SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Nama : Puan Habibah
Bp : 1920242005
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
Pendahuluan
Pada umumnya, umbi ubi kayu dimanfaatkan
sebagai bahan pangan sumber karbohidrat
(54,2%), industri tepung tapioka (19,70%),
industri pakan ternak (1,80%), industri non
pangan lainnya (8,50%) dan sekitar 15,80%
diekspor
(Manihot esculanta)
Pendahuluan
Luas panen ubi kayu tahun 2011-2016, ditiga (3)
provinsi sentra ubi kayu berkontribusi sebesar
57,10%. Provinsi tersebut adalah Lampung
(27,71%), Jawa Timur (14,80%) dan Jawa Tengah
(14,59%). Demikian juga produksinya di tiga
provinsi tersebut berkontribusi 66,32%. Provinsi
tersebut adalah Lampung (33,93%), Jawa Tengah
(16,68%) dan Jawa Timur (15,71%). Pertumbuhan
volume ekspor ubi kayu tahun 2000-2015 rata-rata
meningkat sebesar 96,21% per tahun, demikian
halnya dengan nilai ekspornya yang meningkat
sebesar 118,22% per tahun (Balitkabi, 2016).
3
4
Tanaman Ubi kayu dengan nama latin Manihot esculenta, pertama
kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa
prasejarah di Brasil dan Paraguay. Ubi kayu ditanam secara
komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada
sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang
Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil. :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Eupphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot Esculenta Crantz.
Lanjutan
Syarat Tumbuh
• Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian
tempat 10–700 m dpl,
• Curah hujan 760 –1.015 mm/tahun
• Suhu udara 18–35oC
• kelembaban udara 60–65%
• lama penyinaran matahari 10 jam/hari. Agar
berproduksi optimal, ubi kayu memerlukan
curah hujan 150–200 mm pada umur 1–3
bulan, 250–300 mm pada umur 4–7 bulan
Balitkabi, 2014
6
Varietas Ubi kayu yang sesuai untuk pangan
7
Varietas Ubi Kayu yang sesuai untuk industry
Budidaya Ubi kayu
Secara Vegetatif /okulasi
• Pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-
12 bulan).
• Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang
normal dan sehat serta seragam.
• Batangnya telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm
lurus.
• Belum tumbuh tunas-tunas baru.
8
Pengolahan Media Tanam
Tanah sebaiknya diolah dengan kedalaman
sekitar 25 cm, kemudian dibuat bedengan
dengan lebar bedengan dan jarak antar
bedengan disesuaikan jarak tanam ubi kayu,
yaitu 80-130 cm x 60-100 cm
9
Penyiapan Lahan
Penanaman
Stek yang ditanam dengan posisi vertikal (tegak)
dengan kedalaman sekitar 15 cm memberikan
hasil tertinggi baik pada musim hujan maupun
musim kemarau. Penanam stek dengan posisi
vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar
dan menyebar merata di lapisan olah. Stek yang
ditanam dengan posisi miring atau horizontal
(mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara
merata seperti stek yang ditanam vertikal pada
kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah
Pemupukan
Untuk pertanaman ubi kayu sistem
monokultur, disarankan pemberian
pupuk anorganik sebanyak 200 kg Urea,
100 kg SP36, dan 100 kg KCl hektar-1
yang diberikan sebanyak tiga tahap.
Tahap I umur 7 - 10 hari diberikan 50 kg
Urea, 100 kg SP36, dan 50 kg KCl ha-1,
dan tahap II umur 2 - 3 bulan diberikan
75 kg Urea dan 50 kg KCl ha-1, serta
tahap III umur 5 bulan diberikan lagi 75
kg Urea ha-1. Pupuk organik (kotoran
ternak) dapat digunakan sebanyak 1 -2
ton ha-1 pada saat tanam.
Varietas Unggul Tanaman Ubi kayu
HAMA, PENYAKIT DAN GULMA yang menyerang Tananaman Jeruk
11
Sumber:Balitkabi, 2016
Gejala serangan pada daun kiri, sebagian daun tanaman rontok (kanan)
akibat tungau merah
Gejala penyakit busuk pada pangkal batang dan umbi akibat terserang
jamur
GULMA
• Cynodon dactylon, Cyperus rotundus, Echinochloa crussgalli,
Eupatorium odoratum, Imperata cylindrica, Melastoma
malabathrium, Mikania micranta, Momordica charantia, dan
Paspalum conjugatum. Sedangkan gulma pada lahan ubi kayu yaitu
Ageratum conyzoides, Amaranthus spinosus, Borreria articularis,
