SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
Perppu Mahkamah
Konstituti, Apa
Perlunya?
hal

2

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

| JUMAT, 25 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Indonesiaku

SEMAKIN BESAR
SURYA Online - Indonesia
menjadi negara yang semakin
‘besar’ dan ‘luas’ menyusul
disetujuinya pembahasan Rancangan Undang Undang (RUU)
pembentukan 65 daerah otonomi, 19 diantaranya berada
di Papua, meski Pemerintah
Pusat belum tentu mendukung
menjadi kota atau provinsi
baru, Kamis (24/10/2013).
RUU ini merupakan inisiatif
DPR berdasarkan aspirasi
masyarakat yang menuntut pemekaran wilayah di daerahnya.
Oleh sebab itu, Pemerintah
harus benar-benar hati-hati
dan mempertimbangkan
karena sebenarnya pemecahan
wilayah ini akan semakin
membuat rentan kekuatan
Republik ini.
Belum tentu DPR, yang
selalu mengatakan, atas nama
rakyat, padahal rakyat yang
mana, yang mengusulkan RUU
ini memiliki kapabelitas dan
akuntabilitas dalam memikirkan pemekaran wilayah. Sebab
belum tentu yang bersangkutan menguasai medan dan
mengenal karakteristik yang
akan dimekarkan. Selain itu,
apakah usulan tersebut pernah
diselidiki dari mana asalnya
dan memiliki motivasi apa
terhadap pemecahan wilayah
ini. Kekhawatiran lain, pemecahan atau pemekaran ini ada
penyusupan kepentingan yang
sengaja untuk memperlemah
peta koordinasi Pemerintah
Indonesia dan mempermudah

pemerataan pembangunan
itu tidak terjadi sehingga
gampang muncul gejolak di
daerah. Sistem desentralisasi
sekarang sebenarnya cukup
bagus, karena dana pemerintah bisa tersalurkan langsung
dan mengurangi birokrasi.
Namun lagi-lagi keimanan
penguasa daerah ternyata
tidak lebih bagus dari yang ada
di Pusat sehingga perjalanan
pemerintahan desentralisasi ini
menjadi tidak optimal dalam
membangun daerah. Jadi,
mengapa harus dipecah-pecah
bangsa ini?
Usulan RUU Pemekaran
Wilayah ini adalah produk
Komisi II DPR yang menurut
Wakil Ketua Komisinya,
Khatibul Umam Wiranu, DPR
lebih menekankan pertimbangan politik dan konstituennya.
Inilah yang menjadi keprihatinan karena jika hanya menguntuk memecah Indonesia.
Karena logika dan pepatah
mengatakan, mematahkan satu
sapu lidi lebih gampang dari
pada serumpun lidi.
Pengamat Otonomi Daerah
dari Institut Pemerintah Dalam
Negeri I Made Suwandi kepada
wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (24/10/2013),
mengatakan,”Presiden tidak
harus menyetujuinya.”
Pemerintah, menurutnya,
akan meneliti sejauh mana
kesiapan teknis 65 daerah
otonomi yang diusulkan itu,

join facebook.com/suryaonline

termasuk kemampuan keuangan serta batas wilayahnya.
“Karena jika daerah belum
siap, akhirnya hasilnya menjadi
tidak bagus,” katanya.
Kesiapan yang dimaksud
I Made Suwandi tersebut
mungkin hanya menyangkut
masalah teknis dan material
daerah saja, namun sebenarnya tidak hanya itu saja yang
diperhitungkan, yakni masalah
keamanan negara.
Jika sekarang di Papua, yang
konon kabarnya masih belum
aman benar terhadap separatis
Papua Merdeka, sudah
mengalami pemekaran yang sedemikan
rupa dan Pemerintah
sulit mengendalikan,
apalagi nanti ditambah dengan 19 daerah
otonomi baru. Politik
devide et impera,
sebenarnya itulah
yang diterapkan
dengan bahasa baru
pemekaran tersebut.
Karena buktinya
banyak daerah baru
hasil pemekaran tidak
banyak berkembang
bahkan menjadi

ladang korupsi. Yang lebih penting sebenarnya bukan pemekaran daerahnya tetapi adalah
pemerataan dan transparansi
pembangunan ke daerahdaerah. Pasalnya, kesalahan
dimasa lampau, ketika sistem
sentralisasi Pemerintah, karena

edepankan dua pertimbangan
dasar pemikiran tersebut,
berarti DPR hanya memikirkan
kepentingan pribadinya sendiri,
tidak memikirkan kepentingan
bangsa dan negara yang lebih
luas. (wahjoe harjanto)
follow @portalsurya
2

