SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Pemantauan
Terapi Obat
● Proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat
yang aman, efektif /rasional dan ekonomis bagi pasien.
● Kegiatan tersebut mencakup: pengkajian pilihan obat, dosis, cara
pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak
dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif
terapi.
Pemantauan Terapi Obat
1. Seleksi Pasien
2. Pengumpulan Data Klinis Pasien
3. Assesment kebutuhan pasien
4. Identifikasi Masalah Terkait Obat
5. Rekomendasi Terapi
6. Pemberian informasi dan edukasi
7. Rencana Pemantauan
8. Dokumentasi
Tata Laksana PTO
• Kondisi Pasien
– Pasien dg multiple disease
– Pasien dg gangguan fungsi organ: hati atau ginjal
– Pasien di ICU, pediatri, geriatri
– Pasien hamil atau menyusui
• Obat
– Obat yang berisiko tinggi (HAM, nefrotoksik, hepatotoksik,
indeks terapi sempit)
– Kompleksitas regimen (polifarmasi, variasi aturan pakai,
cara pemberian khusus)
Seleksi Pasien
Sumber Data
1. Rekam medik
2. Profil pengobatan pasien
3. Wawancara dg pasien/keluarga/nakes lain
Pengumpulan Data Klinis Px
Assessment Kebutuhan Px
• Telaah data subjektif dan objektif
• Gejala terkait interaksi obat/ESO
• Terapi obat (termasuk obat non resep, herbal)
• Evidence Based Therapy
• Fungsi organ utama (ginjal dan hepar)
• Reaksi alergi
• Kepatuhan pasien
Identifikasi DRP
1. Ada indikasi tapi tidak diterapi
2. Pemilihan obat tidak tepat
3. Dosis terlalu rendah
4. Dosis terlalu tinggi
5. ESO
6. Interaksi Obat
7. Pasien tidak menggunakan obat
8. Tidak ada indikasi terapi
Rekomendasi Terapi
● Perubahan obat
● Perubahan dosis
● Ubah rute pemberian
● Ubah waktu pemberian
● Hentikan obat
● Lakukan pemantauan (gejala klinis, uji lab)
● Edukasi pasien (cara pakai obat, modifikasi gaya hidup)
Pemberian Informasi dan Edukasi
● Memastikan pasien memahami penyakit dan obat-
obat yang sedang digunakan
● Mau dan mampu menggunakan obat dengan benar
Rencana Pemantauan
● Menetapkan parameter pemantauan
● Menetapkan Sasaran terapi
● Menetapkan frekuensi pemantauan
● Menggunakan format: SOAP
Hal-hal yang perlu dimonitoring;
1. Efek terapi
2. ADR
3. Kepatuhan pasien
Dokumentasi
- Dokumentasikan apa yang kita kerjakan, sebagai bukti praktik,
sebagai bahan penelitian serta memiliki kekuatan hukum
- Hasil dari sebuah professional judgement
- Media komunikasi untuk menjamin kontinuitas pelayanan dan
keselamatan pasien
- Pelaksanaan praktik farmasi klinik didokumentasikan dalam rekam
medik (bagi rumah sakit) atau dalam patient medical record (PMR)
bagi farmasi komunitas.
- Dituliskan pada lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi
SOAP
• SOAP merupakan singkatan dari Subjektif, Objektif, Asesmen, dan
Plan, merupakan salah satu jenis metode dokumentasi yang
dilakukan oleh apoteker farmasi klinik.
• SOAP awalnya dikembangkan berdasarkan problem-oriented
medical record (POMR) yang pertama kali dibuat hanya untuk
dokter, namun kini metode SOAP bersama dengan metode
dokumentasi lainnya digunakan oleh tenaga kesehatan lainnya
termasuk apoteker.
• Harus memiliki kesinambungan dan keterkaitan antara data
subjektif dengan data objektif, serta mencerminkan hal-hal yang
akan dianalisa dalam Asssemen
Subjektif dan Objektif
Subyektif
▪ Bersumber dari pasien/keluarga
▪ Tidak bisa dikonfirmasi
kebenarannya
▪ Dapat berupa keluhan ttg
obat/penyakit
▪ Riwayat obat/penyakit/alergi
yang diperoleh dari pengakuan
pasien
Obyektif
▪ Hasil observasi, pengukuran yang
dilakukan oleh PPA
▪ Contoh: TTV, Hasil Lab, bacaan X-
