Dokumen tersebut membahas sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, mulai dari fase pembuahan pada tahun 1920-an hingga pengesahannya pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila dirumuskan melalui proses dialog dan sintesis berbagai aliran pemikiran untuk mencapai kesepakatan bersama dalam membangun dasar negara Indonesia yang merdeka.
2. “Tak ada bangsa yang dapat
mencapai kebasaran jika bangsa itu
tidak percaya kepada sesuatu, dan
jika tidak sesuatu yang
dipercayainya itu memiliki dimensi-dimensi
moral guna menopang
peradaban besar”
(John Gardner, 1992)
Filsafat Pancasila
3. Nusantara itu?
Nusantara adalah “lautan yang ditaburi
pulau-pulau”, (Archipelago)
Malalui lautan, alam yang subur terjadi
titik temu peradaban (Nusantara, Hindi,
Arab, Tionghoa) “PERSILANGAN
BUDAYA“:
Local Wisdom: ‘Relegiusitas’,
‘kekeluargaan’, ‘gotong royong’:
“TAMANSARI PERADABAN DUNIA”
Filsafat Pancasila 3
4. Empat Era Kultural
• Pertama, Era pra-Hindu: nilai
solidaritas, gotong royong dan
kekeluargaan
• Kedua, Era Kerajaan Majapahit:
kepercayaan diri, keberanian dan
kemandirian
• Ketiga: Era Kerajaan Mataram: terjadi
proses penggabungan unsur-unsur lokal
dengan unsur Islam menjadi sebuah
pola budaya baru: Nalar Sinktretis
4
5. Lanjutan..,
• Keempat, Era Kolonial: era yang
menindas, menghegemonik secara
terstruktur. Era ini terjadi pemutusan
mata rantai ekonomi, perdagangan,
maritim, sikap hidup, serta nilai-nilai
ketimuran; kolonialisme nalar dan
mental; pembunuhan karakter dan
identitas bangsa; Ironisnya, di Leiden
(1922) dibuka studi Endologi
5
6. Fase Pembuahan (1920-an)
Tiga sifat pergerakan rakyat indonesia:
1. Nasionalistis (Soekarno)
2. Islamistis (Tjokroaminoto)
3. Marxistis (Tan Malaka)
Terjadi Sintesis: “Sumpah Pemuda”:
tumpah darah, bangsa, dan bahasa
persatuan
Penemuan kode kebangsaan bersama
(civic nationalism)
Arkeologi Pancasila
7. Fase perumusan (29 Mei-1 Juni 1945:
• Anggota BPUPKI: 69 orang, 2 di antaranya
adalah Ny.Maria Ulfa Santoso dan Ny. R.S.S.
Soenarjo Mangoenpoespito
• Istilah founding fathers tidak tepat
• Perumusan “dasar negara”: nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
demokrasi permusyawaratan, nilai
keadilan/kesejahteraan sosial.
• Prinsip ini masih serabutan, Mr. Yamin dan
Soepomo yang mendekati permintaan
Radjiman
7
8. Lanjutan.,
• Tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno berpidato tentang
falsafah negara atau dasar negara:
1. Kebangsaan; tidak menolak perbedaan.
2. Internasionalisme, atau Perikemanusiaan; tidak
ekploitatif;
3. Mufakat atau Demokrasi; tidak tirani mayoritas
atas minoritas.
4. Kesejahteraan Sosial; yang berbasis pada
kekeluargaan, bukan berbasis individualistik.
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan; yang toleran
• Epistem dari kelima dasar falsafah itu adalah
“Gotong-royong”
• Bung Karno memunculkan istilah “PANCA SILA”
9. Fase Pengesahan: PPKI (18-08-1945)
• Dibentuk Panitia kecil terdiri dari 8 orang.
• Karena tidak terjadi titik temu di antara
mereka, Bung Karno merombak
komposisi menjadi 9 orang
• Penyempurnaan redaksi Pancasila
• Problem tujuh kata:
Ketuhanan…,”dengan kewajiban
menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
9
10. • Respon tajam dari Latuharhary soal
‘tujuh kata’
• Mohammad Hatta sebagai ‘Perantara’
• Golongan Islam menerima pencoretan
tujuh kata tersebut, sementara Bung
Karno nasionalis menerima
‘Ketuhanan..” diurutan pertama.
• Termasuk soal pembukaan UUD: “Atas
berkat rahmat Allah…,”
11. Nilai yang perlu diimplementasikan
Dialog
Peran ‘antara’
(liminal)
Sintesis;
menggabungkan
11
12. Pengabaian Pancasila?
• Pancasila = rezim Orba
• Tafsir tunggal dan
indoktrinasi (p4)
• Nilai-nilai pancasila
hanya menjadi slogan
• Pancasila menjadi
ideologi tertutup
12
13. Kembali ke rumah pancasila
1.Historis, pijakan tradisi, local wisdom
2.Rasionalitas (dielaktika dengan
filsafat dan etika politik
kontemporer)
3.Aktualisasi;