SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Penyusunan Rencana
Pengadaan Tanah Untuk
Pembangunan
Jalan Lintas Utara
Sitematika Pemaparan
 Pendahuluan
 Tinjauan Pustaka
 Gambaran Umum Wilayah
 Pendekatan
 Metodologi
Pendahuluan
 Latar Belakang
 Tujuan dan Sasaran Pekerjaan
Latar Belakang (1)
 PERPPU Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
 Pasal 10 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
 Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
 Perpu Nomor.2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang
Undang Nomor.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
 Undang Undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan
Latar Belakang (2)
 UU No.2 Tahun 2012
 Perpres 71 Tahun 2012
 Perpres 40 Tahun 2014
 Perpres 99 Tahun 2014
 Perpres 30 Tahun 2015
 Perpres 13 Tahun 2013
 Permenkeu 13 Tahun 2013
 Permendagri 72 Tahun 2012
 Peraturan Kepala BPN 5 Tahun 2012
 Pergub 32 Tahun 2013
Latar Belakang (3)
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Investasi Pemerintah
 Perpres Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur ( sebagai revisi atas Kepres Nomor
7 Tahun 1998) ;
 Terbitnya Perpres Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres
Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum
 Permenkeu Nomor 38 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur.
 Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005, yang direvisi kemudian melalui
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 dan Nomor 56 Tahun 2011
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK/011/2012 tentang Pemberian
Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi pada Proyek Kerja
Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
Latar Belakang (4)
 Jaringan jalan yang ada sudah tidak mampu
menampung bangkitan dan tarikan kendaraan
 Menimbulkan kemacetan
 Menambah biaya operasional kendaraan
 Mendorong jalur distribusi industri manufaktur
Kabupaten Bekasi ke wilayah timur pulau Jawa
 Sebagian lahan telah menjadi milik perusahaan
swasta (meskipun belum balik nama)
Tujuan dan Sasaran (1)
 Tujuan
 Tersusunnya dokumen rencana pengadaan tanah untuk
pembangunan Jalan Lintas Utara yang dapat dipakai
sebagai acuan dalam pelaksanaan pengadaan tanah
Tujuan dan Sasaran (2)
 Sasaran
 Terumuskannya maksud dan tujuan rencana pembangunan;
 Teridentifikasinya kesesuaian rencana ralan dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan;
 Teridentifikasinya Letak tanah dan Luas tanah yang dibutuhkan;
 Teridentifikasinya gambaran umum status tanah;
 Terumuskannya perkiraan jangka waktu pelaksanaan
Pengadaan Tanah;
 Teridentifikasinya perkiraan nilai tanah; dan
 Tersusunnya rencana penganggaran pembiayaan
pembangunan
Tinjauan Pustaka
 Dasar Hukum dan Kebijakan
 Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2006 Tentang Jalan
 Pasal 10 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
 Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
 Teori lokasi von Tunen, bahwa surplus ekonomi suatu
lahan banyak ditentukan oleh lokasi ekonomi (jaraknya
ke kota).
 Land Rent
 land Value
Gambaran Umum Wilayah
 Letak Geografis dan Batas Administrasi
 Kependudukan
 Ekonomi
Letak Geografis dan
Batas Administrasi
 Wilayah Kabupaten
Bekasi mempunyai luas
127.388 Ha, meliputi 23
Kecamatan
 Utara : Laut Jawa
 Selatan : Kabupaten
Bogor
 Barat : DKI Jakarta dan
Kota Bekasi
 Timur : Kabupaten
Karawang
Kependudukan
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
2010 2011 2012 2013
Setu 111.670 117.478 118.615 128.816
Serang Baru 103.587 112.976 114.263 127.747
Cikarang Pusat 56.756 60.605 61.162 67.630
Cikarang Selatan 143.030 155.845 157.956 185.228
Cibarusah 74.587 77.722 78.501 83.968
Bojongmanggu 25.033 25.131 25.077 25.534
Cikarang Timur 91.326 94.423 95.418 100.598
Kedungwaringin 55.654 56.415 56.833 58.400
Cikarang Utara 230.563 240.997 244.312 262.608
Cikarangbahagia 90.654 92.512 93.485 96.952
Cibitung 195.566 207.945 210.997 231.335
Cikarang Barat 211.578 222.181 225.160 243.264
Tambun Selatan 417.008 434.567 441.315 469.668
Tambun Utara 137.099 148.101 150.004 166.630
Babelan 209.564 222.099 225.234 248.270
