SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN
GASTRITIS DI SMAN 1 CILEUNGSI
OLEH
RAHMAT GOESTI GEMILANG OETOMO
1032171004
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan Judul “ HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
MAHASISWA DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN
REPRODUKSI DI FAKULTAS KESEHATAN MH THAMRIN”, sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi SI Keperawatan
Universitas MH. Thamrin Jakarta.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak, baik dari institusi,
tempat penelitian, keluarga dan teman-teman terdekat lainnya. Dalam kesempatan
ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo SKM., M.Comm. H selaku Rektor Universitas
MH. Thamrin.
2. Prof. Dr. dr. Kusharisupeni, M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
MH. Thamrin.
3. Ilah Muhafilah, SKp., M.Kes selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin.
4. Ns.Neli Husniawati M.Kep , pembimbing I yang telah memberikan pengarahan
dan ilmunya dengan penuh kesabaran.
5. Ns. Siti Jubaidah, S.Kep., M.Kep pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan ilmunya dengan penuh kesabaran.
6. Dosen dan Staf Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas MH. Thamrin yang telah banyak membantu penulis selama
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tua yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh
kasih sayang dan pengorbanan, mendoakan dan memberikan dukungan
secara moril maupun materil.
8. Sahabat seperjuangan yang amat saya sayangi : Dinda Nur
A’fifah,Susilawati,Denti Rahma Fadilah,Mega Frisca,Rina Ratna,Bunga
Ananda yang senantiasa selalu mengingatkan dan memberikan support
kepada saya .
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah berperan
dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari skripsi ini
masih memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu masukan dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini nantinya membawa
manfaat bagi para pembacanya dan pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang keperawatan maternitas .
Jakarta, 5 Maret 2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa
lambung. Gastritis yang berlangsung dalam waktu lama akan
didapatkan perubahan inflamasi mukosa yang berpengaruh pada
terjadinya atrofi mukosa dan metaplasia epitelia sehingga akan menjadi
gastritis kronis (Hirlan, 2012). Menurut World Health Organization
(WHO), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta jumlah penduduk
setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5%),
Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Penderita Gastritis di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari seluruh penduduk setiap tahunnya.
Presentasi dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO
adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2012). Berdasarkan profil
kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu
penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah
sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2012).
Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi, dari penelitian
yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2013 angka
kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi
mencapai 91,6 % yaitu di Kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya
seperti Jakarta 50,0 %, Denpasar 46,0 %, Palembang 35,5 %, Bandung
32,5 %, Aceh 31,7 %, Surabaya 31,2 % dan Pontianak 31,1 %.
Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 47 dilaksanakan melalui kegiatan pelayanan kesehatan,
tradisional, kesehatan dan pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan, kesehatan reproduksi, bencana,
pengamanan makanan dan minuman dan lain - lain (UU No. 36 Tahun
2009 Pasal 48 Ayat 1).
Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah
mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal sakit maag
atau gastritis sangat mengganggu aktivitas sehari - hari, baik remaja
maupun orang dewasa. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa
keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari
gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus.
Gastritis fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh
gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh
makanan yang tidak sesuai dan stres, dan obat - obatan (Saydam, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi kekambuhan gastritis di SMAN 1 Cileungsi ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Faktor-faktor yang mempengaruhi
kekambuhan gastritis pada remaja”
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kekambuhan gastritis remaja di
SMAN 1 Cileungsi
2. Untuk mengetahui pola makan pada remaja di SMAN 1
Cileungsi
3. Untuk mengetahui stres pada remaja di SMAN 1
Cileungsi
4. Untuk mengetahui konsumsi obat pada remaja di SMAN
1 Cileungsi
5. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh di
SMAN 1 Cileungsi
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Remaja
Mendapat informasi mengenai tingkat pengetahuan terhadap
kejadian Gastritis pada remaja sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatannya terutama
pada pola makannya.
1.4.2 SMAN 1 Cileungsi
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pengetahuan terhadap kejadian Gastritis pada anak
remaja. Sehingga setelah diketahui apa saja faktor - faktor
yang berhubungan dengan pengetahuan terhadap kejadian
Gastritis pada anak remaja pihak sekolah terutama orang tua
dapat memberikan pengawasan yang lebih.
1.4.3 Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan,
Universitas Mohammad Husni Thamrin
Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kepustakaan promosi kesehatan yang ada di
Prodi S1 Keperawatan Universitas Mohammad Husni
Thamrin sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi
terkait pengetahuan terhadap kejadian Gastritis pada siswa /
siswi.
1.4.4 Peneliti
Mendapatkan wawasan, pengalaman, dan pengetahuan
mengenai penerapan ilmu promosi kesehatan di dalam suatu
lingkungan sekolah dan informasi terutama terkait kejadian
Gastritis sehingga dapat dijadikan bahan penulisan yang
