberikan perhatian yang khusus dalam masalah kualitas. Peningkatan kualitas secara
berkesinambungan diharapkan dapat mengurangi biaya karena terjadi pemborosan
akibat rendahnya kualitas, pengerjaan ulang suatu produk karena ketidaksesuain dengan
standar dan biaya lain-lain, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dari
penjualan dan mengurangi biaya.
3
Produk dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan
diperoleh dengan mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai.
Pemrosesan dilanjutkan dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksinya
yang diharapkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada sebelum diproses.
Kemampuan dalam mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif dan
efisien terutama yang menyangkut dengan peningkatan laba yang dijadikan sebagai
evaluasi manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
pemimpin.
Berapa besar biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengendalian
kualitasnya dan kegiatan apa saja yang menefesienkan biaya yang terjadi tanpa
menurunkan kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan menganalisis
biaya kualitas. Pencegahan terhadap timbulnya produk cacat membuat biaya produksi
akan menjadi efisien karena perusahaan tidak perlu menurunkan harga jual produknya
karena cacat dan tidak perlu mengerjakan ulang produk cacat, sehingga bahan baku dan
tenaga kerja yang ada dapat digunakan seefisien mungkin.
Membahas mengenai pengukuran terhadap kualitas, tidak akan terlepas dengan
aspek kuantitatif yang melekat padanya, yaitu mengenai biaya kualitas (cost of quality).
Biaya kualitas ini merupakan salah satu cara menerjemahkan bahasa kualitas kedalam
bahasa yang dapat di kuantitatifkan sehingga memudahkan dalam pengukurannya.
Biaya kualitas merupakan indikator finansial kinerja kualitas perusahaan. Biaya kualitas
dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan
dan mempertahankan kualitas suatu produk. Sementara itu biaya sendiri dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu pengendalian yang terdiri dari biaya pencegahan
(prevention cost) dan biaya penilaian (apprasial cost) serta biaya kegagalan yang terdiri
4
dari biaya kegagalan internal (internal failure cost) dan biaya kegagalan eksternal
(eksternal failure cost).
Paparan sebelumnya bahwa biaya kualitas sebagai ukuran kuantitatif yang
dipergunakan untuk mengukur kualitas dan pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas
perusahaan , maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih lanjut mengenai
seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan serta
untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan
akan memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas atau tidak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menjelaskan konsep tentang biaya kualitas?
2. Bagaimana menjelaskan konsep tentang produktifitas?
3. Bagaimana menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas
dan produktifitas?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk menjelaskan konsep tentang biaya kualitas
2. Untuk menjelaskan konsep tentang produktifitas
3. Untuk menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas dan
produktifitas
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Rochma Dwi Mutiari (2010) Analisa Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Jumlah
Produk Rusak Pada PT. Gunung Subur Karanganyar dengan hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan analisa regresi , uji F, koefisien
determinasi menunjukan bahwa secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah
produk rusak. Hal ini ditunjukan dengan diperoleh angka dari SPSS bahwa uji F
hitung sebesar 12,446 dan F tabel sebesar 2,62. Serta hasil uji R2 didapat hasil nilai R
Square 0,713. Hal ini berarti variasi dari variable biaya kulitas dapat mempengaruhi
variable jumlah produk rusak sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Nefriani Ester Sandag, Jantje Tinangon, Stanley Kho Walandouw (2014) Analisis
Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Pada CV. Ake Abadi
Manado. Hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2011 sampai 2013 total realisasi
biaya kualitas khsusnya biaya pengendalian terus meningkat, untuk biaya kegagalan
dari tahun 2011 sampai 2013 selalu menurun. Nilai EBIT sendiri cukup banyak
dipengaruhi oleh besarnya biaya kualitas secara keseluruhan, dan perusahaan harus
memberikan perhatian yang cukup besar terhadap alokasi biaya-biaya tersebut, karena
hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, memiliki efek yang cukup besar terhadap
peningkatan profit dimasa yang akan datang. Manajemen sebaiknya lebih memperluas
perbaikan mutu tidak hanya pada proses produksi, malainkan juga kepada aktivitas-
aktivitas pemasaran, misalnya pada proses pengepakan, iklan, metode penjualan,
6
distribusi dan pengiriman produk, harus dievaluasi dengan tujuan memperbaiki
kualitas total dan layanan bagi para pelanggan.
3. Kiki Adelina Wahyuningtias (2013) Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak
Pada CV. Ake Abadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab produk
rusak yang disebabkan oleh hama dan kesalahan karyawan dalam pengangkutan
barang dari pabrik kegudang sampai ke konsumen dan biaya kualitas tidak
berpengaruh terhadap produk rusak hal ini dapat dilihat dari hasil uji t variable biaya
produksi yang signifikan. Hal ini berarti bahwa biaya kualitas, tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap produk rusak, koefisien korelasi yang rendah yang berarti
terdapat hubungan yang lemah antara veriabel indepeden sedangkan hasil uji
koefisien determinasi (Kd) menunjukkan berbanding lurus.
4. Irianto Winarjo, Studi pengaruh biaya produksi dan biaya kualitas terhadap
profitabilitas PT S.S. Utama di Surabaya. Hasil penelitian, terdapat pengaruh antara
biaya produksi dan biaya kualitas terhadap laba, yaitu sebesar 70,93% dan sisanya
sebesar 29,07% dipengarahi oleh faktor-faktor yang lain.
7
B. Kajian Pustaka
1. Biaya Kualitas
a. Definisi kualitas
Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas sebagai
kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak memiliki makna operasional.
Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan.
Produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam
8 dimensi:
1) Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi
sebuah produk. Dimensi kinerja untuk jasa dapat di definisikan lebih jauh
sebagai atribut daya tanggap, kepastian dan empati.
2) Estetika (aesthetics), berhubungan dengan penampilan wujud produk serta
penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan
dengan jasa.
3) Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (serviceability), berkaitan dengan
tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4) Fitur (features), karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk
sejenis yang fungsinya sama.
5) Keandalan (reliability), probabilitas produk dan jasa menjalankan fungsi
seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
6) Tahan Lama (durability), jangka waktu produk dapat berfungsi.
7) Kualitas Kesesuaian (quality of conformance), ukuran mengenai apakah sebuah
produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.
8
8) Kecocokan Penggunaan (fitness for use), kecocokan dari sebuah produk
menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Jika sebuah produk
mengandung cacat desain yang parah, maka produk tersebut dianggap gagal
meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya.
Perbaikan kualitas berarti perbaikan pada satu atau lebih dari dimensi tersebut
diatas namun tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Meskipun kedelapan