Borreria ocymoides, Commelina diffusa, C. dactylon, C. rotundus,
Digitaria adscendens, Echinochloa colonum, Euphorbia hirta,
Ipomoea triloba, Mimosa pudica, Panicum repens, dan Portulacca
oleracea.
12
Pengendalian gulma (weed management) dalam
budidaya tanaman ubi kayu:
Tindakan Pencegahan/ prevention
Pengolahan tanah sebelum
tanam, pergiliran tanaman,
penggunaan benih bersertifikat,
sistem pertanaman, pemrosesan
makanan ternak yang berasal
dari hasil tanaman, penggunaan
pupuk kandang yang telah
mengalami proses fermentasi
sempurna, mencegah ternak
maupun alat-alat pertanian
sebagai sarana penyebar biji
gulma berbahaya, dan lainnya
Pengendalian Kontrol
Pengendalian gulma merupakan
suatu usaha untuk membatasi
atau menekan infestasi gulma
sampai tingkat tertentu sehingga
pengusahaan tanaman budidaya
menjadi produktif dan efisien.
Pengendalian gulma dapat
dilakukan secara mekanis, kimia
(penggunaan herbisida), dan
terintegrasi (terpadu).
13
Pengendalian gulma secara kimia pada kebun ubi kayu terdiri dari dua
jenis, yaitu pengendalian sebelum gulma tumbuh (pre-emergence) dan
pengendalian setelah gulma tumbuh (post-emergence).
14
Pengendalian gulma yang pertama dilakukan sebelum olah tanah dengan
penggunaan herbisida 2,4-D (dosis 2 L ha-1), herbisida Ametrin (dosis 3 l
ha-1) dan herbisida campuran 2,4-D + Ametrin (dosis 2 l ha-1 + 3 l ha-1).
Perlakuan penyemprotan herbisida dilakukan 1 minggu sebelum olah
tanah.
Pre-emergence
Pengelolaan Gulma
15
Secara Mekanis
Melakukan pencabutan langsung
menggunakan tangan (handweeding)
pada areal lahan, dengan
menggunakan kored atau cangkul. Dan
juga pada awal persiapan lahan
dengan menggunakan traktor.
PENGELOLAAN GULMA SECARA KIMIA DAN CARA PENGAPLIKASIAN
16
Jenis Gulma
/Rerumputan
Cara aplikasi Produsen Merek Dagang
Cynodon dactylon/
Grintingan
Bahan aktif . Dengan cara mencampurkan 8 tutup botol
pada 14 L air dan diberikan/semprot langsung kepada
gulma yang ada pada tanaman jeruk.
PT Hidup cerah
sejahtera
Phefoc HCS
Digitaria ciliaris Herbisida atrazine dengan cara campurkan 1-2 tutup botol
BABLAS dengan 10 liter air, semprotkan ke gulma yang
mengganggu. Dalam 4 hari, gulma akan kering dan mati. Atau
Campurkan 3-4 tutup botol BABLAS dengan 10 liter air,
semprotkan pada gulma/rumput yang mengganggu.
PT Mitra Tani Bablas 500 ML
Eulisine indica Bahan aktif berupa Metil Metsulfuron 24% PT Mitra Kreasi
Dharma
METSUL
20 WP
Imperata cylindrica Herbisida dengan bahan aktif Monoammo
Glifosat 75.7 berikan 50 - 70 cc per 15 - 20 liter
air.
PT SARI KRESNA
KIMIA
Imperata rugosum Bahan aktif IPA Glifosat 300 g/l + 2,4 D
Dimetilamina dengan dosis pemberian 50 - 70 cc
per 15 - 20 liter air.
PT SARI KRESNA
KIMIA
RUMAT
Rottboelia
cochinchinensis
Bahan aktif oksadizon dengan dosis 50 - 70 cc
per 15 - 20 liter air.
PT SARI KRESNA
KIMIA
PENGELOLAAN GULMA SECARA KIMIA DAN CARA PENGAPLIKASIAN
17
Jenis Gulma /Teki Cara aplikasi dan dosis pembarian Produsen Merek Dagang
Cyperus rotundus Bahan Aktif 2,4 D Dimetilamina 720 g/l cara
aplikasi dengan memberikan 5-6 tutup botol
kedalam 10 L air pada tanaman jeruk
PT. Sari Kresna
Kimia
Cyperus killingia Bahan aktif Diuron cara aplikasi dengan cara
memberikan 10-15 tutup/L air pada tanaman
PT. Sari Kresna
Kimia
VIARON
Fimbristilis miliacea Bahan aktif Diuron 80% cara aplikasi dengan
memberiakan 3-4 sendok Viaron 80 WP kedalam
5 L air.
PT. Sari Kresna
Kimia
VIARON
80 WP
JENIS GULMA DAN CARA PENGAPLIKASIAN
18
Jenis Gulma /Daun
lebar
Cara aplikasi dan dosis pemberian Produsen Merek Dagang
Ageratum Conyzoides Bahan aktif Glifosat Takaran yang dapat diterapkan
antara ±100 cc per 15 - 20 liter air.
PT. Fortuna Mulia
Sejati
Bio UP 490
Alternanthera sessilis Penambahan Topshot 60 dengan takaran yang dapat
diterapkan antara 5 tetes per 10 liter air.
PT Dow Agro-science
Amaranthus spinosus Penambahan Cyro 24 WG Bahan Aktif Metil
Metsulfuron 24% dengan Takaran yang dapat
diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air.
PT. Kresna Bumitama
Sejati