JUMAT, 25 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Perppu Mahkamah Konstitusi

APA PERLUNYA ?
SURYA Online - Penerbitan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2013 tentang Mahkamah
Konstitusi (Perppu MK) oleh
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mendapat kritikan
berbagai kalangan.
Perppu MK yang ditandatangani 17 Oktober 2013 di
Istana Kepresidenan, Gedung
Agung, Jogjakarta, atau tiga
pekan pasca penangkapan
Akil Mochtar oleh KPK, dinilai
kehilangan esensi.
“Kalau keadaan mendesak
kan Presiden bisa mengeluarkan Perppu, tapi sayangnya ini
terlalu lama. Sudah kehilangan, memaksanya. Perppu
itu kan kegentingan yang
memaksa kalau pas malam itu
Akil ditangkap lalu besoknya
dikeluarkan Perpu, itu orang
bisa terima, tapi ini membuat
Perppu begini saja butuh waktu berminggu-minggu, tidak
jelas,” kata Pakar Hukum Tata
Negara Yusril Ihza Mahendra.
Yusril mengaku heran
dengan lamanya penerbitan
Perppu terkait MK. Sebab
sepengetahuannya, ahli hukum
Erman Raja Guk Guk mampu

menyusun Perppu dalam waktu
setengah jam.
Di sisi lain, urgensi Perppu
semakin berkurang karena
secara perlahan MK sudah
dalam perjalanan memulihkan
institusinya secara mandiri, di
mana suasana persidangan MK
semakin hari semakin tenang

join facebook.com/suryaonline

dibandingkan satu hari pascaAkil Mochtar ditangkap KPK.
Yusril menilai, Pemerintah
lebih baik melakukan revisi
Undang-Undang MK dengan
menitikberatkan kepada pengawasan Hakim MK ketimbang
mengeluarkan Perppu.
Namun apapun alasannya,
Perppu sudah ditandatangani
dan telah berlaku sejak diterbitkan. Selanjutnya legalitas
Perppu itu akan dihadapkan
kepada DPR yang memiliki
kewenangan untuk menerima
atau menolaknya.
Apabila diterima, maka
Perppu tentang MK akan
dimasukkan ke dalam Undang-Undang MK. Sebaliknya,
jika ditolak oleh DPR, Perppu
tersebut menjadi tidak berlaku dan wajib dibatalkan lagi
oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.
Dalam menguji Perppu,
DPR akan melihat dua hal
utama, yakni esensi Perppu
yang diterbitkan dalam hal
kegentingan yang memaksa
untuk dilakukan perubahan
atas sebuah Undang-Undang,
serta substansi dari Perppu itu
sendiri.
Berdasarkan penjelasan
Perppu yang diumumkan Menko Polhukam Djoko Suyanto di
Jogjakarta, 17 Oktober 2013,
terdapat tiga substansi Perppu
yang menggantikan atau menambahkan isi Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2003 Tentang
Mahkamah Konstitusi. 
Ketiga poin tersebut
diantaranya, penambahan

persyaratan untuk menjadi
hakim konstitusi, memperjelas
mekanisme proses seleksi dan
pengajuan hakim konstitusi
serta perbaikan sistem pengawasan hakim konstitusi. 
Dalam substansi poin per-

tama dijelaskan bahwa untuk
mendapatkan hakim konstitusi
yang makin baik, syarat hakim
konstitusi, sesuai Pasal 15
ayat (2) huruf i ditambah,
tidak menjadi anggota partai
politik dalam jangka waktu
paling singkat 7 (tujuh) tahun
sebelum diajukan sebagai
calon hakim konstitusi.
Substansi poin kedua,
mekanisme proses seleksi dan
pengajuan hakim konstitusi
disempurnakan sehingga memperkuat prinsip transparansi,
partisipasi dan akuntabilitas
sesuai dengan harapan dan
opini publik, yang tercantum
pula dalam Pasal 19 Undang-