Ray,CT-Scan,USG,dll
▪ Terkait obat yang diberikan
(konfirmasi fisik obat/buku obat),
problem medik yang akan
mempengaruhi obat (misal:CH-
CPS,CKD-CrCl)
▪ Data Farmakokinetik: t1/2,ikatan
protein,
Assessment
• Hasil asesmen yang ditulis adalah berupa DRP.
• Proses asesmen/analisis hingga menghasilkan DRP tidak perlu dinyatakan dalam rekam medik.
• Bahasa penulisan DRP sebaiknya tidak bersifat kaku tetapi lebih menerangkan problem terkait obat
yang akan kita sampaikan, sehingga bisa dinyatakan dalam bentuk kalimat.
• Bahasa penulisan DRP tidak harus mengikuti kategori DRP yang tercantum dalam berbagai literatur.
• Bahasa penulisan DRP harus non-judgmental
• Hindari kata : tidak tepat, error, tidak sesuai, salah obat/dosis/rute obat dll atau kalimat lainnya
yang menghakimi atau perawatan substandar (buruk, cacat, tidak memadai, buruk, bermasalah)
• Bisa menggunakan frasa ; mungkin ingin mempertimbangkan / dapat dipertimbangkan....” --> dapat
menciptakan peluang thd saran untuk ditindaklanjuti atau tidak
• Bila ditemukan lebih dari 1 DRP, maka penulisan DRP sebaiknya diberi nomor
Plan
▪ Rekomendasi Terapi obat untuk setiap DRP lengkap dengan
dosisnya
▪ Rencana Monitoring Terapi Obat (MTO)
▪ Rencana Konseling/ Edukasi
▪ Dalam menyampaikan rekomendasi sebaiknya tidak
menggunakan kalimat perintah tetapi berupa saran. Misalnya:
▪ Disarankan .................
▪ dapat dipertimbangkan .........
▪ Monitoring:................
SBAR (Situation-Background-Assessment-
Recommendation)
• Bila ditemukan DRP yang perlu diselesaikan segera
• Penyampaian rekomendasi secara lisan harus didokumentasikan dengan format
SBAR
• Situation ; catat kondisi pasien yang mengkhawatirkan akibat penggunaan obat
• Background ; Catat latar belakang penggunaan obat
• Assessment ; lakukan penilaian terhadap data S-B dengan mengacu pada kaidah
farmakoterapi, EBM dan guideline
• Recommendation ; Catat rekomendasi kepada klinisi terkait hasil assessment di
atas termasuk persetujuan klinisi. Bila klinisi tidak setuju dengan rekomendasi
apoteker, sebaiknya tetap didokumentasikan dan mencantumkan bahwa klinisi
tidak setuju
Contoh SOAP
● NY. NK
● USIA 42 TAHUN
● DIAGNOSA: KANKER NASOFARING
● KEMOTERAPI: (TIP)PACLITAXEL, IFOSFAMIDE, CISPLATIN
SIKLUS KE-4
● RIWAYAT PENYAKIT LAIN: -
● RIWAYAT OBAT YANG BIASA DIMINUM: -
● ALERGI: -
Hasil Lab
eGFR = 50 mL/min
SOAP
● Subjektif : keluhan (-)
● Objektif : BSA 1,41; TD 110/70; eGFR 50 mL/min
● Assessment : diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan
nilai eGFR 45 mL/min hingga <60 mL/min.
● Recommendation : disarankan penyesuaian dosis Cisplatin
sebesar 80% dari dosis awal.
SBAR
● Situation : pasien NK diberikan kemoterapi dengan salah satu
obatnya yaitu Cisplatin dengan dosis 113, 13 mg
● Background : Pasien dengan dx CA nasofaring recurrent, eGFR 50
mL/min
● Assessment : penggunaan Cisplatin pada eGFR 45 mL/min hingga <60
mL/min perlu disesuaikan dosisnya sebesar 80% dosis awal.
● Recommendation : Mohon advis penggunaan obat Cisplatin pada
pasien NK apakah tetap dilanjutkan dengan dosis tersebut?
● Advis dr. W : ganti Cisplatin dengan Carboplatin
PTO pada Px
Kemoterapi
PEMANTAUAN TERAPI OBAT KEMOTERAPI
OLEH FARMASI KLINIS
1. Identifikasi pasien
2. Telaah resep atau regimen pada protokol
3. Review riwayat pengobatan pasien ,terkait potensi alergi dan interaksi
obat
4. Melakukan kroscek terkait jadwal pemberian obat pada regimen /
protocol
5. Melakukan perhitungan ulang BSA
6. Melakukan perhitungan ulang terhadap dosis obat kemoterapi