Commelina diffusa Penambahan Dikamin. Bahan aktif 2,4 D
Dimetilamina 720 g/l, Takaran yang dapat
diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air.
PT. Sari Kresna Kimia
Ludwigia octovalvis Bahan aktif 2,4 D Dimetilamina 720 g/l Takaran yang
dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air.
PT. Sari Kresna Kimia
Mimosa pudica Bahan aktif Diaron cara aplikasi dengan memberikan
500 g/L
PT. Sari Kresna Kimia
PENGELOLAN GULMA SECARA KIMIA DAN CARA PENGAPLIKASIAN
19
Jenis Gulma
/Daun lebar
Cara aplikasi dan dosis pemberian Produsen Merek Dagang
Portulaca
oleracea
Bahan aktif berupa Parakuat Diklorida 297 g/l
dengan cara pemberian 100 cc per 10-15/L air
PT. Sari Kresna Kimia KRESNA XONE
Boreria laevis Bahan aktif berupa Amethrin 500 g/l pengaplikasian
dengan cara±100 cc per 15 - 20 Lair.
PT. Sari Kresna Kimia KRESNA UP
Cleome
rutidosperma
e
Bahan aktif berupa IPA Glifosat 160 g/l PT. Fortuna Mulia
Sejati
JIFOS 160 SL
Capsicum
frutescent
Bahan aktif berupa IPA Glifosat 480 g/l PT. Sari Kresna Kimia GRASO 480 SL
Paspalum
niruri
KRESTAR 300/100 SL Bahan aktif IPA Glifosat 300 g/l + 2,4 D
Dimetilamina 100 g/l
PT. Bravo Dinamika KRESTAR
Alternanther
a sp.
Bahan aktif berupa Paraquat Diklorida dengan dosis
pemberian 276 g/L pada tanaman jeruk
PT. Fortuna Mulia
Sejati
TAMAXONE
Brassica
campestris
Pada Gulma berdaun lebar dengan Takaran yang
dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air.
PT. Bravo Dinamika Bablas 490 SL
B.A Glifosat
• B. Penyiangan/Pengelolaan gulma
• Gulma-gulma yang biasa tumbuh dan ikut berkompetisi pada areal pertanaman jeruk diantaranya :
20
Empirata celendrica Cyperus Rotundus Paspalum notatum Eulisne indica Borreria alata
Amaranthus spinosus Panicum repens Phyllanthus niruri Ageratum conides
Cynodon dactylon Euphorbia hirta Mimosa pudica Chromolaena odorata Impirata cilindrica
Panen
Ubi kayu berumur genjah dapat dipanen pada
umur 6–8 bulan, yang berumur sedang dipanen
umur 8–10 bulan, dan yang berumur dalam
dipanen umur 10– 12 bulan. Harga jual menjadi
pertimbangan petani untuk segera memanen
atau menunda panen. Pada harga yang baik,
petani cenderung memanen lebih awal.
Penentuan umur panen tersebut sangat penting
karena berkorelasi dengan kadar air dan kadar
pati. Kadar air berkurang dengan semakin tua
umbi. Sebaliknya kadar pati meningkat sejalan
dengan bertambahnya umur tanaman
21
Daftar Pustaka
Anonim. 2000. Studi Investasi untuk Pengembangan Komoditi Pertanian di Propinsi Lampung: Pendekatan
input-output. J. Ekonomi. Media Ilmiah Indonusa Univ. Indonusa Esa Unggul 12(1):32-39.
Anggraini, N., A.I. Hasyim, dan S. Situmorang, 2013. Analisis efisiensi pemasaran ubi kayu di Provinsi Lampung.
JIIA 1(1):80-86.
Asher, C.J., Edwards, D.G. and Howeler, R.H. 1980. Nutritional Disorder of Cassava (Manihot esculenta
Crantz). Univ. Of Queensland, St Lucia, Queensland, Australia.
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2016. Pedoman Budidaya Ubi Kayu di Indonesia. Indonesian
Agency For Agricultural Research And Development (IAARD) Press. ISBN 978-602-344-135-8
CIAT. 1998. Annual Report for 1998. Project PE-5 Sustainable system forsmallholders integrated improved
germplasm and resource management for enhance crops and livestock production system. CIAT, Cali,
Columbia.
Dinas Pertanian Kabupaten Grobokan https://dinpertan.grobogan.go.id/index.php/teknologi/budidaya-
tanaman pangan/43-teknik-budidaya-ubi-jalar diakses pada tanggal 09 Maret 2020.
http://www.kemenperin.go.id/direktori-perusahaan. Daftar industri pengolah ubikayu. Diakses tanggal 4
Desember 2015.
Howeler, H. 1981. Mineral Nutrition and Fertilization of Cassava (Manihot esculenta Crantz). CIAT, Cali,
Colombia. 52 p.
Kementrian Pertanian. 2016. Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Ubi Kayu. Nurhayati, dkk ISSN :
1907 – 1507. 74 hal. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian
22
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaPasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaRozi Aziz
 