Undang MK.
Sementara substansi
poin tiga, perbaikan sistem
pengawasan yang lebih efektif
dilakukan dengan membentuk
Majelis Kehormatan Hakim
Konstitusi yang sifatnya
permanen dengan
tetap menghormati
independensi hakim
konstitusi.
Oleh karena itu
Majelis Kehormatan
Hakim Konstitusi dibentuk bersama oleh
Komisi Yudisial dan
MK dengan susunan
keanggotaan lima
orang, terdiri dari
satu orang mantan
hakim konstitusi,
satu orang praktisi
hukum, dua orang
akademisi yang salah
satu atau keduanya
berlatar belakang di
bidang hukum dan satu orang
tokoh masyarakat.
Ketiga poin itu berbeda
dengan Undang-Undang MK
yang berlaku selama ini yang
mengatur bahwa calon hakim
konstitusi tidak harus merupakan orang yang sudah tidak
menjadi anggota parpol selama
tujuh tahun, pengajuan calon
hakim konstitusi oleh MA, DPR
dan/atau Presiden dilakukan
tanpa uji kelayakan panel
ahli, serta hakim konstitusi
tidak memiliki badan/lembaga
pengawas yang sifatnya permanen. Perubahan substansi inilah
yang kelak diuji oleh DPR pada
masa sidang berikutnya. (ant)
follow @portalsurya

More Related Content

What's hot

penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikanpenerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikanDELA ASFARINA
 
Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)
Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)
Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)Nada Salsabila
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsiAhmad Toriq
 
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi  UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguRevisi  UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguICT Watch
 
Rekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr riRekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr rippibelanda
 
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014ICT Watch
 
Contoh kasus uu ite
Contoh kasus uu iteContoh kasus uu ite
Contoh kasus uu iteagusjepara
 
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirPernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirICT Watch
 
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi PapuaPenyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi PapuaLalu Guntur Payasan
 
Ppt kwn
Ppt kwnPpt kwn
Ppt kwndyvan2
 
(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015
(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015
(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015ekho109
 
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifLegal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifICT Watch
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITEICT Watch
 
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITENaskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITEICT Watch
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...infomagetan
 
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk MengadilinyaAnas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinyamusniumar
 
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
BAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSN
BAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSNBAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSN
BAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSNBadan Standardisasi Nasional, BSN
 

What's hot (19)

penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikanpenerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
 
Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)
Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)
Pengaturan Tindak Pidana ITE Pasal 28 ayat (2)
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
 
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi  UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguRevisi  UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
 
Rekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr riRekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr ri
 
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
 
Contoh kasus uu ite
Contoh kasus uu iteContoh kasus uu ite
Contoh kasus uu ite
 
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirPernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
 
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi PapuaPenyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
 
Ppt kwn
Ppt kwnPpt kwn
Ppt kwn
 
Edisi 2 news7
Edisi 2 news7Edisi 2 news7
Edisi 2 news7
 
(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015
(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015
(Sindonews.com) opini hukum-politik 21 desember 2015-10 februari 2015
 
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifLegal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITE
 
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITENaskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
 
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk MengadilinyaAnas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
 
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
BAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSN
BAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSNBAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSN
BAHAN SOSIALISASI UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK- LINGKUP BSN
 

Viewers also liked

Propuesta nota taller Halloween 3 años
Propuesta nota taller Halloween 3 añosPropuesta nota taller Halloween 3 años
Propuesta nota taller Halloween 3 añosDaniel Cantero Montiel
 
H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...
H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...
H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...Krassadaki Lia (Evangelia)
 
O claro do bosque
O claro do bosqueO claro do bosque
O claro do bosqueBulibreiro
 
JAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software Development
JAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software DevelopmentJAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software Development
JAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software Developmentjazoon13
 
01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicas
01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicas01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicas
01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicasFrancisco Mendoza
 
JAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The World
JAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The WorldJAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The World
JAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The Worldjazoon13
 
Gastos Públicos.
Gastos Públicos.Gastos Públicos.
Gastos Públicos.unersgrupo5
 
The Lean Software Factory by Yves Caseau
The Lean Software Factory by Yves CaseauThe Lean Software Factory by Yves Caseau
The Lean Software Factory by Yves CaseauInstitut Lean France
 

Viewers also liked (8)

Propuesta nota taller Halloween 3 años
Propuesta nota taller Halloween 3 añosPropuesta nota taller Halloween 3 años
Propuesta nota taller Halloween 3 años
 
H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...
H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...
H αξιολόγηση στην ‘καρδιά’ της εκπαίδευσης (Assessment 'in the heart' of high...
 
O claro do bosque
O claro do bosqueO claro do bosque
O claro do bosque
 
JAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software Development
JAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software DevelopmentJAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software Development
JAZOON'13 - Sven Peters - How to do Kick-Ass Software Development
 
01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicas
01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicas01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicas
01 teoría del volumen la arcilla. historia y técnicas
 
JAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The World
JAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The WorldJAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The World
JAZOON'13 - Joe Justice - Test First Saves The World
 
Gastos Públicos.
Gastos Públicos.Gastos Públicos.
Gastos Públicos.
 
The Lean Software Factory by Yves Caseau
The Lean Software Factory by Yves CaseauThe Lean Software Factory by Yves Caseau
The Lean Software Factory by Yves Caseau
 

Similar to PEMEKARAN

Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Ahmad Solihin
 
Beberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan Hukum
Beberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan HukumBeberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan Hukum
Beberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan HukumYogyakarta State University
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikLBH Masyarakat
 
TUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
TUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARATUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
TUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARADiana Nova
 
Catatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan Bersih
Catatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan BersihCatatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan Bersih
Catatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan BersihPeople Power
 
Badan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesiaBadan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesiaRissa Vilia
 
Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015ekho109
 
Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015ekho109
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaAhsanul Minan
 
Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014hastapurnama
 

Similar to PEMEKARAN (20)

Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
 
Beberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan Hukum
Beberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan HukumBeberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan Hukum
Beberapa Pendapat Mahfud MD tentang Konstitusi dan Hukum
 
Ki impeachment
Ki impeachmentKi impeachment
Ki impeachment
 
Perbandingan HTN
Perbandingan HTNPerbandingan HTN
Perbandingan HTN
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
 
Urgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilanUrgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilan
 
TUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
TUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARATUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
TUGAS PKN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
 
Catatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan Bersih
Catatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan BersihCatatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan Bersih
Catatan Koalisi Nasional Untuk Peradilan Bersih
 
Essay hukum
Essay hukumEssay hukum
Essay hukum
 
Wewenang mahkamah konstitusi menguji undang
Wewenang mahkamah konstitusi menguji undangWewenang mahkamah konstitusi menguji undang
Wewenang mahkamah konstitusi menguji undang
 
Badan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesiaBadan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesia
 
Htn aziz ii
Htn aziz iiHtn aziz ii
Htn aziz ii
 
6 suparman marzuki
6 suparman marzuki6 suparman marzuki
6 suparman marzuki
 
Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015
 
Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015Opini hukum politik 22 mei 2015
Opini hukum politik 22 mei 2015
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
 
Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014
 
Ipu
IpuIpu
Ipu
 

More from Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 

More from Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 

PEMEKARAN

  • 1. Perppu Mahkamah Konstituti, Apa Perlunya? hal 2 Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id | JUMAT, 25 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi Indonesiaku SEMAKIN BESAR SURYA Online - Indonesia menjadi negara yang semakin ‘besar’ dan ‘luas’ menyusul disetujuinya pembahasan Rancangan Undang Undang (RUU) pembentukan 65 daerah otonomi, 19 diantaranya berada di Papua, meski Pemerintah Pusat belum tentu mendukung menjadi kota atau provinsi baru, Kamis (24/10/2013). RUU ini merupakan inisiatif DPR berdasarkan aspirasi masyarakat yang menuntut pemekaran wilayah di daerahnya. Oleh sebab itu, Pemerintah harus benar-benar hati-hati dan mempertimbangkan karena sebenarnya pemecahan wilayah ini akan semakin membuat rentan kekuatan Republik ini. Belum tentu DPR, yang selalu mengatakan, atas nama rakyat, padahal rakyat yang mana, yang mengusulkan RUU ini memiliki kapabelitas dan akuntabilitas dalam memikirkan pemekaran wilayah. Sebab belum tentu yang bersangkutan menguasai medan dan mengenal karakteristik yang akan dimekarkan. Selain itu, apakah usulan tersebut pernah diselidiki dari mana asalnya dan memiliki motivasi apa terhadap pemecahan wilayah ini. Kekhawatiran lain, pemecahan atau pemekaran ini ada penyusupan kepentingan yang sengaja untuk memperlemah peta koordinasi Pemerintah Indonesia dan mempermudah pemerataan pembangunan itu tidak terjadi sehingga gampang muncul gejolak di daerah. Sistem desentralisasi sekarang sebenarnya cukup bagus, karena dana pemerintah bisa tersalurkan langsung dan mengurangi birokrasi. Namun lagi-lagi keimanan penguasa daerah ternyata tidak lebih bagus dari yang ada di Pusat sehingga perjalanan pemerintahan desentralisasi ini menjadi tidak optimal dalam membangun daerah. Jadi, mengapa harus dipecah-pecah bangsa ini? Usulan RUU Pemekaran Wilayah ini adalah produk Komisi II DPR yang menurut Wakil Ketua Komisinya, Khatibul Umam Wiranu, DPR lebih menekankan pertimbangan politik dan konstituennya. Inilah yang menjadi keprihatinan karena jika hanya menguntuk memecah Indonesia. Karena logika dan pepatah mengatakan, mematahkan satu sapu lidi lebih gampang dari pada serumpun lidi. Pengamat Otonomi Daerah dari Institut Pemerintah Dalam Negeri I Made Suwandi kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (24/10/2013), mengatakan,”Presiden tidak harus menyetujuinya.” Pemerintah, menurutnya, akan meneliti sejauh mana kesiapan teknis 65 daerah otonomi yang diusulkan itu, join facebook.com/suryaonline termasuk kemampuan keuangan serta batas wilayahnya. “Karena jika daerah belum siap, akhirnya hasilnya menjadi tidak bagus,” katanya. Kesiapan yang dimaksud I Made Suwandi tersebut mungkin hanya menyangkut masalah teknis dan material daerah saja, namun sebenarnya tidak hanya itu saja yang diperhitungkan, yakni masalah keamanan negara. Jika sekarang di Papua, yang konon kabarnya masih belum aman benar terhadap separatis Papua Merdeka, sudah mengalami pemekaran yang sedemikan rupa dan Pemerintah sulit mengendalikan, apalagi nanti ditambah dengan 19 daerah otonomi baru. Politik devide et impera, sebenarnya itulah yang diterapkan dengan bahasa baru pemekaran tersebut. Karena buktinya banyak daerah baru hasil pemekaran tidak banyak berkembang bahkan menjadi ladang korupsi. Yang lebih penting sebenarnya bukan pemekaran daerahnya tetapi adalah pemerataan dan transparansi pembangunan ke daerahdaerah. Pasalnya, kesalahan dimasa lampau, ketika sistem sentralisasi Pemerintah, karena edepankan dua pertimbangan dasar pemikiran tersebut, berarti DPR hanya memikirkan kepentingan pribadinya sendiri, tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara yang lebih luas. (wahjoe harjanto) follow @portalsurya
