Modul ini membahas tentang perawatan luka dan pemberian obat, meliputi pengertian luka, mekanisme terjadinya luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka. Tujuannya adalah agar mahasiswa memahami konsep dan praktik perawatan luka.
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
PERAWATAN LUKA
1.
2. MODUL III
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II
PERAWATAN LUKA DAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN
Disusun Oleh:
Addi Mardi Harnanto
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN TENAGA KESEHATAN
2013
3. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Setelah mempelajari modul 3 KDM II kegiatan belajar 1, mahasiswa
mampu memahami tentang konsep dan pratik perawatan luka.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari modul 3 KDM IIkegiatan belajar 1, mahasiswa
dapat menjelaskan tentang:
1. Definisi luka.
2. Klasifikasi Luka.
3. Proses Penyembuhan Luka.
4. Komplikasi.
5. Asuhan Keperawatan
6. Prosedur Perawatan Luka.
Perawatan Luka
I
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Uraian Materi
A. Uraian Materi
1. Pengertian luka
Marilah kita mulai mempelajari luka mulai dari pengertian.
Sjamsuhidajat& de Jong (2007) mendefinisikan luka sebagai hilang
atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Sedangkan Mansjoer (2010)
mendefinisikan luka sebagai keadaan hilang/terputusnya kontinuitas
jaringan. Anda dapat menyimpulkan pengertian luka dari definisi diatas
bahwa luka adalah rusak/terputusnya kontinuitas jaringan.
2. Mekanisme Terjadinya Luka
Marilah kita melanjutkan materi ini ke mekanisme terjadinya luka.
Mekanisme terjadinya luka adalah sebagai berikut:
a. Luka insisi (Incised wounds)
Luka insisi terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang
terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh
sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi).
b. Luka memar (Contusion Wound)
Luka memar terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.
c. Luka lecet (Abraded Wound)
Luka lecet terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang
biasanya dengan benda yang tidak tajam.
d. Luka tusuk (Punctured Wound)
Luka tusuk terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang
masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
e. Luka gores (Lacerated Wound)
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Luka gores terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh
kawat.
f. Luka tembus (Penetrating Wound)
Luka tembus yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada
bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung
biasanya lukanya akan melebar.
g. Luka Bakar (Combustio)
Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh karena
bersentuhan atau terpapar suhu yang tinggi atau bahan-bahan kimia.
3. Klasifikasi Luka
Apakah Anda telah mengetahui bagaimana luka diklasifikasikan?
Menurut Mansjoer (2007), klasifikasi luka adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan sifatnya:
1) Luka Akut
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu
yang diharapkan atau dengan kata lain sesuai dengan konsep
penyembuhan. Luka akut dapat dikategorikan sebagai:
a) Luka akut pembedahan, contoh: insisi, eksisi dan skin graft.
b) Luka akut bukan pembedahan, contoh: Luka bakar.
c) Luka akut akibat faktor lain, contoh:abrasi, laserasi, atau injuri
pada lapisan kulit superfisial.
2) Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami
keterlambatan atau bahkan kegagalan. Contoh: Luka decubitus, luka
diabetes, dan leg ulcer.
b. Berdasarkan Kehilangan Jaringan.
1) Superfisial; luka hanya terbatas pada lapisan epidermis.
2) Parsial (partial-thickness); luka meliputi lapisan epidermis dan
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
dermis.
3) Penuh (full-thickness); luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan
subcutan bahan dapat juga melibatkan otot, tendon, dan tulang.
c. Berdasarkan Stadium
1) Stadium I (Stage I)
Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau perubahan
warna.
2) Stadium II (Stage II).
Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan epidermis dan
dermis. Eritema di jaringan sekitar yang nyeri, panasa, dan edema.
Exudate sedikit sampai sedang.
3) Stadium III (Stage III)
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub cutan, dengan
terbentuknya rongga (cavity), eksudasi sedang sampai banyak.
4) Stadium IV (Stage IV)
Hilangnya jaringan sub cutan dengan terbentuknya rongga (cavity)
yang melibatkan otot, tendon dan atau tulang. Exudat sedang
sampai banyak.
d. Berdasarkan mekanisme terjadinya.
1) Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen
yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih
(aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh
darah yang luka diikat (Ligasi)
2) Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
3) Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan
benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4) Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang
kecil.
5) Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam
seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6) Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus
organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya
kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7) Luka Bakar (Combustio), adalah luka yang disebabkan oleh trauma
panas, listrik, kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim.