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi BasiMembuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi BasiBunda Ratri
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurpandirambo900
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAlfian Nopara Saifudin
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Tanam padi dengan sistem jajar legowo
Tanam padi dengan sistem jajar legowoTanam padi dengan sistem jajar legowo
Tanam padi dengan sistem jajar legowotani57
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Presentasi kelompok bunga melati
Presentasi kelompok bunga melatiPresentasi kelompok bunga melati
Presentasi kelompok bunga melatiTriee Blomink
 
Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)
Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)
Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)Novayanti Simamora
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
Materi Gulma.ppt
Materi Gulma.pptMateri Gulma.ppt
Materi Gulma.pptMyMom6
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compdjojosumarto
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 

What's hot (20)

Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaPasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
 
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi BasiMembuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
Tanam padi dengan sistem jajar legowo
Tanam padi dengan sistem jajar legowoTanam padi dengan sistem jajar legowo
Tanam padi dengan sistem jajar legowo
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Penyemaian benih
Penyemaian benihPenyemaian benih
Penyemaian benih
 
Presentasi kelompok bunga melati
Presentasi kelompok bunga melatiPresentasi kelompok bunga melati
Presentasi kelompok bunga melati
 
Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)
Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)
Nematoda pelubang akar (Radopholus similis)
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Materi Gulma.ppt
Materi Gulma.pptMateri Gulma.ppt
Materi Gulma.ppt
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Proposal mentimun
Proposal mentimunProposal mentimun
Proposal mentimun
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 
Pestisida nabati
Pestisida nabatiPestisida nabati
Pestisida nabati
 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida comp
 
