Dokumen tersebut membahas analisis kebutuhan pengembangan jaringan jalan kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan sistem informasi geografis. Terdapat analisis struktur basis data SIG dan pembobotan kriteria penentuan jalan yang akan dikembangkan menggunakan metode Structural Equation Modeling.
13. bab vii analisa kebutuhan pengembangan jaringan jalan kawasan perbatasan
1. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
BAB VII
ANALISIS KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
KAWASAN PERBATASAN
7.1. PENGEMBANGAN DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Penyusunan data jaringan jalan kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur
dikembangkan dengan konsep sistem informasi geografis (SIG) tematik sebagaimana
diuraikan pada bab terdahulu dan disesuaikan dengan lingkup pekerjaan sesuai KAK.
Pengembangan SIG pada jaringan jalan kawasan perbatasan bertujuan untuk menata berbagai
data tematik dari hasil survei primer maupun sekunder ke dalam basis data sistem informasi
geografis (SIG) untuk memfasilitasi pengolahan dan analisis data jaringan jalan pada
kegiatan penyusunan data jaringan jalan kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Informasi mengenai kecamatan/lokpri yang telah dilakukan survei data lapangan dan
instansional di kawasan perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada Tabel
7.1.
Tabel 7.1. Kecamatan/ Lokpri di kawasan perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kabupaten Kecamatan
Luas Wilayah
(km2
)
Persentase (%)
Kupang Amfoang Timur 270,53 6,48
Timor Tengah Utara
Insana Utara 53,84 1,29
Bikomi Utara 70,7 1,69
Bikomi Nilulat 82 1,96
Mutis 90,5 2,17
Naibenu 88 2,11
Miamaffo Barat 199,63 4,78
Bikomi Tengah 61,5 1,47
Belu
Tasifeto Timur 211,37 5,06
Lamaknen Selatan 108,41 2,60
Lamaknen 105,9 2,54
Lasiolat 64,48 1,54
Raihat 87,2 2,09
Tasifeto Barat 224,19 5,37
Nanaet Dubesi 60,25 1,44
Malaka Kobalima Timur 96,11 2,30
2. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.1. Kecamatan/ Lokpri di kawasan perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kabupaten Kecamatan
Luas Wilayah
(km2
)
Persentase (%)
Malaka Barat 87,41 2,09
Kobalima 120,95 2,90
Malaka Tengah 168,69 4,04
Wewiku 97,9 2,35
Rote Ndao
Rote Barat Daya 114,57 2,75
Rote Selatan 73,38 1,76
Lobalain 145,71 3,49
Alor
Teluk Mutiara 80,18 1,92
Alor Selatan 192,98 4,62
Alor Barat Daya 97,9 2,35
Pureman 147,88 3,54
Mataru 102,78 2,46
Pantar Tengah 306 7,33
Alor Timur 562,76 13,48
Total 4173,7 100,00
Data SIG penyusunan data jaringan jalan kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur diproses, diolah, dikembangkan, dan diimplementasikan dengan bantuan perangkat
lunak ArcGIS v10.2 dengan tahap-tahap pengembangan SIG penyusunan data jaringan jalan
kawasan perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada Gambar 7.1.
Gambar 7.1. Tahap pengembangan SIG jaringan jalan kawasan perbatasan Provinsi NTT
3. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dari tampilan Gambar 7.1, proses analisis berlangsung dari tahap penggabungan data tabular
dan data spasial, baik yang didapat dari data lapangan maupun data yang didapat dari instansi
terkait, yang kemudian data ini masuk dalam tahap proses penyaringan data yang kemudian
diinput ke dalam basis data SIG, data yang diinput dalam perangkat lunak ArcGIS v10.2
menjadi data base informasi dari setiap titik dan tracking GPS, seperti dijelaskan pada bab
sebelumnya, adapun dasar pengambilan segmentasi didasari oleh perubahan penggunaan
lahan, perubahan lebar perkerasan, perubahan tipe perkerasan, dan perubahan wilayahnya,
hasil dari pengolahan data SIG memberikan informasi secara visual dari jaringan jalan
kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gambar 7.2. Konsep pengolahan data survei lapangan untuk menghasilkan data spasial
Gambar 7.2. mengilustrasikan pengolahan data survei lapangan hingga menghasilkan data
spasial tentang segmen jalan eksisting, jalan yang akan diajukan peningkatan perkerasan,
pelebaran jalan, pembangunan jembatan, dan pembangunan jalan baru dalam sebuah database
berbasis SIG. Sedangkan sebaran titik-titik survei yang sudah disuperposisikan terhadap peta
wilayah administrasi (hingga tingkat desa) Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat dalam
Gambar 7.3.
4. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 7.3. Superposisi sebaran titik survei terhadap wilayah administrasi Provinsi NTT
Gambar 7.4. Superposisi trase survei terhadap wilayah administrasi Provinsi NTT
Seluruh titik survei diperoleh dengan menyusuri ruas-ruas jalan aktual di lapangan dan tiap
titik tersebut diikat dengan koordinat geografis melalui GPS (global positioning system),
maka (trace) yang dibentuk oleh titik-titik tersebut dapat dipertanggung jawabkan dalam
menggambarkan trase jalan yang sesungguhnya. Kondisi ruas jalan dicermati dan dicatat
serta diabadikan melalui foto-foto lapangan. Superposisi trase survei terhadap wilayah
5. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
administrasi (hingga tingkat desa) Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat dalam
Gambar 7.4.
Gambar 7.5. Pemilihan dan penandaan trase jalan yang akan dilakukan penanganan jalan
Gambar 7.5 menunujukkan pemilihan dan penandaan trase jalan menjadi trase jalan yang
akan diajukan untuk masing-masing penanganan jalan seperti peningkatan atau pembangunan
ruas jalan. Jenis penanganan jalan yang dilaksanakan di kawasan perbatasan Provinsi NTT
meliputi:
(1) Usulan pembukaan trase jalan baru;
(2) Rencana pembukaan trase jalan tikus atau jalan sepeda;
(3) Rencana pemantapan jalan eksisting menjadi perkerasan aspal; dan
(4) Pengembangan jalan eksisting aspal.
Trase jalan dipilih berdasarkan akan data yang diperoleh dari data hasil survei (primer) dan
data potensi desa (sekunder). Data yang digunakan untuk menentukan suatu trase dipilih
menjadi trase yang akan dilakukan peningkatan atau pembangunan serta jenisnya adalah :
(1) Kondisi fisik dari trase jalan tersebut (lebar, jenis perkerasaan, kondisi perkerasan).
(2) Peranan trase jalan terhadap akses ke sebuah desa (masyarakatnya cenderung melakukan
kegiatan ekonomi ke negara lain) di kawasan perbatasan.
6. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Contoh data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dan disajikan dalam aplikasi
ArcGIS v10.2 dapat dilihat pada Gambar 7.6.
Gambar 7.6. Data hasil survei pada tampilan aplikasi ArcGIS v10.2
7.2. STRUKTUR BASIS DATA SIG
Sebagaimana umumnya suatu struktur basis data SIG, basis data SIG penyusunan data
jaringan jalan kawasan perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki struktur yang
terdiri atas serangkaian peta tematik tergeoreferensi yang masing-masing dari peta tematik
tersebut memiliki informasi atribut berbentuk tabel basis data (field dan record). Daftar peta
tematik yang saat ini telah diinputkan ke dalam basis data SIG jaringan jalan kawasan
perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada Tabel 7.2. Berdasarkan
Tabel 7.2, menjelaskan terkait susunan layer Sistem Informasi Geografis (SIG) dimana tiap-
tiap layar peta tersebut juga mengandung informasi atribut dalam basis data tabular hasil dari
survey data primer dan sekunder.