7. Mereview hasil laboratorium
8. Mereview rute pemberian obat
9. Monitoring potensial toksisitas karena obat kemoterapi (MESO)
10. Melakukan verifikasi terapi suportif pada tiap regimen
1.IDENTIFIKASI PASIEN
Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis
pengobatan/regimen :
• Jenis kanker
• Stadium kanker
• Umur pasien
• Komorbiditas
• Riwayat pengobatan yang telah didapat
2. TELAAH RESEP DAN
PROTOKOL
1.INDIKASI OBAT SESUAI LITERATUR DAN FORMULARIUM RS
2. TIDAK ADA KONTRAINDIKASI
3. MEMASTIKAN TIDAK ADA PERUBAHAN PROTOKOL
●Regimen Kemoterapi pada protokol kemoterapi :
∙ Tunggal : TRASTUZUMAB
∙ Kombinasi : CHOP
3. REVIEW RIWAYAT PENGOBATAN
PASIEN ,TERKAIT POTENSI ALERGI
DAN INTERAKSI OBAT
Drug-drug interaction (DDI) occurs when the clinical effect of a given drug is
altered by the action of another drug. Importantly, drug interactions contribute
to the majority of adverse drug reactions, and approximately 70% of interactions
are clinically relevant .
● Capecitabine and Grapefruit
● Celecoxib and Tamoxifen
DRUGS INDUCED ALLERGIES
●Golongan yang sering menimbulkan reaksi hipersensitivitas adalah golongan produk
alamiah dan monoklonal antibodi
●Contoh ; cispaltin, carboplatin , oxaliplatine, paclitaxel, docetaxel, asparaginase,
etoposide, rituximab, transtuzumab, bevasizumab
4.KROSCEK JADWAL PEMBERIAN
OBAT PADA PROTOKOL
6. MELAKUKAN PERHITUNGAN
ULANG BSA DAN DOSIS OBAT
KEMOTERAPI
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan
Contoh: transtuzumab (loading dose 8 mg/kgBB then 6 mg/kgBB)
Perhitungan dosis berdasarkan fungsi ginjal
Contoh: carboplatin AUC 4-6
Tanpa perhitungan dosis (flat fixed dosing)
Contoh : zometa 4 mg
● It is recommended that all members of the health care team employ the
same method to determine BSA whenever possible
● When selecting the method of BSA determination, it is important to
consider the potential limitations of each method, especially when dealing
with patients whose body type may be outside the normal range (e.g., obese
patients). A maximum of 5% - 6% variance in dosage calculation is permitted
● If the pharmacist’s calculated doses differ from the physician’s orders by
more than this 5% allowable variance, the physician should be contacted
regarding this discrepancy and the doses reconfirmed
1. SCREEN FOR PREEXISTING DISEASE
2. MONITOR FOR CHEMO INDUCED TOXICITY
3. DETERMINE THE NEED FOR DOSE MODIFICATION
4. MONITOR TREATMENT PROGRESS
7. REVIEW LABORATORY VALUES
Paradigma Baru Praktik Klinis
WHO 7-stars
pharmacist:
• Leader
• Decision maker
• Communicator
• Life long learner
• Teacher
• Care giver
• Manager
• Researcher
• Standar SKP (Sasaran Keselamatan Pasien)
Sasaran 2 (Meningkatkan Komunikasi yang
Efektif)
– Standar SKP 2
• Standar ini berbunyi: “Rumah sakit menetapkan regulasi
untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas
komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar-
PPA”.
– Standar SKP 2.2
• Standar ini berbunyi: “Rumah sakit menetapkan dan
melaksanakan proses komunikasi “Serah Terima” (hand
over)”.
Komunikasi Menurut
Standar SNARS Edisi 1.1
• Standar Manajemen Komunikasi dan
Edukasi (MKE)
– Komunikasi antar tenaga kesehatan pemberi
asuhan di dalam dan luar RS (Standar MKE 4-
5)
• Komunikasi dan pertukaran informasi di antara dan
antar staf klinis selama bekerja dalam sif atau antar
sif penting untuk berjalan mulusnya proses asuhan.
• Informasi penting dapat dikomunikasikan dengan
cara lisan, tertulis, atau elektronik.
Komunikasi Menurut
Standar SNARS Edisi 1.1