dimensi tersebut penting dan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, tetapi
atribut kualitas yang dapat diukur cenderung lebih mendapat perhatian. Terutama
tingkat kesesuaian merupakan dimensi yang mendapat perhatian paling besar.
Kesesuaian adalah dasar mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai
(nonconformance) atau produk cacat (defective).
b. Definisi Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah
terdapat produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas ini berhubungan dengan dua
jenis aktivitas:
1) Aktivitas pengendalian (control activities), yaitu aktivitas yang dilakukan untuk
mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (kualitas yang buruk mungkin
muncul). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas
penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya yang digunakan untuk melakukan
aktivitas pengendalian.
2) Aktivitas kegagalan (failure activities), yaitu aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas yang buruk (kualitas
yang buruk sudah terjadi). Aktivitas kegagalan terdiri dari aktivitas kegagalan
internal dan aktivitas kegagalan eksternal. Biaya kegagalan adalah biaya yang
harus ditanggung oleh perusahaan akibat terjadinya aktivitas kegagalan.
9
Pembahasan tentang aktivitas yang terkait dengan kualitas menyebabkan
munculnya kelompok biaya kualitas, yaitu:
1) Biaya Pencegahan (prevention cost)
Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah timbulnya
kualitas yang buruk dalam barang atau jasa yang yang dihasilkan. Dengan
meningkatnya biaya pencegahan diharapkan biaya kegagalan akan semakin
kecil. Contoh: perekayasaan kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan
kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas.
2) Biaya Penilaian (appraisal cost)
Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah
produk dan jasa sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Tujuan utama penilaian ini adalah untuk mencegah
produk yang tidak sesuai spesifikasi dikirimkan ke pelanggan. Contoh:
inspeksi dan pengujian bahan, inspeksi pengemasan, supervise terhadap
aktivitas penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, inspeksi dan
pengujian peralatan.
3) Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan internal dalah biaya yang terjadi jika produk dan jasa
tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan hal ini diketahui
sebelum produk dikirimkan kepada pihak di luar perusahaan. Biaya ini tidak
akan muncul jika tidak ada kerusakan/cacat pada produk. Contoh: bahan sisa,
pengerjaan ulang, inspeksi ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain.
4) Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost)
Biaya yang terjadi jika barang dan jasa gagal/ tidak sesuai dengan
spesifikasi atau memuaskan pelanggan setelah produk dan jasa tersebut sampai di
10
tangan pelanggan. Contoh: biaya penarikan produk, kerugian penjualan, return,
garansi, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar.
c. Pengukuran Biaya Kualitas
Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati dan
tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) adalah
biaya- biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.
Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden cost) adalah biaya kesempatan atau
oportunitis yang tersedia karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas biasanya tidak
disediakan dalam catatan akuntansi). Biaya kualitas yang tersembunyi bisa sangat
signifikan sehingga seharusnya di estimasi. Meskipun mengestimasi biaya kualitas
yang tersembunyi sangat sulit, akan tetapi dapat dihitung dengan beberapa metode.
Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi
diantaranya yaitu:
1) Metode Multiplier (Multiplier Method)/ Metode Pengali
Metode Multiplier ini digunakan untuk mengukur besarnya biaya kualitas
tersembunyi dengan cara mengalikan biaya kegagalan eksternal yang dialami oleh
perusahaan dengan suatu konstanta efek pengganda (multiplier). Adapun besarnya
konstanta, yang dilambangkan dengan k, tersebut adalah berlainan untuk setiap
perusahaan karena besarnya k tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu
masing-masing perusahaan. Apabila dituliskan adalah sebagai berikut :
Total Biaya Kegagalan = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)
k = efek pengganda , yang didasarkan pada pengalaman
Sebagai contoh, Westinghouse Electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4.
Dengan demikian, jika biaya kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta dolar,
maka biaya kegagalan eksternal aktual adalah $6 juta sampai $8 juta. Dengan
11
meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharapkan akan meningkatkan
investasinya dalam biaya pengendalian. Metode ini memiliki kelemahan karena
penentuan besarnya k hanya didasarkan atas pengalaman masa lalu, sehingga
besarnya hidden cost yang timbul dari kegagalan eksternal tidak dapat mencerminkan
kondisi yang sebenarnya.
2) Metode Penelitian Pasar (Market Research Method)
Dengan menggunakan metode market research, pengukuran biaya kualitas
yang timbul dilakukan atas dasar penyelidikan terhadap pasar (konsumen) yang
mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Metode ini biasanya
digunakan untuk menilai pengaruh kualitas jelek terhadap penjualan dan pangsa
pasar. Metode market research ini dilakukan dengan cara melakukan survey
konsumen dan wawancara dengan bagian penjualan. Biasanya perusahaan yang
melakukan metode ini menggunakannya sebagai proyeksi terhadap laba/rugi yang
berkaitan dengan kualitas produk jelek.
Metode ini sulit untuk diterapkan karena dalam penyelidikan terhadap pasar,
sistem sampling yang dilakukan terkadang tidak bisa mewakili seluruh lapisan
konsumen yang menggunakan produk tersebut. Selain itu kelemahan dari metode ini
adalah kurang bisa mencerminkan kondisi kerugian perusahaan yang sebenarnya
akibat adanya produk rusak/kualitas jelek.
d. Penggunaan Informasi Biaya Kualitas
Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk meningkatkan dan
membantu perencanaan manajerial, pengendalian dan pembuatan keputusan.
Informasi biaya kualitas dapat digunakan antara lain untuk:
12
1) Penentuan harga stratejik. Penggunaan informasi biaya kualitas dan
pengimplementasian total quality management membantu meningkatkan
kualitas produk, pengurangan harga dan membantu kelangsungan lini produk
dalam jangka panjang.
2) Melakukan analisis produk baru. Dengan mengidentifikasi dan menganalisa
perilaku biaya kualitas secara terpisah, kita dapat membuat keputusan yang
tepat terkait dengan pengurangan biaya kualitas, siklus/ perencanaan laba, dan
pengambilan keputusan penting lainnya.
2. Produktivitas
a. Definisi
Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan
tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas
untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas
yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber
daya manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi,
energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan
standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta total.
Produktivitas berhubungan dengan memproduksi output secara efisien, secara
khusus berkaitan dengan output dan input yang digunakan untuk menghasilkan output
tersebut.
1) Efisiensi produksi total terjadi pada titik dimana satu dua kondisi terpenuhi:
Paduan input yang akan menghasilkan output tertentu; tidak ada satupun input
yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output
tersebut (efisiensi teknis). Peningkatan efisiensi teknis terjadi jika digunakan
13
input yang lebih sedikit untuk menghasilkan output tertentu atau dengan
menggunakan input yang sama dihasilkan output yang lebih banyak.