Tabel 7.2. Daftar layer peta tematik yang diinputkan dalam SIG jaringan jalan kawasan
perbatasan Provinsi NTT
No. Layer Peta (.shp) Tipe SHP Keterangan
1. Titik Administrasi
1.1 Titik_Admin Point
Titik yang menunjukkan lokasi ibukota
kabupaten, kota kecamatan dan kota
lainnya
7. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.2. Daftar layer peta tematik yang diinputkan dalam SIG jaringan jalan kawasan
perbatasan Provinsi NTT
No. Layer Peta (.shp) Tipe SHP Keterangan
1.2 Titik_PKN Point
Titik yang menunjukkan lokasi Pusat
Kegiatan Nasional di Provinsi NTT
1.3 Titik_PKSN Point
Titik yang menunjukkan lokasi Pusat
Kegiatan Strategis Nasional di Provinsi
NTT
1.4 Titik_PKW Point
Titik yang menunjukkan lokasi Pusat
Kegiatan Wilayah di Provinsi NTT
2. Titik Infrastruktur
2.1 Titik_Bandara Point Titik yang menunjukkan lokasi bandara
2.2 Titik Pelabuhan Point
Titik yang menunjukkan lokasi
pelabuhan
2.3 Pos_Perbatasan Point
Titik yang menunjukkan lokasi Pos
Lintas Batas Negara (PLB) di Provinsi
NTT
3. Batas Administrasi
3.1 Batas_Negara Polygon
Batas resmi yang memisahkan antara
provinsi NTT dan Negara Timor Leste
3.2 Batas_Kab Polyline
Batas resmi yang memisahkan antar
kabupaten dalam Provinsi NTT
3.3 Batas_Kec Polyline
Batas resmi yang memisahkan antar
kecamatan per kabupaten dalam
Provinsi NTT
3.4 Batas_Lokpri Poygon
Batas resmi yang menunjukkan lokasi
prioritas kecamatan dalam Provinsi
NTT
3.5 NTT Polygon
Batas resmi lokasi Provinsi Nusa
Tenggara Timur
4. Jalan
4.1 Data_Jalan_Kab_Alor Polyline
Trase perjalanan survei dan hasil olah
data jalan di Kabupaten Alor
4.2 Data_Jalan_Kab_Kupang Polyline
Trase perjalanan survei dan hasil olah
data jalan di Kabupaten Kupang
4.3 Data_Jalan_Kab_TTU Polyline
Trase perjalanan survei dan hasil olah
data jalan di Kabupaten Timor Tengah
Utara
4.4 Data_Jalan_Kab_Belu Polyline
Trase perjalanan survei dan hasil olah
data jalan di Kabupaten Belu
4.5 Data_Jalan_Kab_Malaka Polyline
Trase perjalanan survei dan hasil olah
data jalan di Kabupaten Malaka
4.6 Data_Jalan_Kab_RoteNdao Polyline
Trase perjalanan survei dan hasil olah
data jalan di Kabupaten Rote Ndao
4.7 Jalan_Sabuk_Perbatasan Polyline
Trase Jalan Sabuk Merah Timur yang
berada di Kabupaten Belu dan Malaka
8. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
7.3. ANALISIS BOBOT TIAP KRITERIA DENGAN STRUCTURAL EQUATION
MODELING (SEM)
7.3.1. Penggunaan Analisis Structural Equation Modeling
Structural Equation Modeling (SEM) adalah metode untuk merepresentasikan, mengestimasi
dan menguji relasi antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Metode ini merupakan
metode multivariate yang dapat digunakan untuk menggambarkan keterkaitan hubungan
linier secara simultan antara variabel pengamatan/ yang dapat diukur langsung (manifest) dan
variabel yang tidak dapat diukur secara tidak langsung. Terdapat dua macam variabel yang
laten dalam SEM yaitu endogen dan exogen. Ghozali (2013) menyatakan bahwa Structural
Equation Modeling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu
bagian pengukuran yang menghubungkan observed variabel dengan latent variabel lewat
confirmatori factor model psikologi dan psikometri serta bagian struktur yang
menghubungkan antar latent variabel lewat persamaan regresi simultan (simultaneous
equation modeling) yang dikembangkan di ilmu statistika. Model pengukuran menjelaskan
mengenai hubungan antara variabel dengan indikator-indikatornya dan model struktural
menjelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti.
Hubungan kausalitas antar variabel dinyatakan dalam bentuk angka atau pembobotan dengan
kisaran 0 (poor) sampai 1 (perfect fit). Hubungan dengan bobot semakin mendekati angka 1
berarti hubungan tersebut semakin signifikan atau semakin memberikan pengaruh kepada
suatu variabel. Keunggulan SEM apabila dibanding dengan metode analisis multivariat yang
lain adalah :
(1) Memungkinkan asumsi-asumsi yang lebih fleksibel;
(2) Penggunaan analisis faktor penegasan (confirmatory factor analysis) untuk mengurangi
kesalahan pengukuran dengan memiliki banyak indikator dalam satu variabel laten;
(3) Interface pemodelan grafis untuk memudahkan pengguna membaca keluaran hasil
analisis;
(4) Memungkinkan adanya pengujian model secara keseluruhan daripada koefisien-
koefisien secara sendiri-sendiri; dan
(5) Kemampuan untuk membuat model gangguan kesalahan (error term).
9. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Metode analisis SEM merupakan metode analisis yang harus dipahami dan dimengerti
terlebih dahulu mengenai asumsi-asumsi yang digunakan. Asumsi-asumsi yang digunakan
apabila menggunakan metode penelitian SEM adalah :
(1) Distribusi dari observed variabel harus normal;
(2) Hubungan regresi adalah linear;
(3) Model dalam hipotesa harus valid;
(4) Skala pengukuran harus kontinyu (interval); dan
(5) Dalam suatu model, bila terdapat lebih dari 1 konstruk dependen maka harus diberikan
hubungan korelasi. Hal tersebut juga berlaku untuk konstruk independen.
Dalam analisis dilakukan penilaian bobot tiap kepentingan dengan memalui survei FGD
setiap pulau untuk wilayah barat Indonesia, adapun lokasi survei untuk wilayah barat antara
lain : Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali dan Pulau Kalimantan. Melalui survei FGD
tiap provinsi, respoden akan mengisi formulir tingkat kepentingan tiap Kriteria Kesiapan
(Tingkat Dukungan Stakeholder (TDS) ) Pengembangan Jaringan Jalan dan Kriteria dalam
Analisis Tingkat Kebutuhan Pengembangan Jaringan Jalan, kemudian hasil dari formulir
dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).
7.3.2. Pembobotan Tiap Kriteria dengan Structural Equation Modeling
Analisis faktor merupakan salah satu analisis ketergantungan (interdependensi) antar variabel
yang memiliki peranan yang sama yang mencirikan objek-objek pengamatan. Tujuan analisis
faktor adalah untuk menjelaskan hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor
atau variabel laten. Faktor yang terbentuk merupakan besaran acak yang sebelumnya tidak
dapat diamati atau ditentukan. Analisis faktor juga digunakan untuk mengidentifikasi adanya
hubungan antar variabel penyusun faktor atau dimensi dengan faktor yang terbentuk dengan
menggunakan pengujian koefisien korelasi antar faktor dengan komponen pembentuknya.
Analisis ini disebut dengan analisi konfirmatori. Widarjono (2010) dalam Novrando (2015)
menyatakan bahwa tujuan analisis faktor adalah mencari seminimal mungkin faktor dengan
prinsip kesederhanaan atau parsimony yang mampu menghasilkan korelasi di antara
indikator-indikator yang diobservasi.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) merupakan suatu teknik analisis faktor di mana secara
apriori teori dan konsep yang sudah diketahui dipahami atau ditentukan sebelumnya, maka
dibuatlah sejumlah faktor yang akan dibentuk serta variabel apa saja yang termasuk ke dalam
10. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
masing-masing faktor yang dibentuk dan sudah pasti tujuannya. Pembentukan CFA
merupakan usaha dalam upaya untuk mendapatkan variabel baru atau indikator yang dapat
mewakili item yang berupa observed variable. Pada dasarnya CFA digunakan untuk
mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Teknik
analisis CFA yakni dengan menghitung factor loading atau koefisien faktor yang serupa
dengan koefisien regresi yaitu factor loading antara indikator X dengan faktor Y yang
terbentuk. Teknik CFA digunakan untuk menguji sebuah konsep atau teori secara teoritis.
