SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
INDIKATOR
RASIONAL
TERAPI
Tri Hardika (NIM: 224112312)
Kelas B / Semester V
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
Akses terhadap obat terutama obat
esensial merupakan salah satu hak azasi
manusia.
Ketersediaan pemerataan &
keterjangkauan obat , termasuk obat
esensial
04
02
03
01
Keamanan, khasiat & dan mutu obat yang
beredar serta melindungi masyarakat dari
penggunaan obat yang salah
Penggunaan Obat Rasional
Pemerintah
Menjamin
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
Penggunaan obat yang sesuai kriteria
TEPAT
OBAT
DIAGNOSIS
INDIKASI
CARA, WAKTU, LAMA PEMBERIAN
KONDISI PASIEN
WASPADA EFEK
SAMPING
TUJUAN POR
Untuk menjamin pasien
mendapatkan pengobatan yang
sesuai dengan kebutuhannya,
untuk periode waktu yang pas
dengan harga yang terjangkau.
Tepat Diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional
jika diagnosis penyakit tepat
sehingga pasien bisa
mendapatkan obat yang sesuai
dengan penyakit. Jika
diagnosisnya salah maka
kemungkinan pasien untuk
sembuh tidak ada karena
mendapatkan obat yang tidak
Tepat Indikasi
Penyakit
Setiap obat punya spekturm
terapi yang spesifik, indikasi
penyakit harus tepat agar tidak
terjadi kesalahan dalam
pemberian obat untuk
mendapatkan efek terapi yang
dibutuhkan pasien
Tepat Pemilihan
Obat
Keputusan untuk melakukan
upaya terapi diambil setelah
diagnosis ditegakkan dengan
benar. Dengan demikian, obat
yang dipilih harus yang memiliki
efek terapi sesuai dengan
spektrum penyakit.
Tepat Dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat
sangat berpengaruh terhadap efek
terapi obat. Pemberian dosis yang
berlebihan,
khususnya untuk obat yang dengan
rentang terapi yang sempit, akan
sangat beresiko timbulnya efek
samping. Sebaliknya dosis yang
terlalu kecil tidak akan menjamin
tercapainya kadar terapi yang
Tepat Cara
Pemberian
Obat di formulasi dalam
berbagai bentuk sediaan
berdasarkan stabilitas dan efek
terapi yang ingin di capai,
sehingga cara pemberian harus
tepat agar efek terapi dapat
tercapai.
Tepat Interval
Waktu
Pemberian
Interval waktu pemberian
adalah jarak waktu minum obat
dimana obat harus diminum
pada waktu yang tepat,
misalnya obat yang diminum
satu kali sehari artinya di minum
dengan interval 24 jam
Tepat lama pemberian
Pemberian obat yang terlalu singkat atau
terlalu lama dari yang seharusnya akan
berpengaruh terhadap hasil pengobatan.
Lama pemberian obat harus tepat sesuai
penyakitnya masing-masing. Misalnya Lama
pemberian kloramfenikol pada demam tifoid
adalah 10-14 hari, jika diminum kurang dari
waktu maka kemungkinan bakteri yang ada
dalam tubuh tidak mati.
Waspada terhadap
efek samping
Pemberian obat potensial
menimbulkan efek
samping, yaitu efek tidak
diinginkan yang timbul
pada pemberian obat
dengan dosis terapi
Tepat penilaian
kondisi pasien
Respon individu terhadap efek obat sangat
beragam. Sehingga pemilihan obat dan
dosis terapi harus diperhatkan, sebagai
contoh Pada penderita dengan kelainan
ginjal, pemberian aminoglikosida
sebaiknya dihindarkan, karena resiko
terjadinya nefrotoksisitas pada kelompok
ini meningkat secara bermakna.
Aman,
Bermutu
Obat yang diberikan harus efektif dan aman
dengan mutu terjamin, serta tersedia setiap
saat dengan harga yang terjangkau Untuk
efektif dan aman serta terjangkau,
digunakan obat-obat dalam daftar obat
esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat
esensial didahulukan dengan
mempertimbangkan efektivitas, keamanan
dan harganya oleh para pakar di bidang
pengobatan dan klinis.
Tepat
informasi
Informasi yang tepat dan benar
dalam penggunaan obat
sangat penting dalam
menunjang keberhasilan terapi
Tepat tindak lanjut
(follow-up)
Pada saat memutuskan pemberian
terapi, harus sudah dipertimbangkan
upaya tindak lanjut yang diperlukan,
misalnya jika pasien tidak sembuh atau
mengalami efek samping
Tepat penyerahan
obat (dispensing)
Penggunaan obat rasional
melibatkan juga dispenser
sebagai penyerah obat dan
pasien sendiri sebagai
konsumen. Apoteker/ TTK
bertugas dalam menyiapkan obat
dan menyerahkan obat kepada
pasien. Dalam menyerahkan
obat juga petugas harus
memberikan informasi yang tepat
Pasien patuh terhadap perintah
pengobatan
ketidaktaatan minum obat umumnya
terjadi pada keadaan berikut:
- Jenis dan/atau jumlah obat yang
diberikan terlalu banyak
- Frekuensi pemberian obat per hari
terlalu sering
- Jenis sediaan obat terlalu beragam
- Pemberian obat dalam jangka panjang
tanpa informasi
Pasien patuh terhadap perintah
pengobatan
- Pasien tidak mendapatkan
informasi/penjelasan yang cukup
mengenai cara
minum/menggunakan obat
- Timbulnya efek samping
Referensi
● Kementerian Kesehatan RI 2011, Modul Penggunaan Obat
Rasional
● KEPMENKES/189/2006, KONAS

