SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Ana Kurniati
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEGIATAN BELAJAR I
KONSEP BENCANA
SEMESTER 8
Sistem Pelayanan Gawat Darurat
Terpadu dan Penilaian Awal
PPGD DAN TAGANA
MODUL
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
i
Airway			: Jalan nafas
BMKG 		 : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
BNPB			 : Badan Nasional Penanggulangan Bencana
BSB 			 : Brigade Siaga Bencana
Basic Life Support	 : Bantuan Hidup Dasar
Breathing		 : Pernafasan
Circulation		 : Sirkulasi
Disaster 		 : Bencana
disaster resilience	 : Ketahanan terhadap bencana
ICU 			 : Intensive Care Unit
natural disaster	 : Bencana alam
man-made disaster : Bencana karena ulah manusia
Mitigasi		 : Upaya mengurangi/meredam risiko
PSC			 : Public Safety Center
SAR			 : Search and Resque
Safe Community 	 : Masyarakat yang aman dan sehat
Satlak PB 		 : Satuan Pelaksana Penanganan Bencana
Satkorlak PB		 : Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana
SPGDT 		 : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
WHO 			 : World Health Organization
Hazard 		 : Bahaya
Vulnerability 	 : Kerentanan	
volcanic arc		 : Sabuk vulkanik
Daftar Istilah
1
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
	 Rekan mahasiswa, selamat berjumpa pada mata kuliah PPGD dan TAGANA. Modul yang
sedang Anda pelajari ini adalah modul pertama dari empat modul yang harus Anda pelajari pada
semester ini. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan Negara
kepulauan dan jamrud katulistiwa yang kaya akan beranekaragam satwa dan tumbuhan serta
kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Namun letak Indonesia yang diapit oleh dua benua
dan dua samudera sangat rentan dan berpotensi mengalami berbagai bencana alam seperti
gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan lain sebagainya. Semua
bencana alam tersebut tentulah menimbulkan kerugian dan kerusakan harta benda dan
korban manusia. Anda sebagai salah satu anggota tenaga kesehatan mempunyai tanggung
jawab untuk meringankan dan membantu korban bencana sesuai kemampuan anda.
	 Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat menjelaskan tentang
konsep bencana dan mampu melakukan pertolongan pertama pada penderita dengan
kegawatdaruratan. Dalam modul ini akan dibahas tentang konsep dan pengertian bencana,
sistem pelayanan gawat darurat terpadu, penilaian korban dan bantuan hidup dasar yang
akan membantu anda melakukan pertolongan awal pada korban bencana.
	 Modul ini disusun sebagai bagian dari bahan Mata Kuliah “PPGD dan Tagana” yang
merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi seorang bidan dalam
melaksanakan tugasnya menolong korban bencana. Seorang bidan harus mengetahui apa
yang harus dilakukan ketika terjadi bencana atau musibah atau kecelakaan. Modul ini berisi 3
(tiga) kegiatan belajar sebagai berikut :
Kegiatan belajar 1	 : Konsep Bencana
Kegiatan belajar 2	 : Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
Kegiatan belajar 3	 : Penilaian Awal
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
	 Proses pembelajaran dalam modul ini yaitu tentang “Pertolongan Pertama pada
Kegawatdaruratan dan Taruna Siaga Bencana ”, akan dapat berjalan lebih lancar dan berhasil
apabila Anda mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari
modul ini.
2)	 Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena
materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan
dibahas pada kegiatan berikutnya.
3)	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang
tertuang dalam modul ini.Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap
KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
Kerjakanlah tugas serta berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan sungguh-
sungguh.
4)	 Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 180 menit.
5)	 Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain,
koran, majalah maupun artikel yang membahas tentang pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan dan siaga bencana
6)	 Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-
soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda
benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya.
7)	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi
bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda
selesai mengerjakan tugas
8)	 Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga
mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini.
9)	 Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan
pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta
tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar.
Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.
Petunjuk Belajar
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
	 Setelah mempelajari modul kegiatan belajar 1 ini, Anda akan mampu menjelaskan
kembali tentang konsep dan pengertian bencana.
	 Untuk dapat mencapai tujuan tersebut ada 4 tujuan khusus yang harus dicapai yaitu
anda harus dapat menjelaskan kembali tentang :
•	 pengertian bencana,
•	 potensi ancaman bencana,
•	 macam-macam keadaan bencana, dan
•	 sistem penanggulangan bencana.
	
Kegiatan
Belajar 1 Konsep Bencana
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
	 Rekan Mahasiswa, pokokmateri pertama yangakan kita bahas adalah mengenaibencana
dan konsepnya. Seperti yang Anda ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak wilayah yang
rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia.
Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi geografis, geologis, iklim
maupun faktor-faktor lain seperti keragaman sosial, budaya dan politik.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah peristiwa/
kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan
manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga
memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut
WHO (World Health Organization) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena.
Uraian
Materi
Rekan Mahasiswa tentulah Anda pernah mendengar atau melihat atau bahkan merasakan suatu
kejadian bencana. Apa yang Anda lakukan?
Bencana merupakan
situasi dan kondisi yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
Tergantung pada cakupannya,
bencana ini bisa merubah pola
kehidupan dari kondisi kehidupan
masyarakat yang normal menjadi
rusak, menghilangkan harta
benda dan jiwa manusia, merusak
struktur sosial masyarakat,
serta menimbulkan kenaikan
kebutuhan dasar secara tajam.
Gambar : Evakuasi Bencana
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
	 Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa
fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya penanggulangan keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan manusia.
	