Teori tersebut dapat berupa teori yang baru dikembangkan oleh peneliti atau teori yang sudah
dikembangkan sejak lama oleh orang lain. Pengujian CFA sering juga dilakukan melalui
SEM (Structural Equation Modeling).
Adapun hasil analisis SEM yang dibuat secara nasional mempresentasikan seluruh biaya
untuk pengembangan jaringan jalan adalah sebagai berikut :
(1) Faktor kriteria MCA terhadap prioritas pengembangan jaringan jalan;
(2) Faktor sub-kriteria teknis terhadap kriteria teknis prioritas pengembangan jaringan jalan;
(3) Faktor sub-kriteria spasial terhadap kriteria spasial prioritas pengembangan jaringan
jalan
(4) Faktor sub-kriteria aspek sosial ekonomi budaya terhadap kriteria sosial ekonomi budaya
prioritas pengembangan jaringan jalan;
(5) Faktor sub-kriteria polhankam terhadap kriteria polhankam prioritas pengembangan
jaringan jalan.
A. Faktor kriteria MCA terhadap prioritas pengembangan jaringan jalan
Kriteria MCA memiliki indikator – indikator yang berpengaruh dalam pengisian bobot yang
mempengaruhi prioritas pengembangan jaringan jalan, indikator-indikator tersebut
dirangkum dalam Tabel 7.3 untuk indikator pengaruh kriteria MCA pengembangan jaringan
jalan dan CFA faktor untuk indikator pengaruh kriteria MCA terhadap prioritas
pengembangan jaringan jalan ditunjukan pada Gambar 7.7.
Tabel 7.3. Indikator Pengaruh Kriteria MCA Pengembangan Jaringan Jalan
Kode Indikator Pengaruh Kriteria MCA Estimate
X1 Aspek Teknis 0,92
X2 Aspek Spasial/Keruangan 0,86
X3 Aspek Sosekbud 0,78
X4 Aspek Polhankam 0,75
11. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 7.7. CFA Faktor Kriteria MCA Terhadap Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan
Adapun hasil analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada faktor kriteria MCA
terhadap prioritas pengembangan jaringan jalan:
(1) CFA Sangat Signifikan mendekati 1,0 : X1, X2,
(2) CFA Signifikan > 0,5 : X3, X4
(3) CFA tidak Signifikan ≤ 0,5 : -
Structural Equation Modeling (SEM) pengaruh tiap kriteria MCA terhadap prioritas
pengembangan jaringan jalan ditunjukan pada Gambar 7.8. Adapun rangkuman standar
bobot kriteria MCA terhadap prioritas Pengembangan Jaringan Jalan dapat dilihat pada Tabel
7.4.
Tabel 7.4. Bobot kriteria MCA terhadap prioritas pengembangan jaringan jalan
No Kriteria Tingkat Kebutuhan Bobot
1 Aspek Teknis 37
2 Aspek Spasial/Keruangan 28
3 Aspek SOSEKBUD 19
4 Aspek Polhankam 16
Total 100
12. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 7.8. Structural Equation Modeling (SEM) Pengaruh Tiap Kriteria MCA terhadap
Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan
B. Faktor sub-kriteria teknis terhadap kriteria teknis prioritas pengembangan
jaringan jalan
Sub-kriteria teknis memiliki indikator – indikator yang berpengaruh dalam pengisian bobot
yang mempengaruhi prioritas Pengembangan Jaringan Jalan, Structural Equation Modeling
(SEM) pengaruh tiap sub kriteria teknis terhadap kriteria teknis pengembangan jaringan jalan
ditunjukan pada Gambar 7.9. Sedangkan rangkuman standar bobot sub kriteria teknis
pengembangan jaringan jalan ditunjukan pada Tabel 7.5.
13. VII - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.5. Bobot sub kriteria teknis terhadap prioritas pengembangan jaringan jalan
No Kriteria Tingkat Kebutuhan Bobot
1 Kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru 22
2 Kondisi potensi kegempaan koridor jaringan jalan baru 5
3 Integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting 49
4
Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas
(waktu tempuh) antar kawasan
24
Total 100
Gambar 7.9. Structural Equation Modeling (SEM) pengaruh sub kriteria teknis terhadap
kriteria teknis pengembangan jaringan jalan
14. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
C. Faktor sub-kriteria spasial terhadap kriteria spasial prioritas pengembangan
jaringan jalan
Sub-kriteria spasial memiliki indikator-indikator yang berpengaruh dalam pengisian bobot
yang mempengaruhi prioritas pengembangan jaringan jalan. Structural Equation Modeling
(SEM) pengaruh tiap sub kriteria spasial terhadap kriteria spasial pengembangan jaringan
jalan ditunjukan pada Gambar 7.10. Sedangkan rangkuman standar bobot sub kriteria-spasial
pengembangan jaringan jalan ditunjukan pada Tabel 7.6.
Tabel 7.6. Bobot sub - kriteria spasial terhadap prioritas pengembangan jaringan jalan
No Kriteria Tingkat Kebutuhan Bobot
1 Fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan 50
2 Keterhubungan rute jalan baru terhadap simpul transportasi nasional 50
Total 100
Gambar 7.10. Structural Equation Modeling (SEM) pengaruh sub kriteria spasial terhadap
kriteria spasial pengembangan jaringan jalan
15. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
D. Faktor sub-kriteria aspek sosial ekonomi budaya terhadap kriteria sosial ekonomi
budaya prioritas pengembangan jaringan jalan
Sub-kriteria sosial ekonomi budaya memiliki indikator – indikator yang berpengaruh dalam
pengisian bobot yang mempengaruhi prioritas pengembangan jaringan jalan, Structural
Equation Modeling (SEM) pengaruh tiap sub kriteria sosial ekonomi budaya terhadap kriteria
sosial ekonomi budaya pengembangan jaringan jalan ditunjukan pada Gambar 7.11.
Sedangkan rangkuman standar bobot sub kriteria sosial ekonomi budaya pengembangan
jaringan jalan ditunjukan pada Tabel 7.7.
Tabel 7.7. Bobot sub kriteria sosial ekonomi budaya terhadap prioritas pengembangan
jaringan jalan
No Kriteria Tingkat Kebutuhan Bobot
1 Indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan 20
2 Potensi Jumlah Penduduk yang dilayani Ruas Jalan 30
3
Indikasi pengaruh jalan baru terhadap pengembangan kawasan Potensi
Ekonomi
50
Total 100
Gambar 7.11. Structural Equation Modeling (SEM) pengaruh sub kriteria sosial ekonomi
budaya terhadap kriteria sosial ekonomi budaya pengembangan jaringan
jalan
16. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
E. Faktor sub-kriteria polhankam terhadap kriteria polhankam prioritas
pengembangan jaringan jalan
Sub-kriteria Polhankam memiliki indikator-indikator yang berpengaruh dalam pengisian
bobot yang mempengaruhi prioritas pengembangan jaringan jalan, Structural Equation
Modeling (SEM) pengaruh tiap sub kriteria Polhankam terhadap kriteria Polhankam
pengembangan jaringan jalan ditunjukan pada Gambar 7.12. Sedangkan rangkuman standar
bobot sub kriteria polhankam pengembangan jaringan jalan ditunjukan pada Tabel 7.8.