Gambar 1.1. Jenis-Jenis Luka
e. Berdasarkan Penampilan Klinis.
1) Nekrotik (hitam): Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin
kering atau lembab.
2) Sloughy (kuning): Jaringan mati yang fibrous.
3) Terinfeksi (kehijauan): Terdapat tanda-tanda klinis adanya infeksi
seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat.
4) Granulasi (merah): Jaringan granulasi yang sehat.
5) Epitelisasi (pink): Terjadi epitelisasi.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
4. Proses Penyembuhan Luka
Silakan Anda juga mencermati bagaimana proses penyembuhan
luka, sehingga pada saat melakukan perawatan luka, Anda dapat melakukan
identifikasi dan pengkajian status kesembuhan luka. Proses penyembuhan
luka menurut Mansjoer (2010) adalah:
a. Fase Inflamasi
Fase inflamasi ini berlangsung sampai hari kelima. Akibat luka
terjadi pendarahan, tubuh akan berusaha menghentikannya dengan
vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang terputus (retraksi)
dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena keluarnya trombosit,
trombosit mengeluarkan prostaglandin, tromboksan, bahan kimia
tertentu dan asam amino tertentu yang mempengaruhi pembekuan
darah,mengaturtonusdindingpembuluhdarahdankemotaksisterhadap
leukosit. Sel radang keluar dari pembuluh darah secara diapedesis dan
menuju daerah luka secara kemotaksis. Sel Mast mengeluarkan serotinin
dan histamin yang meningkatkan permiabilitas kapiler, terjadi eksudasi
cairan edema. Dengan demikian akan timbul tanda-tanda radang.
Leukosit, limfosit dan monosit menghancurkan dan memakan kotoran
dan kuman. Pertautan pada fase ini hanya oleh fibrin, belum ada
kekuatan pertautan luka sehingga disebut fase tertinggal (lag phase).
Berat ringannya reaksi radang ini dipengaruhi juga oleh adanya benda-
benda asing dari luar tubuh, misalnya: benang jahit, infeksi kuman dan
lain-lain. Tidak adanya serum maupun pus/nanah menunjukkan reaksi
radang yang terjadi bukan karena infeksi kuman tetapi karena proses
penyembuhan luka.
b. Fase Proliferasi atau Fibroplasi
Fase proliferasi atau fibroplasi akan berlangsung dari akhir masa
inflamasi sampai kira-kira minggu ketiga. Pada fase ini terjadi proliferasi
dari fibroblast yang menghasilkan mukopolisakarida, asamaminoglisin
dan prolin yang akan mempertautkan tepi luka. Pada fase ini terbentuk
jaringan granulasi. Pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah
seluruhpermukaanlukatertutupepiteldanmulailahprosespendewasaan
penyembuhan luka, pengaturan kembali dan penyerapan yang berlebih.
c. Fase Remodelling/Fase Resorbsi/Fase penyudahan
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari
penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan
gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru
terbentuk. Fase ini berakhir bila tanda radang sudah hilang.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Dalam merawat luka, Anda diharapkan juga dapat mengerti dan
memahami tentang faktor-faktor penyembuhan luka. Menurut Mansjoer
(2007), faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah:
a. Koagulasi; adanya kelainan pembekuan darah (koagulasi) akan
menghambat penyembuhan luka sebab hemostasis merupakan dasar
fase inflamasi.
b. Gangguan sistem Imun (infeksi,virus); gangguan sistem imun akan
menghambat dan mengubah reaksi tubuh terhadap luka, kematian
jaringan dan kontaminasi. Bila sistem daya tahan tubuh, baik seluler
maupun humoral terganggu, maka pembersihan kontaminasi dan
jaringan mati serta penahanan infeksi tidak berjalan baik.
c. Gizi (kelaparan, malabsorbsi); kekurangan gizi dapat mempengaruhi
sistem imun.
d. Penyakit Kronis; penyakit kronis seperti HIV/ AIDS, TBC dan diabetes,
juga mempengaruhi sistem imun dan proses penyembuhan luka.
e. Keganasan; keganasan tahap lanjut dapat menyebabkan gangguan
sistem imun yang akan mengganggu penyembuhan luka.
f. Obat-obatan; pemberian sitostatika, obat penekan reaksi imun,
kortikosteroid dan sitotoksik mempengaruhi penyembuhan luka dengan
menekan pembelahan fibroblast dan sintesis kolagen.
g. Teknik Penjahitan; teknik penjahitan luka yang tidak dilakukan lapisan
demi lapisan akan mengganggu penyembuhan luka.