Tarumajaya 109.296 115.257 116.606 128.866
Tambelang 35.376 35.386 35.341 35.523
Sukawangi 43.119 43.544 43.735 44.770
Sukatani 70.299 71.566 72.255 74.655
Sukakarya 42.468 42.569 42.740 43.106
Pebayuran 92.821 93.370 93.944 95.167
Cabangbungin 47.844 47.672 47.859 47.336
Muaragembong 35.503 35.600 35.736 36.041
Sumber : BPS Kabupaten
Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi
dirinci Berdasarkan Kecamatan
Kecamatan
Kepadatan Penduduk ( jiwa per
km2 )
2011 2012 2013
Setu 1.890 1.908 2.072
Serang Baru 1.771 1.791 2.002
Cikarang Pusat 1.273 1.285 1.421
Cikarang Selatan 3.012 3.053 3.580
Cibarusah 1.542 1.558 1.666
Bojongmanggu 418 418 425
Cikarang Timur 1.840 1.860 1.961
Kedungwaringin 1.789 1.803 1.852
Cikarang Utara 5.566 5.642 6.065
Cikarangbahagia 2.007 2.028 2.103
Cibitung 4.590 4.658 5.107
Cikarang Barat 4.138 4.194 4.531
Tambun Selatan 10.083 10.239 10.897
Tambun Utara 4.303 4.358 4.841
Babelan 3.492 3.541 3.904
Tarumajaya 2.110 2.134 2.359
Tambelang 933 935 937
Sukawangi 648 651 666
Sukatani 1.907 1.926 1.990
Sukakarya 1.004 1.008 1.017
Pebayuran 969 975 988
Cabangbungin 959 963 952
Muaragembong 254 255 257
Kepadatan Penduduk Kabupaten
Bekasi dirinci Berdasarkan
Kecamatan
Ekonomi
 Pada periode 2003 – 2013
laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bekasi tumbuh
rata-rata 5,9 persen per
tahun
 Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bekasi juga
terlihat dari tumbuh dan
berkembangnya kawasan
kluster – kluster industri yang
ada di Kabupaten Bekasi
 Contoh Cikarang dsb
Sumber : BPS Kabupaten
Pendekatan
 Pendekatan Penataan Ruang
 Pendekatan Normatif
Pendekatan Penataan Ruang
 Dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
 Penilaian pada struktur ruang dan pola ruang pada
kawasan/wilayah perencanaan.
 Menjaga kesesuaian antara kegiatan pelaksanaan
pemanfaatan ruang dengan fungsi dan daya dukung
kawasan berdasarkan hasil analisis aspek fisik
lingkungan, ekonomi,dan sosial budaya.
 Menjaga kesesuaian antara rencana tata ruang yang
telah ada dengan rencana sektoral daerah. Dal hal ini
adalah RTRW Kab. Bekasi yang telah ada dengan
rencana jalan
Pendekatan Normatif
 Pendekatan perencanaan dan analisis kebijakan,
dengan mekanisme sebagai berikut:
 Perumusan Masalah (Definisi) menghasilkan informasi dari proses
review dan analisis normatif (kebijakan, peraturan, dokumen
perencanaan, dsb), mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan
masalah
 Peramalan (Prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi di
masa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk pula
pilihan tidak melakukan sesuatu
 Rekomendasi (Preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau
kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan
masalah
 Pemantauan (Deskripsi) menghasilkan informasi tentang konsekuensi
saat ini dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan
 Evaluasi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dan
konsekuensi pemecahan masalah.
Metodologi
 Berdasarkan keluaran:
 Metodologi penilaian kesesuaian dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi
 Metodologi penentuan letak tanah
 Metodologi pengidentifikasian gambaran umum
status tanah
 Metodologi perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan
tanah
 Metodologi perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan
 Metodologi perkiraan nilai tanah
 Metodologi rencana penganggaran pembiayaan
pembangunan
Metodologi Penilaian Kesesuaian Dengan
RTRW Kabupaten Bekasi (1)
 Apakah rencana jalan ini sudah ada di....?
 RTRW Provinsi Jawa Barat
 RTRW Kabupaten Bekasi
 RPJMD Kabupaten Bekasi
 Rencana Sektoral Daerah Kabupaten Bekasi
 Jika belum, maka:
 Identifikasi faktor timbulnya kebutuhan jalan
 Contoh: VCR, ekonomi, dsb
 Analisis dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan Untuk
mengetahui apakah ada dampak yang bertentangan dengan RTRW
atau tidak (alih fungsi lahan dsb)
 Sosial, tergusurnya penduduk di sekitar kawasan
 Ekonomi, hilangnya sumber mata pencaharian petani
 Ekonomi, meningkatkan aksesibitas, jalur distribusi barang
merangsang pertumbuhan ekonomi
 Lingkungan, berkurangnya daerah resapan
Metodologi Penilaian Kesesuaian Dengan
