4. Definisi kurikulum
menurut Bahasa/istilah
Kurikulum secara ilmu bahasa berasal dari bahasa Inggris
curriculum yang merupakan adaptasi dari bahasa Yunani
yaitu “curir” yang artinya pelari, dan “curere” yang artinya
tempat berpacu. Jika ditinjau dari segi istilah, kata kurikulum
dapat diartikan sebagai suatu jarak yang harus ditempuh
oleh seorang pelari agar dia bisa mendapatkan medali atau
penghargaan lainnya. Kemudian, hal tersebut diadaptasi ke
dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran
yang harus dipelajari atau ditempuh oleh seorang peserta
didik demi mendapatkan ijazah sebagai penghargaannya.
5. Definisi kurikulum
menurut beberapa ahli
Menurut Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005). Kurikulum adalah tekad &
harapan yang diaplikasikan kedalam bentuk rancangan atau program
pendidikan yang dilakukan oleh para pengajar di sekolah. Kurikulum
sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksanaanya adalah proses
belajar mengajar. Dalam proses ini akan terjadi interaksi antara
pengajar dan siswa sebagai koresponden pelaksanaan Pendidikan dan
pengajaran.
Menurut Hilda Taba (1962). Kurikulum dianggap sebagai a plan of
learning yang artinya bahwa kurikulum merupakan suatu kegiatan atau
proses yang direncanakan untuk memperoleh pengetahuan yang akan
dikuasai oleh siswa.
Menurut Murray Print. Menjelaskan bahwa kurikulum ialah ruang
pembelajaran yang direncanakan, diberikan secara langsung kepada
peserta didik oleh sebuah lembaga pendidikan dan merupakan
pengalaman yang bisa dinikmati oleh seluruh peserta didik ketika
kurikulum itu diterapkan.
6. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Relevansi secara istilah memiliki
makna hubungan atau kaitan. Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling
dasar dalam sebuah kurikulum. Prinsip ini juga bisa dikatakan sebagai rohnya
sebuah kurikulum. Artinya apabila prinsip ini tidak terpenuhi dalam sebuah
kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak ada lagi artinya, kurikulum menjadi
tidak bermakna. Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah kurikulum
harus relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) sehingga para siswa mempelajari iptek yang benar – benar terbaru
yang memungkinkan mereka memiliki wawasan dan pemikiran yang sejalan
dengan perkembangan jaman. Relevan dengan kebutuhan dan karakteristik
siswa, artinya suatu kurikulum harus sesuai dengan potensi intelektual,
mental, emosional dan fisik para siswa. Apabila prinsip tidak terlaksana dalam
kurikulum yang nyata maka potensi yang dimiliki anak tersebut tidak
berkembang sebagai potensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas
dan kehidupannya. Relevan dengan kebutuhan karakteristik masyarakat
artinya kurikulum harus membekali para siswa dengan sejumlah keterampilan
pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Apabila
tidak terlaksana maka siswa tidak dapat beradaptasi dan berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat.
7. Relevansi Eksternal
Prinsip relevansi ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi
internal. Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi
pada masa yang akan datang. Kurikulum harus bisa menyiapkan program
belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan
masyarakat, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat serta situasi dan
kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Kurikulum bisa
memenuhi relevansi eksternal apabila para pengembang kurikulum memiliki
pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini
dan masa datang.
Prinsip relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum dibagi menjadi
tiga, yaitu: (1) Relevansi sosiologis, artinya proses pengembangan kurikulum
harus relevan/sesuai dengan kondisi lingkungan hidup peserta didik. (2)
Relevansi epistomologis, artinya isi kurikulum harus sesuai dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) Relevansi Psikologis, artinya isi
kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan potensi peserta didik.
8. Relevansi Internal
Relevansi internal yaitu kesesuaian antarkomponen kurikulum itu
sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh
subsistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk
mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Kurikulum
yang baik adalah kurikulum yag memenuhi syarat relevansi internal,
yaitu adanya koherensi dan konsistensi antarkomponenya. Hal ini
harus diperhatikan karena setiap tujuan tertentu akan menuntut
adanya isi, metode, dan sistem evaluasi tersendiri. Ketidaksesuaian
dalam komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak
akan bisa mencapai tujuan secara optimal. Implikasi dari prinsip ini
adalah para pengembang kurikulum harus memahami betul tentang
jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode
pembelajaran, dan sistem evaluasi.
9. Implementasi prinsip
dalam pembelajaran
Beberapa contoh penerapan prinsip relevansi dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
• Penggunaan aplikasi MYDSS dan Google Form pada Sumatif
Tengah Semester (STS).
• Penggunaan Quiziz sebagai media evaluasi pembelajaran.
• Pembelajaran diluar kelas sebagai bentuk implementasi kurikulum
merdeka (Himpunan, bangun ruang, bangun datar, pengukuran,
aritmatika sosial).
10. Rumusan prinsip
kurikulum di sekolah
Beberapa rumusan prinsip kurikulum di sekolah yaitu:
• SMP Negeri 12 Bandar Lampung mengadakan kegiatan P5 dengan
penggunaan kode QR sebagai media untuk mengakses kumpulan
cerita gaya hidup berkelanjutan.
• SMP Negeri 1 Way Tenong Lampung Barat mengadakan In House
Training (IHT) sebagai pelatihan untuk guru dalam
pengimplementasian kurikulum merdeka.
• MTS Darul A’mal Metro melakukan perancangan LKS berbasis QR.