Ppt zpt revisi
Ppt zpt revisiPpt zpt revisi
Ppt zpt revisi
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 

Similar to PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU

Similar to PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU (20)

Budi_daya_tanam_padi.pptx
Budi_daya_tanam_padi.pptxBudi_daya_tanam_padi.pptx
Budi_daya_tanam_padi.pptx
 
Budi_daya_tanam_padi.pptx
Budi_daya_tanam_padi.pptxBudi_daya_tanam_padi.pptx
Budi_daya_tanam_padi.pptx
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
 
Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Makalah kacang panjang
Makalah kacang panjangMakalah kacang panjang
Makalah kacang panjang
 
Makalah kacang panjang
Makalah kacang panjangMakalah kacang panjang
Makalah kacang panjang
 
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
 
PRAKTEK PEMBUATAN BIOSAKA.pptx
PRAKTEK PEMBUATAN BIOSAKA.pptxPRAKTEK PEMBUATAN BIOSAKA.pptx
PRAKTEK PEMBUATAN BIOSAKA.pptx
 
PENGURUSAN PENANAMAN KOBIS
PENGURUSAN PENANAMAN KOBISPENGURUSAN PENANAMAN KOBIS
PENGURUSAN PENANAMAN KOBIS
 
Budidaya padi organik.ppt
Budidaya padi organik.pptBudidaya padi organik.ppt
Budidaya padi organik.ppt
 
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptxPRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
 
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxAgnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
 
Tpt semangka
Tpt semangkaTpt semangka
Tpt semangka
 

More from Puan Habibah

Efek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokininEfek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokininPuan Habibah
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhuproduktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhuPuan Habibah
 
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatPuan Habibah
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaproduktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaPuan Habibah
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan airproduktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan airPuan Habibah
 
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (Puan Habibah
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPuan Habibah
 
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit TrepaduTeknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit TrepaduPuan Habibah
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaPuan Habibah
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPuan Habibah
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Puan Habibah
 

More from Puan Habibah (13)

POLLEN TUBE.pptx
POLLEN TUBE.pptxPOLLEN TUBE.pptx
POLLEN TUBE.pptx
 
Efek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokininEfek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokinin
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhuproduktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
 
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaproduktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan airproduktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan air
 
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
 
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit TrepaduTeknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
 
Mina padi
Mina padi Mina padi
Mina padi
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar Leisa
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
 

PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU

  • 1. Nama : Puan Habibah Bp : 1920242005 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS 2020
  • 2. Pendahuluan Pada umumnya, umbi ubi kayu dimanfaatkan sebagai bahan pangan sumber karbohidrat (54,2%), industri tepung tapioka (19,70%), industri pakan ternak (1,80%), industri non pangan lainnya (8,50%) dan sekitar 15,80% diekspor (Manihot esculanta)
  • 3. Pendahuluan Luas panen ubi kayu tahun 2011-2016, ditiga (3) provinsi sentra ubi kayu berkontribusi sebesar 57,10%. Provinsi tersebut adalah Lampung (27,71%), Jawa Timur (14,80%) dan Jawa Tengah (14,59%). Demikian juga produksinya di tiga provinsi tersebut berkontribusi 66,32%. Provinsi tersebut adalah Lampung (33,93%), Jawa Tengah (16,68%) dan Jawa Timur (15,71%). Pertumbuhan volume ekspor ubi kayu tahun 2000-2015 rata-rata meningkat sebesar 96,21% per tahun, demikian halnya dengan nilai ekspornya yang meningkat sebesar 118,22% per tahun (Balitkabi, 2016). 3
  • 4. 4 Tanaman Ubi kayu dengan nama latin Manihot esculenta, pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Ubi kayu ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil. : Kingdom : Plantae Divisi : Spermathophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dycotiledonae Ordo : Eupphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Spesies : Manihot Esculenta Crantz. Lanjutan
  • 5. Syarat Tumbuh • Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10–700 m dpl, • Curah hujan 760 –1.015 mm/tahun • Suhu udara 18–35oC • kelembaban udara 60–65% • lama penyinaran matahari 10 jam/hari. Agar berproduksi optimal, ubi kayu memerlukan curah hujan 150–200 mm pada umur 1–3 bulan, 250–300 mm pada umur 4–7 bulan Balitkabi, 2014
  • 6. 6 Varietas Ubi kayu yang sesuai untuk pangan
  • 7. 7 Varietas Ubi Kayu yang sesuai untuk industry
  • 8. Budidaya Ubi kayu Secara Vegetatif /okulasi • Pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10- 12 bulan). • Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam. • Batangnya telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus. • Belum tumbuh tunas-tunas baru. 8
  • 9. Pengolahan Media Tanam Tanah sebaiknya diolah dengan kedalaman sekitar 25 cm, kemudian dibuat bedengan dengan lebar bedengan dan jarak antar bedengan disesuaikan jarak tanam ubi kayu, yaitu 80-130 cm x 60-100 cm 9 Penyiapan Lahan Penanaman Stek yang ditanam dengan posisi vertikal (tegak) dengan kedalaman sekitar 15 cm memberikan hasil tertinggi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Penanam stek dengan posisi vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar dan menyebar merata di lapisan olah. Stek yang ditanam dengan posisi miring atau horizontal (mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara merata seperti stek yang ditanam vertikal pada kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah Pemupukan Untuk pertanaman ubi kayu sistem monokultur, disarankan pemberian pupuk anorganik sebanyak 200 kg Urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl hektar-1 yang diberikan sebanyak tiga tahap. Tahap I umur 7 - 10 hari diberikan 50 kg Urea, 100 kg SP36, dan 50 kg KCl ha-1, dan tahap II umur 2 - 3 bulan diberikan 75 kg Urea dan 50 kg KCl ha-1, serta tahap III umur 5 bulan diberikan lagi 75 kg Urea ha-1. Pupuk organik (kotoran ternak) dapat digunakan sebanyak 1 -2 ton ha-1 pada saat tanam.
  • 11. HAMA, PENYAKIT DAN GULMA yang menyerang Tananaman Jeruk 11 Sumber:Balitkabi, 2016 Gejala serangan pada daun kiri, sebagian daun tanaman rontok (kanan) akibat tungau merah Gejala penyakit busuk pada pangkal batang dan umbi akibat terserang jamur
  • 12. GULMA • Cynodon dactylon, Cyperus rotundus, Echinochloa crussgalli, Eupatorium odoratum, Imperata cylindrica, Melastoma malabathrium, Mikania micranta, Momordica charantia, dan Paspalum conjugatum. Sedangkan gulma pada lahan ubi kayu yaitu Ageratum conyzoides, Amaranthus spinosus, Borreria articularis, Borreria ocymoides, Commelina diffusa, C. dactylon, C. rotundus, Digitaria adscendens, Echinochloa colonum, Euphorbia hirta, Ipomoea triloba, Mimosa pudica, Panicum repens, dan Portulacca oleracea. 12