RTRW Kabupaten Bekasi (2)
 Kebutuhan Data
 Dinas Tata Ruang dan Permukiman, BAPPEDA
 RTRW Provinsi Jawa Barat
 RTRW Kabupaten Bekasi
 RPJMD Kabupaten Bekasi
 Rencana Sektoral Daerah Kabupaten Bekasi
 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bekasi (vektor ArcGIS) (sudah
ada)
 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bekasi (vektor ArcGIS)
(sudah ada)
 Peta Trase Rencana Jalan (sudah ada)
 Studi Kelayakan Jalan (Feasibilyty Study)
 Tatralok Transportasi Kabupaten Bekasi
 Kelurahan/Desa
 Data status dan kepemilikan lahan
 Data Ekonomi Sektoral Kabupaten Bekasi (time series)
Metodologi Penentuan Letak Tanah
(1)
 Apakah letak tanah telah ditetapkan
sebelumnya?
 Jika belum ditetapkan ... ?
Metode overlay peta trase jalan dengan peta
rencana pola ruang Kabupaten Bekasi
Letak jalan tidak boleh melintasi lahan yang
tidak boleh dialihfungsikan
Metodologi Penentuan Letak Tanah
(2)
 Kebutuhan Data
Dinas Tata Ruang dan Permukiman,
BAPPEDA
 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bekasi
(vektor ArcGIS) (sudah ada)
 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bekasi
(vektor ArcGIS ) (sudah ada)
 Peta Trase Rencana Jalan (sudah ada)
Metodologi Perkiraan Luas
Kebutuhan Tanah (1)
 Perkiraan luas Kebutuhan Tanah dilihat
dari ;
Lebar jalan, yang diketahui dari DED rencana
jalan lintas utara
Lebar sempadan jalan yang terdiri dari green
belt dan pedestrian ways. (ditetapkan
bersama antara tim teknis dan konsultan)
Metodologi Perkiraan Luas
Kebutuhan Tanah (2)
 Kebutuhan data ;
Dinas Tata Ruang dan Permukiman,
BAPPEDA
 DED rencana jalan lintas utara
Rapat / Asistensi
 Lebar sempadan jalan yang terdiri dari green belt
dan pedestrian ways. (ditetapkan bersama antara
tim teknis dan konsultan)
Metodologi Pengidentifikasian
Gambaran Umum Status Tanah (1)
 Survei Data Sekunder
Peta Bidang
Peta Penggunaan Lahan
 Jika peta bidang tidak ada
Data Kepemilikan Lahan
Data Status Lahan
 Survei Data Primer
Penajaman Data Penggunaan Lahan
Penajaman Data Kepemilikan Lahan
Metodologi Pengidentifikasian
Gambaran Umum Status Tanah (2)
 Kebutuhan Data
Dinas Tata Ruang dan Permukiman,
BAPPEDA
 Peta Bidang (sudah ada)
 Data Kepemilikan Lahan
 Data Status Lahan
Metodologi Perkiraan Jangka Waktu
Pelaksanaan Pembangunan (1)
 Kurva S
 Estimasi sederhana (jika tidak ada data
unt kurva S)
 Striping 600 m2 / hari
 Cut 40 m3 / jam x 7 jam
 Fill 40m3 / jam x 7 jam dengan tebal 0,5 m
 Pemadatan 100 m2 / hari x 2 (harus 2 x)
 Lantai kerja 180 m2 / jam
 Hard surface 24 m2 / jam
 Perkerasan 24 hari
Metodologi Perkiraan Jangka Waktu
Pelaksanaan Pembangunan (2)
 Kebutuhan Data :
Dinas Tata Ruang dan Permukiman
 Studi kelayakan jalan
 RAB pembangunan jalan
 komponen biaya langsung personil
Metodologi Perkiraan Nilai Tanah
(1)
 Teori von Tunen
land rent and land value
 Analisis Biaya
Koreksi terhadap asumsi teori von Tunen
 Kemiringan lahan, penggunaan lahan dsb
 Metode Pemetaan ArcGIS
Otomasi perhitungan perkiraan nilai lahan
Metodologi Perkiraan Nilai Tanah
(2)
 Kebutuhan Data
Dinas Tata Ruang dan Permukiman,
BAPPEDA
 Peta Pola Ruang (sudah ada)
 Peta Struktur Ruang (sudah ada)
 Peta Pusat Pusat Pelayanan
Survey Primer
 Harga Lahan ( diambil sample pada tiap tiap
penggunaan lahan yang ada dan di pusat
perkotaan dan daerah pinggiran )
Metodologi Rencana Penganggaran
Pembiayaan Pembangunan (1)
 Latar Belakang:
Sebagian lahan telah menjadi milik
perusahaan swasta (meskipun belum balik
nama)
Keberadaan jalan menguntungkan
perusahaan swasta yang tanahnya dilewati
jalan
 Meningkatnya aksesibiltas, harga lahan, dsb
Metodologi Recana Penganggaran
Pembiayaan Pembangunan (2)
 Pendekatan Partisipatif
 Penyusunan rencana FGD dengan stakeholder
 Materi FGD, identifikasi stakeholder
 Eksplorasi peluang Publik Private Partnership
 Insentif: keringanan pajak dsb...
 Analisis Aksesibiltas
 Pemberian skoring, contoh:
 Jalan Nasional =10
 Jalan Provinsi = 7,5
 Jalan Kab/Kota = 5
 Tidak ada jalan = 0
Metodologi Recana Penganggaran
Pembiayaan Pembangunan (3)
 Kebutuhan Data
Dinas Tata Ruang dan Permukiman,
BAPPEDA
 Peta Rencana Pola Ruang (sudah ada)
 Peta Bidang (sudah ada)
 Data Kepemilikan Lahan
 Data Status Lahan