More Related Content

Similar to PTO.pptx

4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
ssuser72b568
 
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xPertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
ssuser72b568
 

Similar to PTO.pptx (20)

Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
 
PTO.pptx
PTO.pptxPTO.pptx
PTO.pptx
 
DOKUMENTASI FARMASI KLINIS.pptx
DOKUMENTASI FARMASI KLINIS.pptxDOKUMENTASI FARMASI KLINIS.pptx
DOKUMENTASI FARMASI KLINIS.pptx
 
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
P4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdfP4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdf
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
 
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
 
pft (1).pptx
pft (1).pptxpft (1).pptx
pft (1).pptx
 
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptxMedication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
 
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptxPRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
 
Formularium.ppt
Formularium.pptFormularium.ppt
Formularium.ppt
 
Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)
 
Formularium 2
Formularium 2Formularium 2
Formularium 2
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xPertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

PTO.pptx

  • 2. ● Proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif /rasional dan ekonomis bagi pasien. ● Kegiatan tersebut mencakup: pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Pemantauan Terapi Obat
  • 3. 1. Seleksi Pasien 2. Pengumpulan Data Klinis Pasien 3. Assesment kebutuhan pasien 4. Identifikasi Masalah Terkait Obat 5. Rekomendasi Terapi 6. Pemberian informasi dan edukasi 7. Rencana Pemantauan 8. Dokumentasi Tata Laksana PTO
  • 4. • Kondisi Pasien – Pasien dg multiple disease – Pasien dg gangguan fungsi organ: hati atau ginjal – Pasien di ICU, pediatri, geriatri – Pasien hamil atau menyusui • Obat – Obat yang berisiko tinggi (HAM, nefrotoksik, hepatotoksik, indeks terapi sempit) – Kompleksitas regimen (polifarmasi, variasi aturan pakai, cara pemberian khusus) Seleksi Pasien
  • 5. Sumber Data 1. Rekam medik 2. Profil pengobatan pasien 3. Wawancara dg pasien/keluarga/nakes lain Pengumpulan Data Klinis Px
  • 6. Assessment Kebutuhan Px • Telaah data subjektif dan objektif • Gejala terkait interaksi obat/ESO • Terapi obat (termasuk obat non resep, herbal) • Evidence Based Therapy • Fungsi organ utama (ginjal dan hepar) • Reaksi alergi • Kepatuhan pasien
  • 7. Identifikasi DRP 1. Ada indikasi tapi tidak diterapi 2. Pemilihan obat tidak tepat 3. Dosis terlalu rendah 4. Dosis terlalu tinggi 5. ESO 6. Interaksi Obat 7. Pasien tidak menggunakan obat 8. Tidak ada indikasi terapi
  • 8. Rekomendasi Terapi ● Perubahan obat ● Perubahan dosis ● Ubah rute pemberian ● Ubah waktu pemberian ● Hentikan obat ● Lakukan pemantauan (gejala klinis, uji lab) ● Edukasi pasien (cara pakai obat, modifikasi gaya hidup)