  • 13. Pengendalian gulma (weed management) dalam budidaya tanaman ubi kayu: Tindakan Pencegahan/ prevention Pengolahan tanah sebelum tanam, pergiliran tanaman, penggunaan benih bersertifikat, sistem pertanaman, pemrosesan makanan ternak yang berasal dari hasil tanaman, penggunaan pupuk kandang yang telah mengalami proses fermentasi sempurna, mencegah ternak maupun alat-alat pertanian sebagai sarana penyebar biji gulma berbahaya, dan lainnya Pengendalian Kontrol Pengendalian gulma merupakan suatu usaha untuk membatasi atau menekan infestasi gulma sampai tingkat tertentu sehingga pengusahaan tanaman budidaya menjadi produktif dan efisien. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis, kimia (penggunaan herbisida), dan terintegrasi (terpadu). 13
  • 14. Pengendalian gulma secara kimia pada kebun ubi kayu terdiri dari dua jenis, yaitu pengendalian sebelum gulma tumbuh (pre-emergence) dan pengendalian setelah gulma tumbuh (post-emergence). 14 Pengendalian gulma yang pertama dilakukan sebelum olah tanah dengan penggunaan herbisida 2,4-D (dosis 2 L ha-1), herbisida Ametrin (dosis 3 l ha-1) dan herbisida campuran 2,4-D + Ametrin (dosis 2 l ha-1 + 3 l ha-1). Perlakuan penyemprotan herbisida dilakukan 1 minggu sebelum olah tanah. Pre-emergence
  • 15. Pengelolaan Gulma 15 Secara Mekanis Melakukan pencabutan langsung menggunakan tangan (handweeding) pada areal lahan, dengan menggunakan kored atau cangkul. Dan juga pada awal persiapan lahan dengan menggunakan traktor.
  • 16. PENGELOLAAN GULMA SECARA KIMIA DAN CARA PENGAPLIKASIAN 16 Jenis Gulma /Rerumputan Cara aplikasi Produsen Merek Dagang Cynodon dactylon/ Grintingan Bahan aktif . Dengan cara mencampurkan 8 tutup botol pada 14 L air dan diberikan/semprot langsung kepada gulma yang ada pada tanaman jeruk. PT Hidup cerah sejahtera Phefoc HCS Digitaria ciliaris Herbisida atrazine dengan cara campurkan 1-2 tutup botol BABLAS dengan 10 liter air, semprotkan ke gulma yang mengganggu. Dalam 4 hari, gulma akan kering dan mati. Atau Campurkan 3-4 tutup botol BABLAS dengan 10 liter air, semprotkan pada gulma/rumput yang mengganggu. PT Mitra Tani Bablas 500 ML Eulisine indica Bahan aktif berupa Metil Metsulfuron 24% PT Mitra Kreasi Dharma METSUL 20 WP Imperata cylindrica Herbisida dengan bahan aktif Monoammo Glifosat 75.7 berikan 50 - 70 cc per 15 - 20 liter air. PT SARI KRESNA KIMIA Imperata rugosum Bahan aktif IPA Glifosat 300 g/l + 2,4 D Dimetilamina dengan dosis pemberian 50 - 70 cc per 15 - 20 liter air. PT SARI KRESNA KIMIA RUMAT Rottboelia cochinchinensis Bahan aktif oksadizon dengan dosis 50 - 70 cc per 15 - 20 liter air. PT SARI KRESNA KIMIA
  • 17. PENGELOLAAN GULMA SECARA KIMIA DAN CARA PENGAPLIKASIAN 17 Jenis Gulma /Teki Cara aplikasi dan dosis pembarian Produsen Merek Dagang Cyperus rotundus Bahan Aktif 2,4 D Dimetilamina 720 g/l cara aplikasi dengan memberikan 5-6 tutup botol kedalam 10 L air pada tanaman jeruk PT. Sari Kresna Kimia Cyperus killingia Bahan aktif Diuron cara aplikasi dengan cara memberikan 10-15 tutup/L air pada tanaman PT. Sari Kresna Kimia VIARON Fimbristilis miliacea Bahan aktif Diuron 80% cara aplikasi dengan memberiakan 3-4 sendok Viaron 80 WP kedalam 5 L air. PT. Sari Kresna Kimia VIARON 80 WP
  • 18. JENIS GULMA DAN CARA PENGAPLIKASIAN 18 Jenis Gulma /Daun lebar Cara aplikasi dan dosis pemberian Produsen Merek Dagang Ageratum Conyzoides Bahan aktif Glifosat Takaran yang dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air. PT. Fortuna Mulia Sejati Bio UP 490 Alternanthera sessilis Penambahan Topshot 60 dengan takaran yang dapat diterapkan antara 5 tetes per 10 liter air. PT Dow Agro-science Amaranthus spinosus Penambahan Cyro 24 WG Bahan Aktif Metil Metsulfuron 24% dengan Takaran yang dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air. PT. Kresna Bumitama Sejati Commelina diffusa Penambahan Dikamin. Bahan aktif 2,4 D Dimetilamina 720 g/l, Takaran yang dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air. PT. Sari Kresna Kimia Ludwigia octovalvis Bahan aktif 2,4 D Dimetilamina 720 g/l Takaran yang dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air. PT. Sari Kresna Kimia Mimosa pudica Bahan aktif Diaron cara aplikasi dengan memberikan 500 g/L PT. Sari Kresna Kimia