disajikan dalam bentuk Skripsi mengenai faktor - faktor yang
berhubungan dengan pengetahuan terhadap kejadian Gastritis
pada siswa / siswi di SMAN 1 Cileungsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Gastritis
2.1.1 Pengertian Gastritis
Penyakit Gastritis adalah peradangan atau
pembengkakan dari mukosa lambung yang disebabkan oleh
infeksi kuman heliobacter pylori. Penderita penyakit gastritis
akan mengalami sakit ulu hati, nyeri lambung, rasa mual
muntah, rasa lemah, nafsu makan menurun, sakit kepala dan
terjadi perdarahan pada saluran cerna (Gobel, 2012).
Gastritis menjadi salah satu gangguan pencernaan
yang dialami masyarakat, karena pola makan yang tidak sesuai
atau dengan makanan yang terlalu pedas, sehingga produksi
asam lambung tidak terkontrol. Penyakit ini menyerang semua
usia tetapi lebih sering menyerang usia produktif karena gaya
hidup yang kurang memperhatikan kesehatan dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya (Hartati dkk, 2014).
Gastritis disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
stress, alkohol, dan obat anti inflamasi. Penderita sering
mengalami gangguan pencernaan terutama bagian atas yaitu
perut kembung, mual dan muntah, bersendawa dan sakit
kepala. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis.
Penderita akan mengalami kekambuhan atau gejala munul
berulang karena salah satunya dipengaruhi dari faktor
penyebab (Misnadiarly, 2012).
2.1.2 Klasifikasi Gastritis
1) Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan peradangan mukosa
lambung yang menyebabkan perdarahan lambung
akibat terpapar pada zat iritan. Gastritis akut suatu
penyakit yang sering ditemukan dan biasanya bersifat
jinak dan dapat disembuhkan (Suratum, 2012).
2) Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun,
yang disebabkan oleh ulkus atau bakteri helicobacter
pylory. Gastritis kronis cenderung terjadi pada usia
muda yang menyebabkan penipisan dan degenerasi
dinding lambung (McCance & Huether, 2012)
Gastritis kronik dikelompokkan lagi menjadi 2
tipe yaitu tipe A dan tipe B (Suzane et al, 2012):
a. Gastritis tipe A (kronik fundal) sering
disebut gastritis autoimun. Tipe ini sering
dihubungkan dengan penurunan mukosa
yang mengakibatkan penurunan produksi
antibodi. Anemia pernisiosa terjadi pada
fundus dari lambung.
b. Gastritis tipe B (antrum) terjadi karena
bakteri helicobacter pylory yang
mengakibatkan ulkus pada lambung.
2.1.3 Etiologi Gastritis
1) Pola Makan
Gastritis dapat disebabkan pola makan yang
tidak teratur yaitu frekuensi makan, jenis makanan,
dan jumlah makanan, sehingga asam lambung akan
mengalami peningkatan. Pola makan merupakan
masalah yang dapat mempengaruhi kekambuhan
gastritis (Misnadiarly, 2012).
2) Stres
Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme
neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga
berisiko untuk mengalami gastritis (Saroinsong, 2014).
3) Alkohol dan Merokok
Gaya hidup mengkonsumsi alkohol dan rokok
akan merangsang produksi asam lambung yang
berlebih. Alkohol dan rokok dapat menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh sehingga memperlambat
mekanisme kerja sel pelindung dalam melindungi
dinding dari asam lambung (Rahma, 2013).
4) OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
Obat anti inflamasi non steroid merupakan
jenis obat yang memiliki efek yang menyebabkan
gastritis. OAINS bersifat analgetik, antipiretik, dan
anti inflamasi. Obat analgetik hanya efektif terhadap
nyeri. Sedangkan obat antipiretik akan menurunkan
suhu dalam keadaan demam dan meringankan gejala
nyeri (Hidayah, 2012).
2.1.4 Tanda dan Gejala Gastritis
Gejala yang sering muncul Widjadja (2012) seperti
bersendawa atau cegukan, tenggorokan panas, mual, perut
terasa diremas - remas, muntah, tidak nafsu makan, sering
keluar keringat dingin, penurunan berat badan, perut bagian
atas terasa tidak nyaman, lambung terasa penuh, kembung,
cepat kenyang dan perut sering bunyi. Gejala lainnya yang
jarang terjadi, tetapi terasa berat adalah nyeri di ulu hati
disertai mual, gejala anemia, yaitu pusing dan lemas,
keseimbangan tumbuh berkurang, seolah - olah mau pingsan,
muntah darah atau cairan berwarna kuning kecoklatan dan
buang air besar berdarah. Gejala tersebut bisa akut, berulang
dan bisa menjadi kronis, disebut kronis jika gejala tersebut
berlangsung lebih dari satu bulan terus menerus. Kebanyakan
gastritis tanpa gejala.
Keluhan yang dihubungkan dengan gastritis adalah
nyeri panas dan pedih pada ulu hati disertai mual, bahkan
terkadang sampai muntah. Keluhan - keluhan dan juga
pemeriksaan fisik tidak dapat menegakkan diagnosa secara
tepat. Diagnosis ditegakkan dengan cara pemeriksaan
endoskopi dan hispatologi. Pemeriksaan hispatologi
sebaliknya menyatakan pemeriksaan kuman H. Pylori.
Kebanyakan orang tidak nampak gejala dan apabila tidak di
obati penyakit ini akan bertahan seumur hidup.
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi dalam gastritis akut, yaitu perdarahan
saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan
melena. Perdarahan yang banyak dapat menyebabkan syok
hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian dan dapat
terjadi ulkus. Kompliksai yang timbul pada gastritis kronis
yaitu atrofi lambung yang dapat menyebabkan gangguan
penyerapan vitamin B12, akibat kurangnya penyerapan B12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan zat besi
terganggu dan penyempitan daerah atrum pylorus (Masjoer,
2012).
2.1.6 Pengobatan Gastritis
Obat antasida digunakan untuk mengurangi gejala-
gejala yang sering muncul pada penyakit gastritis. Antasida
merupakan kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium
hidroksida, bekerja menetralkan asam lambung sehingga rasa
nyeri di ulu hati akibat iritasi asam lambung menurun. Obat
antasida dapat digolongkan menjadi:
1) H2 Bloker atau antihistamin, bekerja dengan
menempati reseptor histamin sehingga sekresi asam
lambung dan pepsin dikirangi. Contoh ratinidine,
cimetidine, famotidine, nizatidine.
2) Proton Pump Inhibitor (PPI), berkera menghambat sel
penghasil asam lambung dan mengurangi sekresi asam
lambung. Contoh Omeprazol, lansoprazol,
pantoprazol, rabeprazol, dan esomeprazol.