	 Daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/
kerawanan (vulnerability) yang tinggi juga tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika
manusia yang berada disana memiliki ketahanan yang tinggi terhadap bencana (disaster
resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang
hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk
yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup maka tidak akan
memberi dampak yang besar.Rekan Mahasiswa, apakah Anda mengetahui penyebab bencana?
	Bencana dapat
disebabkan oleh kejadian
alam (natural disaster) maupun
oleh ulah manusia (man-made
disaster). Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan bencana
antara lain:
1. Bahaya alam dan bahaya
karena ulah manusia
yang menurut yang dapat
dikelompokkan menjadi
bahaya geologi, bahaya
hidrometeorologi, bahaya
biologi, bahaya teknologi
dan penurunan kualitas
lingkungan.
2. Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di
dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana
3. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat
Gambar : Evakuasi Bencana
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
	 Rekan Mahasiswa, secara
geografis Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terletak
pada pertemuan empat lempeng
tektonik yaitu lempeng Benua
Asia, Benua Australia, lempeng
Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Pada bagian selatan
dan timur Indonesia terdapat
sabuk vulkanik (volcanic arc) yang
memanjang dari Pulau Sumatera
- Jawa– Nusa Tenggara – Sulawesi,
yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi
oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan
gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia,
lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat.
Rekan Mahasiswa, apakah Anda pernah merasakan terjadinya gempa bumi atau bahkan
tsunami? Gempa bumi terjadi karena disebabkan oleh interaksi lempeng tektonik dapat
menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat
dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami.
Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di
sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya. Selama kurun waktu 1600–2000
terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik,
9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor. Wilayah pantai di
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat
Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara,
pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut
Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600–2000, di
daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28 kali di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan
4 kali tsunami oleh karena meletusnya gunung berapi di bawah laut.
Rekan Mahasiswa, tentulah Anda tahu ada berapa musim di Indonesia.... ya..Wilayah
Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-
ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti
ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik
secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi
itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana
Gambar : Evakuasi Bencana
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring
dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan
hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas
bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih
berganti di banyak daerah di Indonesia.
Potensi dan ancaman bencana di Indonesia
Rekan Mahasiswa, kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Data bencana dari BAKORNAS menyebutkan bahwa antara tahun 2003-2005 telah terjadi
1.429 kejadian bencana, dimana bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling
sering terjadi yaitu 53,3 persen dari total kejadian bencana di Indonesia. Dari total bencana
hidrometeorologi, yang paling sering terjadi adalah banjir (34,1 persen dari total kejadian
bencana di Indonesia) diikuti oleh tanah longsor (16 persen). Meskipun frekuensi kejadian
bencana geologi (gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi) hanya 6,4 persen, bencana
ini telah menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang besar, terutama akibat gempa bumi
yang diikuti tsunami di Provinsi NAD dan Sumut tahun 2004 dan gempa bumi besar yang
melanda Pulau Nias, Sumut pada tahun 2005.
Jenis Bencana
Rekan Mahasiswa,
berdasarkan uraian di atas maka
bencana dapat dikelompokkan
didasarkan atas:
1.	 Penyebab kejadian bencana
(secara alami atau karena
ulah manusia).
2.	 Cepat-lambatnya kejadian
bencana (perlahan-lahan atau
tiba-tiba).
Bencana alam dimana faktor geologi
sangat dominan biasa disebut
sebagai bencana alam geologi,
diantaranya:
Gambar : TIM Evakuasi Bencana
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
1.	 Gempa bumi (earthquake) dan tsunami
2.	 Letusan gunung berapi (vulcano)
3.	 Longsoran (landslide)
4.	 Penurunan tanah (land subsidence)
Bencana dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami
seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga
dan lainnya.
2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan
manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase,
ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.
Fase - fase Bencana
Rekan Mahasiswa sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:
1. Bencana Lokal
Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan.
Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya
adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran
bahan kimia dan lainnya.
Gambar : Proses Pencarian Korban Bencana
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2. Bencana Regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas,
dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado
dan lainnya.
Rekan Mahasiswa, tahukah Anda
bahwa terdapat 3 fase dalam terjadinya suatu
bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan
fase postimpact.
1. Fase preimpact merupakan fase peringatan,
merupakan tahap awal dari bencana.
Informasi didapat dari badan satelit dan
meteorologi cuaca. Sebaiknya pada fase
inilah segala persiapan dilakukan baik oleh
pemerintah, lembaga, dan masyarakat.
2. Fase impact merupakan fase terjadinya
klimaks dari bencana. Pada fase ini
merupakan waktu dimana manusia sekuat
tenaga bertahan hidup (survive). Fase impact
ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan
dan bantuan-bantuan darurat dilakukan.
3. Fase postimpact merupakan saat dimulainya
perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat, juga tahap dimana masyarakat
mulai berusaha kembali pada fungsi
bermasyarakat normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami
tahap respons psikologis mulai penolakan, sedih, marah, tawar-menawar, depresi hingga
penerimaan.
Penanggulangan Bencana
Rekan Mahasiswa, apa yang pernah Anda lakukan untuk mencegah bencana? Atau
apa yang Anda lakukan untuk mengatasi bencana? Penanggulangan bencana adalah
seluruh  kegiatan yang meliputi aspek perencanaan  dan penanganan bencana   sebelum,
saat  dan sesudah terjadi bencana yang mencakup  pencegahan, pengurangan (mitigasi),
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
Gambar : Penilaian Awal
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Tahapan Penanggulangan Bencana
Tujuan :
Melindungi masyarakat dari bencana alam dan melindungi dari dampak yang ditimbulkannya.
Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana (UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana) :
•	 Cepat dan tepat
•	 Prioritas
•	 Koordinasi dan keterpaduan
•	 Berdaya guna dan berhasil guna
•	 Transparansi dan akuntabilitas
•	 Kemitraan
•	 Pemberdayaan
•	 Nondiskriminatif
•	 Nonproletisi
Rekan Mahasiswa terdapat beberapa tahap penanggulangan bencana, di bawah ini akan
diuraikan antara lain yaitu:
•	 Tahap Pencegahan & Mitigasi
•	 Tahap Kesiapsiagaan
•	 Tahap Tanggap Darurat
•	 Tahap Pasca Darurat
Gambar : Penilaian Awal
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Pencegahan
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan oleh semua pihak untuk menghilangkan sama sekali
atau mengurangi  terjadinya ancaman bencana.
Contoh:
•	 Pembuatan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan di suatu wilayah
•	 Menanam tanaman bahan pangan pokok alternatif
•	 Melakukan penghijauan di lereng gunung.
•	 Perbaikan saluran air.
Mitigasi
Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko.
 Contoh :
•	 Membuat bendungan, tanggul sungai, kanal untuk mengendalikan banjir dan lain-lain.
•	 Penetapan dan pelaksanaan peraturan seperti ijin mendirikan bangunan, prosedur
pembuangan limbah, sanksi; pemberian penghargaan mengenai penggunaan lahan,
tempat membangun rumah, aturan bangunan dan lain-lain.
•	 Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan, penyusunan kurikulum pendidikan
penanggulangan bencana.
Gambar : Penilaian Awal
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai
persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana
Contoh tindakan kesiapsiagaan:
•	 Membuat sistem pemantauan ancaman
•	 Simulasi bencana pada masyarakat
•	 Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman
•	 Membuat tempat dan sarana dan antisipasi evakuasi
•	 Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
•	 Memasang rambu dan jalur evakuasi
Tanggap darurat
Tanggapdaruratadalahupayayangdilakukansegerasetelahbencanaterjadiuntukmengurangi
dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda.
Gambar : Pembangunan Tenda Darurat
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Contoh tindakan tanggap darurat:
•	 Evakuasi
•	 Pencarian dan penyelamatan (SAR)
•	 Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
•	 Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan
•	 Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan, sandang, papan,
kesehatan, konseling
•	 Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan
air  untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat
Tahapan Pasca Darurat
Tahap rehabilitatif (pemulihan)
Contoh :
•	  Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan,
ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan
kebijakan dan pembaharuan struktur penanggulangan bencana  di pemerintahan.
Tahap rekonstruksi (pembangunan  berkelanjutan)
Contoh :
•	 Membangun prasarana dan pelayanan  dasar fisik, pendidikan, kesehatan, ekonomi,
sosial, budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata ruang wilayah, sistem
pemerintahan dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.
Rekan Mahasiswa, sesuai dengan pemaparan terkait dengan bencana di atas, maka
dibutuhkan suatu manajemen yang tepat, dinamis, terpadu, dan berkelanjutan terkait
dengan penanggulangan bencana. Adapun demikian, untuk lebih jelasnya digambarkan