2) Dari paduan yang memenuhi kondisi pertama, paduan yang memiliki biaya
yang paling rendahlah yang dipilih (efisiensi trade off input). Harga input
menentukan proporsi relatif masing-masing input yang harus digunakan
sehingga pemilihan kombinasi input menjadi penting.
b. Pengukuran Produktivitas
1) Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan
produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif
telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada
suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial.
Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu
disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam
kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produktivitas operasional. Jika
output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran
produktivitas keuangan. Sebagai contoh, tahun 2007 pabrik Ladd memproduksi
120.000 lampu hias dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio
produktivitas tenaga kerja adalah 3 lampu hias/jam (120.000/40.000). hal tersebut
adalah ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika
harga jual untuk setiap lampu hias adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah
$12 per jam, maka output dan input dapat dinyatakan dalam dolar. Rasio
Rasio Produktivitas = Output/ Input
14
produktivitas tenaga kerja yang dinyatakan dalam keuangan adalah $12,50 dari
pendapatan per dolar biaya tenaga kerja ($6.000.000/$480.000).
Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan yaitu mudah
diintepretasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan sehingga ukuran tersebut
mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.
Akan tetapi, ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan.
Pertama, kemungkinan terjadi trade-off menyebabkan perlu adanya ukuran
produktivitas total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas.
Kedua, karena ada kemungkinan trade-off, ukuran produktivitas total harus
mempertimbangkan konsekuensi keuangan agregat sehingga harus dalam bentuk
sebuah ukuran keuangan.
2) Pengukuran Produktivitas Total
Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran
produktivitas total. Dalam praktiknya, mengatur pengaruh dari seluruh
input mungkin tidak diperlukan. Perusahaan hanya mengukur produktivitas
dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi keberhasilan
dan kinerja perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total didefinisikan
sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan
keberhasilan perusahaan secara total.
Pengukuran produktivitas dengan menggunakan profil input (profil
measurement). Ukuran operasional seperti bahan baku dan tenaga kerja
disajikan secara terpisah dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu
untuk menunjukkan perubahan produktifitas.
Pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit linked
productivity measurement). Perubahan laba dari waktu ke waktu
15
dipengaruhi oleh perubahan produktivitas. Untuk menghubungkan
perubahan produktifitas dengan perubahan laba: (1) hitung biaya input
yang seharusnya digunakan jika tidak ada perubahan produktivitas, (2)
bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual, dan (3) perbedaan
biaya yang muncul merupakan perubahan laba sebagai akibat dari
perubahan produktivitas.
3. Kualitas dan Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya.
Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan
jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan
mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat, tetapi masih
menjalankan proses yang tidak efisien. Untuk meningkatkan efisiensi, proses
manufaktur hendaknya didesain ulang. Dengan proses yang efisien, akan dihasilkan
lebih banyak output dengan input yang lebih sedikit.
Sebagai contoh, ada barang yang melewati dua proses yang masing-masing
membutuhkan waktu lima menit (anggaplah barang tersebut diproduksi tanpa cacat).
Jadi, untuk memproduksi satu unit dibutuhkan waktu 10 menit untuk melalui kedua
proses tersebut. Saat ini, jumlah yang diproduksi dalam tiap batch produksi adalah
1.200 unit. Proses 1 memproduksi 1.200 unit. Selanjutnya, batch produksi tersebut
dipindahkan ke lokasi lain untuk menjalani proses kedua. Jadi, untuk setiap proses
dibutuhkan waktu 6.000 menit (5 menit x 1.200 unit) atau 100 jam. Total waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan 1.200 unit adalah 200 jam (100 jam untuk setiap
proses) ditambah waktu pengiriman dari proses 1 ke proses 2, anggaplah 15 menit.
Berarti, waktu produksinya 200 jam 15 menit.
16
Dengan mendesain ulang proses manufaktur, efisiensi dapat diperbaiki.
Misalkan lokasi proses 2 berada cukup dekat dengan lokasi proses 1 sehingga segera
setelah satu unit diselesaikan pada proses 1, unit tersebut langsung dimasukkan ke
proses 2. Dengan cara ini, proses 1 dan 2 dapat berjalan secara bersamaan. Sehingga
proses 2 tidak lagi perlu menunggu sampai selesainya produksi 1.200 unit ditambah
dengan waktu pengiriman sebelum ia mulai dapat beroperasi. Sekaramg, total waktu
untuk memproduksi 1.200 unit menjadi 6.000 menit ditambah waktu menunggu
pengiriman unit pertama (5 menit). Jadi, waktu produksi 1.200 unit telah berkurang
dari 200 jam 15 menit menjadi 100 jam 5 menit. Hasilnya adalah lebih banyak output
yang dapat di produksi dengan lebih sedikit input (dalam hal ini, waktu).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang
pengetahuannya seorang manager dalam menganalisis biaya kualitas. Dengan mempelajari
dan mengaplikasikan system informasi biaya kualitas, diharapkan seorang manager nantinya
mampu mengestimasi biaya kualits dengan baik. Dalam suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi akan lebih efisien biaya jika seorang manager / akuntannya sudah
mampu menelusuri biaya kualitas yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi.
Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang manajer dalam pengambilan
keputusan, mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara menyeluruh dan
membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial. Karena begitu pentingnya biaya kualitas
wajib bagi sebuah perusahaan untuk menelusuri biaya kualitasnya.
Selain pentingnya biaya kualitas, perusahaan juga harus memperhatikan hubungan
output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas. Karena akan mempengaruhi
harga, laba usaha, dan insentif bagi karyawan. Pengukuran produktivitas untuk satu input
pada suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial. Sedangkan, pengukuran
produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total. Dengan adanya
kombinasi antara biaya kualitas dan produktifitas maka perusahaan akan mampu
mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ciptani, M Kussetya. 1999. Pengukuran Biaya Kualitas : Suatu Paradigma Alternatif. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1: 68 -8.
Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat
Mutiari, R. Dwi. 2010. Analisa Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Jumlah Produk Rusak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sandag, N. Ester, dkk. 2014. Analisa Biaya Kualitas dalam Meningkatkan Profitabilitas
Perusahaan. Jurnal EMBA Vol.2 No.2, Hal. 1327-1337
Sutanto, S Bobby. 2012. Laporan Biaya Kualitas Sebagai Upaya Pengendalian Kualitas
Produk Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Berkala Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2 2012
Wahyuningtias, K. Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk Rusak. Jurnal
EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 321-330
Winarjo, Irianto. 2010. Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Kualitas terhadap Profitabilitas.
repository.petra.ac.id
http://jurnalakuntansikeuangan.com