2.2 Faktor – Faktor Kekambuhan
2.2.1 Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara untuk mengatur jumlah
atau jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, pencegah atau
membantu menyembuhkan penyakit (Depkes, 2011).
Pola makan yang baik selalu mengacu pada gizi yang
seimbang yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai dengan
kebutuhan dan seimbang. Kebutuhan zat gizi tubuh hanya
dapat terpenuhi hanya dengan pola makan yang bervariasi dan
beragam, semakin lengkap jenis makanan yang kita peroleh,
maka semakin lengkaplah perolehan zat gizi untuk
mewujudkan kesehatan yang optimal (Prita, 2012).
1) Frekuensi Makan
Frekuensi makan merupakan jumlah
makanan dalam sehari-hari yang dilakukan
berulang kali dalam mengkonsumsi makanan
baik makanan utama maupun makanan
selingan (Okviani, 2012).
Frekuensi makan yang kurang dari tiga
kali dalam sehari dapat menimbulkan maag.
Makan pagi sangat penting sebab dapat
membekali tubuh berbagai zat guna menjadi
cadangan energi untuk melakukan aktivitas.
Selain makan utama, makan selingan juga
harus dilakukan guna menanggulangi rasa
lapar, sebab jarak waktu makan yang lama.
2) Jenis Makanan
Jenis makanan merupakan variasi
bahan makan yang dicerna dan diserap akan
menghasilkan susunan menu sehat dan
seimbang. Variasi makanan bergantung pada
individu dalam menentukan makanan yang
dapat menyebabkan ganguan pencernaan
seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2012).
Mengkonsumsi makanan pedas lebih
dari satu kali dalam seminggu selama 6 bulan
secara terus menerus dapat menyebabkan
irirtasi pada lambung. Sehingga pada penderita
gastritis atau maag disarankan untuk
mempertimbangkan makanan yang dapat
mengurangi nyeri pada lambung seperti
kentang, pisang, brokoli, kol, dan bubur
(Okviani, 2012).
2.2.2 Stres
Stres adalah reaksi tubuh tidak spesifik terhadap
kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres suatu fenomena yang
sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
dihindari setiap orang. Stres memberikan dampak secara total
pada individu seperti dampak fisiksosial, psikologik, dan
spiritual (Phatmanathan & Husada, 2013).
Stres adalah suatu reaksi adaptif bersifat sangat
individual. Stres seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat
kematangan berfikir, tingkat pendidikan, dan kemampuan
adaptasi terhadap lingkungan, serta dapat mengancam
keseimbangan fisiologis seseorang.
Respon mual muntah yang dirasakan saat seseorang
mengalami stress pada saluran pencernaan antar lain
menurunkan saliva mulut menjadi kering. Hal ini
menyebabkan kontraksi yang tidak terkontrol sehingga sulit
untuk menelan. Peningkatan asam lambung menyebabkan
produksi mukus yang melindungi dinding saluran cerna
menurun sehingga menyebabkan iritasi luka pada dinding
lambung dan perubahan mortilitas usus yang dapat meningkat
sehingga menyebabkan konstipasi. Konstipasi pada individu
terjadi saat depresi sedangkan diare terjadi saat individu terjadi
saat panik. Hal ini menunjukkan bahwa stress memiliki
pengaruh yang negative terhadap saluran pencernaan antar
lain gastritis yang bias mengalami kekambuhan kapan saja
2.2.3 Pemakaian Obat – Obatan
Obat OAINS merupakan golongan obat besar yang
menghambat pengeluaran prostaglandin dari asam
arakhidonat. Prostaglandin salah satu faktor defensif yang
sangat penting, selain menghambat produksi prostaglandin,
aspirin, dan obat anti inflamasi nonsteroid dapat merusak
mukosa secara menyeluruh, ini terjadi karena kandungan
asam dalam obat bersifat korosif sehingga merusak sel
epitel mukosa dan mengakibatkan gastritis dan ulkus
peptikum (Rosniyanti, 2012).
2.3 Definisi Pengetahuan Secara Umum
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan juga diperoleh dari pendidikan, pengalaman
diri sendiri, maupun pengalaman orang lain, media massa maupun
lingkungan. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behavior). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletekkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi - formulasi yang ada.
Misalnya, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian - penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada
masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria,
yaitu :
1) Tingkat pengetahuan baik, jika jawaban responden dari
kuesioner yang benar 76-100 %.
2) Tingkat pengetahuan cukup, jika jawaban responden dari
kuesioner yang benar 56-75 %.
3) Tingkat pengetahuan buruk, jika jawaban responden dari
kuesioner yang benar < 56 % (Arikunto, 2012).
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI
OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Teori
Gambar 2.1 : Kerangka Teori
(Dermawan & Rahyuningsih, 2010)
Penyebab Gastritis :
1. Infeksi Bakteri ;
seperti H. Pylory,
H. heilmanii, E.
coli, Streptococci,
staphylococci
2. Refluks isi usus
kedalam lambung
3. Alkohol
4. Obat-obatan
5. Stres fisik
6. Makanan dan
minuman yang
bersifat iritan
Gastritis Kambuh
Faktor kekambuhan gastritis:
1. Stres
a. Fisik
b. Psikologis
2. Kebiasaan Menkonsumsi Alkohol
3. Konsumsi Obat-obatan
4. Kebiasaan Merokok
5. Frekuensi konsumsi bahan pangan yang
mengiritasi lambung
6. Kebiasaan makan makanan merangsang
(pedas, asam)
3.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan
visualisasi atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Variabel Independent : Variabel Dependent :
Stres
Frekuensi Konsumsi
makanan dan minuman
Pemakaian Obat -
Obatan
Kekambuhan
Gastritis
3.3 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variable Dependen
1. Kekambuhan Gastritis Terjadi kembali serangan gastritis
dalam 1 bulan
Kuesioner Mengisi
Kuesioner
Berat > 3
Sedang 2
Ringan 1
Ordinal
Variable Independen
2. Stres Respon individu ketika merasa
tertekan dengan kondisi yang
dialaminya seperti perasaan
gelisah, cemas, sedih dan marah
Kuesioner Mengisi
Kuesioner
Tinggi 7 – 10
Sedang 4 – 6
Rendah 1 - 3
Ordinal
3. Frekuensi Konsumsi
makanan dan
minuman
Kebiasaan seseorang yang dilihat
dari pola makan setiap hari
meliputi kebiasaan makan,
frekuensi makan dan jenis makan
yang relatif tetap
Kuesioner Mengisi
Kuesioner
Tinggi 7 – 10
Sedang 4 – 6
Rendah 1 - 3