sebagai berikut:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Rekan Mahasiswa, setelah Anda pelajari Modul 1 ini tentu Anda telah memiliki
gambaran tentang konsep kebencanaan. Bahwa Indonesia memiliki banyak wilayah yang
rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia
yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya
kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga Indonesia membutuhkan
suatu ketahanan terhadap bencana. Bencana dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian
alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, dan
lainnya dan bencana karena ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian
karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran,
ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.
Sedangkan berdasarkan cakupannya bencana dikelompokkan menjadi bencana lokal dan
regional. Terdapat 3 fase bencana, yaitu fase preimpact (awal bencana), fase impact (klimaks
bencana) dan postimpact (pemulihan). Sehingga dibutuhkan suatu sistem penanggulangan
bencana untuk mengurangi efek bencana. Penanggulangan bencana secara garis besar
terdiri dari : tahap pencegahan & mitigasi, tahap kesiapsiagaan, tahap tanggap darurat,
tahap pasca darurat.
Rangkuman
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Evaluasi
Formatif
	 Bagaimana, setelah Anda mempelajari uraian pada Kegiatan Belajar 1 apakah Anda
telah memahami materi tersebut? Jika Anda telah paham, cobalah jawab pertanyaan berikut
ini dengan memilih salah satu jawaban yang Anda anggap benar.
1.	 Bencana yang banyak terjadi di Indonesia saat ini merupakan :
a.	 Bencana tersebut akibat ulah manusia dan faktor alam.
b.	 Secara geografis Indonesia terletak pada empat lempeng tektonik
c.	 Bencana terjadi karena takdir Tuhan
d.	 Bencana tidak dapat dicegah.
2.	 Jenis bencana di bawah ini merupakan bencana yang disebabkan karena ulah manusia
adalah:
a.	 Wabah
b.	 Hama serangga
c.	 Kebakaran hutan
d.	 Kekeringan
3.	 Bencana alam di bawah ini yang bukan disebabkan oleh faktor geologi adalah :
a.	 Gempa bumi
b.	 Longsoran
c.	 Tsunami
d.	 Banjir
4.	 Terdapat beberapa fase pada saat terjadi suatu bencana. Fase dimana korban akan
mengalami berbagai respons psikologis seperti menolak, sedih dan depresi, merupakan
keadaan pada fase :
a.	 Fase peringatan
b.	 Fase klimaks bencana
c.	 Fase perbaikan
d.	 Fase darurat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
5.	 Terdapat beberapa tindakan untuk menanggulangi bencana. Di bawah ini merupakan
tindakan untuk mengurangi risiko bencana atau mitigasi yaitu :
a.	 Pembuatan hujan buatan
b.	 Melakukan pelatihan penanggulangan bencana
c.	 Penghijauan di lereng gunung
d.	 Deversifikasi tanaman
6.	 Tindakan kesiapsiagaan dilakukan sebagai upaya agar warga masyarakat mampu
menghadapi situasi darurat. Di bawah ini merupakan salah satu tindakan kesiapsiagaan
yaitu:
a.	 Penyediaan informasi badan BMKG
b.	 Pembentukan Tim SAR
c.	 Pemasangan rambu dan jalur evakuasi
d.	 Penanganan penderita gawat darurat
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Tugas
Mandiri
	 Rekan Mahasiswa, setelah membaca dan memahami uraian materi tersebut maka
amatilah dan cermatilah kejadian-kejadian bencana yang sering terjadi di sekitar kita, kemudian
kelompokkanlah jenis bencana tersebut termasuk bencana alam atau karena faktor manusia,
apakah termasuk lokal atau regional! Anda boleh mendapatkan informasi mengenai bencana
tersebut dari sumber media cetak, elektronika maupun internet..Selamat mengerjakan…………
	 RekanMahasiswabilaAndatelahselesaimengerjakansoal-soaldiatasmakacocokkanlah
jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang ada di halaman belakang Modul ini!
Selamat ! Bila jawaban Anda benar 80% maka Anda telah berhasil mempelajari Kegiatan
Belajar 1 Modul ini dan Anda dapat melanjutkan untuk mempelajari Kegiatan Belajar 2……
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
1. Bickley LS. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Buku Saku. Jakarta: EGC.2008
2. Buku Panduan Pelatihan BC & TLS (Basic Cardiac & Trauma Life Support). Jakarta. Emergency
Medical Training & Services.EMS 119. 2008
3. General Emergency Life Support (GELS) RSUP DR Sardjito Yogyakarta
4. Musliha. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010
1.	 Nurjanah, Sugiharto R, Kuswanda D, BP Siswanto, Adikoesoemo. Manajemen Bencana.
Bandung : Alfabeta. 2012
6. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Basic Trauma Cardiac Life Support. PMI Pusat
Pendidikan dan Latihan DIY. Yogyakarta. 2012
7. Pedoman Pertolongan Pertama. Markas Pusat Palang Merah Indonesia. 2009
8. Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life Support
(GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan ketiga. Dirjen
Bina Yanmed Depkes RI. 2006.
9. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI. 2006.
Daftar
Pustaka
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 1
Kunci Jawaban Test Formatif
NO JAWABAN
1. A
2. C
3. D
4. C
5. B
6. C
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana
Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencanaPeran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana
Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencanaAnissa Cindy
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaDhenok Citra Panyuluh
 
