2. Manusia Sebagai Faktor
Oleh :
Kelompok lima (5)
Putri Rahmawati Binre (07021281419061)
Vindy Martha (07021381419139)
Eryoktri Piyustin (07021381419112)
M.Ridho andwi Putra (07021281419066)
Rony Harniansyah (07021381419134)
Muhammad (07021381419099)
3. A. Manusia dalam Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Pekerjaan itu selalu melibatkan manusia dan keefektifan suatu pekerjaan itu
sendiri juga tergantung pada manusianya. Ada manusia yang melakukan
pekerjaan dan kewajibannya secara baik dan antusias, ada juga yang sebalinya.
Jika semua manusia yang bekerja itu selalu mentaati peraturan-peraturan yang
dibuat tempat mereka bekerja dan dibuat oleh pemerintah, maka akan sangat
kecil sekali kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan yang terjadi pada para
pekerja.
Jadi, alangkah baiknya jika setiap yang bekerja itu melakukan pekerjaan
dengan baik dan mematuhi peraturan yang ada agar tidak membahayakan diri
sendiri.
4. B. Faktor Manusia Pada Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
?
1. Sikap pekerja terhadap pekerjaannya
2. Hubungan antara pekerja dengan kelompok kerjanya
3. Interaksi antara pekerja dengan pekerjaannya
4. Kemampuan kerja dan kekeliruan
5. PerilaKu individu setiap orang
6. Cakupan pelatihan dan instruksi yang disediakan
7. dan kondisi pabrik dan perlengkapannya
8. Aturan-aturan dan sistem kerja apakah logiss dan dapat diterima
Nah!! Apa yang Terjadi Jika ke 8
Faktor ini tidak dilakukan?
5. 1. Tidak adanya Sikap Pekerja terhadap Pekerjaannya maka akan mengakibatkan kecelakaan
kerja
2. Tidak adanya hubungan antara pekerja dengan kelompok kerjanya, maka akan
mengakibatkan pekerjaan tersebut terhambat karena didalam sebuah perusahaan,
pekerjaanialah merupakan sebuah sistem
3. Interaksi antara pekerja dengan pekerjaannya, hal ini sama hal nya dengan pepatah “Orang
bisa karena biasa”
4. Kemampuan kerja dan kekeliruan
5. Perilaku individu setiap orang
6. Cakupan pelatihan dan instruksi pelatihan, jika ini tidak dilakukan maka akan terjadi
permasalahan antara pekerja dan manjemen yang ada diperusahaan tersebut. Sehingga seorang
pekerja hilang arah dengan apa yang ingin dia kerjakan
7. Desain dan kondisi pabrik serta perlengkapannya, hal ini diperlukan demi tercapainya “zero
accident”
8. Aturan-aturan dan sistem kerja apakah logis dan dapat diterima. Jika sebuah aturan dan
sebuah sistem pekerjaan tidak dilakukan maka akan membuat kesemena-menaan dari pekerja
terhadap sebuah perusahaan
6. Faktor Positif
1. Lingkungan
manajerial yang
membiasakan budaya
keselamatan
2. Menyesuaikan
Kemampuan
individu dengan
pekerjaan
3. Training
4. Menyediakan perlengkapan
yang aman, selalu dalam
kondisi baik, dapat disesuaikan
dengan kemampuan operator.
5. Mempunyai
tujuan kerja yang
realistis,dapat
dicapai,mudah
dimengerti dan
dapat diterima.
6. Disiplin kerja yang
seimbang
7. 1. Lingkungan manajerial yang membiasakan budaya keselamatan
dalam hal ini, perusahaan merupakan pengendali sedangkan cara kerja dilakukan oleh para
pekerja. Dimana disini perusahaan memberikan dan memastikan lingkungan kerja yang yang
berlogo “safety first”
2. Menyesuaikan kemampuan individu dengan pekerjaan
artinya, dalam bekerja, haruslah sejalan dengan basic yang dimiliki karena dapat menunjang
pekerjaan tersebut.
3. Training
pelatihan sangat diperlukan khususnya oleh pra karyawan. Pelatihan ini mencakup 3 hal :
keterampilan untuk melaksanakan pekerjaan;kegiatan-kegiatan apa saja atau pekerjaan
seperti apa yang akan dijalani nantinya ; penggunaan perlengkapan kerja
4. Rencana dan aspirasi perusahaan
ini menyangkut program-program perusahaan dan reward perusahaan terhadap
karyawannya.
5. Mempunyai tujuan kerja yang realistis,dapat dicapai,mudah dimengerti dan dapat
diterima.
6. Disiplin kerja yang seimbang
guna membentuk pola sistem kerja karyawan yang optimal dan dapat menciptakan
produktivitas kerja yang maksimal
8. Faktor Negatif
7. Minimnya
arahan yang
jelas
1. Minimnya
pelatihan dan
tugas-tugas
2. Bersikap
menentang
terhadap aturan
dan keamanan
3. Mengabaikan atau
melewati
pengamanan dan
mengambil jalan
pintas untuk
meningkatkan
pendapatan
4. Mengabaikan
apa yang sedang
terjadi
5. Salah
memahami apa
yang harus
dikerjakan
6. Gagal
mengkomuni
kasikan
dengan benar
9. 1. Minimnya pelatihan dan tugas-tugas
minimnya pelatihan dan tugas-tugas dalam perusahaan dapat mempengaruhi kinerja karyawan yang
juga dapat berimbas kepada perusahaan itu sendiri.
2. Bersikap menentang terhadap aturan-aturan dan pengamanan
Bersikap menentang terhadap aturan-aturan dan pengamanan, aturan-aturan dan pengaman di dalam
suatu perudahaan sangatlah penting karena hal tersebut dapat mengurangi kesalalahan-kesalahan dai
dalam suatu pekerjaan seperti kecekakaan kerja dan sebagainya.
3. Mengabaikan atau melewati pengamanan dan mengambil jalan pintas untuk meningkatkan
pendapatan
Mengabaikan pengamanan demi meningkatkan penghasilan adalah kesalahan besar, karena
pengamanan di dalam pekerjaan salngatlah penting demi mengurangi resiko kecelakaan pada saat
bekerja.
4. Mengabaikan apa yang sedang terjadi
5. Mengabaikan atau salah memahami apa yang harus dikerjakan
Pemahaman akan suatu pekerjaan sangatlah penting demi memudahkan kita dalam menjalankan suatu
pekejaan tersebut, jika seorang karyawan mengabaikan atau salah memahami apa yang harus dikerjakan
maka akan menimbulkan kesalahan dalam pekerjaannya yang akan merugikan mereka sendiri dan
perusahaan. Jika seorang karyawan selalu mengalami kesalahan dalam pekerjaannya maka perusahaan
akan mengalami kerugian dan perusahaan tersebut bisa saja memecat karyawan tersebut.
10. 6. Gagal mengkomunikasikan dengan benar
Akibat dari gagalnya suatu komunikasi menghasilkan respon yang berbeda dengan tujuan
yang di maksud hal tersebut dapat membuat kurang optimalnya suatu pekerjaan yang
dihasilkan serta dapat membuat tertundanya suatu perkerjaan
7. Minimnya arahan yang jelas
Minimnya arahan yang jelas, jika tidak adanya arahan dari perusahaan maka akan membuat
pekerja bekerja asal-asallan dan tidak terarah. Minimnya arahan dapat mempengaruhi upah,
kelompokkerja, kondisi kerja serta pekerjaan itu sendiri. Hal tersebut berdampak bersar
terhadap