  • 9. Pemberian Informasi dan Edukasi ● Memastikan pasien memahami penyakit dan obat- obat yang sedang digunakan ● Mau dan mampu menggunakan obat dengan benar
  • 10. Rencana Pemantauan ● Menetapkan parameter pemantauan ● Menetapkan Sasaran terapi ● Menetapkan frekuensi pemantauan ● Menggunakan format: SOAP Hal-hal yang perlu dimonitoring; 1. Efek terapi 2. ADR 3. Kepatuhan pasien
  • 11. Dokumentasi - Dokumentasikan apa yang kita kerjakan, sebagai bukti praktik, sebagai bahan penelitian serta memiliki kekuatan hukum - Hasil dari sebuah professional judgement - Media komunikasi untuk menjamin kontinuitas pelayanan dan keselamatan pasien - Pelaksanaan praktik farmasi klinik didokumentasikan dalam rekam medik (bagi rumah sakit) atau dalam patient medical record (PMR) bagi farmasi komunitas. - Dituliskan pada lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi
  • 12. SOAP • SOAP merupakan singkatan dari Subjektif, Objektif, Asesmen, dan Plan, merupakan salah satu jenis metode dokumentasi yang dilakukan oleh apoteker farmasi klinik. • SOAP awalnya dikembangkan berdasarkan problem-oriented medical record (POMR) yang pertama kali dibuat hanya untuk dokter, namun kini metode SOAP bersama dengan metode dokumentasi lainnya digunakan oleh tenaga kesehatan lainnya termasuk apoteker. • Harus memiliki kesinambungan dan keterkaitan antara data subjektif dengan data objektif, serta mencerminkan hal-hal yang akan dianalisa dalam Asssemen
  • 13. Subjektif dan Objektif Subyektif ▪ Bersumber dari pasien/keluarga ▪ Tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya ▪ Dapat berupa keluhan ttg obat/penyakit ▪ Riwayat obat/penyakit/alergi yang diperoleh dari pengakuan pasien Obyektif ▪ Hasil observasi, pengukuran yang dilakukan oleh PPA ▪ Contoh: TTV, Hasil Lab, bacaan X- Ray,CT-Scan,USG,dll ▪ Terkait obat yang diberikan (konfirmasi fisik obat/buku obat), problem medik yang akan mempengaruhi obat (misal:CH- CPS,CKD-CrCl) ▪ Data Farmakokinetik: t1/2,ikatan protein,
  • 14. Assessment • Hasil asesmen yang ditulis adalah berupa DRP. • Proses asesmen/analisis hingga menghasilkan DRP tidak perlu dinyatakan dalam rekam medik. • Bahasa penulisan DRP sebaiknya tidak bersifat kaku tetapi lebih menerangkan problem terkait obat yang akan kita sampaikan, sehingga bisa dinyatakan dalam bentuk kalimat. • Bahasa penulisan DRP tidak harus mengikuti kategori DRP yang tercantum dalam berbagai literatur. • Bahasa penulisan DRP harus non-judgmental • Hindari kata : tidak tepat, error, tidak sesuai, salah obat/dosis/rute obat dll atau kalimat lainnya yang menghakimi atau perawatan substandar (buruk, cacat, tidak memadai, buruk, bermasalah) • Bisa menggunakan frasa ; mungkin ingin mempertimbangkan / dapat dipertimbangkan....” --> dapat menciptakan peluang thd saran untuk ditindaklanjuti atau tidak • Bila ditemukan lebih dari 1 DRP, maka penulisan DRP sebaiknya diberi nomor