h. Kebersihan diri/personal hygiene; kebersihan diri seseorang akan
mempengaruhi proses penyembuhan luka, karena kuman setiap saat
dapat masuk melalui luka bila kebersihan diri kurang.
i. Vaskularisasi; daerah luka yang memiliki vaskularisasi baik akan
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Sementara daerah yang
memiliki vaskularisasi kurang baik proses penyembuhan membutuhkan
waktu lama.
j. Pergerakan/ mobilisasi; daerah yang relatif sering bergerak akan terjadi
proses penyembuhan yang lebih lama.
k. Ketegangan tepi luka, pada daerah yang tegang (tight) menyebabkan
proses penyembuhan lebih lama dibandingkan dengan daerah yang
tidak tegang (loose).
6. Komplikasi Dari Luka
Apabila luka tidak dirawat dengan baik, maka akan terjadi komplikasi.
Marilah kita mempelajari komplikasi dari luka. Walaupun luka dapat
sembuh secara fisiologis, tetapi luka harus tetap dirawat dengan baik untuk
mencegah komplikasi-komplikasi. Adapus komplikasi dari luka adalah:
a. Hematoma (Hemorrhage)
Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan
dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama
setelah pembedahan.
b. Infeksi (Wounds Sepsis)
Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial
di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48
jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat,
sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan
nyeri. Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
1) Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
2) Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh :
terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).
3) Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang
menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat
dan antibiotik.
4) Dehiscence dan Eviscerasi
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Dehiscence adalah rusaknya luka bedah. Eviscerasi merupakan
keluarnya isi dari dalam luka.
5) Keloid
Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid
ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.
7. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Luka
Setelah mempelajari tentang konsep luka, sekarang Anda kami
persilakan untuk mempelajari tentang proses keperawatan pada klien
dengan luka. Menurut Lynn (2011) proses keperawatan pada pasien
dengan luka meliputi pengkajian, perumusan diagnosis, intervensi dan
implementasi serta evaluasi.
a. Pengkajian
1) Anamnesis
a) Biodatayangmeliputinama,umur,jeniskelamin,pekerjaan,alamat
dan lain-lain.
b) Keluhan utama
c) Riwayat kesehatan yang meliputi riwayat penyakit dahulu, status
kesehatan keluarga serta status perkembangan
d) Aktivitas sehari-hari
e) Riwayat psikososial
2) Pemeriksaan luka
Perawat dapat melakukan pemeriksaan luka dengan metode inspeksi
dan palpasi untuk mendapatkan data tentang luka yang meliputi:
a) Perdarahan
b) Proses inflamasi (kemerahan & pembengkakan)
c) Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaks inflamasi
pada saat pembekuan berkurang)
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
d) Jaringan parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dlm
jaringan granulasi mengeluarkan kolagen yang membentuknya
serta berkurangnya ukuran parut yang merupakan indikasi
terbentuknya keloid.
e) Benda asing atau bahan2 pengontaminasi pada luka mis : tanah,
pecahan kaca atau benda asing lain.
f) Ukuran, kedalaman & lokasi luka.
g) drainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap dan lokasi
nyeri pada daerah luka.
b. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang sering muncul dan berkaitan dengan
luka dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1. Diagnosis Keperawatan Yang Berkaitan Dengan Luka
Problem Etiologi
Kerusakan integritas kulit yang Insisi bedah, cedera akibat zat kimia,
efek tekanan, sekresi & ekskresi.
Risiko kerusakan integritas kulit Imobilisasi fisik dan paparan sekresi,
malnutrisi, kehilangan jaringan &
peningkatan paparan lingkungan.
Gangguan perfusi jaringan Gangguan aliran arteri & gangguan
aliran vena.
Risiko terjadi infeksi kurangnya perawatan pada daerah luka
Nyeri terputusnya kontinuitas jaringan, incise
bedah.
Hambatan mobilitas fisik Nyeri luka operasi
Perubahan nutrisi ; kurang dari
kebutuhan tubuh
ya Ketidakmampuan menelan makanan
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Resiko ketidakefektifan pola
pernapasan
Nyeri insisi abdomen atau thoraks.