More Related Content

What's hot

Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D KabupatenTata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D KabupatenMusnanda Satar
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Deki Zulkarnain
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanJoy Irman
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseDasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseinfosanitasi
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jemberkomunikasiosp
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaPenataan Ruang
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan PermukimanLeks&Co
 
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaRDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaFitri Indra Wardhono
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 

What's hot (20)

Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D KabupatenTata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseDasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
 
LAPORAN ANTARA
LAPORAN ANTARALAPORAN ANTARA
LAPORAN ANTARA
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan Permukiman
 
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaRDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 

Similar to RENCANA PENGADAAN TANAH JALAN LINTAS UTARA

Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxsrimuharrani2
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
fasilitasi rkad kaltim.pptx
fasilitasi rkad kaltim.pptxfasilitasi rkad kaltim.pptx
fasilitasi rkad kaltim.pptxtengkuridwan1
 
Prioritas RKPD kALTIM.pptx
Prioritas RKPD kALTIM.pptxPrioritas RKPD kALTIM.pptx
Prioritas RKPD kALTIM.pptxBenniSM1
 
Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022
Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022
Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022antohardiyanto
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.Tri Widodo W. UTOMO
 
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdfssuser8e6e69
 
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRRingkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRAndry Subijanto
 
OUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdf
OUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdfOUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdf
OUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdfmahmud502155
 
Kebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas Desa
Kebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas DesaKebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas Desa
Kebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas DesaLuhur Moekti Prayogo
 
Verifikasi Data Teknis
Verifikasi Data TeknisVerifikasi Data Teknis
Verifikasi Data Teknisyanjihan1
 
Materi Data Desa Presisi.pptx
Materi Data Desa Presisi.pptxMateri Data Desa Presisi.pptx
Materi Data Desa Presisi.pptxNughe Arful
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.docbambang480612
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangOswar Mungkasa
 
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangoswar mungkasa
 
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...Dasapta Erwin Irawan
 
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfKAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfEdiVanqom
 
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-1102. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11lihin01
 

Similar to RENCANA PENGADAAN TANAH JALAN LINTAS UTARA (20)

Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
fasilitasi rkad kaltim.pptx
fasilitasi rkad kaltim.pptxfasilitasi rkad kaltim.pptx
fasilitasi rkad kaltim.pptx
 
Prioritas RKPD kALTIM.pptx
Prioritas RKPD kALTIM.pptxPrioritas RKPD kALTIM.pptx
Prioritas RKPD kALTIM.pptx
 
Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022
Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022
Renstra Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten 2017-2022
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
 
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
 
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRRingkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
 
OUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdf
OUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdfOUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdf
OUTLINE PPT - PENDAHULUAN DED TPA KOTA TARAKAN 2022.pdf
 
Kebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas Desa
Kebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas DesaKebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas Desa
Kebutuhan Anggaran Biaya Pembuatan Peta Batas Desa
 
Verifikasi Data Teknis
Verifikasi Data TeknisVerifikasi Data Teknis
Verifikasi Data Teknis
 
Materi Data Desa Presisi.pptx
Materi Data Desa Presisi.pptxMateri Data Desa Presisi.pptx
Materi Data Desa Presisi.pptx
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
 
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
 
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
 
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfKAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
 
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-1102. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
 
Eksum
EksumEksum
Eksum
 
Kerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerjaKerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerja
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 

