Dokumen tersebut membahas berbagai penyakit dan gangguan sistem pernapasan seperti asma, bronkitis, influenza, flu burung, flu babi, asbestosis, faringitis, dan TBC. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan berbagai gejala seperti sesak napas, batuk, dan demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus pada saluran pernapasan.
1. TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI
PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
DISUSUN OLEH:
NOVI ASTUTI
KELAS : XI IPA2
SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS
KECAMATAN REBANG TANGKAS
KABUPATN WAY KANAN
TAHUN 2014/205
2. GANGGUAN PADA ORGAN PERNAPASAN MANUSIA
1. Asma
Asma adalah gangguan pada organ pernapasan berupa penyempitan saluran
pernapasan akibat reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu.
Hal-hal yang dapat memicu timbulnya serangan asma diantaranya seperti serbuk sari
bunga, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Penyempitan saluran pernapasan akibat asma bersifat sementara.
Penderita asma biasanya mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
· Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.
· Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga.
· Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa
cemas.
· Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak
keringat.
· Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena
sesaknya sangat hebat.
Pengobatan yang tepat dan teratur dapat membantu penderita. Serangan asma
juga dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang
dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah
raga.
2. Bronkhitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
3. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna, tetapi
pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau
penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius. Serangan
bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan
saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa juga merupakan akibat dari:
• Sinusitis kronis
• Bronkiektasis
• Alergi
• Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Berdasarkan penyebabnya, peradangan pada bronkus dapat digolongkan menjadi
bronkitis infeksiosa dan bronkitis iritatif.
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai
bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
· Berbagai jenis debu
· Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida,sulfur
dioksida dan bromin
· Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
· Tembakau dan rokok lainnya.
Gejalanya berupa:
• batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
• sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
• sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
• bengek
• lelah
• pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan wajah
• telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan pipi tampak
kemerahan
• sakit kepala
• gangguan penglihatan.
3. Influensa
4. Influensa atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa.
Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita. Penyakit ini
tidak hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia seperti babi dan orang
utan juga dapat terserang flu.
Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit
kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak
badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya
pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang
berusia lanjut.
Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak
kontak dengan hewan atau orang yang influensa.
Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak menularkan
penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.
Pencegahan
Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang
menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini dapat
hidup selama berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin dengan
sabun
Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun
Hiruplah udara segar secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk
Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena
dengan bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus
influensa
Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi.
Namun perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh
sendiri, melalui makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi yang
menyebabkan influensa
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt
rendah lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa dikarenakan
yoghurt mengandung banyak laktobasilus
Mutasi virus influensa
Virus influensa cepat sekali bermutasi, sehingga setiap kali para ahli virus harus
berusaha menemukan penangkal yang baru. Wabah flu terbesar pertama adalah
pandemi flu spanyol (1918). Beberapa tahun yang lalu kita mengenal flu Hong Kong
dan pada tahun 2005 merebak flu burung. Semua ini menunjukkan betapa sulitnya
usaha penangkalan terhadap penyakit ini.
Ada berbagai makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga Anda tak
perlu tertular flu. Misalnya menyantap jeruk, brokoli, anggur, kiwi, kol dan sebagainya.
Makanan-makanan tadi mengandung vitamin C yang mengandung anti oksidan dan
membantu tubuh melawan berbagai penyakit.
5. 4. Flu burung
Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus
influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu
pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman,
dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh
karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari
penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik.
Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau
dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak
atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal.
Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan
(mungkin) perut. Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga
pasien perlu segera mendapatkan pengobatan.
5. Flu babi (Swine influenza)
Flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae
yang biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya
ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga
kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam,
disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang
berakhir pada kematian
Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala
influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada
kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa
penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
6. Asbestosis
6. Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup
serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos
terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap,
serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup
asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di
dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat
mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung
kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya
jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
· Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk
melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang
berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
· Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk
dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan
terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru.
Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut
mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.
· Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat
disembuhkan.
· Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok,
terutama mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.
Pencegahan
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan
kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu,
sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi
pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang
berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna
menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan
setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan
pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang
dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah
masing-masing.
7. Faringitis
7. Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokkan atau faring.
Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan. Radang ini bisa disebabkan oleh
virus atau kuman, pada saat daya tahan tubuh lemah. Pengobatan dengan antibiotika
hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan makanan yang sehat
dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong.
Gejala radang tenggorokan seringkali menyerupai tanda penyakit flu atau pilek.
faringitis ada yang akut dan kronis,
1. Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok
dan kadang disertai demam dan batuk.
2. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang
lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang
mengganjal di tenggorok.
8. TBC
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin,
atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat
juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan
oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di
dunia.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,
penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah
infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak,
ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun
demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
8. Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat.
Gejala sistemik/umum
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
· Penurunan nafsu makan dan berat badan.
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah
yang disertai sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
• Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.
9. Emfisema
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya.
Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan
elastisitas pada paru-paru ini.
Gejala:
· Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega
yang biasa digunakan penderita sesak napas.
· Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami
penderita emfisema.
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah
penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
9. 10. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-parumerupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya.
Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain. Penyebab
utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk
ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada
sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker. Penyebab lain adalah radiasi
radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat
badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru
terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.
Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi
makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel
kanker.
11. Pneumonia
Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim)
yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri
streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada,
dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh
tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan
tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga
secara teratur.
Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan
meminum antibiotik.
12. Dipteri
Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)
maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
10. Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan. Lebih sering menyerang
anak-anak. Beberapa tahun yang lalu, Difteri merupakan penyebab utama kematian
pada anak-anak tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:
1. Infeksi Ringan.
bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya
nyeri menelan.
2. Infeksi Sedang
bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga
mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.
3. Infeksi Berat
bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti
miokarditis (radang otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis
(radang ginjal).
Cara Penularan Difteri
Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa ditularkan
juga melalui makanan yang terkon taminasi.
Gejala Penderita Difteri
Difteri termasuk penyakit saluran pernafasan bagian atas. Anak yang terinfeksi kuman
Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian
atas, diantara nya:
1. Demam tinggi + 38 C
2. Nyeri telan
3. Pusing
4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran).
5. Bengkak pada leher.
Beberapa anak dapat mengalami sakit kepala, suara parau, nyeri menelan, dan nyeri
otot. Gejala-gejala ini disebab kan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika
tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebab kan reaksi
peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat
mati. Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu
membran atau lapisan yang dapat mengganggu masuknya udara pernapasan. Membran
atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya
anak menja di sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas
yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat fatal
karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
11. Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan saraf,
biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian juga
sering terjadi karena jantung menjadi rusak.
Pertolongan Pertama Pada Difteri
1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.
2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil pemeriksaan
positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.
Pencegahan Difteri
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
· Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu
pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
· Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi
ini di berikan satu kali.
· Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
3. Jaga kebersihan diri.
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci
tangan sebelum makan.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit
Pelayanan Kesehatan terdekat.
Pertolongan terhadap difteri yang menyerang keluarga / teman:
1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa) difteri.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas kesehatan
terdekat.
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh.
Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya
alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah
keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat
karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
Sinusitis
Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus
paranasal. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau
kerusakan tulang di bawahnya.