1. Oleh : Puan Habibah
(1920242005)
Nilai kesetaraan
Lahan
SISTEM PERTANAMAN
2. Latar Belakang
Untuk meningkatkan produksi
pertanian, optimalisasi
produktivitas lahan menjadi
prioritas dalam pengembangan
budidaya pertanian (Direktorat
Jendral Pangan dan Hortikultura,
1996)
Untuk mengevaluasi keuntungan
atau kerugian yang ditimbulkan
dari pola tanam tumpang sari
dengan monokultur dapat dihitung
dari Nilai Kesetaraan Lahan
(NKL)
Salah satu bentuk dari optimalisasi
produktivitas lahan adalah dengan
pola tanam tumpang sari
Nilai NKL ini menggambarkan suatu
areal yang dibutuhkan untuk total
produksi monokultur yang setara
dengan satu ha produksi tumpang
sari.
3. Pola Tumpang sari
01 Sistem Tanaman Ganda
02
Nilai Kesetaraan Lahan
03
Analisis Usaha Tani
04
LAHAN ?
4. SITEM TANAMAN GANDA
Multipple cropping
Mixed cropping/tanaman campuran
Intercropping/tumpang sari
Relay cropping/tanaman sisipan
Jenis-jenis multiple cropping
Multiple cropping merupakan usaha petanian
untuk mendapatkan hasil panen lebih dari
satu kali dari jenis atau beberapa jenis
tanaman pada sebidang tanah yang sama
dalam satu tahun. NB : Intercropping (tumpangsari) merupakan
salah satu jenis multiple cropping yang paling
umum dan sering dilakukan oleh petani di
Indonesia. Biasanya pada system tumpangsari,
hasil dari masing-masing jenis tanaman akan
berkurang apabila dibandingkan dengan system
monokultur, tetapi hasil secara keseluruhan
lebih tinggi.
Squintial planting/tanaman bergiliran
Companion planting/tan.
pendamping
5. Jenis-jenis multiple cropping
Multipple croppig
Mixed Cropping
Companion
planting
Squantial
planting
Relley cropping
Pola tanam yang dilakukan dengan
menanam lebih dari satu jenis tanaman
pada suatu lahan dalam waktu yang
sama. Seperti tomat dan kubis dalam satu
bedeng. Hal ini berfungsi untuk
mengendalikan penyakit dan hama,
seperti ngengat trip yang biasanya
merusak tanaman kubis.
Pola tanam yang dilakukan dengan
menanam lebih dari satu tanaman dalam
satu bedeng dengan tanaman lain yang
melengkapi kebutuhan fisik dan unsur
hara.
Tumpang gilir (relay cropping) adalah
cara bercocok tanam dimana satu bidang
lahan ditanami dengan dua atau lebih
jenis tanaman dengan pengaturan waktu
panen dan tanam
Tanaman bergiliran (sequential planting) adalah
menanam lebih dari satu jenis komoditas yang
dilakukukan pada satu lahan pertanian dalam waktu
yang tidak bersamaan (bergiliran).
6. Sistem pola tanaman tumpang sari
.
Keuntungan pola tanam Tumpang sari
Pengertian
Sistem tanam tumpang sari merupakan sistem budi
daya tanaman yang dapat meningkatkan produksi
lahan. Sistem usaha pertanian ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari jenis
atau beberapa jenis tanaman pada sebidang tanah
yang sama dalam satu tahun.
mengurangi tingkat resiko kegagalan
produksi
menyerap tenaga kerja yang lebih
merata sepanjang tahun
meningkatkan produktivitas lahan, dan
menjadikan lebih efisien penggunaan
energi atau cahaya matahari serta
dalam penggunaan air
7. Global Food Advantages
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
You can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to
your Presentations.
Contents Here
You can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to your
Presentations.
Local Food Advantages
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
You can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to
your Presentations.