More Related Content

What's hot

Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porterAdityoDwinanto
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemenanggibert
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPSujatmiko Wibowo
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)Audria
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Sophia Ririn
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingAni Andiyani
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publikRadel Dyla
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 

What's hot (20)

Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porter
 
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahanPerubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publik
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 

Similar to BiayaKualitasPengaruhnya

Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantStandar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantI Gede Auditta
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffshxxkiki0
 
Definisi kualitas
Definisi kualitasDefinisi kualitas
Definisi kualitasantokcmk
 
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasAncilla Kustedjo
 
Pengendalian Mutu Terpadu .pptx
Pengendalian Mutu Terpadu .pptxPengendalian Mutu Terpadu .pptx
Pengendalian Mutu Terpadu .pptxsigit486598
 
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses Puw Elroy
 
Bab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitas
Bab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitasBab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitas
Bab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitasKartika Lukitasari
 
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan PengendalianBiaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan PengendalianMoch Rizalti
 
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )SalmaNurAzizah5
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasC S
 
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607rsd kol abundjani
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitastaufiq1335
 

Similar to BiayaKualitasPengaruhnya (20)

6. BAB II.pdf
6. BAB II.pdf6. BAB II.pdf
6. BAB II.pdf
 
Tugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmtTugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmt
 
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantStandar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
 
1. Kualitas Mutu.pptx
1. Kualitas Mutu.pptx1. Kualitas Mutu.pptx
1. Kualitas Mutu.pptx
 
Bab 1,2,3 ok (1)
Bab 1,2,3 ok (1)Bab 1,2,3 ok (1)
Bab 1,2,3 ok (1)
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
 
Definisi kualitas
Definisi kualitasDefinisi kualitas
Definisi kualitas
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
BIAYA KUALITAS.pptx
BIAYA KUALITAS.pptxBIAYA KUALITAS.pptx
BIAYA KUALITAS.pptx
 
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
 
Pengendalian Mutu Terpadu .pptx
Pengendalian Mutu Terpadu .pptxPengendalian Mutu Terpadu .pptx
Pengendalian Mutu Terpadu .pptx
 
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
 
Bab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitas
Bab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitasBab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitas
Bab 2 tqm perkembangan pemikiran mengenai kualitas
 
5. BAB II.pdf
5. BAB II.pdf5. BAB II.pdf
5. BAB II.pdf
 
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan PengendalianBiaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
 
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
 
Yogi martua
Yogi martuaYogi martua
Yogi martua
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola Kualitas
 