Gangguan konsep diri; harga diri Persepsi terhadap jaringan parut,
persepsi terhadap drain operasi, reaksi
terhadap pengangkatan bagian tubuh
melalui pembedahan.
c. Intervensi Keperawatan
1) Prinsip tindakan keperawatan pada klien dengan luka
a) Meningkatkan hemostasis luka
b) Mencegah infeksi
c) Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
d) Meningkatkan penyembuhan luka
e) Mempertahankan integritas kulit
f) Mengembalikan fungsi normal jaringan
g) Memperoleh rasa nyaman (mengurangi nyeri)
2) Rencana Tindakan
a) Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau
mempertahankan agar luka tetap dalam keadaan bersih
b) Mengurangi nyeri & mempercepat proses penyembuhan luka
dengan cara melakukan perawatan luka secara aseptik
d. Implementasi Perawatan Luka
1) Prinsip-prinsip perawatan luka
a) Pembersihan & pencucian luka
- Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan
tekhnik swabbing yaitu ditekan & digosok pelan-pelan
menggunakan kasa steril atau kasa bersih yang dibasahi
dengan air steril atau NaCl 0,9%.
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
- Luka basah (mudah berdarah) dibersihkan dengan tekhnik
irrigasi yaitu di semprot lembut dengan air steril atau NaCl
0,9%. Kalau memungkinkan bisa direndam selama 10 menit
dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000 (1 gr bubuk
PK dilarutkan dalam 10 liter air) atau dikompres larutan
PK 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa.
Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika
terdapat infeksi (penggunaan antiseptic yang tidak sesuai
dengan indikasi dapat merusak fibroblast, menimbulkan
alergi,bahkan menimbulkan luka dikulit sekitarnya).
b) Memilih pembalut
Pembalut luka merupakan sarana yang sangat penting untuk
mengatur kelembaban kulit, menyerap cairan yang berlebih,
mencegah infeksi & membuang jaringan mati. Pembalut yang
dipakai disesuaikan dengan kondisi/keadaan luka. Contoh
pembalut diantaranya:
- Pembalut yang mengandung calsium alginate: berbahan
rumput laut, menjadi gel jika bercampur cairan luka, menyerap
cairan luka, merangsang proses pembekuan darah, mencegah
kontaminasi bakteri pseudomonas.Hydarioactive geldapat
membantu proses pelepasan jaringan mati.
- Hydariocoloid: mempertahankan kelembaban luka, menyerap
cairan, menghindari infeksi. Jenis pembalut ini biasanya dipakai
pada luka yang berwarna merah, bengkak atau mengalami
infeksi.
- Nystatin yang dikombinasikan dengan metronidazole &
tepung maizena: mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan
yang tidak terlalu berlebihan & mengurangi bau tidak sedap.
c) Hindari hal-hal yang memperburuk luka.Diusahakan tidak
membuat sebuah luka menjadi luka baru (berdarah lagi). Selalu
menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun
sebelum & sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan
luka, menjaga agar pembalut/penutup luka selalu bersih &
kering. Hindari tindakan menggaruk luka atau kulit disekitar luka.
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
d) Luka baru
- Luka baru yang kotor dapat dibersihkan dengan air, sabun &
dikeringkan dengan kain bersih atau kasa steril.
- Bila luka dangkal &terdapat dibagian yang tidak bergerak
dibiarkan terbuka agar proses penyembuhan cepat.
- Bilalukabersihtidakusahpakaiantiseptikatausalepantibiotik.
Bila luka kotor sebaiknya ditutup dengan kasa steril
- Luka operasi harus dijaga agar tidak terkena air guna
mempercepat penyembuhan dijaga
e) Luka Basah
- Menghilangkan pus
Pus adalah produk dari invasi bakteri pyogenik. Pus harus
dikeluarkan dari luka dengan cara pembedahan (incisi),
membuka serta mengalirkan nanah dapat dilakukan dengan
teknik pemasangan tampon dengan cairan fisiologis.
- Menjaga kelembaban luka
Setelah jaringan mati dibersihkan dan pus dikeluarkan
maka akan keluar cairan bening (tahap penyembuahan luka
dimulai). Apabila cairan inikeluar secara berlebih maka harus
dilakukan penutupan luka dengan kasa steril.
2) Perawatan Luka
a) Pengertian
Suatu penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka,
menutup dan membalut luka sehingga dpt membantu proses
penyembuhan luka
b) Tujuan
Tujuan perawatan luka adalah diantaranya:
- menjaga luka dari trauma
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
- imobilisasi luka
- mencegah pendarahan
- mencegah kontaminasi oleh mikrooorganisme pathogen
- mengabsorbsi drainase serta meningkatkan kenyamanan fisik
dan psikologis.
c. Indikasi
- Balutan kotor dan basah akibat faktor eksternal
- Ada rembesan eksudat
- Ingin mengkaji keadaan luka
- Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridemen
jaringan nekrotik
d. Bahan yang Digunakan dalam Perawatan Luka
- Sodium Klorida 0,9 %
Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh
tubuh karena alas an ini tidak ada reaksi hipersensitivitas
dari sodium klorida. Normal saline aman digunakan untuk
kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Sodium klorida atau
natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti
plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah
(Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia dalam beberapa
konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %.