Ordinal
4. Pemakaian Obat -
Obatan
Perilaku individu dalam
mengkonsumsi obat - obatan dari
golongan OAINS. Dalam hal ini
pengguna obat – obatan
dimaksudkan untuk mengurangi
rasa sakit, menurunkan demam,
dan mengatasi peradangan.
Kuesioner Mengisi
Kuesioner
Menggunakan
skor : 1 – 3
Tidak
menggunakan
skor : 0
Ordinal
3.4 Hipotesis
1. Ada hubungan antara stres dengan kekambuhan gastritis
2. Ada hubungan antara pola makan dengan kekambuhan gastritis
3. Ada hubungan antara pemakaian obat – obatan dengan
kekambuhan gastritis
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi deskriptif
korelasi menggunakan Pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini siswa yang mengalami gastritis di SMAN 1 Cileungsi
dengan jumlah remaja 40 orang. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 40 responden. Cara pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah Total Sampling. Penelitian ini telah
menggunakan alat pengumpulan data berupa kuisoner dan dokumen.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Menurut Notoatmodjo (2010), populasi penelitian
adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa / siswi di
SMAN 1 Cileungsi. Berdasarkan data yang diperoleh, ada
sebanyak “40” siswa siswi yang bersekolah di sekolah SMAN
1 Cileungsi.
4.2.2 Sampel
Menurut Notoatmodjo (2010), sampel adalah objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam
penelitian ini, sampel diambil secara langsung yaitu meliputi
siswa siswi di SMAN 1 Cileungsi.
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2020
4.4 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah
yang sangat penting karena berhubungan langsung dengan manusia.
Menurut Hidayat (2010), masalah etika yang harus diperhatikan yaitu:
1) Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang
diteliti tujuannya agar responden mengetahui maksud dan
tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
pengumpulan data.Jika subjek bersedia menjadi responden,
maka harus menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden. Jika subjek menolak menjadi responden, maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak
responden.
2) Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasian rsponden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden dan sebagai gantinya setiap
responden diberikan inisial.
3) Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasian informasi responden dijaga peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil
penelitian
4.5 Alat Pengumpulan Data Penelitian
Pada pelaksanaa penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
melalui data primer dan data sekunder, yang diuraikan sebagai
betikut:
4.5.1 Data Primer
Data diperoleh langsung dari seluruh siswa siswi yang
bersekolah di SMAN 1 Cileungsi dengan menggunakan alat
ukur berupa kuesioner yang diisi langsung oleh siswa / siswi
dan berisi mengenai variabel dependen (pengetahuan terhadap
kekambuhan Gastritis) dan variabel independen (Stres, Pola
Makan, dan Pemakaian Obat - Obatan)
4.5.2 Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
dari data - data di SMAN 1 Cileungsi berupa jumlah
keseluruhan siswa / siswi dan profil sekolah.
4.6 Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Hastono (2011), agar analisa menghasilkan informasi
yang benar, sebaiknya ada 5 tahapan yang harus dilakukan, antara
lain:
1. Editing
Memeriksa, mengamati apakah semua pertanyaan
sudah terjawab. Jawaban yang ada akan ditulis dapat
dijawab atau tidak. Konsistensi jawaban ada atau tidak,
kekeliruan lain yang mungkin dapat mengganggu proses
data.
2. Scoring
Setelah dilakukan editing data, dilakukan scoring
terhadap setiap jawaban agar proses pengolahan data lebih
mudah
3. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Pengkodean
dilakukan sesuai dengan definisi operasional.
4. Processing
Proses memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database computer.
5. Cleaning
Cleaning data dilakukan oleh peneliti dengan melihat
kembali, apakah ada data yang missing atau ada data yang
belum dimasukkan ke dalam.
4.7 Rencana Analisis Data
Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan program/software statistik, dalam
penelitian ini digunakan program SPSS (Statistical Program for Social
Science). Analisis yangdilakukan adalah analisis univariat dan
analisis bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010).
2. Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan
diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel dan
dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).
Dalam melakukan analisis bivariat pada penelitian ini, Peneliti
menggunakan uji Chi Square yaitu analisis yang dilakukan untuk
melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen
secara statistik. Prinsip uji Chi Square adalah membandingkan
frekuensi yang teruji (observasi) dengan frekuensi harapan
(ekspektasi). Untuk menentukan kemaknaan hasil perhitungan
statistik digunakan batas kemaknaan alfa 0,05. Dengan uji ini dapat
diketahui kemaknaan hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen. Kemudian dilihat juga Odds Ratio (OR)
(Hastono, 2010).
Untuk melihat hasil kemaknaan, perhitungan statistik
digunakan batas kemaknaan (p-value) 0,05 sehingga:
1. Jika p-value ≤ 0,05, maka hasil perhitungan statistik
bermakna / berhubungan. Jika p-value > 0,05, maka hasil
perhitungan statistik tidak bermakna / berhubungan.
Aturan Chi-Square.
2. Jika pada tabel 2x2 dijumpai nilai Expected kurang dari 5
maka digunakan Fisher’s Exact test Jika pada tabel 2x2
dan tidak ada nilai E kurang dari 5 maka uji yang
digunakan adalah Continuity Correction.
3. Jika tabel lebih dari 2x2, missal 2x3 atau 3x2 maka
digunakan Pearson Chi-Square. Tiap variabel independen
akan ditabulasikan dengan variabel
Dependen. Pada tabulasi silang 2 x 2 akan dicari nilai OR
(Odds Ratio)untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Interpretasi nilai OR adalah
sebagai berikut :
1. Bila OR = 1 maka ada hubungan antara faktor dengan
kejadian.
2. Bila OR < 1 maka ada hubungan negatif antara faktor
dengan kejadian.
3. Bila OR > 1 maka hubungan positif antara faktor dengan
kejadian.