TUMPANG SARI
Sistem Pola Tanam
Tumpang sari jagung dan kedelai
8. Tumpang sari
4 Aspek pengelolaan Tumpang Sari
(1) pengelolaan jarak tanam dan pola tanam
(2) pengelolaan populasi tanaman
(3) pengelolaan waktu yang tepat
(4) pengelolaan pemupukan.
9. Nilai kesetaraan lahan
Nisbah kesetaraan lahan (NKL) adalah jumlah nisbah hasil
antara tanaman yang di tumpangsarikan terhadap hasil
tanaman secara tunggal atau monokultur pada tingkat
managemen yang sama yang merupakan salah satu cara
untuk menghitung produkstivitas lahan yang ditanam dua
atau lebih jenis tanaman yang ditumpangsarikan.
10. • Salah satu cara untuk membandingkan tingkat efisiensi lahan
yaitu dengan indikator efisiensi penggunaan lahan atau NKL.
Nilai dari NKL dapat mengetahui produktivitas lahan yang
ditanam secara monokultur dan tumpang sari.
• Jika pada hasil analisis diperoleh nilai NKL lebih besar 1 (> 1),
hal tersebut menunjukkan bahwa pola tanam tumpang sari
lebih produktif dibandingkan monokultur. Untuk menghitung
peningkatan produksi lahan yang dihasilkan, digunakan rumus
sebagai berikut :
11. Multippe
Cropping
Multiple cropping merupakan system budidaya tanaman yang dapat
meningkatkan produksi lahan.
Peningkatan ini dapat diukur dengan besaran yaitu NKL (Nisbah
Kesetaraan Lahan) atau LER (Land Equivalent Ratio).
Sebagai contoh nilai NKL atau LER = 1,8; artinya bahwa untuk
mendapatkan hasil atau produksi yang sama dengan 1 hektar
diperlukan 1,8 hektar pertanaman secara monokultur.
HA1 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara tumpangsari.
HB1 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara tumpangsari.
HA2 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara monokultur.
HB2 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara monokultur.
12. Contoh NKL komoditas kacang panjang dan cabai
Jenis tanaman Luas
Lahan
Dalam kg
Cabai
Kacang panjang
168 m2
176 m2
65 Kg
115 Kg
Multipple cropping
Jenis tanaman Luas Lahan Dalam kg
Cabai
Kacang panjang
176 m2
189 m2
45 kg
280 kg
Monokultur
Rumus :
13. Jadi : nilai NKL =
𝐻𝐴1
𝐻𝐴2
+
𝐻𝐵1
𝐻𝐵2
=
65
45
+
115
280
= 1.8
Jadi nilai NKL 1.8>1
14. Hasil perhitungan menunjukkan NKL sebesar 1.8
hal tersebut membuktikan bahwa penanaman
secara multiple cropping sebenarnya jauh lebih
menguntungkan dibanding dengan monokultur.
Produksi tanaman hortikultura
dapat meningkat dengan baik
atau dapat berproduksi secara
maksimal apabila:
tanaman dirawat,
diolah dan ditanam sesuai
dengan syarat hidup masing-
masing tanaman tersebut
NB :Tanaman yang ditanam mempunyai nilai komersil
yang tinggi misalnya saja cabai. Cabai adalah tanaman
yang dibutuhkan pada hampir setiap rumah tangga
sehingga permintaanya cukup besar. Kacang panjang
merupakan tanaman yang dicari banyak orang baik
untuk konsumsi maupun olahan.