Tabel 7.8. Bobot sub kriteria polhankam terhadap prioritas pengembangan jaringan jalan
No Kriteria Tingkat Kebutuhan Bobot
1
Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap strategi
pertahanan dan keamanan
50
2
Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap pengembangan
wilayah pemekaran (provinsi/kabupaten/ kota)
50
Total 100
Gambar 7.12. Structural Equation Modeling (SEM) pengaruh sub kriteria polhankam
terhadap kriteria polhankam pengembangan jaringan jalan
17. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
7.4. ANALISIS PRIORITAS PENGEMBANGAN DAN PENANGANAN
JARINGAN JALAN
7.4.1. Klasifikasi Pengembangan dan Penanganan Jaringan Jalan
Klasifikasi program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan
Provinsi NTT dianalisis dengan menggunakan metode analisis multi kriteria yang
mempertimbangkan aspek teknis dan non teknis serta tingkat kepentingan prioritas
pengembangan dan penanganan jalan yang meliputi: (1) aspek tekis; (2) aspek
spasial/keruangan; (3) aspek sosial ekonomi budaya; dan (4) aspek polhankan. Hasil
inventarisasi dan identifikasi kondisi teknis dan non teknis pengembangan dan penanganan
jaringan jalan kawasan perbatasan diperoleh dari nilai rata-rata 11 (sebelas) sub-kritera dari
aspek teknis dan non teknis tersebut, menunjukkan ranking rata-rata tingkat kepentingan
prioritas pengembangan dan penanganan jalan di kawasan perbatasan berdasarkan ranking
rerata seluruh ruas jalan dinyatakan secara umum dalam kategori.
Program pengembangan dan penanganan jaringan jalan kawasan perbatasan di Provinsi NTT
yaitu terdiri dari :
(1) Usulan pembukaan trase jalan baru;
(2) Rencana pembukaan trase jalan tikus atau jalan sepeda;
(3) Rencana pemantapan jalan eksisting menjadi perkerasan aspal; dan
(4) Pengembangan jalan eksisting aspal.
7.4.2. Penyusunan Indikator Skor Tiap Kriteria
A. Penyusunan indikator skor sub kriteria teknis
Penyusunan indikator skor sub kriteria teknis dilakukan dengan menyusun rentang nilai skor
1 (satu) sampai dengan skor 4 (empat), adapun nilai skor yang paling rendah diasumsikan
sebagai nilai skor yang buruk untuk menjadi prioritas pengembangan dan penanganan
jaringan jalan di kawasan perbatasan. Sedangkan nilai skor yang tinggi diasumsikan sebagai
nilai skor yang baik dan menjadi pertimbangan utama untuk menjadi prioritas dalam program
pengembangan dan penanganan jalan di kawasan perbatasan. Analisis prioritas
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan diurutkan dari hasil
analisis multi kriteria yang memiliki total nilai skor yang paling tinggi sampai dengan total
nilai skor yang paling rendah. Adapun sub kriteria teknis dan masing-masing indikator yang
18. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
digunakan untuk analisis prioritas pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan terdiri dari :
(1) Kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru :
(a) Nilai skor-1 : < 25% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar;
(b) Nilai skor-2 : 25% - 50% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar;
(c) Nilai skor-3 : 50% - 75% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar; dan
(d) Nilai skor-4 : > 75% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar.
(2) Kondisi potensi kegempaan koridor jaringan jalan baru :
(a) Nilai skor-1 : < 25% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat
kegempaan < 0,7 g (skala PGA);
(b) Nilai skor-2 : 25% - 50% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat
kegempaan < 0,7 g (skala PGA);
(c) Nilai skor-3 : 50% - 75% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat
kegempaan < 0,7 g (skala PGA); dan
(d) Nilai skor-4 : > 75% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat
kegempaan < 0,7 g (skala PGA).
(3) Integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting :
(a) Nilai skor-1 : terintegrasi terhadap jaringan jalan desa;
(b) Nilai skor-2 : terintegrasi terhadap jaringan jalan kabupaten/kota;
(c) Nilai skor-3 : terintegrasi terhadap jaringan jalan provinsi; dan
(d) Nilai skor-4 : terintegrasi terhadap jaringan jalan nasional/jalan strategis nasional
eksisting.
(4) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan :
(a) Nilai skor-1 : menurunkan waktu tempuh antar kawasan;
(b) Nilai skor-2 : menurunkan < 25% waktu tempuh antar kawasan;
(c) Nilai skor-3 : menurunkan 25%-50% waktu tempuh antar kawasan; dan
(d) Nilai skor-4 : menurunkan > 50% waktu tempuh antar kawasan.
B. Penyusunan indikator skor sub kriteria spasial
Penyusunan indikator skor sub kriteria spasial/keruangan dilakukan dengan menyusun
rentang nilai skor 1 (satu) sampai dengan skor 4 (empat), adapun nilai skor yang paling
rendah diasumsikan sebagai nilai skor yang buruk untuk menjadi prioritas pengembangan dan
19. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Sedangkan nilai skor yang tinggi
diasumsikan sebagai nilai skor yang baik dan menjadi pertimbangan utama untuk menjadi
prioritas dalam program pengembangan dan penanganan jalan di kawasan perbatasan.
Analisis prioritas pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan
diurutkan dari hasil analisis multi kriteria yang memiliki total nilai skor yang paling tinggi
sampai dengan total nilai skor yang paling rendah. Adapun sub kriteria spasial/keruangan dan
masing-masing indikator yang digunakan untuk analisis prioritas pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan terdiri dari :
(1) Fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan :
(a) Nilai skor-1 : ruas jalan menghubungkan antar desa dalam lokasi prioritas;
(b) Nilai skor-2 : ruas jalan menghubungkan antar lokasi prioritas di kabupaten yang
sama;
(c) Nilai skor-3 : ruas jalan menghubungkan antar lokasi prioritas di kabupaten yang
berbeda; dan
(d) Nilai skor-4 : ruas jalan menghubungkan antar lokasi prioritas dan pusat kegiatan
strategis nasional (PKSN).
(2) Keterhubungan rute jalan baru terhadap simpul transportasi nasional :
(a) Nilai skor-1 : tidak mendukung akses menuju simpul transportasi;
(b) Nilai skor-2 : mendukung akses menuju pelabuhan pengumpan dan/atau bandara
pengumpul tersier;
(c) Nilai skor-3 : mendukung akses menuju pelabuhan pengumpul dan/atau bandara
pengumpul sekunder; dan
(d) Nilai skor-4 : mengakses langsung pelabuhan utama dan/atau bandara pengumpul
primer.
C. Penyusunan indikator skor sub kritera sosial ekonomi budaya
Penyusunan indikator skor sub kriteria sosial ekonomi budaya dilakukan dengan menyusun
rentang nilai skor 1 (satu) sampai dengan skor 4 (empat), adapun nilai skor yang paling
rendah diasumsikan sebagai nilai skor yang buruk untuk menjadi prioritas pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Sedangkan nilai skor yang tinggi
diasumsikan sebagai nilai skor yang baik dan menjadi pertimbangan utama untuk menjadi
prioritas dalam program pengembangan dan penanganan jalan di kawasan perbatasan.
Analisis prioritas pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan
20. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
diurutkan dari hasil analisis multi kriteria yang memiliki total nilai skor yang paling tinggi
sampai dengan total nilai skor yang paling rendah. Adapun sub kriteria sosial ekonomi
budaya dan masing-masing indikator yang digunakan untuk analisis prioritas pengembangan
dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan terdiri dari :
(1) Indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan :
(a) Nilai skor-1 : jalan baru tidak mendukung akses kantong kemiskinan;
(b) Nilai skor-2 : jalan baru mendukung akses alternatif menuju kantong kemiskinan;
(c) Nilai skor-3 : jalan baru mendukung akses utama menuju kantong kemiskinan; dan
(d) Nilai skor-4 : jalan baru mengakses langsung kantong kemiskinan.
(2) Potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan :
(a) Nilai skor-1 : jalan baru tidak mendukung akses menuju wilayah dengan jumlah
penduduk < 300 orang;
(b) Nilai skor-2 : jalan baru mendukung akses alternatif menuju wilayah dengan jumlah
penduduk 300 - 1.000 orang;
(c) Nilai skor-3 : jalan baru mendukung akses utama menuju wilayah dengan jumlah
penduduk 1.000 - 2.000 orang; dan
(d) Nilai skor-4 : jalan baru mengakses langsung wilayah dengan jumlah penduduk >
2.000 orang.