More Related Content

What's hot

Laporan pendahuluan kolitis
Laporan pendahuluan kolitisLaporan pendahuluan kolitis
Laporan pendahuluan kolitisMJM Networks
 
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaAsuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaheri damanik
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansiaAbi Muhlies
 
Kasus neurobehaviour ke
Kasus neurobehaviour keKasus neurobehaviour ke
Kasus neurobehaviour keArya Ningrat
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANLindarti Marsiyah
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihKindal
 
Intervensi cor
Intervensi corIntervensi cor
Intervensi corrositaadl
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasNs.Heri Saputro
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSDwi Handayani
 
Promosi kesehatan kami
Promosi kesehatan kamiPromosi kesehatan kami
Promosi kesehatan kamiarie natalia
 
Konsep perawatan luka dekubitus dan gangren
Konsep perawatan luka dekubitus dan gangrenKonsep perawatan luka dekubitus dan gangren
Konsep perawatan luka dekubitus dan gangrenSulistia Rini
 
Usulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju Utara
Usulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju UtaraUsulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju Utara
Usulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju UtaraMuh Saleh
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan kolitis
Laporan pendahuluan kolitisLaporan pendahuluan kolitis
Laporan pendahuluan kolitis
 
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaAsuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
 
Kasus neurobehaviour ke
Kasus neurobehaviour keKasus neurobehaviour ke
Kasus neurobehaviour ke
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
 
puskesmas
puskesmaspuskesmas
puskesmas
 
Intervensi cor
Intervensi corIntervensi cor
Intervensi cor
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
 
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
 
Promosi kesehatan kami
Promosi kesehatan kamiPromosi kesehatan kami
Promosi kesehatan kami
 
Konsep perawatan luka dekubitus dan gangren
Konsep perawatan luka dekubitus dan gangrenKonsep perawatan luka dekubitus dan gangren
Konsep perawatan luka dekubitus dan gangren
 
Usulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju Utara
Usulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju UtaraUsulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju Utara
Usulan Proposal Bantuan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Mamuju Utara
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 

Similar to Makalah GERD

Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisyayax911
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritisWarnet Raha
 
Penyakit gastritis
Penyakit gastritisPenyakit gastritis
Penyakit gastritistiwhy
 
Askep gastritis erosiva
Askep gastritis erosivaAskep gastritis erosiva
Askep gastritis erosivautari28
 
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...retnotrpjutmi
 
Modul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.pptModul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.pptAnton Saja
 
persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...
persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...
persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...vandrioojahan1
 
Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...
Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...
Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...suyono_alexa
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasisalsa010699
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan pjj_kemenkes
 
Proposal ari sulistianto
Proposal ari sulistiantoProposal ari sulistianto
Proposal ari sulistiantoAri Sulistianto
 
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfMAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfSintaPrihatini
 

Similar to Makalah GERD (20)

MAKALAH.docx
MAKALAH.docxMAKALAH.docx
MAKALAH.docx
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Penyakit gastritis
Penyakit gastritisPenyakit gastritis
Penyakit gastritis
 
Askep gastritis erosiva
Askep gastritis erosivaAskep gastritis erosiva
Askep gastritis erosiva
 
Gastritis remaja
Gastritis remajaGastritis remaja
Gastritis remaja
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
 
Modul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.pptModul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.ppt
 
Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5
 
persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...
persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...
persentasi mggkgkjbkbkjgjkbjkbkjgigkb,vjgvmv,vjvmvjhvvmnbv1jhfuyruyfhjfhjfhjf...
 
Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...
Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...
Bab i Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Pola Makan dan Jenis Makanan Pada P...
 
Bab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'spsBab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'sps
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
 
Proposal ari sulistianto
Proposal ari sulistiantoProposal ari sulistianto
Proposal ari sulistianto
 
JURNAL RACHEL.pdf
JURNAL RACHEL.pdfJURNAL RACHEL.pdf
JURNAL RACHEL.pdf
 
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfMAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
 

Recently uploaded

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 

Recently uploaded (10)