Recently uploaded (9)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 

RENCANA PENGADAAN TANAH JALAN LINTAS UTARA

  • 1. Penyusunan Rencana Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Lintas Utara
  • 2. Sitematika Pemaparan  Pendahuluan  Tinjauan Pustaka  Gambaran Umum Wilayah  Pendekatan  Metodologi
  • 3. Pendahuluan  Latar Belakang  Tujuan dan Sasaran Pekerjaan
  • 4. Latar Belakang (1)  PERPPU Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah  Pasal 10 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan  Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum  Perpu Nomor.2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah  Undang Undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
  • 5. Latar Belakang (2)  UU No.2 Tahun 2012  Perpres 71 Tahun 2012  Perpres 40 Tahun 2014  Perpres 99 Tahun 2014  Perpres 30 Tahun 2015  Perpres 13 Tahun 2013  Permenkeu 13 Tahun 2013  Permendagri 72 Tahun 2012  Peraturan Kepala BPN 5 Tahun 2012  Pergub 32 Tahun 2013
  • 6. Latar Belakang (3)  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Investasi Pemerintah  Perpres Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur ( sebagai revisi atas Kepres Nomor 7 Tahun 1998) ;  Terbitnya Perpres Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum  Permenkeu Nomor 38 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur.  Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005, yang direvisi kemudian melalui Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 dan Nomor 56 Tahun 2011  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK/011/2012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi pada Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
  • 7. Latar Belakang (4)  Jaringan jalan yang ada sudah tidak mampu menampung bangkitan dan tarikan kendaraan  Menimbulkan kemacetan  Menambah biaya operasional kendaraan  Mendorong jalur distribusi industri manufaktur Kabupaten Bekasi ke wilayah timur pulau Jawa  Sebagian lahan telah menjadi milik perusahaan swasta (meskipun belum balik nama)
  • 8. Tujuan dan Sasaran (1)  Tujuan  Tersusunnya dokumen rencana pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Lintas Utara yang dapat dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan pengadaan tanah
  • 9. Tujuan dan Sasaran (2)  Sasaran  Terumuskannya maksud dan tujuan rencana pembangunan;  Teridentifikasinya kesesuaian rencana ralan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan;  Teridentifikasinya Letak tanah dan Luas tanah yang dibutuhkan;  Teridentifikasinya gambaran umum status tanah;  Terumuskannya perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;  Teridentifikasinya perkiraan nilai tanah; dan  Tersusunnya rencana penganggaran pembiayaan pembangunan
  • 10. Tinjauan Pustaka  Dasar Hukum dan Kebijakan  Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2006 Tentang Jalan  Pasal 10 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan  Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum  Teori lokasi von Tunen, bahwa surplus ekonomi suatu lahan banyak ditentukan oleh lokasi ekonomi (jaraknya ke kota).  Land Rent  land Value
  • 11. Gambaran Umum Wilayah  Letak Geografis dan Batas Administrasi  Kependudukan  Ekonomi
  • 12. Letak Geografis dan Batas Administrasi  Wilayah Kabupaten Bekasi mempunyai luas 127.388 Ha, meliputi 23 Kecamatan  Utara : Laut Jawa  Selatan : Kabupaten Bogor  Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi  Timur : Kabupaten Karawang
  • 13. Kependudukan Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) 2010 2011 2012 2013 Setu 111.670 117.478 118.615 128.816 Serang Baru 103.587 112.976 114.263 127.747 Cikarang Pusat 56.756 60.605 61.162 67.630 Cikarang Selatan 143.030 155.845 157.956 185.228 Cibarusah 74.587 77.722 78.501 83.968 Bojongmanggu 25.033 25.131 25.077 25.534 Cikarang Timur 91.326 94.423 95.418 100.598 Kedungwaringin 55.654 56.415 56.833 58.400 Cikarang Utara 230.563 240.997 244.312 262.608 Cikarangbahagia 90.654 92.512 93.485 96.952 Cibitung 195.566 207.945 210.997 231.335 Cikarang Barat 211.578 222.181 225.160 243.264 Tambun Selatan 417.008 434.567 441.315 469.668 Tambun Utara 137.099 148.101 150.004 166.630 Babelan 