(3) Indikasi pengaruh jalan baru terhadap pengembangan kawasan Potensi Ekonomi :
(a) Nilai skor-1 : jalan baru tidak mendukung akses menuju kawasan yang memiliki
potensi ekonomi/produk unggulan;
(b) Nilai skor-2 : jalan baru mendukung akses alternatif menuju kawasan yang memiliki
potensi ekonomi/produk unggulan;
(c) Nilai skor-3 : jalan baru mendukung akses utama menuju kawasan yang memiliki
potensi ekonomi/produk unggulan; dan
(d) Nilai skor-4 : jalan baru mengakses langsung kawasan yang memiliki potensi
ekonomi/produk unggulan.
D. Penyusunan indikator skor sub kriteria polhankam
Penyusunan indikator skor sub kriteria polhankam dilakukan dengan menyusun rentang nilai
skor 1 (satu) sampai dengan skor 4 (empat), adapun nilai skor yang paling rendah
diasumsikan sebagai nilai skor yang buruk untuk menjadi prioritas pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Sedangkan nilai skor yang tinggi
21. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
diasumsikan sebagai nilai skor yang baik dan menjadi pertimbangan utama untuk menjadi
prioritas dalam program pengembangan dan penanganan jalan di kawasan perbatasan.
Analisis prioritas pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan
diurutkan dari hasil analisis multi kriteria yang memiliki total nilai skor yang paling tinggi
sampai dengan total nilai skor yang paling rendah. Adapun sub kriteria polhankam dan
masing-masing indikator yang digunakan untuk analisis prioritas pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan terdiri dari :
(1) Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap strategi pertahanan dan
keamanan :
(a) Nilai skor-1 : jalan baru tidak mendukung perkuatan strategi pertahanan dan
keamanan daerah perbatasan dan daerah pinggiran;
(b) Nilai skor-2 : jalan baru kurang mendukung perkuatan strategi pertahanan dan
keamanan tetapi tidak terpisahkan dari pengembangan keamanan kawasan pantai
yang berbatasan dgn negara lain;
(c) Nilai skor-3 : jalan baru mendukung perkuatan strategi pertahanan dan keamanan
daerah perbatasan dan daerah pinggiran; dan
(d) Nilai skor-4 : Jalan baru merupakan bagian terpenting dari perkuatan strategi
pertahanan dan keamanan daerah perbatasan dan daerah pinggiran.
(2) Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap pengembangan wilayah
pemekaran (provinsi/kabupaten/ kota) :
(a) Nilai skor-1 : jalan baru tidak mendukung keserasian pengembangan jaringan jalan
antar wilayah provinsi/kabupaten/kota;
(b) Nilai skor-2 : jalan baru kurang mendukung pengembangan akses menuju wilayah
pemekaran provinsi/kabupaten/kota;
(c) Nilai skor-3 : jalan baru berintegrasi langsung dengan jaringan jalan akses wilayah
pemekaran provinsi/kabupaten/kota; dan
(d) Nilai skor-4 : jalan baru mengakses langsung wilayah pemekaran
provinsi/kabupaten/kota.
22. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
7.4.3. Pengisian Skor Tiap Kriteria
(1) Lokpri Amfoang Timur
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Amfoang Timur yang telah didapatkan dari
hasil survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan
dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari
hasil perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian
hasil perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk
masing-masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Amfoang Timur
dapat dilihat pada Tabel 7.9.
Tabel 7.9. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Amfoang Timur
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
1 Kifu DK-001 DK-001 83.62 28 39.9 24 175.52
2 Kifu DK-002 DK-002 83.62 28 39.9 16 167.52
3 Kifu DK-003 DK-003 67.34 28 39.9 16 151.24
4 Kifu DK-004 DK-004 67.34 28 39.9 16 151.24
5 Kifu DK-005 DK-005 101.75 28 43.7 32 205.45
6 Kifu DK-006 DK-006 67.34 28 39.9 16 151.24
7 Kifu DK-007 DK-007 67.34 28 39.9 16 151.24
8 Kifu DK-008 DK-008 101.75 28 43.7 32 205.45
9 Kifu DK-009 DK-009 101.75 28 43.7 32 205.45
10 Kifu DK-010 DK-010 67.34 28 39.9 16 151.24
11 Kifu DK-011 DK-011 101.75 28 43.7 24 197.45
12 Kifu DK-012 DK-012 101.75 28 43.7 24 197.45
13 Kifu DK-013 DK-013 101.75 28 43.7 24 197.45
14 Kifu DK-014 DK-014 83.62 28 39.9 16 167.52
15 Kifu DK-015 DK-015 67.34 28 39.9 16 151.24
16 Kifu DK-016 DK-016 67.34 28 39.9 24 159.24
17 Kifu DK-017 DK-017 67.34 28 39.9 16 151.24
18 Kifu DK-018 DK-018 67.34 28 39.9 16 151.24
24. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.9. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Amfoang Timur
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
51 Nunuanah DK-057 DK-057 67.34 28 39.9 16 151.24
52 Nunuanah DK-058 DK-058 67.34 28 39.9 16 151.24
53 Nunuanah DK-059 DK-059 67.34 28 39.9 16 151.24
54 Nunuanah DK-060 DK-060 67.34 28 39.9 16 151.24
55 Nunuanah DK-061 DK-061 67.34 28 39.9 16 151.24
56 Nunuanah DK-062 DK-062 67.34 28 39.9 16 151.24
57 Nunuanah DK-063 DK-063 67.34 28 39.9 16 151.24
58 Nunuanah DK-064 DK-064 67.34 28 39.9 16 151.24
59 Nunuanah DK-065 DK-065 67.34 28 39.9 16 151.24
60 Nunuanah DK-066 DK-066 67.34 28 39.9 16 151.24
61 Nunuanah DK-067 DK-067 67.34 28 39.9 16 151.24
62 Nunuanah DK-068 DK-068 67.34 28 39.9 16 151.24
63 Nunuanah DK-069 DK-069 67.34 28 39.9 16 151.24
64 Nunuanah DK-070 DK-070 67.34 28 39.9 16 151.24
65 Nunuanah DK-071 DK-071 67.34 28 39.9 16 151.24
66 Nunuanah DK-072 DK-072 67.34 28 39.9 16 151.24
67 Nunuanah DK-073 DK-073 67.34 28 39.9 16 151.24
68 Nunuanah DK-074 DK-074 67.34 28 39.9 16 151.24
69 Nunuanah DK-075 DK-075 101.75 28 43.7 24 197.45
70 Nunuanah DK-076 DK-076 85.47 28 43.7 24 181.17
71 Nunuanah DK-077 DK-077 67.34 28 39.9 16 151.24
72 Nunuanah DK-078 DK-078 67.34 28 39.9 16 151.24
73 Nunuanah DK-079 DK-079 85.47 28 43.7 24 181.17
74 Nunuanah DK-080 DK-080 67.34 28 39.9 16 151.24
75
Netemnanu
Utara
K.69
K.69-
003
75.48 56 55.1 16 202.58
76 Nunuanah K.69
K.69-
004
75.48 28 49.4 32 184.88
Pengisian skor untuk kriteria teknis mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi: (1)
kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru; (2) kondisi potensi kegempaan koridor
jaringan jalan baru; (3) integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting; dan
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
25. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(2) Lokpri Insana Utara
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Insana Utara yang telah didapatkan dari hasil
survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari hasil
perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian hasil
perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk masing-
masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Insana Utara
dapat dilihat pada Tabel 7.10.