Bencana Dan Triage
Bencana Dan TriageBencana Dan Triage
Bencana Dan Triageanto gesek
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaMuhammad Arafat
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencanapjj_kemenkes
 
MANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANA
MANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANAMANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANA
MANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANASumiyanto Lampung
 
Rapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterRapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterBambang Fadhil
 
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranTini Wartini
 
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
gawat darurat
gawat daruratgawat darurat
gawat daruratYani West
 
Sistem nasional penanggulangan bencana
Sistem nasional penanggulangan bencanaSistem nasional penanggulangan bencana
Sistem nasional penanggulangan bencanaWidyaiswara/trainer
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaTeuku Maulidin
 
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
Modul Manajemen Bencana
Modul Manajemen BencanaModul Manajemen Bencana
Modul Manajemen BencanaJalinKrakatau
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 

What's hot (20)

Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana
Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencanaPeran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana
Peran dan kompetensi perawat dalam pre hospital bencana
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Bencana Dan Triage
Bencana Dan TriageBencana Dan Triage
Bencana Dan Triage
 
Laporan minggu 1
Laporan minggu 1Laporan minggu 1
Laporan minggu 1
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan Bencana
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencana
 
MANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANA
MANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANAMANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANA
MANAJEMEN PENANGULANGAN BENCANA
 
Rapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterRapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In Disaster
 
Analisa hva rs 2
Analisa hva rs 2Analisa hva rs 2
Analisa hva rs 2
 
Manajemen Bencana Rumah Sakit
Manajemen Bencana Rumah SakitManajemen Bencana Rumah Sakit
Manajemen Bencana Rumah Sakit
 
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
 
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
 
gawat darurat
gawat daruratgawat darurat
gawat darurat
 
Sistem nasional penanggulangan bencana
Sistem nasional penanggulangan bencanaSistem nasional penanggulangan bencana
Sistem nasional penanggulangan bencana
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
Siaga bencana rs
Siaga bencana rsSiaga bencana rs
Siaga bencana rs
 
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
 
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
 
Modul Manajemen Bencana
Modul Manajemen BencanaModul Manajemen Bencana
Modul Manajemen Bencana
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 

Viewers also liked

Mitigasi Tsunami
Mitigasi TsunamiMitigasi Tsunami
Mitigasi TsunamiAga Rebika
 
tanggap darurat bencana tsunami
tanggap darurat bencana tsunamitanggap darurat bencana tsunami
tanggap darurat bencana tsunamiMutia Rizqa Ofir
 
Keperawatan gawat darurat
Keperawatan gawat daruratKeperawatan gawat darurat
Keperawatan gawat daruratJinan Bachri
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalpjj_kemenkes
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)pjj_kemenkes
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Aar Riana
 

Viewers also liked (7)

Mitigasi Tsunami
Mitigasi TsunamiMitigasi Tsunami
Mitigasi Tsunami
 
tanggap darurat bencana tsunami
tanggap darurat bencana tsunamitanggap darurat bencana tsunami
tanggap darurat bencana tsunami
 
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat TerpaduSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
 
Keperawatan gawat darurat
Keperawatan gawat daruratKeperawatan gawat darurat
Keperawatan gawat darurat
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 

Similar to BencanaKonsep

KB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian AwalKB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian Awalpjj_kemenkes
 
Kb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakarKb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakarpjj_kemenkes
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederapjj_kemenkes
 
KB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau CederaKB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau Cederapjj_kemenkes
 
Kb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanKb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanpjj_kemenkes
 
Kb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika traumaKb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika traumapjj_kemenkes
 
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medisKb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medispjj_kemenkes
 
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi KorbanKB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korbanpjj_kemenkes
 
Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)pjj_kemenkes
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Interaksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkunganInteraksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkunganpjj_kemenkes
 
Kb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkunganKb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkunganpjj_kemenkes
 
2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf
2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf
2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdfASYIFAZULINANDA2
 
Kb 2 asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan
Kb 2 asuhan keperawatan  risiko perilaku kekerasanKb 2 asuhan keperawatan  risiko perilaku kekerasan
Kb 2 asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasanpjj_kemenkes
 

Similar to BencanaKonsep (20)

KB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian AwalKB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian Awal
 
Kb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakarKb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakar
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cedera
 
KB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau CederaKB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau Cedera
 
Kb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanKb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunan
 
Kb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika traumaKb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika trauma
 
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medisKb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
 
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi KorbanKB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
 
Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
 
Interaksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkunganInteraksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkungan
 
Kb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkunganKb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkungan
 
Kb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasmaKb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasma
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
244249106 makalah-p3k
244249106 makalah-p3k244249106 makalah-p3k
244249106 makalah-p3k
 
2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf
2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf
2015-training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf
 
Makalah p3 k
Makalah p3 kMakalah p3 k
Makalah p3 k
 
Kb 2 asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan
Kb 2 asuhan keperawatan  risiko perilaku kekerasanKb 2 asuhan keperawatan  risiko perilaku kekerasan
Kb 2 asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

