dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
Kb 2 askeb neonatus dengan penyakit infeksi
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
MODUL 6Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah
Penulis: Esyuananik, SST, M.Keb
Kegiatan Belajar 2
“ASUHAN KEBIDANAN PADA
NEONATUS, BAYI, BALITA
DENGAN PENYAKIT
INFEKSI/TROPIK”
Prodi: Kebidanan
Semester: 04
Pada materi kali ini
akan memberikan
kemampuan pada
saudara untuk
memberikan asuhan
pada neonatus, bayi
balita dan anak pra
sekolah yang didasari
oleh pengetahuan,
sikap dan
keterampilan.
Kegiatan belajar ini
menjelaskan tentang
asuhan kebidanan
pada penatalaksanaan
penyakit yang lazim
dan dapat dicegah
dengan imunisasi pada
neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah
2. Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Dengan Penyakit InFeksi
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2015
Kegiatan Belajar 2
3. Untuk pembahasan
pertama kita akan
membahas tentang,
“Definisi,
Penyebab, Gejala,
Komplikasi serta
Asuhan Kebidanan
Common Cold”
7. penyakit ini di sebab oleh virus Komplikasi timbul
akibat infasi bakteri pathogen biasanya
pneumococcus, Streptococcus, dan pada anak
kecil H. influenza dan Staphylococcus.
11. Berupa gejala nasofaringitis, batuk sedikit dan
kadang-kadang bersin, Dari hidung keluar sekret cair
dan jernih yang dapat kental purulen bila terjadi
infeksi sekunder oleh coccus.
13. Sinusitis paranasal, Gejala umum lebih berat, nyeri
kepala bertambah, rasa nyeri dan tekan biasanya di
daerah sinus frontalis dan maksilaris.1
14. Dapat terjadi penutupan tuba Eustachii dengan gejala
tuli atau infeksi menembus lansung kedaerah telingah
tengah yang menyebabkan otitis media akut (OMA).2
15. Penyebaran infeksi nasofaring kebawah dapat
menyebabkan saluran nafas bagian bawah seperti
laryngitis, trakeitis, bronchitis dan broncopneumonia.3
18. Infeksi pada broncus, yakni adanya inflamasi
lapisan mukosa jalan nafas trakea bronchial yang
secara terus-menerus memproduksi mucus yang
berlebihan, juga peningkatan progresif pada batuk
produktif dan dispnea.
20. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasi
kelenjar mucus bronkus dan metaplasia skuamus epitel
saluran pernapasan juga dapat menyebabkan bronkotriksi
akut.
Rokok
21. %Eksasebasi bronkhitis disangka paling sering diawali dengan
infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder
bakteri.
Infeksi
22. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai
factor penyebab, tetapi bila ditambah merokok
resiko akan lebih tinggi.
Polusi
23. %
Belum diketahui secara jelas apakah factor keturunan
berperan atau tidak, kecuali pada penderita defesiensi alfa
-1- antitripsin yang merupakan suatu problem
Keturunan
24. Kematian pada bronkhitis ternyata lebih banyak pada
golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan
faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih buruk.
Sosial Ekonomi
26. %
batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi
mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum
bervariasi
Batuk
27. %
Hemaptoe terjadi pada 50 % kasus bronchitis, kelainan ini
terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus
mengenai pembuluh darah ( pecah ) dan timbul
perdarahan.
Haemaptoe
28. %
Pada sebagian besar pasien ( 50 % kasus )
ditemukan keluhan sesak nafas.
Sesak Nafas (dispnue)
29. %Bronchitis merupakan penyakit yang berjalan kronik, sering
mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada
paru, sehingga sering timbul demam
Demam Berulang
36. Menurut WHO (1980), diarhe adalah buang air
besar encer lebih dari 3 x sehari, diarhe
terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya,
yaitu diarhe akut dan kronis.
44. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan
meningkat, Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah,
Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan
empedu, Anus lecet
45. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang
kurang, Muntah sebelum dan sesudah diarhe, Hipoglikemia
(penurunan kadar gula darah), Dehidrasi (kekurangan
cairan)
52. Penderita mengalami tanda-tanda anemia , Perut buncit
(apabila cacing dalam jumlah banyak) , Penderita lemas
dan malaise/malas , Penderita mengalami penurunan nafsu
makan, Cacing keluar bersama faeses
55. Suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
yang sifatnya menular, sesuai dengan namanya
parotitis dimana virus menyerang bagian
kelenjar parotis (kelenjar ludah).
79. Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam berdarah
dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti,
81. Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah virus
dengue. Virus dengue ini ditularkan melalui vektor
nyamuk Aedes aegypti.
82. Gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.
87. Syok, yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat
disertai tekanan nadi menurun (20 mmHg atau
kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik
menurun sampai 80 mmHg atau kurang)
4
92. Penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang
lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan, dan gangguan kesadaran.
100. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakteremia), yaitu meningitis, kolesistisis, ensefelopati dan
lainlain.
Komplikasi di luar usus
105. uatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau
semua lapisan selaput yang membungkus jaringan
otak dan sumsum tulang belakang, yang
menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa,
disebabkan oleh bakteri spesifik/non spesifik atau virus.
S
109. %
Gejala tidak khas, Panas bisa ada bisa juga tidak, Anak tampak
malas, lemah, tidak mau minum, muntah, dan kesadaran
menurun, Ubun-ubun besar kadang-kadang cembung.
Pernafasan tidak teratur
Pada Neonatus
110. Gambaran klasik tidak ada, Hanya panas, muntah, gelisah,
kejang berulang, Kadang-kadang ”high pitched cry”
(tangisan melengking)
Pada Anak umur 2 bulan-2 tahun
111. Panas, menggigil, muntah, nyeri kepala, Kejang, Gangguan
kesadaran, Tanda-tanda rangsang meningeal: kaku kuduk,
tanda Brudzinski dan Kernig (+)
Pada Anak umur lebih 2 tahun
118. Penyebab LLA sampai sekarang belum diketahui
secara jelas, diduga factor infeksi, virus, kimia, radiasi
dan obat-obatan dapat mempengaruhi Leukemia.
120. anak sering mengalami demam tanpa diketahui
penyebabnya akibat kadar leukosit di dalam darah
yang rendah dan juga perdarahan, seperti
perdarahan kulit, gusi, atau mimisan akibat kadar
trombosit di dalam darah yang rendah.
121. Gejala-gejala lain antara lain, kejang,
pembengkakan gusi, nyeri tulang, perut terlihat
membesar, dan testis tampak membesar dan keras.
122. Untuk pembahasan
selanjutnya kita akan
membahas tentang,
“Definisi,
Penyebab, Gejala,
Komplikasi serta
Asuhan Kebidanan
Thalassemia”
124. enyakit anemi Hemolitik dimana terjadi kerusakan
sel darah merah didalam pembuluh darah
sehingga umur erytrosit menjadi pendek (kurang
dari 120 hari).
P
132. Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV (human im
Human ImmunodeficiencyVirus) sampai tahap AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome), sejalan dengan penurunan
derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler.
133. Penurunan imunitas biasanya diikuti adanya
peningkatan risiko dan derajat keparahan infeksi
opportunistic serta penyakit keganasan.
134. Reaksi pertama kali yang ditunjukkan setelah didiagnosis
mengidap HIV adalah menolak (denial) dan shock (disbelief),
pasien beranggapan bahwa sudah tidak ada harapan lagi
dan merupakan pasienan sepanjang hidupnya.
136. %proses infeksi (immunokompeten) akan terjadi respons imun
berupa peningkatan aktivasi imun, Infeksi HIV akan
menghancurkan sel-sel T
Fase Infeksi Awal
137. %fase ini disebut dengan imunodefesien, dalam serum pasien
yang terinfeksi HIV ditemukan adanya faktor supresif berupa
antibodi terhadap proliferasi sel T.
Fase Infeksi Lanjut
139. %Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya
perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut
dari negatif berubah menjadi positif.
Stadium Pertama (HIV)
140. %Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat
HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-gejala. Keadaan
ini dapat berlangsung rata-rata selama 5 – 10 tahun
Stadium Kedua (asimptomatik)
141. %
pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata
(Persistent Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya
muncul pada satu tempat saja, dan berlangsung lebih satu
bulan.
Stadium Ketiga
142. %Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit,
antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf dan
penyakit infeksi sekunder.
Stadium keempat : AIDS
154. sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita
biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak
badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala.
6
155. Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-
bintik berwarna kemerahan, berubah menjadi
papula, kemudian berubah menjadi vesik, akhirnya
cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh
7
159. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 2 Modul Asuhan
Kebidanan Penyakit yang lazim terjadi pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah. Apakah Saudara telah mengerti dan memahami materi yang telah
dipelajari? Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke
Kegiatan Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut Saudara
belum Saudara kuasai