Ini adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk
alasan ini sodium klorida disebut juga normal saline (Lilley
& Aucker, 1999). Merupakan larutan isotonis aman untuk
tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi
kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka
menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan
harga relatif lebih murah.
- Larutan povodine-iodine.
Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
garam yang dikombinasi dengan bahan lain Walaupun iodine
bahan non metalik iodine berwarna hitam kebiru-biruan,
kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya larut sedikit
di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol
dan larutan sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution
keduanya aktif melawan spora tergantung konsentrasi dan
waktu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 1999).
Larutan ini akan melepaskan iodium anorganik bila kontak
dengan kulit atau selaput lendir sehingga cocok untuk luka
kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif, spora,
jamur, dan protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen
serta meninggalkan residu. Penggunaan bahan ini harus
dipertimbangkan secara matang dan sesuai indikasi adanya
resiko atau aktual infeksi pada luka.
e. Indikasi
Dilakukan pada pasien yang menderita luka.
f. Persiapan Alat
Alat-alat steril (dalam wadah yang steril)
- Pinset anatomis
- Pinset chirurgis
- Arteri klem
- Kain khasa
- Kapas alkohol/kapas bensin
- Bengkok/ Nierbeken
- Waskom kecil
- Gunting lurus
- Handscoen/sarung tangan
Alat-alat tidak steril
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
- Gunting biasa
- Pembalut sesuai kebutuhan
- Plester
- Botol berisi alkohol 70%
- Cairan pencuci luka : NaCl 0,9%
- Obat desinfektan : bethadine, rivanol
- Sabun
- Tempat sampah
- Sampiran bila perlu
g. Persiapan Pasien
- Pasiendiberipenjelasanatentangtindakanyangakandilakukan
- Atur posisi pasien yang menyenangkan dan memudahkan
pekerjaan
h. Prosedur Pelaksanaan
- Memberi salam
- Cek nama pasien
- Alat-alat dibawa kedekat pasien
- Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga
- Pasang sampiran bila perlu untuk menjaga privasi pasien
- Perawat mencuci tangan
- Pasang handscoen bersih
- Buka balutan lama dengan menggunakan pinset chirurgis
- Bersihkan luka dengan menggunakan cairan pencuci luka (NaCl
0,9% atau cairan lain sesuai dengan resep Dokter) dengan arah
melingkar (sirkumler) dari dalam kearah luar luka ± 1 cm dari
tepi luka
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
- Apabila luka kotor dan terdapat jaringan mati serta terindikasi
infeksi lakukan irigasi luka dengan cairan NaCl 0,9%
menggunakan spuit 35-mL dan jarum (gauge needle) ukuran
19.
- Jika terdapat indikasi infeksi, bersihkan luka dengan larutan
desinfektan dengan cara yang sama seperti diatas, kemudian
buang kasa kotor ke tempat sampah
- Ulangi beberapa kali sampai diyakini luka telah bersih
- Berikan obat (tetesi atau oleskan) permukaan luka dengan
obat yang tersedia (sesuai indikasi dan resep Dokter)
- Tutup luka dengan kasa steril
- Luka diplester dengan rapi
- Pasien dirapikan kembali
- Alat-alat dibereskan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat
semula
- Perawat mencuci tangan
- Catat prosedur yang telah dilakukan dan hal-hal yang
ditemukan dalam catatan keperawatan (buku laporan)
i. Hal-hal yang harus diperhatikan
- Pertahankan teknik aseptik
- Jangan terlalu menekan saat melakukan pembersihan luka
(karena dengan merusak pertumbuhan jaringan granulasi dan
sel epitel baru)
- Bersihkan jaringan mati/nekrosis
- Cegah jangan sampai ujung serat khasa melekat pada luka
- Jangan menyinggung perasaan pasien (bila luka bau/kotor)
- Hindarkan hal-hal yang membuat pasien merasa malu
- Bekerja secara rapi, cepat dan teratur
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
18
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
- Catat hal-hal yang ditemukan ( keadaan luka ; warna, bau, pus,
infeksi dll)
- Perhatikan keadan umum pasien
Gambar 1.1. Prosedur Irigasi Luka
j. Evaluasi
1) Luka sembuh secara fisiologis.