209.564 222.099 225.234 248.270 Tarumajaya 109.296 115.257 116.606 128.866 Tambelang 35.376 35.386 35.341 35.523 Sukawangi 43.119 43.544 43.735 44.770 Sukatani 70.299 71.566 72.255 74.655 Sukakarya 42.468 42.569 42.740 43.106 Pebayuran 92.821 93.370 93.944 95.167 Cabangbungin 47.844 47.672 47.859 47.336 Muaragembong 35.503 35.600 35.736 36.041 Sumber : BPS Kabupaten Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi dirinci Berdasarkan Kecamatan Kecamatan Kepadatan Penduduk ( jiwa per km2 ) 2011 2012 2013 Setu 1.890 1.908 2.072 Serang Baru 1.771 1.791 2.002 Cikarang Pusat 1.273 1.285 1.421 Cikarang Selatan 3.012 3.053 3.580 Cibarusah 1.542 1.558 1.666 Bojongmanggu 418 418 425 Cikarang Timur 1.840 1.860 1.961 Kedungwaringin 1.789 1.803 1.852 Cikarang Utara 5.566 5.642 6.065 Cikarangbahagia 2.007 2.028 2.103 Cibitung 4.590 4.658 5.107 Cikarang Barat 4.138 4.194 4.531 Tambun Selatan 10.083 10.239 10.897 Tambun Utara 4.303 4.358 4.841 Babelan 3.492 3.541 3.904 Tarumajaya 2.110 2.134 2.359 Tambelang 933 935 937 Sukawangi 648 651 666 Sukatani 1.907 1.926 1.990 Sukakarya 1.004 1.008 1.017 Pebayuran 969 975 988 Cabangbungin 959 963 952 Muaragembong 254 255 257 Kepadatan Penduduk Kabupaten Bekasi dirinci Berdasarkan Kecamatan
  • 14. Ekonomi  Pada periode 2003 – 2013 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi tumbuh rata-rata 5,9 persen per tahun  Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi juga terlihat dari tumbuh dan berkembangnya kawasan kluster – kluster industri yang ada di Kabupaten Bekasi  Contoh Cikarang dsb Sumber : BPS Kabupaten
  • 15. Pendekatan  Pendekatan Penataan Ruang  Pendekatan Normatif
  • 16. Pendekatan Penataan Ruang  Dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :  Penilaian pada struktur ruang dan pola ruang pada kawasan/wilayah perencanaan.  Menjaga kesesuaian antara kegiatan pelaksanaan pemanfaatan ruang dengan fungsi dan daya dukung kawasan berdasarkan hasil analisis aspek fisik lingkungan, ekonomi,dan sosial budaya.  Menjaga kesesuaian antara rencana tata ruang yang telah ada dengan rencana sektoral daerah. Dal hal ini adalah RTRW Kab. Bekasi yang telah ada dengan rencana jalan
  • 17. Pendekatan Normatif  Pendekatan perencanaan dan analisis kebijakan, dengan mekanisme sebagai berikut:  Perumusan Masalah (Definisi) menghasilkan informasi dari proses review dan analisis normatif (kebijakan, peraturan, dokumen perencanaan, dsb), mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah  Peramalan (Prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk pula pilihan tidak melakukan sesuatu  Rekomendasi (Preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah  Pemantauan (Deskripsi) menghasilkan informasi tentang konsekuensi saat ini dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan  Evaluasi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dan konsekuensi pemecahan masalah.
  • 18. Metodologi  Berdasarkan keluaran:  Metodologi penilaian kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi  Metodologi penentuan letak tanah  Metodologi pengidentifikasian gambaran umum status tanah  Metodologi perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah  Metodologi perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan  Metodologi perkiraan nilai tanah  Metodologi rencana penganggaran pembiayaan pembangunan
  • 19. Metodologi Penilaian Kesesuaian Dengan RTRW Kabupaten Bekasi (1)  Apakah rencana jalan ini sudah ada di....?  RTRW Provinsi Jawa Barat  RTRW Kabupaten Bekasi  RPJMD Kabupaten Bekasi  Rencana Sektoral Daerah Kabupaten Bekasi  Jika belum, maka:  Identifikasi faktor timbulnya kebutuhan jalan  Contoh: VCR, ekonomi, dsb  Analisis dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan Untuk mengetahui apakah ada dampak yang bertentangan dengan RTRW atau tidak (alih fungsi lahan dsb)  Sosial, tergusurnya penduduk di sekitar kawasan  Ekonomi, hilangnya sumber mata pencaharian petani  Ekonomi, meningkatkan aksesibitas, jalur distribusi barang merangsang pertumbuhan ekonomi  Lingkungan, berkurangnya daerah resapan