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitas
 

Recently uploaded

BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 

BiayaKualitasPengaruhnya

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasaan pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapiannya harus direncanakan serta dilakukan semestinya. Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik, maka harus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya adalah kulitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Perusahaan harus memperluas pangsa pasarnya agar bisa mencapai penjualan produk hingga ke luar negeri, dengan mengikuti standar kualitas internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Bagi perusahaan yang profit oriented, laba merupakan hal penting yang ingin dicapai perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan kualitas dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan meningkatnya kualitas dapat memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Hal ini membuat perusahaan untuk tidak dapat memilih alternatif lain selain
  • 2. 2 memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Semakin meningkatnya kualitas produk maka akan semakin memperluas daerah pemasaran dan perusahaan dapat menjadi lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dengan cara meningkatkan produktifitas dan memperbaiki kualitas. Memperbaiki kualitas secara terus menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa depan bisnis yang berkelanjutan. Pertanyaannya adalah bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan pengambilan keputusan atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Pengukuran kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena kualitas tidak hanya dapat ditentukan oleh gambaran visual bentuk fisik saja, tetapi juga dapat dilihat dari biaya- biaya yang dilkeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas tersebut. Biaya kualitas adalah biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk mencegah atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk yang berkualitas. Perbaikan kualitas produk sangat penting, sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi, akan tetapi konsumen lebih menginginkan produk yang murah tetapi berkualitas. Hal ini dapat membuat konsumen mencari perusahaan lain yang menjual produk dengan harga yang murah dengan kualitas yang baik. Biaya kualitas akan semakin meningkat jumlahnya jika pihak manajemen tidak memberikan perhatian yang khusus dalam masalah kualitas. Peningkatan kualitas secara berkesinambungan diharapkan dapat mengurangi biaya karena terjadi pemborosan akibat rendahnya kualitas, pengerjaan ulang suatu produk karena ketidaksesuain dengan standar dan biaya lain-lain, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan dan mengurangi biaya.
  • 3. 3 Produk dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan diperoleh dengan mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai. Pemrosesan dilanjutkan dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksinya yang diharapkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada sebelum diproses. Kemampuan dalam mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif dan efisien terutama yang menyangkut dengan peningkatan laba yang dijadikan sebagai evaluasi manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemimpin. Berapa besar biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengendalian kualitasnya dan kegiatan apa saja yang menefesienkan biaya yang terjadi tanpa menurunkan kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan menganalisis biaya kualitas. Pencegahan terhadap timbulnya produk cacat membuat biaya produksi akan menjadi efisien karena perusahaan tidak perlu menurunkan harga jual produknya karena cacat dan tidak perlu mengerjakan ulang produk cacat, sehingga bahan baku dan tenaga kerja yang ada dapat digunakan seefisien mungkin. Membahas mengenai pengukuran terhadap kualitas, tidak akan terlepas dengan aspek kuantitatif yang melekat padanya, yaitu mengenai biaya kualitas (cost of quality). Biaya kualitas ini merupakan salah satu cara menerjemahkan bahasa kualitas kedalam bahasa yang dapat di kuantitatifkan sehingga memudahkan dalam pengukurannya. Biaya kualitas merupakan indikator finansial kinerja kualitas perusahaan. Biaya kualitas dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk. Sementara itu biaya sendiri dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu pengendalian yang terdiri dari biaya pencegahan (prevention cost) dan biaya penilaian (apprasial cost) serta biaya kegagalan yang terdiri
  • 4. 4 dari biaya kegagalan internal (internal failure cost) dan biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost). Paparan sebelumnya bahwa biaya kualitas sebagai ukuran kuantitatif yang dipergunakan untuk mengukur kualitas dan pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas perusahaan , maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan serta untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan akan memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas atau tidak. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana menjelaskan konsep tentang biaya kualitas? 2. Bagaimana menjelaskan konsep tentang produktifitas? 3. Bagaimana menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas dan produktifitas? C. Tujuan Makalah 1. Untuk menjelaskan konsep tentang biaya kualitas 2. Untuk menjelaskan konsep tentang produktifitas 3. Untuk menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas dan produktifitas