Tabel 7.10. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Insana Utara
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
1 Fatumtasa DT-076 DT-076 78.44 28 28.5 16 150.94
2 Fatumtasa DT-077 DT-077 78.44 28 28.5 16 150.94
3 Fatumtasa DT-078 DT-078 96.57 28 32.3 24 180.87
4 Fatumtasa DT-079 DT-079 96.57 28 32.3 24 180.87
5 Fatumtasa DT-080 DT-080 96.57 28 32.3 16 172.87
27. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.10. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Insana Utara
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
36
Humusu
Sainiup
DT-171 DT-171 60.31 28 24.7 16 129.01
37
Humusu
Sainiup
DT-172 DT-172 60.31 28 24.7 16 129.01
38 Oesoko DT-356 DT-356 96.57 28 60.8 24 209.37
39 Oesoko DT-357 DT-357 112.85 28 55.1 24 219.95
40 Oesoko DT-358 DT-358 60.31 28 53.2 16 157.51
41
Mausak -
Lius
K.32 K.32-001 60.31 42 47.5 16 165.81
42
Boentuna -
Mausak
K.65 K.65-001 60.31 28 43.7 16 148.01
43
Boentuna -
Mausak
K.65 K.65-002 96.57 28 51.3 16 191.87
44
Oesoku -
Humusu B
K.81 K.81-001 60.31 42 43.7 16 162.01
45
Oesoku -
Humusu B
K.81 K.81-002 60.31 42 43.7 16 162.01
Pengisian skor untuk kriteria teknis mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi: (1)
kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru; (2) kondisi potensi kegempaan koridor
jaringan jalan baru; (3) integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting; dan
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
28. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
(3) Lokpri Bikomi Utara
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Bikomi Utara yang telah didapatkan dari hasil
survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari hasil
perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian hasil
perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk masing-
masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Bikomi Utara
dapat dilihat pada Tabel 7.11 dan Tabel 7.12.
Tabel 7.11. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Bikomi Utara
ID Nama Ruas No. Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
1 Baas DT-001 DT-001 94.72 28 28.5 16 167.22
2 Baas DT-002 DT-002 94.72 28 28.5 16 167.22
3 Baas DT-003 DT-003 94.72 28 28.5 16 167.22
4 Baas DT-004 DT-004 76.59 28 24.7 16 145.29
5 Baas DT-006 DT-006 94.72 28 28.5 16 167.22
6 Baas DT-007 DT-007 94.72 28 28.5 24 175.22
7 Banain A DT-017 DT-017 60.31 28 24.7 24 137.01
8 Banain A DT-018 DT-018 78.44 28 57 24 187.44
9 Banain A DT-019 DT-019 78.44 28 28.5 24 158.94
10 Banain A DT-020 DT-020 60.31 28 24.7 24 137.01
11 Banain B DT-021 DT-021 60.31 28 24.7 24 137.01
12 Banain B DT-022 DT-022 78.44 28 28.5 24 158.94
13 Banain B DT-023 DT-023 78.44 28 28.5 24 158.94
14 Banain B DT-024 DT-024 78.44 28 28.5 24 158.94
15 Banain B DT-025 DT-025 78.44 28 28.5 16 150.94
16 Banain B DT-026 DT-026 78.44 28 28.5 16 150.94
17 Banain B DT-027 DT-027 78.44 28 28.5 24 158.94
18 Banain B DT-028 DT-028 78.44 28 28.5 24 158.94
19 Banain B DT-029 DT-029 78.44 28 28.5 24 158.94
20 Banain B DT-030 DT-030 60.31 28 24.7 24 137.01
30. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.11. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Bikomi Utara
ID Nama Ruas No. Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
57 Sainoni DT-375 DT-375 78.44 70 28.5 16 192.94
58 Sainoni DT-376 DT-376 78.44 28 28.5 16 150.94
59 Sainoni DT-377 DT-377 78.44 28 28.5 16 150.94
60 Sainoni DT-378 DT-378 78.44 28 28.5 16 150.94
61 Sainoni DT-379 DT-379 78.44 28 28.5 16 150.94
62 Sainoni DT-380 DT-380 78.44 28 28.5 16 150.94
63 Sainoni DT-381 DT-381 114.7 70 36.1 24 244.8
64 Sainoni DT-382 DT-382 60.31 28 24.7 16 129.01
65 Sainoni DT-383 DT-383 114.7 70 36.1 24 244.8
66 Sainoni DT-384 DT-384 114.7 70 36.1 24 244.8
67 Tes DT-418 DT-418 130.98 70 36.1 24 261.08
68 Tes DT-419 DT-419 130.98 70 36.1 24 261.08
69 Tes DT-420 DT-420 76.59 28 24.7 24 153.29
70 Tes DT-421 DT-421 76.59 28 24.7 24 153.29
71 Tes DT-422 DT-422 130.98 70 36.1 32 269.08
72 Tes DT-423 DT-423 130.98 28 36.1 24 219.08
73 Tes DT-424 DT-424 130.98 70 36.1 24 261.08
74 Tes DT-425 DT-425 130.98 28 36.1 24 219.08
75 Tes DT-426 DT-426 130.98 28 36.1 24 219.08
76 Tes DT-427 DT-427 94.72 70 28.5 24 217.22
77 Tes DT-428 DT-428 76.59 28 24.7 24 153.29
78
Haumeni Ana -
Inbate K.76 K.76-002 76.59 42 24.7 24 167.29
79
Sp.Faenake -
Oenenu K.86 K.86-001 60.31 42 24.7 16 143.01
80
Sp.Faenake -
Oenenu K.86 K.86-004 60.31 42 24.7 16 143.01
Tabel 7.12. Usulan rencana pembukaan trase jln “tikus”/”jalan sepeda” eksisting di Lokpri
Bikomi Utara
ID Nama Ruas No. Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
1 Baas DT-005 DT-005 94.72 28 28.5 16 167.22
Pengisian skor untuk kriteria teknis mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi: (1)
kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru; (2) kondisi potensi kegempaan koridor
jaringan jalan baru; (3) integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting; dan
31. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(4) Lokpri Bikomi Nilulat
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Bikomi Nilulat yang telah didapatkan dari
hasil survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan
dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari
hasil perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian
hasil perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk
masing-masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Bikomi Nilulat
dapat dilihat pada Tabel 7.13.
Tabel 7.13. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Bikomi Nilulat
ID Nama Ruas No. No. Aspek Aspek Aspek Aspek Total
33. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(5) Lokpri Mutis
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Mutis yang telah didapatkan dari hasil survei
di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari hasil
perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian hasil
perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk masing-
masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Mutis dapat
dilihat pada Tabel 7.14 dan Tabel 7.15.
Tabel 7.14. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Mutis
ID Nama Ruas No. No. Aspek Aspek Aspek Aspek Total
34. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Ruas Segmen Teknis Spasial Sosekbud Polhunkam
1 Naikake A DT-212 DT-212 86.58 28 41.8 16 172.38
2 Naikake A DT-213 DT-213 86.58 28 22.8 16 153.38
3 Naikake B DT-214 DT-214 86.58 28 47.5 16 178.08
4 Noelelo DT-272 DT-272 86.58 28 22.8 16 153.38
5 Noelelo DT-273 DT-273 86.58 28 22.8 16 153.38
6 Tasinifu DT-410 DT-410 86.58 28 28.5 16 159.08
7 Tasinifu DT-411 DT-411 68.45 28 43.7 16 156.15
8 Tasinifu DT-412 DT-412 86.58 28 28.5 16 159.08
9 Tasinifu DT-413 DT-413 86.58 28 28.5 16 159.08
10 Tasinifu DT-414 DT-414 86.58 28 47.5 16 178.08
11 Tasinifu DT-415 DT-415 86.58 28 47.5 16 178.08
12 Tasinifu DT-416 DT-416 86.58 28 28.5 16 159.08
13 Tasinifu DT-417 DT-417 86.58 28 57 16 187.58
14
Kobe - Air
Terjun K.51 K.51-002 76.59 42 24.7 24 167.29
15
Oelfab -
Nun'ana K.63 K.63-001 76.59 42 19 16 153.59
16
Oelfab -
Nun'ana K.63 K.63-002 76.59 42 24.7 16 159.29
17
Saenam -
Oenaek K.67 K.67-001 76.59 28 43.7 16 164.29
18
Oenaek -
Noelelo K.69 K.69-001 76.59 42 53.2 16 187.79
19
Oenaek -
Noelelo K.69 K.69-002 76.59 42 47.5 16 182.09
20
Oenaek -
Noelelo K.69 K.69-003 76.59 42 53.2 16 187.79
21
Oenaek -
Noelelo K.69 K.69-004 76.59 56 38 16 186.59
22
Saitau -
Losam K.87 K.87 76.59 28 38 16 158.59
23 Aplal - Seko K.91 K.91 76.59 28 43.7 16 164.29
24
Sp. Oelfab -
Feku K.92 K.92-001 76.59 42 19 16 153.59
25
Sp. Oelfab -
Feku K.92 K.92-002 76.59 42 38 16 172.59
Tabel 5.15. Usulan rencana pembukaan trase jln “tikus”/”jalan sepeda” eksisting di Lokpri
Mutis
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
1 Naikake B DT-215 DT-215 86.58 28 47.5 16 178.08
2 Naikake B DT-216 DT-216 86.58 28 47.5 16 178.08
Pengisian skor untuk kriteria teknis mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi: (1)
kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru; (2) kondisi potensi kegempaan koridor
jaringan jalan baru; (3) integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting; dan
35. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(6) Lokpri Naibenu
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Naibenu yang telah didapatkan dari hasil
survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan dan
penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari hasil
perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian hasil
perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk masing-
masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Naibenu dapat
dilihat pada Tabel 7.16.
37. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.16. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Naibenu
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
37 Sunsea DT-398 DT-398 76.59 28 24.7 16 145.29
38 Sunsea DT-399 DT-399 94.72 28 28.5 16 167.22
39 Sunsea DT-400 DT-400 76.59 28 24.7 16 145.29
40 Sunsea DT-401 DT-401 76.59 28 24.7 16 145.29
41 Sunsea DT-402 DT-402 94.72 28 28.5 16 167.22
42 Sunsea DT-403 DT-403 94.72 28 28.5 16 167.22
43 Sunsea DT-404 DT-404 76.59 28 24.7 16 145.29
44 Sunsea DT-405 DT-405 94.72 28 28.5 16 167.22
45 Sunsea DT-406 DT-406 94.72 28 28.5 16 167.22
46 Sunsea DT-407 DT-407 94.72 28 28.5 16 167.22
47 Sunsea DT-408 DT-408 76.59 28 24.7 24 153.29
48 Sunsea DT-409 DT-409 76.59 28 24.7 16 145.29
Pengisian skor untuk kriteria teknis mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi: (1)
kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru; (2) kondisi potensi kegempaan koridor
jaringan jalan baru; (3) integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting; dan
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(7) Lokpri Mimaffo Barat
38. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Mimaffo Barat yang telah didapatkan dari
hasil survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan
dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari
hasil perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian
hasil perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk
masing-masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Mimaffo Barat
dapat dilihat pada Tabel 7.17 dan Tabel 7.18.
Tabel 7.17. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Mimaffo Barat
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
1 Eban DT-059 DT-059 112.85 28 51.3 16 208.15
2 Eban DT-060 DT-060 76.59 28 24.7 16 145.29
3 Eban DT-061 DT-061 112.85 28 60.8 16 217.65
4 Eban DT-062 DT-062 76.59 28 24.7 16 145.29
5 Eban DT-063 DT-063 112.85 28 32.3 16 189.15
6 Eban DT-064 DT-064 112.85 28 32.3 16 189.15
7 Eban DT-065 DT-065 112.85 28 32.3 16 189.15
8 Eban DT-066 DT-066 112.85 28 32.3 16 189.15
9 Eban DT-067 DT-067 76.59 28 24.7 16 145.29
10 Fatuneno DT-084 DT-084 94.72 28 22.8 16 161.52
11 Fatuneno DT-085 DT-085 94.72 28 28.5 16 167.22
12 Fatuneno DT-086 DT-086 94.72 28 28.5 16 167.22
13 Fatuneno DT-087 DT-087 94.72 28 28.5 16 167.22
14 Fatuneno DT-088 DT-088 94.72 28 28.5 16 167.22
15 Fatuneno DT-089 DT-089 94.72 28 22.8 16 161.52
16 Fatunisuan DT-090 DT-090 112.85 28 32.3 16 189.15
17 Fatunisuan DT-091 DT-091 112.85 28 32.3 16 189.15
18 Fatunisuan DT-092 DT-092 94.72 28 28.5 16 167.22
19 Fatunisuan DT-093 DT-093 76.59 28 24.7 16 145.29
20 Fatunisuan DT-094 DT-094 76.59 28 24.7 16 145.29
21 Fatunisuan DT-095 DT-095 94.72 28 28.5 16 167.22
40. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.17. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Mimaffo Barat
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
58 Sallu DT-389 DT-389 112.85 28 51.3 16 208.15
59
Nunpo -
Seoam K.07 K.07-001 76.59 42 43.7 16 178.29
60
Nunpo -
Seoam K.07 K.07-004 112.85 28 60.8 16 217.65
61
Haulasi -
Biliuana K.21 K.21-001 76.59 28 24.7 16 145.29
62
Haulasi -
Biliuana K.21 K.21-002 112.85 28 32.3 16 189.15
63
Noepesu -
Nesatbatan K.23 K.23 76.59 42 24.7 16 159.29
64
Eban -
Noepesu K.37 K.37-001 76.59 42 24.7 16 159.29
65
Eban -
Noepesu K.37 K.37-002 112.85 28 60.8 16 217.65
66
Eban -
Noepesu K.37 K.37-003 76.59 42 24.7 16 159.29
67
Eban -
Noepesu K.37 K.37-004 76.59 42 24.7 16 159.29
68
Saenam -
Nunpo K.39 K.39-001 112.85 28 32.3 32 205.15
69
Saenam -
Nunpo K.39 K.39-005 76.59 42 43.7 32 194.29
70
Kobe - Air
Terjun K.51 K.51-001 76.59 42 24.7 24 167.29
71 Tnais - Lemun K.60 K.60-001 76.59 42 24.7 16 159.29
72 Tnais - Lemun K.60 K.60-002 76.59 42 24.7 16 159.29
73 Tnais - Lemun K.60 K.60-003 76.59 42 24.7 16 159.29
Tabel 7.18. Usulan Rencana Pembukaan Trase Jln “Tikus”/”Jalan Sepeda” Eksisting Lokpri
Miomaffo Barat
ID Nama Ruas No. Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam Total
1 Lemon DT-193 DT-193 112.85 28 26.6 16 183.45
Pengisian skor untuk kriteria teknis mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi: (1)
kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru; (2) kondisi potensi kegempaan koridor
jaringan jalan baru; (3) integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting; dan
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
41. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(8) Lokpri Bikomi Tengah
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Bikomi Tengah yang telah didapatkan dari
hasil survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan
dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari
hasil perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian
hasil perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk
masing-masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Bikomi Tengah
dapat dilihat pada Tabel 7.19.
Tabel 7.19. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Bikomi Tengah
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
1 Buk DT-055 DT-055 68.45 28 19 16 131.45
2 Buk DT-056 DT-056 68.45 28 19 24 139.45
3 Buk DT-057 DT-057 68.45 28 24.7 16 137.15
4 Buk DT-058 DT-058 68.45 28 24.7 16 137.15
5 Kuanek DT-181 DT-181 60.31 28 24.7 16 129.01
45. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(9) Lokpri Tasifeto Timur
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Tasifeto Timur yang telah didapatkan dari
hasil survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan
dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari
hasil perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian
hasil perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk
masing-masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Tasifeto Timur
dapat dilihat pada Tabel 7.20.
46. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.20. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Tasifeto Timur
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
1 Bauho DB-109 DB-109 78.44 28 38 32 176.44
50. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.20. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Tasifeto Timur
ID Nama Ruas
No.
Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
110 Tulakadi DB-958 DB-958 60.31 28 24.7 40 153.01
111 Tulakadi DB-959 DB-959 60.31 28 30.4 24 142.71
112 Umaklaran DB-960 DB-960 60.31 28 24.7 32 145.01
113 Umaklaran DB-961 DB-961 78.44 28 38 32 176.44
114 Umaklaran DB-962 DB-962 60.31 28 24.7 32 145.01
115 Umaklaran DB-963 DB-963 60.31 28 24.7 32 145.01
116 Umaklaran DB-964 DB-964 60.31 28 30.4 24 142.71
117 Umaklaran DB-965 DB-965 78.44 28 38 32 176.44
118 Umaklaran DB-966 DB-966 78.44 28 38 24 168.44
119 Umaklaran DB-967 DB-967 78.44 28 43.7 24 174.14
120 Umaklaran DB-968 DB-968 78.44 28 38 32 176.44
Pengisian skor untuk kriteria teknis mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi: (1)
kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru; (2) kondisi potensi kegempaan koridor
jaringan jalan baru; (3) integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting; dan
(4) indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap konektivitas (waktu tempuh) antar
kawasan.
Pengisian skor untuk kriteria spasial mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi
fungsi ruas jalan baru menghubungkan antar kawasan dan keterhubungan rute jalan baru
terhadap simpul transportasi nasional.
Pengisian skor untuk kriteria sosial budaya ekonomi mempertimbangkan beberapa faktor
yang meliputi: (1) indikasi pengaruh jalan baru terhadap perbaikan kantong kemiskinan; (2)
potensi jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan; dan (3) indikasi pengaruh jalan baru
terhadap pengembangan kawasan potensi ekonomi.
Pengisian skor untuk kriteria politik pertahanan dan keamanan (polhankam)
mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi indikasi konsekuensi pembangunan jalan
baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan dan indikasi pembangunan jalan baru
terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupten/kota).
(10) Lokpri Lakmanen Selatan
Pengisian skor tiap indikator di lokasi prioritas Lakmanen Selatan yang telah didapatkan dari
hasil survei di lapangan yang berguna untuk menentukan tingkat prioritas dari pengembangan
51. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan. Pengisian nilai skor diperoleh dari
hasil perkalian antara skor masing-masing indikator dengan bobot tiap sub kriteria, kemudian
hasil perkalian tersebut dijumlahkan nilainya sehingga mendapatkan jumlah skor untuk
masing-masing kritera. Setelah mendapatkan jumlah skor tersebut kemudian dilakukan proses
perkalian dengan masing-masing bobot kriterianya sehingga didapatkan nilai skor totalnya
yang hasilnya tersebut digunakan sebagai nilai untuk menentukan tingkat prioritas pada
masing-masing program pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan
perbatasan. Hasil perhitungan analisis tingkat prioritas pada masing-masing program
pengembangan dan penanganan jaringan jalan di kawasan perbatasan Lokpri Lakmanen
Selatan dapat dilihat pada Tabel 7.21.
Tabel 7.21. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Lakmanen Selatan
ID Nama Ruas No. Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
1 Debululik DB-134 DB-134 60.31 28 24.7 32 145.01
2 Debululik DB-135 DB-135 60.31 28 24.7 32 145.01
3 Debululik DB-136 DB-136 60.31 28 24.7 32 145.01
4 Debululik DB-137 DB-137 60.31 28 19 32 139.31
5 Debululik DB-138 DB-138 60.31 28 19 32 139.31
6 Debululik DB-139 DB-139 60.31 28 24.7 32 145.01
7 Debululik DB-140 DB-140 60.31 28 24.7 32 145.01
8 Debululik DB-141 DB-141 60.31 28 24.7 32 145.01
9 Debululik DB-142 DB-142 60.31 28 24.7 32 145.01
10 Debululik DB-143 DB-143 60.31 28 24.7 32 145.01
11 Debululik DB-144 DB-144 60.31 28 24.7 32 145.01
12 Debululik DB-145 DB-145 60.31 28 24.7 32 145.01
13 Debululik DB-146 DB-146 60.31 28 24.7 24 137.01
14 Debululik DB-147 DB-147 60.31 28 24.7 32 145.01
15 Debululik DB-148 DB-148 78.44 28 38 24 168.44
16 Debululik DB-149 DB-149 78.44 28 38 24 168.44
17 Debululik DB-150 DB-150 60.31 28 24.7 32 145.01
18 Ekin DB-240 DB-240 60.31 28 24.7 32 145.01
19 Ekin DB-241 DB-241 78.44 28 38 32 176.44
20 Ekin DB-242 DB-242 78.44 28 38 32 176.44
21 Ekin DB-243 DB-243 78.44 28 38 32 176.44
22 Ekin DB-244 DB-244 78.44 28 38 32 176.44
23 Ekin DB-245 DB-245 78.44 28 38 32 176.44
24 Ekin DB-246 DB-246 60.31 28 24.7 32 145.01
52. LAPORAN AKHIR
VII - 67
Penyusunan Data Jaringan Jalan Kawasan Perbatasan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 7.21. Hasil analisis tingkat prioritas usulan rencana jalan eksisting menjadi aspal di
Lokpri Lakmanen Selatan
ID Nama Ruas No. Ruas
No.
Segmen
Aspek
Teknis
Aspek
Spasial
Aspek
Sosekbud
Aspek
Polhunkam
Total
25 Ekin DB-247 DB-247 60.31 28 24.7 32 145.01
26 Ekin DB-248 DB-248 78.44 28 38 32 176.44
27 Ekin DB-249 DB-249 60.31 28 24.7 32 145.01
28 Ekin DB-250 DB-250 78.44 28 38 32 176.44
29 Ekin DB-251 DB-251 60.31 28 24.7 32 145.01
30 Ekin DB-252 DB-252 60.31 28 24.7 32 145.01
31 Ekin DB-253 DB-253 60.31 28 24.7 32 145.01
32 Ekin DB-254 DB-254 60.31 28 24.7 32 145.01
33 Ekin DB-255 DB-255 60.31 28 24.7 32 145.01
34 Ekin DB-256 DB-256 60.31 28 24.7 32 145.01
35 Ekin DB-257 DB-257 78.44 28 38 32 176.44
36 Ekin DB-258 DB-258 60.31 28 24.7 32 145.01
37 Ekin DB-259 DB-259 78.44 28 38 32 176.44
38 Ekin DB-260 DB-260 78.44 28 38 32 176.44
39 Ekin DB-261 DB-261 78.44 28 38 32 176.44
40 Ekin DB-262 DB-262 60.31 28 24.7 32 145.01
41 Ekin DB-263 DB-263 78.44 28 38 32 176.44
42 Ekin DB-264 DB-264 78.44 28 38 32 176.44
43 Ekin DB-265 DB-265 60.31 28 24.7 32 145.01
44 Ekin DB-266 DB-266 78.44 28 38 32 176.44
45 Henes DB-345 DB-345 114.7 28 58.9 40 241.6
46 Henes DB-346 DB-346 60.31 28 19 32 139.31
47 Henes DB-347 DB-347 60.31 28 19 32 139.31
48 Henes DB-348 DB-348 60.31 28 19 32 139.31
49 Henes DB-349 DB-349 78.44 28 32.3 32 170.74
50 Henes DB-350 DB-350 60.31 28 19 32 139.31
51 Henes DB-351 DB-351 60.31 28 19 32 139.31
52 Henes DB-352 DB-352 60.31 28 19 32 139.31
53 Henes DB-353 DB-353 60.31 28 19 32 139.31
54 Henes DB-354 DB-354 60.31 28 24.7 32 145.01
55 Henes DB-355 DB-355 60.31 28 24.7 32 145.01
56 Henes DB-356 DB-356 114.7 28 58.9 40 241.6
57 Henes DB-357 DB-357 114.7 28 58.9 40 241.6
58 Henes DB-358 DB-358 60.31 28 24.7 32 145.01
59 Henes DB-359 DB-359 60.31 28 24.7 40 153.01
60 Henes DB-360 DB-360 114.7 28 58.9 40 241.6