15. 01
02
Teknologi tumpangsari tersebut adalah sebagai berikut
Tanah diolah dua kali bajak dan dibuat bedengan
selabar 3 m dengan jarak antar bedengan 0,5 m serta
tingginya 0,3 m;
03
04
05
Ditanam kacang panjang terlebih dahulu dengan jarak
tanam 120×60 cm sebanyak 2 biji/lubang;
Bibit cabai yang telah berumur 1 bulan ditanam di antara
barisan kacang panjang 14 hari setelahnya;
Cabai dipupuk dengan Urea 75 kg/ha, ZA 150 kg/ha,
TSP 200 kg/ha, KCl 150 kg/ha, dan pupuk kandang 5
t/ha;
Pupuk untuk kacang panjang adalah Urea 50 kg/ha, ZA 100
kg/ha, TSP 200 kg/ha, KCl 150 kg/ha, dan pupuk kandang 5
t/ha; dan Pupuk diberikan ke lubang tanam sebanyak 3 kali
pemberian
NB :Teknis pelaksanaan tumpang sari pada waktu tanam adalah pada
akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Penyiapan lahan untuk
system tumpang sari yaitu, tanah diolah 2 kali bajak atau cangkul,
dihaluskan dan dibuat bedengan selebar 3 m. Jarak antar bedengan 0,5 m
serta tingginya 0,3 m pada tegalan dan 0,5 m pada lahan sawah.
17. Menghitung Efisiensi Lahan
Land Equivalent Ratio (LER)
Area Time Equivalent Ratio (ATER)
Relative Crowding Coefficient (K)
Aggresivity (A)
Competitive Ratio (CR)
Competitive Ratio (CR)
Actual Yeild Loss (AYL)
18. Analisis Usaha Tani
Analisis usaha tani dilakukan dengan
menghitung pemasukan, pengeluaran, dan
keuntungan. Tingkat keberlanjutan sistem
tumpang sari ditentukan dengan analisis
Benefit/Cost ratio (B/C ratio) dan Net
Present Value (NPV). Sistem usaha tani ini
layak dikembangkan jika R/C ratio ≥ 1 dan
NPV positif.
B/C= ratio Keuntungan /Pengeluaran
Keterangan:
B = Keuntungan
C = Pengeluaran
𝑇−1
∞
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
1 + 𝑖 𝑡
Keterangan:
Bt = penerimaan kotor petani
pada tahun
Ct = biaya usaha tani pada tahun
t n = umur ekonomis usaha tani
i = discount rate
19. LAYAK/TIDAK LAYAK USAHA
NPV > 0, usaha layak diteruskan kegiatannya
NPV < 0, usaha tidak layak diteruskan kegiatannya
NPV = 0, usaha mengalami
BEP, yakni manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk
menutup biaya produksi.
Metode Internal rate of return (IRR)
Payback period menunjukkan berapa lama (dalam
beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali.
Payback period menunjukkan perbandingan antara “initial
investment” dengan aliran kas tahunan
20. LAYAK/TIDAK LAYAK USAHA
Net Present Value (NPV) dari suatu proyek merupakan
nilai sekarang dari selisih antara benefit (manfaat) dengan
cost (biaya) pada discount rate (tingkat suku bunga)
tertentu, NPV menunjukkan kelebihan manfaat
dibandingkan dengan biaya.
Internal Rate Of Return (IRR) adalah suatu kriteria
investasi untuk mengetahui persentase keuntungan dari
suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur
kemampuan proyek dalam pengembalian bunga
pinjaman.
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Net Benefit Cost Ratio
adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan
jumlah NPV negatif.
21. Kesimpulan
Dengan mengetahui NKL suatu lahan maka kita akan
dapat meningkatkan produksi lahan.
Dengan mengetahui besaran NKL (nisbah persatuan
lahan) atau LER (land equivalent ratio) kita akan
mengetahui lahan tersebut dapat dijadikan sebagai
indicator dalam penentuan untung/ruginya suatu lahan
Nilai NKL dengan sistem penanaman multipple cropping
memiliki beberapa kelebihan atau keuntungan,
dianataranya yaitu:
• Meningkatkan produksi tanaman, frekuensi panen
dan pendapatan atau dengan kata lain
peningkatan produksi secara keseluruhan.
• Meningkatkan produktifitas lahan.
• Mengurangi resiko kegagalan panen suatu jenis
tanaman.
• Mempertahankan stabilitas biologis.
• Menyerap tenaga kerja sehingga distribusi tenaga
kerja lebih merata sepanjang tahun.
• Efisien dalam penggunaan energi atau cahaya
matahari.