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Rochma Dwi Mutiari (2010) Analisa Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Jumlah Produk Rusak Pada PT. Gunung Subur Karanganyar dengan hasil penelitian Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan analisa regresi , uji F, koefisien determinasi menunjukan bahwa secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah produk rusak. Hal ini ditunjukan dengan diperoleh angka dari SPSS bahwa uji F hitung sebesar 12,446 dan F tabel sebesar 2,62. Serta hasil uji R2 didapat hasil nilai R Square 0,713. Hal ini berarti variasi dari variable biaya kulitas dapat mempengaruhi variable jumlah produk rusak sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 2. Nefriani Ester Sandag, Jantje Tinangon, Stanley Kho Walandouw (2014) Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Pada CV. Ake Abadi Manado. Hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2011 sampai 2013 total realisasi biaya kualitas khsusnya biaya pengendalian terus meningkat, untuk biaya kegagalan dari tahun 2011 sampai 2013 selalu menurun. Nilai EBIT sendiri cukup banyak dipengaruhi oleh besarnya biaya kualitas secara keseluruhan, dan perusahaan harus memberikan perhatian yang cukup besar terhadap alokasi biaya-biaya tersebut, karena hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, memiliki efek yang cukup besar terhadap peningkatan profit dimasa yang akan datang. Manajemen sebaiknya lebih memperluas perbaikan mutu tidak hanya pada proses produksi, malainkan juga kepada aktivitas- aktivitas pemasaran, misalnya pada proses pengepakan, iklan, metode penjualan,
  • 6. 6 distribusi dan pengiriman produk, harus dievaluasi dengan tujuan memperbaiki kualitas total dan layanan bagi para pelanggan. 3. Kiki Adelina Wahyuningtias (2013) Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak Pada CV. Ake Abadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab produk rusak yang disebabkan oleh hama dan kesalahan karyawan dalam pengangkutan barang dari pabrik kegudang sampai ke konsumen dan biaya kualitas tidak berpengaruh terhadap produk rusak hal ini dapat dilihat dari hasil uji t variable biaya produksi yang signifikan. Hal ini berarti bahwa biaya kualitas, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produk rusak, koefisien korelasi yang rendah yang berarti terdapat hubungan yang lemah antara veriabel indepeden sedangkan hasil uji koefisien determinasi (Kd) menunjukkan berbanding lurus. 4. Irianto Winarjo, Studi pengaruh biaya produksi dan biaya kualitas terhadap profitabilitas PT S.S. Utama di Surabaya. Hasil penelitian, terdapat pengaruh antara biaya produksi dan biaya kualitas terhadap laba, yaitu sebesar 70,93% dan sisanya sebesar 29,07% dipengarahi oleh faktor-faktor yang lain.
  • 7. 7 B. Kajian Pustaka 1. Biaya Kualitas a. Definisi kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas sebagai kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak memiliki makna operasional. Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan. Produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi: 1) Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dimensi kinerja untuk jasa dapat di definisikan lebih jauh sebagai atribut daya tanggap, kepastian dan empati. 2) Estetika (aesthetics), berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa. 3) Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (serviceability), berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk. 4) Fitur (features), karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama. 5) Keandalan (reliability), probabilitas produk dan jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu. 6) Tahan Lama (durability), jangka waktu produk dapat berfungsi. 7) Kualitas Kesesuaian (quality of conformance), ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.
  • 8. 8 8) Kecocokan Penggunaan (fitness for use), kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Jika sebuah produk mengandung cacat desain yang parah, maka produk tersebut dianggap gagal meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya. Perbaikan kualitas berarti perbaikan pada satu atau lebih dari dimensi tersebut diatas namun tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Meskipun kedelapan dimensi tersebut penting dan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, tetapi atribut kualitas yang dapat diukur cenderung lebih mendapat perhatian. Terutama tingkat kesesuaian merupakan dimensi yang mendapat perhatian paling besar. Kesesuaian adalah dasar mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai (nonconformance) atau produk cacat (defective). b. Definisi Biaya Kualitas Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas ini berhubungan dengan dua jenis aktivitas: 1) Aktivitas pengendalian (control activities), yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (kualitas yang buruk mungkin muncul). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya yang digunakan untuk melakukan aktivitas pengendalian. 2) Aktivitas kegagalan (failure activities), yaitu aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas yang buruk (kualitas yang buruk sudah terjadi). Aktivitas kegagalan terdiri dari aktivitas kegagalan internal dan aktivitas kegagalan eksternal. Biaya kegagalan adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat terjadinya aktivitas kegagalan.
  • 9. 9 Pembahasan tentang aktivitas yang terkait dengan kualitas menyebabkan munculnya kelompok biaya kualitas, yaitu: 1) Biaya Pencegahan (prevention cost) Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah timbulnya kualitas yang buruk dalam barang atau jasa yang yang dihasilkan. Dengan meningkatnya biaya pencegahan diharapkan biaya kegagalan akan semakin kecil. Contoh: perekayasaan kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas. 2) Biaya Penilaian (appraisal cost) Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Tujuan utama penilaian ini adalah untuk mencegah produk yang tidak sesuai spesifikasi dikirimkan ke pelanggan. Contoh: inspeksi dan pengujian bahan, inspeksi pengemasan, supervise terhadap aktivitas penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, inspeksi dan pengujian peralatan. 3) Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost) Biaya kegagalan internal dalah biaya yang terjadi jika produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan hal ini diketahui sebelum produk dikirimkan kepada pihak di luar perusahaan. Biaya ini tidak akan muncul jika tidak ada kerusakan/cacat pada produk. Contoh: bahan sisa, pengerjaan ulang, inspeksi ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain. 4) Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost) Biaya yang terjadi jika barang dan jasa gagal/ tidak sesuai dengan spesifikasi atau memuaskan pelanggan setelah produk dan jasa tersebut sampai di