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 

Makalah GERD

  • 1. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN GASTRITIS DI SMAN 1 CILEUNGSI OLEH RAHMAT GOESTI GEMILANG OETOMO 1032171004 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN JAKARTA 2020
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul “ HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI DI FAKULTAS KESEHATAN MH THAMRIN”, sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi SI Keperawatan Universitas MH. Thamrin Jakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak, baik dari institusi, tempat penelitian, keluarga dan teman-teman terdekat lainnya. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo SKM., M.Comm. H selaku Rektor Universitas MH. Thamrin. 2. Prof. Dr. dr. Kusharisupeni, M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin. 3. Ilah Muhafilah, SKp., M.Kes selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin. 4. Ns.Neli Husniawati M.Kep , pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan ilmunya dengan penuh kesabaran. 5. Ns. Siti Jubaidah, S.Kep., M.Kep pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan ilmunya dengan penuh kesabaran. 6. Dosen dan Staf Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
  • 3. 7. Kedua orang tua yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan, mendoakan dan memberikan dukungan secara moril maupun materil. 8. Sahabat seperjuangan yang amat saya sayangi : Dinda Nur A’fifah,Susilawati,Denti Rahma Fadilah,Mega Frisca,Rina Ratna,Bunga Ananda yang senantiasa selalu mengingatkan dan memberikan support kepada saya . 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah berperan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini nantinya membawa manfaat bagi para pembacanya dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan maternitas . Jakarta, 5 Maret 2021 Penulis
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis yang berlangsung dalam waktu lama akan didapatkan perubahan inflamasi mukosa yang berpengaruh pada terjadinya atrofi mukosa dan metaplasia epitelia sehingga akan menjadi gastritis kronis (Hirlan, 2012). Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Penderita Gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari seluruh penduduk setiap tahunnya. Presentasi dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2012). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2012). Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi, dari penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2013 angka kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6 % yaitu di Kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Jakarta 50,0 %, Denpasar 46,0 %, Palembang 35,5 %, Bandung 32,5 %, Aceh 31,7 %, Surabaya 31,2 % dan Pontianak 31,1 %. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 47 dilaksanakan melalui kegiatan pelayanan kesehatan, tradisional, kesehatan dan pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, kesehatan reproduksi, bencana, pengamanan makanan dan minuman dan lain - lain (UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 48 Ayat 1).
  • 5. Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal sakit maag atau gastritis sangat mengganggu aktivitas sehari - hari, baik remaja maupun orang dewasa. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Gastritis fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh makanan yang tidak sesuai dan stres, dan obat - obatan (Saydam, 2012). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan gastritis di SMAN 1 Cileungsi ?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui “Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan gastritis pada remaja” 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui kekambuhan gastritis remaja di SMAN 1 Cileungsi 2. Untuk mengetahui pola makan pada remaja di SMAN 1 Cileungsi 3. Untuk mengetahui stres pada remaja di SMAN 1 Cileungsi 4. Untuk mengetahui konsumsi obat pada remaja di SMAN 1 Cileungsi 5. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh di SMAN 1 Cileungsi
  • 6. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Remaja Mendapat informasi mengenai tingkat pengetahuan terhadap kejadian Gastritis pada remaja sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatannya terutama pada pola makannya. 1.4.2 SMAN 1 Cileungsi Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan terhadap kejadian Gastritis pada anak remaja. Sehingga setelah diketahui apa saja faktor - faktor yang berhubungan dengan pengetahuan terhadap kejadian Gastritis pada anak remaja pihak sekolah terutama orang tua dapat memberikan pengawasan yang lebih. 1.4.3 Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Mohammad Husni Thamrin Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan kepustakaan promosi kesehatan yang ada di Prodi S1 Keperawatan Universitas Mohammad Husni Thamrin sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pengetahuan terhadap kejadian Gastritis pada siswa / siswi. 1.4.4 Peneliti Mendapatkan wawasan, pengalaman, dan pengetahuan mengenai penerapan ilmu promosi kesehatan di dalam suatu lingkungan sekolah dan informasi terutama terkait kejadian Gastritis sehingga dapat dijadikan bahan penulisan yang disajikan dalam bentuk Skripsi mengenai faktor - faktor yang berhubungan dengan pengetahuan terhadap kejadian Gastritis pada siswa / siswi di SMAN 1 Cileungsi.
  • 7. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Gastritis 2.1.1 Pengertian Gastritis Penyakit Gastritis adalah peradangan atau pembengkakan dari mukosa lambung yang disebabkan oleh infeksi kuman heliobacter pylori. Penderita penyakit gastritis akan mengalami sakit ulu hati, nyeri lambung, rasa mual muntah, rasa lemah, nafsu makan menurun, sakit kepala dan terjadi perdarahan pada saluran cerna (Gobel, 2012). Gastritis menjadi salah satu gangguan pencernaan yang dialami masyarakat, karena pola makan yang tidak sesuai atau dengan makanan yang terlalu pedas, sehingga produksi asam lambung tidak terkontrol. Penyakit ini menyerang semua usia tetapi lebih sering menyerang usia produktif karena gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan dan faktor- faktor yang mempengaruhinya (Hartati dkk, 2014). Gastritis disebabkan oleh berbagai faktor antara lain stress, alkohol, dan obat anti inflamasi. Penderita sering mengalami gangguan pencernaan terutama bagian atas yaitu perut kembung, mual dan muntah, bersendawa dan sakit kepala. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Penderita akan mengalami kekambuhan atau gejala munul berulang karena salah satunya dipengaruhi dari faktor penyebab (Misnadiarly, 2012).
  • 8. 2.1.2 Klasifikasi Gastritis 1) Gastritis Akut Gastritis akut merupakan peradangan mukosa lambung yang menyebabkan perdarahan lambung akibat terpapar pada zat iritan. Gastritis akut suatu penyakit yang sering ditemukan dan biasanya bersifat jinak dan dapat disembuhkan (Suratum, 2012). 2) Gastritis Kronik Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun, yang disebabkan oleh ulkus atau bakteri helicobacter pylory. Gastritis kronis cenderung terjadi pada usia muda yang menyebabkan penipisan dan degenerasi dinding lambung (McCance & Huether, 2012) Gastritis kronik dikelompokkan lagi menjadi 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B (Suzane et al, 2012): a. Gastritis tipe A (kronik fundal) sering disebut gastritis autoimun. Tipe ini sering dihubungkan dengan penurunan mukosa yang mengakibatkan penurunan produksi antibodi. Anemia pernisiosa terjadi pada fundus dari lambung. b. Gastritis tipe B (antrum) terjadi karena bakteri helicobacter pylory yang mengakibatkan ulkus pada lambung.