BencanaKonsep

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Ana Kurniati Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) KEGIATAN BELAJAR I KONSEP BENCANA SEMESTER 8 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu dan Penilaian Awal PPGD DAN TAGANA MODUL
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan i Airway : Jalan nafas BMKG : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BSB : Brigade Siaga Bencana Basic Life Support : Bantuan Hidup Dasar Breathing : Pernafasan Circulation : Sirkulasi Disaster : Bencana disaster resilience : Ketahanan terhadap bencana ICU : Intensive Care Unit natural disaster : Bencana alam man-made disaster : Bencana karena ulah manusia Mitigasi : Upaya mengurangi/meredam risiko PSC : Public Safety Center SAR : Search and Resque Safe Community : Masyarakat yang aman dan sehat Satlak PB : Satuan Pelaksana Penanganan Bencana Satkorlak PB : Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana SPGDT : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu WHO : World Health Organization Hazard : Bahaya Vulnerability : Kerentanan volcanic arc : Sabuk vulkanik Daftar Istilah
  • 3. 1 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Rekan mahasiswa, selamat berjumpa pada mata kuliah PPGD dan TAGANA. Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah modul pertama dari empat modul yang harus Anda pelajari pada semester ini. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan dan jamrud katulistiwa yang kaya akan beranekaragam satwa dan tumbuhan serta kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Namun letak Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera sangat rentan dan berpotensi mengalami berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan lain sebagainya. Semua bencana alam tersebut tentulah menimbulkan kerugian dan kerusakan harta benda dan korban manusia. Anda sebagai salah satu anggota tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk meringankan dan membantu korban bencana sesuai kemampuan anda. Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat menjelaskan tentang konsep bencana dan mampu melakukan pertolongan pertama pada penderita dengan kegawatdaruratan. Dalam modul ini akan dibahas tentang konsep dan pengertian bencana, sistem pelayanan gawat darurat terpadu, penilaian korban dan bantuan hidup dasar yang akan membantu anda melakukan pertolongan awal pada korban bencana. Modul ini disusun sebagai bagian dari bahan Mata Kuliah “PPGD dan Tagana” yang merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya menolong korban bencana. Seorang bidan harus mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana atau musibah atau kecelakaan. Modul ini berisi 3 (tiga) kegiatan belajar sebagai berikut : Kegiatan belajar 1 : Konsep Bencana Kegiatan belajar 2 : Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Kegiatan belajar 3 : Penilaian Awal Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Proses pembelajaran dalam modul ini yaitu tentang “Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan dan Taruna Siaga Bencana ”, akan dapat berjalan lebih lancar dan berhasil apabila Anda mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini. 2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. 3) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini.Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya. Kerjakanlah tugas serta berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan sungguh- sungguh. 4) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 180 menit. 5) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain, koran, majalah maupun artikel yang membahas tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan siaga bencana 6) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal- soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. 7) Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas 8) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini. 9) Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya. Petunjuk Belajar
  • 5. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Setelah mempelajari modul kegiatan belajar 1 ini, Anda akan mampu menjelaskan kembali tentang konsep dan pengertian bencana. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut ada 4 tujuan khusus yang harus dicapai yaitu anda harus dapat menjelaskan kembali tentang : • pengertian bencana, • potensi ancaman bencana, • macam-macam keadaan bencana, dan • sistem penanggulangan bencana. Kegiatan Belajar 1 Konsep Bencana Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Rekan Mahasiswa, pokokmateri pertama yangakan kita bahas adalah mengenaibencana dan konsepnya. Seperti yang Anda ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak wilayah yang rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia. Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi geografis, geologis, iklim maupun faktor-faktor lain seperti keragaman sosial, budaya dan politik. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah peristiwa/ kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO (World Health Organization) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. Uraian Materi Rekan Mahasiswa tentulah Anda pernah mendengar atau melihat atau bahkan merasakan suatu kejadian bencana. Apa yang Anda lakukan? Bencana merupakan situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan kenaikan kebutuhan dasar secara tajam. Gambar : Evakuasi Bencana
  • 7. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya penanggulangan keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan manusia. Daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/ kerawanan (vulnerability) yang tinggi juga tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan yang tinggi terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup maka tidak akan memberi dampak yang besar.Rekan Mahasiswa, apakah Anda mengetahui penyebab bencana? Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain: 1. Bahaya alam dan bahaya karena ulah manusia yang menurut yang dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi, bahaya hidrometeorologi, bahaya biologi, bahaya teknologi dan penurunan kualitas lingkungan. 2. Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana 3. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat Gambar : Evakuasi Bencana