  • 15. Plan ▪ Rekomendasi Terapi obat untuk setiap DRP lengkap dengan dosisnya ▪ Rencana Monitoring Terapi Obat (MTO) ▪ Rencana Konseling/ Edukasi ▪ Dalam menyampaikan rekomendasi sebaiknya tidak menggunakan kalimat perintah tetapi berupa saran. Misalnya: ▪ Disarankan ................. ▪ dapat dipertimbangkan ......... ▪ Monitoring:................
  • 16. SBAR (Situation-Background-Assessment- Recommendation) • Bila ditemukan DRP yang perlu diselesaikan segera • Penyampaian rekomendasi secara lisan harus didokumentasikan dengan format SBAR • Situation ; catat kondisi pasien yang mengkhawatirkan akibat penggunaan obat • Background ; Catat latar belakang penggunaan obat • Assessment ; lakukan penilaian terhadap data S-B dengan mengacu pada kaidah farmakoterapi, EBM dan guideline • Recommendation ; Catat rekomendasi kepada klinisi terkait hasil assessment di atas termasuk persetujuan klinisi. Bila klinisi tidak setuju dengan rekomendasi apoteker, sebaiknya tetap didokumentasikan dan mencantumkan bahwa klinisi tidak setuju
  • 17. Contoh SOAP ● NY. NK ● USIA 42 TAHUN ● DIAGNOSA: KANKER NASOFARING ● KEMOTERAPI: (TIP)PACLITAXEL, IFOSFAMIDE, CISPLATIN SIKLUS KE-4 ● RIWAYAT PENYAKIT LAIN: - ● RIWAYAT OBAT YANG BIASA DIMINUM: - ● ALERGI: -
  • 18.
  • 19.
  • 20. Hasil Lab eGFR = 50 mL/min
  • 21.
  • 22. SOAP ● Subjektif : keluhan (-) ● Objektif : BSA 1,41; TD 110/70; eGFR 50 mL/min ● Assessment : diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan nilai eGFR 45 mL/min hingga <60 mL/min. ● Recommendation : disarankan penyesuaian dosis Cisplatin sebesar 80% dari dosis awal.
  • 23. SBAR ● Situation : pasien NK diberikan kemoterapi dengan salah satu obatnya yaitu Cisplatin dengan dosis 113, 13 mg ● Background : Pasien dengan dx CA nasofaring recurrent, eGFR 50 mL/min ● Assessment : penggunaan Cisplatin pada eGFR 45 mL/min hingga <60 mL/min perlu disesuaikan dosisnya sebesar 80% dosis awal. ● Recommendation : Mohon advis penggunaan obat Cisplatin pada pasien NK apakah tetap dilanjutkan dengan dosis tersebut? ● Advis dr. W : ganti Cisplatin dengan Carboplatin
  • 25. PEMANTAUAN TERAPI OBAT KEMOTERAPI OLEH FARMASI KLINIS 1. Identifikasi pasien 2. Telaah resep atau regimen pada protokol 3. Review riwayat pengobatan pasien ,terkait potensi alergi dan interaksi obat 4. Melakukan kroscek terkait jadwal pemberian obat pada regimen / protocol 5. Melakukan perhitungan ulang BSA 6. Melakukan perhitungan ulang terhadap dosis obat kemoterapi 7. Mereview hasil laboratorium 8. Mereview rute pemberian obat 9. Monitoring potensial toksisitas karena obat kemoterapi (MESO) 10. Melakukan verifikasi terapi suportif pada tiap regimen
  • 26. 1.IDENTIFIKASI PASIEN Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pengobatan/regimen : • Jenis kanker • Stadium kanker • Umur pasien • Komorbiditas • Riwayat pengobatan yang telah didapat