  • 9. 2.1.3 Etiologi Gastritis 1) Pola Makan Gastritis dapat disebabkan pola makan yang tidak teratur yaitu frekuensi makan, jenis makanan, dan jumlah makanan, sehingga asam lambung akan mengalami peningkatan. Pola makan merupakan masalah yang dapat mempengaruhi kekambuhan gastritis (Misnadiarly, 2012). 2) Stres Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga berisiko untuk mengalami gastritis (Saroinsong, 2014). 3) Alkohol dan Merokok Gaya hidup mengkonsumsi alkohol dan rokok akan merangsang produksi asam lambung yang berlebih. Alkohol dan rokok dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga memperlambat mekanisme kerja sel pelindung dalam melindungi dinding dari asam lambung (Rahma, 2013). 4) OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) Obat anti inflamasi non steroid merupakan jenis obat yang memiliki efek yang menyebabkan gastritis. OAINS bersifat analgetik, antipiretik, dan anti inflamasi. Obat analgetik hanya efektif terhadap nyeri. Sedangkan obat antipiretik akan menurunkan suhu dalam keadaan demam dan meringankan gejala nyeri (Hidayah, 2012).
  • 10. 2.1.4 Tanda dan Gejala Gastritis Gejala yang sering muncul Widjadja (2012) seperti bersendawa atau cegukan, tenggorokan panas, mual, perut terasa diremas - remas, muntah, tidak nafsu makan, sering keluar keringat dingin, penurunan berat badan, perut bagian atas terasa tidak nyaman, lambung terasa penuh, kembung, cepat kenyang dan perut sering bunyi. Gejala lainnya yang jarang terjadi, tetapi terasa berat adalah nyeri di ulu hati disertai mual, gejala anemia, yaitu pusing dan lemas, keseimbangan tumbuh berkurang, seolah - olah mau pingsan, muntah darah atau cairan berwarna kuning kecoklatan dan buang air besar berdarah. Gejala tersebut bisa akut, berulang dan bisa menjadi kronis, disebut kronis jika gejala tersebut berlangsung lebih dari satu bulan terus menerus. Kebanyakan gastritis tanpa gejala. Keluhan yang dihubungkan dengan gastritis adalah nyeri panas dan pedih pada ulu hati disertai mual, bahkan terkadang sampai muntah. Keluhan - keluhan dan juga pemeriksaan fisik tidak dapat menegakkan diagnosa secara tepat. Diagnosis ditegakkan dengan cara pemeriksaan endoskopi dan hispatologi. Pemeriksaan hispatologi sebaliknya menyatakan pemeriksaan kuman H. Pylori. Kebanyakan orang tidak nampak gejala dan apabila tidak di obati penyakit ini akan bertahan seumur hidup. 2.1.5 Komplikasi Komplikasi dalam gastritis akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan melena. Perdarahan yang banyak dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian dan dapat terjadi ulkus. Kompliksai yang timbul pada gastritis kronis yaitu atrofi lambung yang dapat menyebabkan gangguan
  • 11. penyerapan vitamin B12, akibat kurangnya penyerapan B12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan zat besi terganggu dan penyempitan daerah atrum pylorus (Masjoer, 2012). 2.1.6 Pengobatan Gastritis Obat antasida digunakan untuk mengurangi gejala- gejala yang sering muncul pada penyakit gastritis. Antasida merupakan kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, bekerja menetralkan asam lambung sehingga rasa nyeri di ulu hati akibat iritasi asam lambung menurun. Obat antasida dapat digolongkan menjadi: 1) H2 Bloker atau antihistamin, bekerja dengan menempati reseptor histamin sehingga sekresi asam lambung dan pepsin dikirangi. Contoh ratinidine, cimetidine, famotidine, nizatidine. 2) Proton Pump Inhibitor (PPI), berkera menghambat sel penghasil asam lambung dan mengurangi sekresi asam lambung. Contoh Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, dan esomeprazol. 2.2 Faktor – Faktor Kekambuhan 2.2.1 Pola Makan Pola makan adalah suatu cara untuk mengatur jumlah atau jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, pencegah atau membantu menyembuhkan penyakit (Depkes, 2011). Pola makan yang baik selalu mengacu pada gizi yang seimbang yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai dengan kebutuhan dan seimbang. Kebutuhan zat gizi tubuh hanya dapat terpenuhi hanya dengan pola makan yang bervariasi dan beragam, semakin lengkap jenis makanan yang kita peroleh,
  • 12. maka semakin lengkaplah perolehan zat gizi untuk mewujudkan kesehatan yang optimal (Prita, 2012). 1) Frekuensi Makan Frekuensi makan merupakan jumlah makanan dalam sehari-hari yang dilakukan berulang kali dalam mengkonsumsi makanan baik makanan utama maupun makanan selingan (Okviani, 2012). Frekuensi makan yang kurang dari tiga kali dalam sehari dapat menimbulkan maag. Makan pagi sangat penting sebab dapat membekali tubuh berbagai zat guna menjadi cadangan energi untuk melakukan aktivitas. Selain makan utama, makan selingan juga harus dilakukan guna menanggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan yang lama. 2) Jenis Makanan Jenis makanan merupakan variasi bahan makan yang dicerna dan diserap akan menghasilkan susunan menu sehat dan seimbang. Variasi makanan bergantung pada individu dalam menentukan makanan yang dapat menyebabkan ganguan pencernaan seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2012). Mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali dalam seminggu selama 6 bulan secara terus menerus dapat menyebabkan irirtasi pada lambung. Sehingga pada penderita gastritis atau maag disarankan untuk mempertimbangkan makanan yang dapat mengurangi nyeri pada lambung seperti
  • 13. kentang, pisang, brokoli, kol, dan bubur (Okviani, 2012). 2.2.2 Stres Stres adalah reaksi tubuh tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari setiap orang. Stres memberikan dampak secara total pada individu seperti dampak fisiksosial, psikologik, dan spiritual (Phatmanathan & Husada, 2013). Stres adalah suatu reaksi adaptif bersifat sangat individual. Stres seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berfikir, tingkat pendidikan, dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, serta dapat mengancam keseimbangan fisiologis seseorang. Respon mual muntah yang dirasakan saat seseorang mengalami stress pada saluran pencernaan antar lain menurunkan saliva mulut menjadi kering. Hal ini menyebabkan kontraksi yang tidak terkontrol sehingga sulit untuk menelan. Peningkatan asam lambung menyebabkan produksi mukus yang melindungi dinding saluran cerna menurun sehingga menyebabkan iritasi luka pada dinding lambung dan perubahan mortilitas usus yang dapat meningkat sehingga menyebabkan konstipasi. Konstipasi pada individu terjadi saat depresi sedangkan diare terjadi saat individu terjadi saat panik. Hal ini menunjukkan bahwa stress memiliki pengaruh yang negative terhadap saluran pencernaan antar lain gastritis yang bias mengalami kekambuhan kapan saja
  • 14. 2.2.3 Pemakaian Obat – Obatan Obat OAINS merupakan golongan obat besar yang menghambat pengeluaran prostaglandin dari asam arakhidonat. Prostaglandin salah satu faktor defensif yang sangat penting, selain menghambat produksi prostaglandin, aspirin, dan obat anti inflamasi nonsteroid dapat merusak mukosa secara menyeluruh, ini terjadi karena kandungan asam dalam obat bersifat korosif sehingga merusak sel epitel mukosa dan mengakibatkan gastritis dan ulkus peptikum (Rosniyanti, 2012). 2.3 Definisi Pengetahuan Secara Umum Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan juga diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri, maupun pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
  • 15. bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletekkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang ada.