2) Tidak terjadi komplikasi.
3) Pasien merasa nyaman terbebas dari nyeri.
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
1. Luka adalah kondisi kerusakan integritas jaringan yang dimulai dari kulit
sampaai dengan otot.
2. Komplikasi dapat terjadi jika luka tidak dirawat dengan baik.
Rangkuman
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
20
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Test Formatif
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda
silang (X) pada lembar jawaban yang telah disediakan pada lampiran modul
ini!
1. Luka adalah kondisi terputusnya kontinyuitas ….
a. sel
b. jaringan
c. organ
d. sistem
e. tubuh
2. Luka insisi terjadi karena terkena jenis instrumen ....
a. tajam
b. tumpul
c. bersih
d. kotor
e. terkontaminasi
3. Yang termasuk luka akut adalah ….
a. luka decubitus
b. luka diabetes
c. leg ulcer
d. stoma
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
21
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
e. insisi
4. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi penyembuhan luka adalah ….
a. umur
b. jenis kelamin
c. nutrisi
d. penggunaan obat
e. infeksi
5. Jenis data yang bisa didapat dari anamnesis pengkajian perawatan luka
adalah, kecuali ….
a. biodata yang meliputi nama,umur,jenis kelamin,pekerjaan,alamat dan
lain-lain.
b. keluhan utama
c. riwayat kesehatan yang meliputi riwayat penyakit dahulu, status kesehatan
keluarga serta status perkembangan
d. aktivitas sehari-hari
e. luasan luka.
6. Jenis alat dan bahan dalam perawatan luka yang termasuk tidak steril
adalah ….
a. pinset anatomis
b. pinset chirurgis
c. arteri klem
d. kasa
e. gunting plester
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
22
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
7. Fungsi pembalut dalam perawatan luka adalah, kecuali ….
a. mengatur kelembaban kulit
b. menyerap cairan yang berlebih
c. mencegah infeksi
d. membuang jaringan mati.
e. fungsi estetika
8. Yang harus dilakukan dalam persiapan pasien sebelum dilakukan
perawatan luka adalah ….
a. tidak perlu mengingatkan kembali jadwal perawatan luka.
b. atur posisi pasien yang menyenangkan dan memudahkan pekerjaan
c. tidak wajib memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur
d. meminta keluarga untuk menjaga di dekat pasien
e. tidak diperlukan sampiran untuk menjaga privasi.
9. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam perawatan luka diantaranya adalah,
kecuali ….
a. mempertahankan teknik aseptik
b. menekan sangat keras saat melakukan pembersihan luka
c. membersihkan jaringan mati/nekrosis
d. mencegah jangan sampai ujung serat khasa melekat pada luka
e. jangan menyinggung perasaan pasien (bila luka bau/kotor)
10. Kriteria hasil yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi perawatan
luka adalah sebagai berikut, kecuali ….
a. luka sembuh secara fisiologis.
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
23
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
23
b. tidak terjadi komplikasi.
c. pasien merasa nyaman terbebas dari nyeri.
d. muncul jaringan parut.
e. pasien tidak merasa malu dengan lukanya.
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Sekarang anda telah selesai mengerjakan tes formatif kegiatan belajar 1,
cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif KB 1 yang terdapat
pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah bobot/skor nilai keseluruhan,
kemudian gunakan daftar arti tingkat penguasaan di bawah ini untuk mengetahui
tingka tpenguasaan Anda dalam materi kegiatan belajar 1.
Rumus :
Jumlahpilihanjawaban yang benar
TingkatPenguasaan = ------------------------------------------------------ x 100%
10
Arti tingkatan penguasaan yang capai :
90% - 100% = baiksekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
< 69% = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, Anda dapat meneruskan
ke materi modul selanjutnya, tetapi kalau nilai Anda dibawah 80, Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
25
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Tugas
Test Terstruktur
Coba demonstrasikan perawatan luka kotor pada model luka yang sudah
tersedia di laboratorium dengan alat dan bahan selengkap mungkin!
Silakan saudara mencari sumber-sumber melalui internet tentang hasil
penelitian yang berkaitan dengan perawatan luka yang efektif dan bandingkan
dengan kondisi yang ada di tempat kerja saudara! Setelah itu buatlah resume
yang singkat dan sederhana!
Selamat Anda telah menyelesaaikan Kegiatan belajar 1. Silakan lanjut ke
Kegiatan belajar 2.
Tugas Mandiri