More Related Content

Similar to POR .pptx

Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xPertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
ssuser72b568
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
Cahya
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
Asw Yoeyoen
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
TiaraChaerulZhanah
 

Similar to POR .pptx (20)

Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
 
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xPertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
 
Konsep dasar Farmakologi untuk keperawatan.pptx
Konsep dasar Farmakologi untuk keperawatan.pptxKonsep dasar Farmakologi untuk keperawatan.pptx
Konsep dasar Farmakologi untuk keperawatan.pptx
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
 
Pelayanan Farmasi 3.10.pptx
Pelayanan Farmasi 3.10.pptxPelayanan Farmasi 3.10.pptx
Pelayanan Farmasi 3.10.pptx
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptxFarmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
 
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptxBersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
 
jurnalku
jurnalkujurnalku
jurnalku
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

POR .pptx

  • 1. INDIKATOR RASIONAL TERAPI Tri Hardika (NIM: 224112312) Kelas B / Semester V
  • 2. KEBIJAKAN OBAT NASIONAL Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak azasi manusia. Ketersediaan pemerataan & keterjangkauan obat , termasuk obat esensial 04 02 03 01 Keamanan, khasiat & dan mutu obat yang beredar serta melindungi masyarakat dari penggunaan obat yang salah Penggunaan Obat Rasional Pemerintah Menjamin
  • 3. PENGGUNAAN OBAT RASIONAL Penggunaan obat yang sesuai kriteria TEPAT OBAT DIAGNOSIS INDIKASI CARA, WAKTU, LAMA PEMBERIAN KONDISI PASIEN WASPADA EFEK SAMPING
  • 4. TUJUAN POR Untuk menjamin pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang pas dengan harga yang terjangkau.
  • 5. Tepat Diagnosis Penggunaan obat disebut rasional jika diagnosis penyakit tepat sehingga pasien bisa mendapatkan obat yang sesuai dengan penyakit. Jika diagnosisnya salah maka kemungkinan pasien untuk sembuh tidak ada karena mendapatkan obat yang tidak
  • 6. Tepat Indikasi Penyakit Setiap obat punya spekturm terapi yang spesifik, indikasi penyakit harus tepat agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat untuk mendapatkan efek terapi yang dibutuhkan pasien
  • 7. Tepat Pemilihan Obat Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit.
  • 8. Tepat Dosis Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit, akan sangat beresiko timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang
  • 9. Tepat Cara Pemberian Obat di formulasi dalam berbagai bentuk sediaan berdasarkan stabilitas dan efek terapi yang ingin di capai, sehingga cara pemberian harus tepat agar efek terapi dapat tercapai.
  • 10. Tepat Interval Waktu Pemberian Interval waktu pemberian adalah jarak waktu minum obat dimana obat harus diminum pada waktu yang tepat, misalnya obat yang diminum satu kali sehari artinya di minum dengan interval 24 jam
  • 11. Tepat lama pemberian Pemberian obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan berpengaruh terhadap hasil pengobatan. Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masing-masing. Misalnya Lama pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10-14 hari, jika diminum kurang dari waktu maka kemungkinan bakteri yang ada dalam tubuh tidak mati.
  • 12. Waspada terhadap efek samping Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi
  • 13. Tepat penilaian kondisi pasien Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Sehingga pemilihan obat dan dosis terapi harus diperhatkan, sebagai contoh Pada penderita dengan kelainan ginjal, pemberian aminoglikosida sebaiknya dihindarkan, karena resiko terjadinya nefrotoksisitas pada kelompok ini meningkat secara bermakna.
  • 14. Aman, Bermutu Obat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin, serta tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau Untuk efektif dan aman serta terjangkau, digunakan obat-obat dalam daftar obat esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat esensial didahulukan dengan mempertimbangkan efektivitas, keamanan dan harganya oleh para pakar di bidang pengobatan dan klinis.
  • 15. Tepat informasi Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam menunjang keberhasilan terapi
  • 16. Tepat tindak lanjut (follow-up) Pada saat memutuskan pemberian terapi, harus sudah dipertimbangkan upaya tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau mengalami efek samping
  • 17. Tepat penyerahan obat (dispensing) Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen. Apoteker/ TTK bertugas dalam menyiapkan obat dan menyerahkan obat kepada pasien. Dalam menyerahkan obat juga petugas harus memberikan informasi yang tepat
  • 18. Pasien patuh terhadap perintah pengobatan ketidaktaatan minum obat umumnya terjadi pada keadaan berikut: - Jenis dan/atau jumlah obat yang diberikan terlalu banyak - Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering - Jenis sediaan obat terlalu beragam - Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
  • 19. Pasien patuh terhadap perintah pengobatan - Pasien tidak mendapatkan informasi/penjelasan yang cukup mengenai cara minum/menggunakan obat - Timbulnya efek samping
  • 20. Referensi ● Kementerian Kesehatan RI 2011, Modul Penggunaan Obat Rasional ● KEPMENKES/189/2006, KONAS