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Rekan Mahasiswa, secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera - Jawa– Nusa Tenggara – Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat. Rekan Mahasiswa, apakah Anda pernah merasakan terjadinya gempa bumi atau bahkan tsunami? Gempa bumi terjadi karena disebabkan oleh interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya. Selama kurun waktu 1600–2000 terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor. Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600–2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28 kali di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 kali tsunami oleh karena meletusnya gunung berapi di bawah laut. Rekan Mahasiswa, tentulah Anda tahu ada berapa musim di Indonesia.... ya..Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri- ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana Gambar : Evakuasi Bencana
  • 9. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia. Potensi dan ancaman bencana di Indonesia Rekan Mahasiswa, kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Data bencana dari BAKORNAS menyebutkan bahwa antara tahun 2003-2005 telah terjadi 1.429 kejadian bencana, dimana bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling sering terjadi yaitu 53,3 persen dari total kejadian bencana di Indonesia. Dari total bencana hidrometeorologi, yang paling sering terjadi adalah banjir (34,1 persen dari total kejadian bencana di Indonesia) diikuti oleh tanah longsor (16 persen). Meskipun frekuensi kejadian bencana geologi (gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi) hanya 6,4 persen, bencana ini telah menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang besar, terutama akibat gempa bumi yang diikuti tsunami di Provinsi NAD dan Sumut tahun 2004 dan gempa bumi besar yang melanda Pulau Nias, Sumut pada tahun 2005. Jenis Bencana Rekan Mahasiswa, berdasarkan uraian di atas maka bencana dapat dikelompokkan didasarkan atas: 1. Penyebab kejadian bencana (secara alami atau karena ulah manusia). 2. Cepat-lambatnya kejadian bencana (perlahan-lahan atau tiba-tiba). Bencana alam dimana faktor geologi sangat dominan biasa disebut sebagai bencana alam geologi, diantaranya: Gambar : TIM Evakuasi Bencana
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 1. Gempa bumi (earthquake) dan tsunami 2. Letusan gunung berapi (vulcano) 3. Longsoran (landslide) 4. Penurunan tanah (land subsidence) Bencana dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya. 2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya. Fase - fase Bencana Rekan Mahasiswa sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari: 1. Bencana Lokal Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya. Gambar : Proses Pencarian Korban Bencana
  • 11. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 2. Bencana Regional Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya. Rekan Mahasiswa, tahukah Anda bahwa terdapat 3 fase dalam terjadinya suatu bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan fase postimpact. 1. Fase preimpact merupakan fase peringatan, merupakan tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Sebaiknya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan masyarakat. 2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Pada fase ini merupakan waktu dimana manusia sekuat tenaga bertahan hidup (survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan. 3. Fase postimpact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi bermasyarakat normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respons psikologis mulai penolakan, sedih, marah, tawar-menawar, depresi hingga penerimaan. Penanggulangan Bencana Rekan Mahasiswa, apa yang pernah Anda lakukan untuk mencegah bencana? Atau apa yang Anda lakukan untuk mengatasi bencana? Penanggulangan bencana adalah seluruh  kegiatan yang meliputi aspek perencanaan  dan penanganan bencana   sebelum, saat  dan sesudah terjadi bencana yang mencakup  pencegahan, pengurangan (mitigasi), kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan. Gambar : Penilaian Awal
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 Tahapan Penanggulangan Bencana Tujuan : Melindungi masyarakat dari bencana alam dan melindungi dari dampak yang ditimbulkannya. Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana (UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana) : • Cepat dan tepat • Prioritas • Koordinasi dan keterpaduan • Berdaya guna dan berhasil guna • Transparansi dan akuntabilitas • Kemitraan • Pemberdayaan • Nondiskriminatif • Nonproletisi Rekan Mahasiswa terdapat beberapa tahap penanggulangan bencana, di bawah ini akan diuraikan antara lain yaitu: • Tahap Pencegahan & Mitigasi • Tahap Kesiapsiagaan • Tahap Tanggap Darurat • Tahap Pasca Darurat Gambar : Penilaian Awal
  • 13. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Pencegahan Pencegahan adalah upaya yang dilakukan oleh semua pihak untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi  terjadinya ancaman bencana. Contoh: • Pembuatan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan di suatu wilayah • Menanam tanaman bahan pangan pokok alternatif • Melakukan penghijauan di lereng gunung. • Perbaikan saluran air. Mitigasi Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko.  Contoh : • Membuat bendungan, tanggul sungai, kanal untuk mengendalikan banjir dan lain-lain. • Penetapan dan pelaksanaan peraturan seperti ijin mendirikan bangunan, prosedur pembuangan limbah, sanksi; pemberian penghargaan mengenai penggunaan lahan, tempat membangun rumah, aturan bangunan dan lain-lain. • Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan, penyusunan kurikulum pendidikan penanggulangan bencana. Gambar : Penilaian Awal