  • 27. 2. TELAAH RESEP DAN PROTOKOL 1.INDIKASI OBAT SESUAI LITERATUR DAN FORMULARIUM RS 2. TIDAK ADA KONTRAINDIKASI 3. MEMASTIKAN TIDAK ADA PERUBAHAN PROTOKOL ●Regimen Kemoterapi pada protokol kemoterapi : ∙ Tunggal : TRASTUZUMAB ∙ Kombinasi : CHOP
  • 28. 3. REVIEW RIWAYAT PENGOBATAN PASIEN ,TERKAIT POTENSI ALERGI DAN INTERAKSI OBAT Drug-drug interaction (DDI) occurs when the clinical effect of a given drug is altered by the action of another drug. Importantly, drug interactions contribute to the majority of adverse drug reactions, and approximately 70% of interactions are clinically relevant . ● Capecitabine and Grapefruit ● Celecoxib and Tamoxifen
  • 29. DRUGS INDUCED ALLERGIES ●Golongan yang sering menimbulkan reaksi hipersensitivitas adalah golongan produk alamiah dan monoklonal antibodi ●Contoh ; cispaltin, carboplatin , oxaliplatine, paclitaxel, docetaxel, asparaginase, etoposide, rituximab, transtuzumab, bevasizumab
  • 31. 6. MELAKUKAN PERHITUNGAN ULANG BSA DAN DOSIS OBAT KEMOTERAPI Perhitungan dosis berdasarkan berat badan Contoh: transtuzumab (loading dose 8 mg/kgBB then 6 mg/kgBB) Perhitungan dosis berdasarkan fungsi ginjal Contoh: carboplatin AUC 4-6 Tanpa perhitungan dosis (flat fixed dosing) Contoh : zometa 4 mg
  • 32. ● It is recommended that all members of the health care team employ the same method to determine BSA whenever possible ● When selecting the method of BSA determination, it is important to consider the potential limitations of each method, especially when dealing with patients whose body type may be outside the normal range (e.g., obese patients). A maximum of 5% - 6% variance in dosage calculation is permitted ● If the pharmacist’s calculated doses differ from the physician’s orders by more than this 5% allowable variance, the physician should be contacted regarding this discrepancy and the doses reconfirmed
  • 33. 1. SCREEN FOR PREEXISTING DISEASE 2. MONITOR FOR CHEMO INDUCED TOXICITY 3. DETERMINE THE NEED FOR DOSE MODIFICATION 4. MONITOR TREATMENT PROGRESS 7. REVIEW LABORATORY VALUES
  • 34. Paradigma Baru Praktik Klinis WHO 7-stars pharmacist: • Leader • Decision maker • Communicator • Life long learner • Teacher • Care giver • Manager • Researcher
  • 35. • Standar SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) Sasaran 2 (Meningkatkan Komunikasi yang Efektif) – Standar SKP 2 • Standar ini berbunyi: “Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar- PPA”. – Standar SKP 2.2 • Standar ini berbunyi: “Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses komunikasi “Serah Terima” (hand over)”. Komunikasi Menurut Standar SNARS Edisi 1.1
  • 36. • Standar Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE) – Komunikasi antar tenaga kesehatan pemberi asuhan di dalam dan luar RS (Standar MKE 4- 5) • Komunikasi dan pertukaran informasi di antara dan antar staf klinis selama bekerja dalam sif atau antar sif penting untuk berjalan mulusnya proses asuhan. • Informasi penting dapat dikomunikasikan dengan cara lisan, tertulis, atau elektronik. Komunikasi Menurut Standar SNARS Edisi 1.1