  • 10. 10 tangan pelanggan. Contoh: biaya penarikan produk, kerugian penjualan, return, garansi, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar. c. Pengukuran Biaya Kualitas Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati dan tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) adalah biaya- biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden cost) adalah biaya kesempatan atau oportunitis yang tersedia karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas biasanya tidak disediakan dalam catatan akuntansi). Biaya kualitas yang tersembunyi bisa sangat signifikan sehingga seharusnya di estimasi. Meskipun mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi sangat sulit, akan tetapi dapat dihitung dengan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi diantaranya yaitu: 1) Metode Multiplier (Multiplier Method)/ Metode Pengali Metode Multiplier ini digunakan untuk mengukur besarnya biaya kualitas tersembunyi dengan cara mengalikan biaya kegagalan eksternal yang dialami oleh perusahaan dengan suatu konstanta efek pengganda (multiplier). Adapun besarnya konstanta, yang dilambangkan dengan k, tersebut adalah berlainan untuk setiap perusahaan karena besarnya k tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu masing-masing perusahaan. Apabila dituliskan adalah sebagai berikut : Total Biaya Kegagalan = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur) k = efek pengganda , yang didasarkan pada pengalaman Sebagai contoh, Westinghouse Electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4. Dengan demikian, jika biaya kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta dolar, maka biaya kegagalan eksternal aktual adalah $6 juta sampai $8 juta. Dengan
  • 11. 11 meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharapkan akan meningkatkan investasinya dalam biaya pengendalian. Metode ini memiliki kelemahan karena penentuan besarnya k hanya didasarkan atas pengalaman masa lalu, sehingga besarnya hidden cost yang timbul dari kegagalan eksternal tidak dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya. 2) Metode Penelitian Pasar (Market Research Method) Dengan menggunakan metode market research, pengukuran biaya kualitas yang timbul dilakukan atas dasar penyelidikan terhadap pasar (konsumen) yang mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Metode ini biasanya digunakan untuk menilai pengaruh kualitas jelek terhadap penjualan dan pangsa pasar. Metode market research ini dilakukan dengan cara melakukan survey konsumen dan wawancara dengan bagian penjualan. Biasanya perusahaan yang melakukan metode ini menggunakannya sebagai proyeksi terhadap laba/rugi yang berkaitan dengan kualitas produk jelek. Metode ini sulit untuk diterapkan karena dalam penyelidikan terhadap pasar, sistem sampling yang dilakukan terkadang tidak bisa mewakili seluruh lapisan konsumen yang menggunakan produk tersebut. Selain itu kelemahan dari metode ini adalah kurang bisa mencerminkan kondisi kerugian perusahaan yang sebenarnya akibat adanya produk rusak/kualitas jelek. d. Penggunaan Informasi Biaya Kualitas Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk meningkatkan dan membantu perencanaan manajerial, pengendalian dan pembuatan keputusan. Informasi biaya kualitas dapat digunakan antara lain untuk:
  • 12. 12 1) Penentuan harga stratejik. Penggunaan informasi biaya kualitas dan pengimplementasian total quality management membantu meningkatkan kualitas produk, pengurangan harga dan membantu kelangsungan lini produk dalam jangka panjang. 2) Melakukan analisis produk baru. Dengan mengidentifikasi dan menganalisa perilaku biaya kualitas secara terpisah, kita dapat membuat keputusan yang tepat terkait dengan pengurangan biaya kualitas, siklus/ perencanaan laba, dan pengambilan keputusan penting lainnya. 2. Produktivitas a. Definisi Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta total. Produktivitas berhubungan dengan memproduksi output secara efisien, secara khusus berkaitan dengan output dan input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. 1) Efisiensi produksi total terjadi pada titik dimana satu dua kondisi terpenuhi: Paduan input yang akan menghasilkan output tertentu; tidak ada satupun input yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output tersebut (efisiensi teknis). Peningkatan efisiensi teknis terjadi jika digunakan
  • 13. 13 input yang lebih sedikit untuk menghasilkan output tertentu atau dengan menggunakan input yang sama dihasilkan output yang lebih banyak. 2) Dari paduan yang memenuhi kondisi pertama, paduan yang memiliki biaya yang paling rendahlah yang dipilih (efisiensi trade off input). Harga input menentukan proporsi relatif masing-masing input yang harus digunakan sehingga pemilihan kombinasi input menjadi penting. b. Pengukuran Produktivitas 1) Pengukuran Produktivitas Parsial Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial. Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produktivitas operasional. Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan. Sebagai contoh, tahun 2007 pabrik Ladd memproduksi 120.000 lampu hias dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja adalah 3 lampu hias/jam (120.000/40.000). hal tersebut adalah ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap lampu hias adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output dan input dapat dinyatakan dalam dolar. Rasio Rasio Produktivitas = Output/ Input