  • 2. 2 JUMAT, 25 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Perppu Mahkamah Konstitusi APA PERLUNYA ? SURYA Online - Penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Mahkamah Konstitusi (Perppu MK) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat kritikan berbagai kalangan. Perppu MK yang ditandatangani 17 Oktober 2013 di Istana Kepresidenan, Gedung Agung, Jogjakarta, atau tiga pekan pasca penangkapan Akil Mochtar oleh KPK, dinilai kehilangan esensi. “Kalau keadaan mendesak kan Presiden bisa mengeluarkan Perppu, tapi sayangnya ini terlalu lama. Sudah kehilangan, memaksanya. Perppu itu kan kegentingan yang memaksa kalau pas malam itu Akil ditangkap lalu besoknya dikeluarkan Perpu, itu orang bisa terima, tapi ini membuat Perppu begini saja butuh waktu berminggu-minggu, tidak jelas,” kata Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra. Yusril mengaku heran dengan lamanya penerbitan Perppu terkait MK. Sebab sepengetahuannya, ahli hukum Erman Raja Guk Guk mampu menyusun Perppu dalam waktu setengah jam. Di sisi lain, urgensi Perppu semakin berkurang karena secara perlahan MK sudah dalam perjalanan memulihkan institusinya secara mandiri, di mana suasana persidangan MK semakin hari semakin tenang join facebook.com/suryaonline dibandingkan satu hari pascaAkil Mochtar ditangkap KPK. Yusril menilai, Pemerintah lebih baik melakukan revisi Undang-Undang MK dengan menitikberatkan kepada pengawasan Hakim MK ketimbang mengeluarkan Perppu. Namun apapun alasannya, Perppu sudah ditandatangani dan telah berlaku sejak diterbitkan. Selanjutnya legalitas Perppu itu akan dihadapkan kepada DPR yang memiliki kewenangan untuk menerima atau menolaknya. Apabila diterima, maka Perppu tentang MK akan dimasukkan ke dalam Undang-Undang MK. Sebaliknya, jika ditolak oleh DPR, Perppu tersebut menjadi tidak berlaku dan wajib dibatalkan lagi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam menguji Perppu, DPR akan melihat dua hal utama, yakni esensi Perppu yang diterbitkan dalam hal kegentingan yang memaksa untuk dilakukan perubahan atas sebuah Undang-Undang, serta substansi dari Perppu itu sendiri. Berdasarkan penjelasan Perppu yang diumumkan Menko Polhukam Djoko Suyanto di Jogjakarta, 17 Oktober 2013, terdapat tiga substansi Perppu yang menggantikan atau menambahkan isi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi.  Ketiga poin tersebut diantaranya, penambahan persyaratan untuk menjadi hakim konstitusi, memperjelas mekanisme proses seleksi dan pengajuan hakim konstitusi serta perbaikan sistem pengawasan hakim konstitusi.  Dalam substansi poin per- tama dijelaskan bahwa untuk mendapatkan hakim konstitusi yang makin baik, syarat hakim konstitusi, sesuai Pasal 15 ayat (2) huruf i ditambah, tidak menjadi anggota partai politik dalam jangka waktu paling singkat 7 (tujuh) tahun sebelum diajukan sebagai calon hakim konstitusi. Substansi poin kedua, mekanisme proses seleksi dan pengajuan hakim konstitusi disempurnakan sehingga memperkuat prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas sesuai dengan harapan dan opini publik, yang tercantum pula dalam Pasal 19 Undang- Undang MK. Sementara substansi poin tiga, perbaikan sistem pengawasan yang lebih efektif dilakukan dengan membentuk Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi yang sifatnya permanen dengan tetap menghormati independensi hakim konstitusi. Oleh karena itu Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi dibentuk bersama oleh Komisi Yudisial dan MK dengan susunan keanggotaan lima orang, terdiri dari satu orang mantan hakim konstitusi, satu orang praktisi hukum, dua orang akademisi yang salah satu atau keduanya berlatar belakang di bidang hukum dan satu orang tokoh masyarakat. Ketiga poin itu berbeda dengan Undang-Undang MK yang berlaku selama ini yang mengatur bahwa calon hakim konstitusi tidak harus merupakan orang yang sudah tidak menjadi anggota parpol selama tujuh tahun, pengajuan calon hakim konstitusi oleh MA, DPR dan/atau Presiden dilakukan tanpa uji kelayakan panel ahli, serta hakim konstitusi tidak memiliki badan/lembaga pengawas yang sifatnya permanen. Perubahan substansi inilah yang kelak diuji oleh DPR pada masa sidang berikutnya. (ant) follow @portalsurya