  • 20. Metodologi Penilaian Kesesuaian Dengan RTRW Kabupaten Bekasi (2)  Kebutuhan Data  Dinas Tata Ruang dan Permukiman, BAPPEDA  RTRW Provinsi Jawa Barat  RTRW Kabupaten Bekasi  RPJMD Kabupaten Bekasi  Rencana Sektoral Daerah Kabupaten Bekasi  Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bekasi (vektor ArcGIS) (sudah ada)  Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bekasi (vektor ArcGIS) (sudah ada)  Peta Trase Rencana Jalan (sudah ada)  Studi Kelayakan Jalan (Feasibilyty Study)  Tatralok Transportasi Kabupaten Bekasi  Kelurahan/Desa  Data status dan kepemilikan lahan  Data Ekonomi Sektoral Kabupaten Bekasi (time series)
  • 21. Metodologi Penentuan Letak Tanah (1)  Apakah letak tanah telah ditetapkan sebelumnya?  Jika belum ditetapkan ... ? Metode overlay peta trase jalan dengan peta rencana pola ruang Kabupaten Bekasi Letak jalan tidak boleh melintasi lahan yang tidak boleh dialihfungsikan
  • 22. Metodologi Penentuan Letak Tanah (2)  Kebutuhan Data Dinas Tata Ruang dan Permukiman, BAPPEDA  Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bekasi (vektor ArcGIS) (sudah ada)  Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bekasi (vektor ArcGIS ) (sudah ada)  Peta Trase Rencana Jalan (sudah ada)
  • 23. Metodologi Perkiraan Luas Kebutuhan Tanah (1)  Perkiraan luas Kebutuhan Tanah dilihat dari ; Lebar jalan, yang diketahui dari DED rencana jalan lintas utara Lebar sempadan jalan yang terdiri dari green belt dan pedestrian ways. (ditetapkan bersama antara tim teknis dan konsultan)
  • 24. Metodologi Perkiraan Luas Kebutuhan Tanah (2)  Kebutuhan data ; Dinas Tata Ruang dan Permukiman, BAPPEDA  DED rencana jalan lintas utara Rapat / Asistensi  Lebar sempadan jalan yang terdiri dari green belt dan pedestrian ways. (ditetapkan bersama antara tim teknis dan konsultan)
  • 25. Metodologi Pengidentifikasian Gambaran Umum Status Tanah (1)  Survei Data Sekunder Peta Bidang Peta Penggunaan Lahan  Jika peta bidang tidak ada Data Kepemilikan Lahan Data Status Lahan  Survei Data Primer Penajaman Data Penggunaan Lahan Penajaman Data Kepemilikan Lahan
  • 26. Metodologi Pengidentifikasian Gambaran Umum Status Tanah (2)  Kebutuhan Data Dinas Tata Ruang dan Permukiman, BAPPEDA  Peta Bidang (sudah ada)  Data Kepemilikan Lahan  Data Status Lahan
  • 27. Metodologi Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan (1)  Kurva S  Estimasi sederhana (jika tidak ada data unt kurva S)  Striping 600 m2 / hari  Cut 40 m3 / jam x 7 jam  Fill 40m3 / jam x 7 jam dengan tebal 0,5 m  Pemadatan 100 m2 / hari x 2 (harus 2 x)  Lantai kerja 180 m2 / jam  Hard surface 24 m2 / jam  Perkerasan 24 hari
  • 28. Metodologi Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan (2)  Kebutuhan Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman  Studi kelayakan jalan  RAB pembangunan jalan  komponen biaya langsung personil
  • 29. Metodologi Perkiraan Nilai Tanah (1)  Teori von Tunen land rent and land value  Analisis Biaya Koreksi terhadap asumsi teori von Tunen  Kemiringan lahan, penggunaan lahan dsb  Metode Pemetaan ArcGIS Otomasi perhitungan perkiraan nilai lahan
  • 30. Metodologi Perkiraan Nilai Tanah (2)  Kebutuhan Data Dinas Tata Ruang dan Permukiman, BAPPEDA  Peta Pola Ruang (sudah ada)  Peta Struktur Ruang (sudah ada)  Peta Pusat Pusat Pelayanan Survey Primer  Harga Lahan ( diambil sample pada tiap tiap penggunaan lahan yang ada dan di pusat perkotaan dan daerah pinggiran )
  • 31. Metodologi Rencana Penganggaran Pembiayaan Pembangunan (1)  Latar Belakang: Sebagian lahan telah menjadi milik perusahaan swasta (meskipun belum balik nama) Keberadaan jalan menguntungkan perusahaan swasta yang tanahnya dilewati jalan  Meningkatnya aksesibiltas, harga lahan, dsb
  • 32. Metodologi Recana Penganggaran Pembiayaan Pembangunan (2)  Pendekatan Partisipatif  Penyusunan rencana FGD dengan stakeholder  Materi FGD, identifikasi stakeholder  Eksplorasi peluang Publik Private Partnership  Insentif: keringanan pajak dsb...  Analisis Aksesibiltas  Pemberian skoring, contoh:  Jalan Nasional =10  Jalan Provinsi = 7,5  Jalan Kab/Kota = 5  Tidak ada jalan = 0
  • 33. Metodologi Recana Penganggaran Pembiayaan Pembangunan (3)  Kebutuhan Data Dinas Tata Ruang dan Permukiman, BAPPEDA  Peta Rencana Pola Ruang (sudah ada)  Peta Bidang (sudah ada)  Data Kepemilikan Lahan  Data Status Lahan