  • 14. 14 produktivitas tenaga kerja yang dinyatakan dalam keuangan adalah $12,50 dari pendapatan per dolar biaya tenaga kerja ($6.000.000/$480.000). Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan yaitu mudah diintepretasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan sehingga ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional. Akan tetapi, ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan. Pertama, kemungkinan terjadi trade-off menyebabkan perlu adanya ukuran produktivitas total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas. Kedua, karena ada kemungkinan trade-off, ukuran produktivitas total harus mempertimbangkan konsekuensi keuangan agregat sehingga harus dalam bentuk sebuah ukuran keuangan. 2) Pengukuran Produktivitas Total Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total. Dalam praktiknya, mengatur pengaruh dari seluruh input mungkin tidak diperlukan. Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan keberhasilan perusahaan secara total. Pengukuran produktivitas dengan menggunakan profil input (profil measurement). Ukuran operasional seperti bahan baku dan tenaga kerja disajikan secara terpisah dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk menunjukkan perubahan produktifitas. Pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit linked productivity measurement). Perubahan laba dari waktu ke waktu
  • 15. 15 dipengaruhi oleh perubahan produktivitas. Untuk menghubungkan perubahan produktifitas dengan perubahan laba: (1) hitung biaya input yang seharusnya digunakan jika tidak ada perubahan produktivitas, (2) bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual, dan (3) perbedaan biaya yang muncul merupakan perubahan laba sebagai akibat dari perubahan produktivitas. 3. Kualitas dan Produktivitas Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat, tetapi masih menjalankan proses yang tidak efisien. Untuk meningkatkan efisiensi, proses manufaktur hendaknya didesain ulang. Dengan proses yang efisien, akan dihasilkan lebih banyak output dengan input yang lebih sedikit. Sebagai contoh, ada barang yang melewati dua proses yang masing-masing membutuhkan waktu lima menit (anggaplah barang tersebut diproduksi tanpa cacat). Jadi, untuk memproduksi satu unit dibutuhkan waktu 10 menit untuk melalui kedua proses tersebut. Saat ini, jumlah yang diproduksi dalam tiap batch produksi adalah 1.200 unit. Proses 1 memproduksi 1.200 unit. Selanjutnya, batch produksi tersebut dipindahkan ke lokasi lain untuk menjalani proses kedua. Jadi, untuk setiap proses dibutuhkan waktu 6.000 menit (5 menit x 1.200 unit) atau 100 jam. Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1.200 unit adalah 200 jam (100 jam untuk setiap proses) ditambah waktu pengiriman dari proses 1 ke proses 2, anggaplah 15 menit. Berarti, waktu produksinya 200 jam 15 menit.
  • 16. 16 Dengan mendesain ulang proses manufaktur, efisiensi dapat diperbaiki. Misalkan lokasi proses 2 berada cukup dekat dengan lokasi proses 1 sehingga segera setelah satu unit diselesaikan pada proses 1, unit tersebut langsung dimasukkan ke proses 2. Dengan cara ini, proses 1 dan 2 dapat berjalan secara bersamaan. Sehingga proses 2 tidak lagi perlu menunggu sampai selesainya produksi 1.200 unit ditambah dengan waktu pengiriman sebelum ia mulai dapat beroperasi. Sekaramg, total waktu untuk memproduksi 1.200 unit menjadi 6.000 menit ditambah waktu menunggu pengiriman unit pertama (5 menit). Jadi, waktu produksi 1.200 unit telah berkurang dari 200 jam 15 menit menjadi 100 jam 5 menit. Hasilnya adalah lebih banyak output yang dapat di produksi dengan lebih sedikit input (dalam hal ini, waktu).
  • 17. 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang pengetahuannya seorang manager dalam menganalisis biaya kualitas. Dengan mempelajari dan mengaplikasikan system informasi biaya kualitas, diharapkan seorang manager nantinya mampu mengestimasi biaya kualits dengan baik. Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi akan lebih efisien biaya jika seorang manager / akuntannya sudah mampu menelusuri biaya kualitas yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi. Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang manajer dalam pengambilan keputusan, mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara menyeluruh dan membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial. Karena begitu pentingnya biaya kualitas wajib bagi sebuah perusahaan untuk menelusuri biaya kualitasnya. Selain pentingnya biaya kualitas, perusahaan juga harus memperhatikan hubungan output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas. Karena akan mempengaruhi harga, laba usaha, dan insentif bagi karyawan. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial. Sedangkan, pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total. Dengan adanya kombinasi antara biaya kualitas dan produktifitas maka perusahaan akan mampu mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Ciptani, M Kussetya. 1999. Pengukuran Biaya Kualitas : Suatu Paradigma Alternatif. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1: 68 -8. Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Mutiari, R. Dwi. 2010. Analisa Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Jumlah Produk Rusak. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sandag, N. Ester, dkk. 2014. Analisa Biaya Kualitas dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan. Jurnal EMBA Vol.2 No.2, Hal. 1327-1337 Sutanto, S Bobby. 2012. Laporan Biaya Kualitas Sebagai Upaya Pengendalian Kualitas Produk Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2 2012 Wahyuningtias, K. Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk Rusak. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 321-330 Winarjo, Irianto. 2010. Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Kualitas terhadap Profitabilitas. repository.petra.ac.id http://jurnalakuntansikeuangan.com