  • 16. Misalnya, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu : 1) Tingkat pengetahuan baik, jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 76-100 %. 2) Tingkat pengetahuan cukup, jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 56-75 %. 3) Tingkat pengetahuan buruk, jika jawaban responden dari kuesioner yang benar < 56 % (Arikunto, 2012).
  • 17. BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Teori Gambar 2.1 : Kerangka Teori (Dermawan & Rahyuningsih, 2010) Penyebab Gastritis : 1. Infeksi Bakteri ; seperti H. Pylory, H. heilmanii, E. coli, Streptococci, staphylococci 2. Refluks isi usus kedalam lambung 3. Alkohol 4. Obat-obatan 5. Stres fisik 6. Makanan dan minuman yang bersifat iritan Gastritis Kambuh Faktor kekambuhan gastritis: 1. Stres a. Fisik b. Psikologis 2. Kebiasaan Menkonsumsi Alkohol 3. Konsumsi Obat-obatan 4. Kebiasaan Merokok 5. Frekuensi konsumsi bahan pangan yang mengiritasi lambung 6. Kebiasaan makan makanan merangsang (pedas, asam)
  • 18. 3.2 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Variabel Independent : Variabel Dependent : Stres Frekuensi Konsumsi makanan dan minuman Pemakaian Obat - Obatan Kekambuhan Gastritis
  • 19. 3.3 Definisi Operasional No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Variable Dependen 1. Kekambuhan Gastritis Terjadi kembali serangan gastritis dalam 1 bulan Kuesioner Mengisi Kuesioner Berat > 3 Sedang 2 Ringan 1 Ordinal Variable Independen 2. Stres Respon individu ketika merasa tertekan dengan kondisi yang dialaminya seperti perasaan gelisah, cemas, sedih dan marah Kuesioner Mengisi Kuesioner Tinggi 7 – 10 Sedang 4 – 6 Rendah 1 - 3 Ordinal 3. Frekuensi Konsumsi makanan dan minuman Kebiasaan seseorang yang dilihat dari pola makan setiap hari meliputi kebiasaan makan, frekuensi makan dan jenis makan yang relatif tetap Kuesioner Mengisi Kuesioner Tinggi 7 – 10 Sedang 4 – 6 Rendah 1 - 3 Ordinal 4. Pemakaian Obat - Obatan Perilaku individu dalam mengkonsumsi obat - obatan dari golongan OAINS. Dalam hal ini pengguna obat – obatan dimaksudkan untuk mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, dan mengatasi peradangan. Kuesioner Mengisi Kuesioner Menggunakan skor : 1 – 3 Tidak menggunakan skor : 0 Ordinal
  • 20. 3.4 Hipotesis 1. Ada hubungan antara stres dengan kekambuhan gastritis 2. Ada hubungan antara pola makan dengan kekambuhan gastritis 3. Ada hubungan antara pemakaian obat – obatan dengan kekambuhan gastritis
  • 21. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi deskriptif korelasi menggunakan Pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini siswa yang mengalami gastritis di SMAN 1 Cileungsi dengan jumlah remaja 40 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 responden. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling. Penelitian ini telah menggunakan alat pengumpulan data berupa kuisoner dan dokumen. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Menurut Notoatmodjo (2010), populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa / siswi di SMAN 1 Cileungsi. Berdasarkan data yang diperoleh, ada sebanyak “40” siswa siswi yang bersekolah di sekolah SMAN 1 Cileungsi. 4.2.2 Sampel Menurut Notoatmodjo (2010), sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, sampel diambil secara langsung yaitu meliputi siswa siswi di SMAN 1 Cileungsi. 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2020
  • 22. 4.4 Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting karena berhubungan langsung dengan manusia. Menurut Hidayat (2010), masalah etika yang harus diperhatikan yaitu: 1) Lembar Persetujuan (Informed Consent) Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti tujuannya agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data.Jika subjek bersedia menjadi responden, maka harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika subjek menolak menjadi responden, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden. 2) Tanpa Nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasian rsponden, peneliti tidak mencantumkan nama responden dan sebagai gantinya setiap responden diberikan inisial. 3) Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasian informasi responden dijaga peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian 4.5 Alat Pengumpulan Data Penelitian Pada pelaksanaa penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui data primer dan data sekunder, yang diuraikan sebagai betikut: 4.5.1 Data Primer Data diperoleh langsung dari seluruh siswa siswi yang bersekolah di SMAN 1 Cileungsi dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang diisi langsung oleh siswa / siswi dan berisi mengenai variabel dependen (pengetahuan terhadap
  • 23. kekambuhan Gastritis) dan variabel independen (Stres, Pola Makan, dan Pemakaian Obat - Obatan) 4.5.2 Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data - data di SMAN 1 Cileungsi berupa jumlah keseluruhan siswa / siswi dan profil sekolah. 4.6 Prosedur Pengumpulan Data Menurut Hastono (2011), agar analisa menghasilkan informasi yang benar, sebaiknya ada 5 tahapan yang harus dilakukan, antara lain: 1. Editing Memeriksa, mengamati apakah semua pertanyaan sudah terjawab. Jawaban yang ada akan ditulis dapat dijawab atau tidak. Konsistensi jawaban ada atau tidak, kekeliruan lain yang mungkin dapat mengganggu proses data. 2. Scoring Setelah dilakukan editing data, dilakukan scoring terhadap setiap jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah 3. Coding Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Pengkodean dilakukan sesuai dengan definisi operasional. 4. Processing Proses memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer.
  • 24. 5. Cleaning Cleaning data dilakukan oleh peneliti dengan melihat kembali, apakah ada data yang missing atau ada data yang belum dimasukkan ke dalam. 4.7 Rencana Analisis Data Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program/software statistik, dalam penelitian ini digunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science). Analisis yangdilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). 2. Analisis Bivariat Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam melakukan analisis bivariat pada penelitian ini, Peneliti menggunakan uji Chi Square yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara statistik. Prinsip uji Chi Square adalah membandingkan frekuensi yang teruji (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Untuk menentukan kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan alfa 0,05. Dengan uji ini dapat diketahui kemaknaan hubungan antara variabel dependen dengan
  • 25. variabel independen. Kemudian dilihat juga Odds Ratio (OR) (Hastono, 2010). Untuk melihat hasil kemaknaan, perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan (p-value) 0,05 sehingga: 1. Jika p-value ≤ 0,05, maka hasil perhitungan statistik bermakna / berhubungan. Jika p-value > 0,05, maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna / berhubungan. Aturan Chi-Square. 2. Jika pada tabel 2x2 dijumpai nilai Expected kurang dari 5 maka digunakan Fisher’s Exact test Jika pada tabel 2x2 dan tidak ada nilai E kurang dari 5 maka uji yang digunakan adalah Continuity Correction. 3. Jika tabel lebih dari 2x2, missal 2x3 atau 3x2 maka digunakan Pearson Chi-Square. Tiap variabel independen akan ditabulasikan dengan variabel Dependen. Pada tabulasi silang 2 x 2 akan dicari nilai OR (Odds Ratio)untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Interpretasi nilai OR adalah sebagai berikut : 1. Bila OR = 1 maka ada hubungan antara faktor dengan kejadian. 2. Bila OR < 1 maka ada hubungan negatif antara faktor dengan kejadian. 3. Bila OR > 1 maka hubungan positif antara faktor dengan kejadian.