Editor's Notes

  1. Sistematika pemaparan ini terdiri dari ... (sudah cukup jelas)
  2. (sudah cukup jelas)
  3. Menurut UU Nomor 2 Tahun 2012, pengadaan tanah untuk kepentingan umum, diselenggaraan oleh pemerintah, dan harus sesuai dgn rencana RTRW dan rencana daerah. Demikian juga menurut PerGub Jabar Nomor 32 Tahun 2013, serta peraturan dan perundang-undangan lainnya. Oleh karena itu, rencana pengadaan tanah untuk pembuatan jalan ini, harus sesuai dengan rencana-rencana tata ruang serta rencana–rencana daerah lainnya. Selain itu, rencana pengadaan tanah ini harus mengandung informasi–informasi lainnya seperti letak tanah, perkiraan nilai tanah, perkiraan jangka waktu pengadaan tanah, serta hal–hal lainnya sebagaimana disebutkan dalam berbagai peraturan–peraturan dan perundang–undangan tersebut. Hal–hal tersebut telah dirinci dalam Kerangka Acuan Kerja, dan akan dibahas lebih rinci pada laporan pendahuluan ini.
  4. (sudah cukup jelas)
  5. (sudah cukup jelas)
  6. (sudah cukup jelas)
  7. (sudah cukup jelas)
  8. (sudah cukup jelas) sesuai KAK
  9. Teori lokasi von Tunen digunakan untuk membuat perkiraan nilai tanah yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pembuatan rencana penganggaran pengadaan tanah.
  10. (sudah cukup jelas)
  11. Bekasi memiliki pertumbuhan yang pesat karna faktor lokasi yang bersebelahan dengan Prov. DKI Jakarta yang merupakan pusat pertumbuhan terpesat di Indonesia.
  12. Secara umum, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di Kabupaten Bekasi terus mengalami peningkatan, terutama di Kecamatan Cikarang Utara dan Tambun Selatan. Kedua Kecamatan tersebut merupakan Kecamatan terpadat dengan populasi penduduk tertinggi di Kab. Bekasi.
  13. Secara umum, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi terus meninggkat, dengan rata-rata pertumbuhan 5,9 % per tahun
  14. (sudah cukup jelas)
  15. (sudah cukup jelas)
  16. Prediksi dilakukan untuk memperkirakan hal-hal seperti nilai tanah dan rencana penganggaran. Rekomendasi dilakukan untuk mengusulkan kebijakan penganggaran pengadaan tanah, seperti misalnya apakah perlu melibatkan partisipasi pihak ketiga seperti swasta atau stakeholder terkait dalam pendanaan pembebasan tanah tersebut (akan dibahas lebih lanjut dalam presentasi ini). Pemantauan yaitu mengumpulkan data data yang relevan baik data sekunder maupun data primer. Evaluasi yaitu menilai apakah pengadaan tanah ini sesuai dengan rencana-rencana daerah atau tidak.
  17. Rencana jalan harus dicek apakah sudah eksplisit direncanakan dalam rencana-rencana daerah seperti RTRW dan sebagainya. Jika belum ada (belum menjadi bagian dari rencana), bukan berarti rencana jalan tersebut bertentangan dengan rencana-rencana daerah, tetapi bisa saja tetap selaras dengan rencana-rencana tersebut walaupun tidak direncanakan secara eksplisit. Oleh karena itu, jika rencana jalan belum ada di rencana-rencana daerah, dapat dilakukan analisis-analisis faktor timbulnya kebutuhan jalan, atau analisis dampak sosial, ekonomi, lingkungan terhadap RTRW.
  18. (sudah cukup jelas)
  19. (sudah cukup jelas)
  20. (sudah cukup jelas)
  21. (sudah cukup jelas)
  22. Survei data primer dilakukan untuk memverifikasi peta bidang. Peta bidang memiliki skala lebih rinci dibandingkan dengan peta penggunaan lahan, oleh karena itu yang lebih diutamakan adalah peta bidang. Jika peta bidang tidak ada maka akan menggunakan peta penggunaan lahan.
  23. (sudah cukup jelas)
  24. Kurva S dibuat berdasarkan komponen biaya langsung pada RAB pembangunan jalan. Dari sana dapat diketahui urutan pengerjaan dan harinya (man-days) yang dapat digunakan untuk perkiraan waktu. Estimasi sederhana dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Bekasi adalah daerah datar yang pada umumnya tidak memerlukan land cutting. Bekasi adalah daerah rawan banjir sehingga memerlukan tebal filling ½ m Karena tebalnya ½ meter maka pemadatan harus dilakukan dua kali Estimasi ini dilakukan secara sederhana karena ini bukan kegiatan perencanaan jalan.
  25. (sudah cukup jelas)
  26. Rumus-rumus analisis biaya von Tunen beserta koreksi-koreksinya dapat dimasukkan secara langsung ke dalam perangkat lunak ArcGIS sehingga perhitungan dapat dilakukan secara otomatis.
  27. (sudah cukup jelas)
  28. Sebagian tanah-tanah yang dilewati jalan ini, sudah menjadi milik PT-PT (perusahaan swasta), walaupun atas namanya masih atas nama penduduk (belum balik nama). Karena pembuatan jalan ini menguntungkan pihak-pihak yang tanahnya dilewati oleh jalan tersebut maka, konsultan akan mendorong agar sebagian pembiayaan akan ditanggung oleh pihak ketiga (swasta pemilik laha) dengan skema kerja sama publik private partnership.
  29. Pembiayaan dapat dilakukan dengan metode partisipatif dimana pihak swasta dapat turut serta dalam membiayai pembangunan. Hal ini disebabkan karna pihak swasta ikut mendapat keuntungan dari pembangunan jalan tersebut, misalnya dengan meningkatnya aksesibilitas dan meningkatnya harga lahan. Oleh sebab itu pemerintah Kab. Bekasi harus bisa menunjukan benefit dari jalan tersebut kepada pihak swasta yang terlibat. Selain itu pihak PemKab Bekasi dapat memberikan intensif kepada pihak swasta yang turut serta dalam pembiayaan pengadaan tanah. Intensif PemKab dapat diberikan oleh pihak pemerintah berupa, sebagai contoh: keringanan pajak dsb... Konsultan menyarankan, agar setelah kegiatan ini selesai, PemKab Bekasi mengadakan FGD dengan pihak swasta yang terkait, dalam rangka pendekatan partisipatif dalam rangka pembiayaan jalan tersebut. Laporan akhir kegiatan ini (executive summary) dapat digunakan sebagai materi FGD untuk menunjukan benefit dari jalan tersebut terhadap pihak swasta yang tanahnya dilewati oleh jalan.
  30. (sudah cukup jelas)