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana Contoh tindakan kesiapsiagaan: • Membuat sistem pemantauan ancaman • Simulasi bencana pada masyarakat • Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman • Membuat tempat dan sarana dan antisipasi evakuasi • Penyusunan rencana darurat, rencana siaga • Memasang rambu dan jalur evakuasi Tanggap darurat Tanggapdaruratadalahupayayangdilakukansegerasetelahbencanaterjadiuntukmengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda. Gambar : Pembangunan Tenda Darurat
  • 15. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Contoh tindakan tanggap darurat: • Evakuasi • Pencarian dan penyelamatan (SAR) • Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD) • Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan • Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan, sandang, papan, kesehatan, konseling • Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan air  untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat Tahapan Pasca Darurat Tahap rehabilitatif (pemulihan) Contoh : •  Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan kebijakan dan pembaharuan struktur penanggulangan bencana  di pemerintahan. Tahap rekonstruksi (pembangunan  berkelanjutan) Contoh : • Membangun prasarana dan pelayanan  dasar fisik, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata ruang wilayah, sistem pemerintahan dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana. Rekan Mahasiswa, sesuai dengan pemaparan terkait dengan bencana di atas, maka dibutuhkan suatu manajemen yang tepat, dinamis, terpadu, dan berkelanjutan terkait dengan penanggulangan bencana. Adapun demikian, untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Rekan Mahasiswa, setelah Anda pelajari Modul 1 ini tentu Anda telah memiliki gambaran tentang konsep kebencanaan. Bahwa Indonesia memiliki banyak wilayah yang rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga Indonesia membutuhkan suatu ketahanan terhadap bencana. Bencana dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, dan lainnya dan bencana karena ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya. Sedangkan berdasarkan cakupannya bencana dikelompokkan menjadi bencana lokal dan regional. Terdapat 3 fase bencana, yaitu fase preimpact (awal bencana), fase impact (klimaks bencana) dan postimpact (pemulihan). Sehingga dibutuhkan suatu sistem penanggulangan bencana untuk mengurangi efek bencana. Penanggulangan bencana secara garis besar terdiri dari : tahap pencegahan & mitigasi, tahap kesiapsiagaan, tahap tanggap darurat, tahap pasca darurat. Rangkuman
  • 17. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Evaluasi Formatif Bagaimana, setelah Anda mempelajari uraian pada Kegiatan Belajar 1 apakah Anda telah memahami materi tersebut? Jika Anda telah paham, cobalah jawab pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang Anda anggap benar. 1. Bencana yang banyak terjadi di Indonesia saat ini merupakan : a. Bencana tersebut akibat ulah manusia dan faktor alam. b. Secara geografis Indonesia terletak pada empat lempeng tektonik c. Bencana terjadi karena takdir Tuhan d. Bencana tidak dapat dicegah. 2. Jenis bencana di bawah ini merupakan bencana yang disebabkan karena ulah manusia adalah: a. Wabah b. Hama serangga c. Kebakaran hutan d. Kekeringan 3. Bencana alam di bawah ini yang bukan disebabkan oleh faktor geologi adalah : a. Gempa bumi b. Longsoran c. Tsunami d. Banjir 4. Terdapat beberapa fase pada saat terjadi suatu bencana. Fase dimana korban akan mengalami berbagai respons psikologis seperti menolak, sedih dan depresi, merupakan keadaan pada fase : a. Fase peringatan b. Fase klimaks bencana c. Fase perbaikan d. Fase darurat
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 5. Terdapat beberapa tindakan untuk menanggulangi bencana. Di bawah ini merupakan tindakan untuk mengurangi risiko bencana atau mitigasi yaitu : a. Pembuatan hujan buatan b. Melakukan pelatihan penanggulangan bencana c. Penghijauan di lereng gunung d. Deversifikasi tanaman 6. Tindakan kesiapsiagaan dilakukan sebagai upaya agar warga masyarakat mampu menghadapi situasi darurat. Di bawah ini merupakan salah satu tindakan kesiapsiagaan yaitu: a. Penyediaan informasi badan BMKG b. Pembentukan Tim SAR c. Pemasangan rambu dan jalur evakuasi d. Penanganan penderita gawat darurat
  • 19. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Tugas Mandiri Rekan Mahasiswa, setelah membaca dan memahami uraian materi tersebut maka amatilah dan cermatilah kejadian-kejadian bencana yang sering terjadi di sekitar kita, kemudian kelompokkanlah jenis bencana tersebut termasuk bencana alam atau karena faktor manusia, apakah termasuk lokal atau regional! Anda boleh mendapatkan informasi mengenai bencana tersebut dari sumber media cetak, elektronika maupun internet..Selamat mengerjakan………… RekanMahasiswabilaAndatelahselesaimengerjakansoal-soaldiatasmakacocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang ada di halaman belakang Modul ini! Selamat ! Bila jawaban Anda benar 80% maka Anda telah berhasil mempelajari Kegiatan Belajar 1 Modul ini dan Anda dapat melanjutkan untuk mempelajari Kegiatan Belajar 2……
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 1. Bickley LS. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Buku Saku. Jakarta: EGC.2008 2. Buku Panduan Pelatihan BC & TLS (Basic Cardiac & Trauma Life Support). Jakarta. Emergency Medical Training & Services.EMS 119. 2008 3. General Emergency Life Support (GELS) RSUP DR Sardjito Yogyakarta 4. Musliha. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010 1. Nurjanah, Sugiharto R, Kuswanda D, BP Siswanto, Adikoesoemo. Manajemen Bencana. Bandung : Alfabeta. 2012 6. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Basic Trauma Cardiac Life Support. PMI Pusat Pendidikan dan Latihan DIY. Yogyakarta. 2012 7. Pedoman Pertolongan Pertama. Markas Pusat Palang Merah Indonesia. 2009 8. Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life Support (GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan ketiga. Dirjen Bina Yanmed Depkes RI. 2006. 9. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI. 2006. Daftar Pustaka
  • 21. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 1 Kunci Jawaban Test Formatif NO JAWABAN 1. A 2. C 3. D 4. C 5. B 6. C
  • 22. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015