  • 19. PENGELOLAN GULMA SECARA KIMIA DAN CARA PENGAPLIKASIAN 19 Jenis Gulma /Daun lebar Cara aplikasi dan dosis pemberian Produsen Merek Dagang Portulaca oleracea Bahan aktif berupa Parakuat Diklorida 297 g/l dengan cara pemberian 100 cc per 10-15/L air PT. Sari Kresna Kimia KRESNA XONE Boreria laevis Bahan aktif berupa Amethrin 500 g/l pengaplikasian dengan cara±100 cc per 15 - 20 Lair. PT. Sari Kresna Kimia KRESNA UP Cleome rutidosperma e Bahan aktif berupa IPA Glifosat 160 g/l PT. Fortuna Mulia Sejati JIFOS 160 SL Capsicum frutescent Bahan aktif berupa IPA Glifosat 480 g/l PT. Sari Kresna Kimia GRASO 480 SL Paspalum niruri KRESTAR 300/100 SL Bahan aktif IPA Glifosat 300 g/l + 2,4 D Dimetilamina 100 g/l PT. Bravo Dinamika KRESTAR Alternanther a sp. Bahan aktif berupa Paraquat Diklorida dengan dosis pemberian 276 g/L pada tanaman jeruk PT. Fortuna Mulia Sejati TAMAXONE Brassica campestris Pada Gulma berdaun lebar dengan Takaran yang dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air. PT. Bravo Dinamika Bablas 490 SL B.A Glifosat
  • 20. • B. Penyiangan/Pengelolaan gulma • Gulma-gulma yang biasa tumbuh dan ikut berkompetisi pada areal pertanaman jeruk diantaranya : 20 Empirata celendrica Cyperus Rotundus Paspalum notatum Eulisne indica Borreria alata Amaranthus spinosus Panicum repens Phyllanthus niruri Ageratum conides Cynodon dactylon Euphorbia hirta Mimosa pudica Chromolaena odorata Impirata cilindrica
  • 21. Panen Ubi kayu berumur genjah dapat dipanen pada umur 6–8 bulan, yang berumur sedang dipanen umur 8–10 bulan, dan yang berumur dalam dipanen umur 10– 12 bulan. Harga jual menjadi pertimbangan petani untuk segera memanen atau menunda panen. Pada harga yang baik, petani cenderung memanen lebih awal. Penentuan umur panen tersebut sangat penting karena berkorelasi dengan kadar air dan kadar pati. Kadar air berkurang dengan semakin tua umbi. Sebaliknya kadar pati meningkat sejalan dengan bertambahnya umur tanaman 21
  • 22. Daftar Pustaka Anonim. 2000. Studi Investasi untuk Pengembangan Komoditi Pertanian di Propinsi Lampung: Pendekatan input-output. J. Ekonomi. Media Ilmiah Indonusa Univ. Indonusa Esa Unggul 12(1):32-39. Anggraini, N., A.I. Hasyim, dan S. Situmorang, 2013. Analisis efisiensi pemasaran ubi kayu di Provinsi Lampung. JIIA 1(1):80-86. Asher, C.J., Edwards, D.G. and Howeler, R.H. 1980. Nutritional Disorder of Cassava (Manihot esculenta Crantz). Univ. Of Queensland, St Lucia, Queensland, Australia. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2016. Pedoman Budidaya Ubi Kayu di Indonesia. Indonesian Agency For Agricultural Research And Development (IAARD) Press. ISBN 978-602-344-135-8 CIAT. 1998. Annual Report for 1998. Project PE-5 Sustainable system forsmallholders integrated improved germplasm and resource management for enhance crops and livestock production system. CIAT, Cali, Columbia. Dinas Pertanian Kabupaten Grobokan https://dinpertan.grobogan.go.id/index.php/teknologi/budidaya- tanaman pangan/43-teknik-budidaya-ubi-jalar diakses pada tanggal 09 Maret 2020. http://www.kemenperin.go.id/direktori-perusahaan. Daftar industri pengolah ubikayu. Diakses tanggal 4 Desember 2015. Howeler, H. 1981. Mineral Nutrition and Fertilization of Cassava (Manihot esculenta Crantz). CIAT, Cali, Colombia. 52 p. Kementrian Pertanian. 2016. Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Ubi Kayu. Nurhayati, dkk ISSN : 1907 – 1507. 74 hal. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian 22