Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu, kebenaran, dan kenyataan. Ada dua teori utama tentang kenyataan yang dijelaskan, yaitu bahwa kenyataan adalah ide atau kenyataan adalah benda konkrit. Teori pertama dikemukakan oleh Plato sedangkan teori kedua oleh Aristoteles. Dokumen ini juga membedah pengertian kebenaran menurut beberapa sumber.
2. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan
dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen-
eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi
dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi
dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir
dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak
diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut
"filsuf".
Kata filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan
kata serapan dari bahasa Arab .فلسفة Kata filosofi
yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di
Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan
kata aslinya, yang diambil dari bahasa Yunani
Φιλοσοφία (philosophia). Arti harafiahnya adalah
seorang "pencinta kebijaksanaan" atau "ilmu".
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Filsafat
3. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu.[1] Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat,
asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di
dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di
sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan
epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha
menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan
bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat
disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut
dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan,
memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui
teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah
informasi; formulasi dan penggunaan metode
ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat
digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta
implikasi metode dan model ilmiah terhadap
masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu
sendiri. Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu
4. Pengertian kebenaran
Apakah kebenaran itu?
Inilah pernyataan yang lebih lanjut harus dihadapi di
dalam filsafat ilmu. Hal kebenaran sesungguhnya memang
merupakah tema sentral di dalam filsafat ilmu. Secara
umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah
untuk mencapai kebenaran. Rasanya lebih tepat kalau
pertanyaan kemudian dirumuskan menjadi apakah
pengetahuan yang benar itu?
Problematik mengenai kebenaran, seperti halnya
problematik tentang pengetahuan, merupakan masalah-
masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya
dalam filsafat ilmu. Apabila orang memberika prioritas
kepada peranan pengetahuan, dan apabila orang percaya
bahwa dengan pengetahuan itu manusia akan
menemukankebenaran dan keoastian, maka mau tidak
mau orang harus berani menghadapi pertanyaan tersebut,
sebagai hal yang mendasar dan hal yang mendasari sikap
dan wawasannya
Dalam kamus umum bahasa indonesia yang ditulis oleh
Purwadarminta ditemukan arti kebenaran, yakni :
5. . Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar
(cocok dengan hal atau keadaan yang
sesungguhnya); misalnya, kebenaran berita ini
masih saya sangsikan; kita harus berani
membela kebenaran dan keadilan.
2. Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh
ada, betul-betul demikian halnya dan
sebagainya); misalnya, kebenaran-kebenaran
yang diajarkan oleh agama.
3. Kejujuran; kelurusan hati; misalnya, tidak
ada seorangpun sangsi akan kebaikan dan
kebenaran hatimu.
4. Selalu izin; misal, dengan kebenaran yang
dipertuan.
Jalan kebetulan; misal, penjahat itu dapat
dibekuk dengan secara kebenaran saja.
Sumber :
http://mahasiswauntirtapgsd.blogspot.com/2
016/12/definisi-kebenaran.html
6. Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan
objek[1] bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan
seseorang yang sesuai dengan (atau tidak ditolak oleh)
orang lain dan tidak merugikan diri sendiri.
Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang merupakan
objek dan pengetahuan tidak sesuai.
Roda sebuah mobil berbentuk segitiga. Kenyataannya
bentuk roda adalah bundar, karena pengetahuan tidak
sesuai dengan objek maka dianggap keliru. Namun saat
dinyatakan bentuk roda adalah bundar dan terjadi
kesesuaian, maka pernyataan dianggap benar.
Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai
dengan objek, yakni pengetahuan yang obyektif. Karena
suatu objek memiliki banyak aspek, maka sulit untuk
mencakup keseluruhan aspek (mencoba meliputi seluruh
kebenaran dari objek tersebut)
Pertanyaan tentang kebenaran, banyak diperdebatkan
oleh teologiwan, filsuf, dan ahli logika.
Salah satu cara sederhana untuk mempelajari suatu
subjek adalah menentukan segala sesuatu yang bisa benar
atau salah, termasuk pernyataan, proposisi, kepercayaan,
kalimat, dan pemikiran.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebenaran
7. Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti
"hal yang nyata; yang benar-benar ada".[1]
Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada
tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas.
Tingkat-tingkat ini mencakup, dari yang paling subyektif
hingga yang paling ketat: realitas fenomenologis, kebenaran,
fakta, dan aksioma.
Realitas fenomenologis
Pada tingkat yang lebih luas dan lebih subyektif,
pengalaman-pengalaman pribadi, rasa ingin tahu, pencarian,
dan selektivitas terlibat dalam penafsiran pribadi tentang
suatu kejadian membentuk realitas sebagaimana yang
dilihat oleh satu dan hanya satu orang saja dan oleh karena
itu disebut fenomenologis. Bentuk realitas ini mungkin
umum bagi orang lain juga, pada kadang-kadang juga bisa
menjadi sangat unik bagi diri sendiri sehingga tidak pernah
dialami atau disetujui oleh orang lain. Banyak dari
pengalaman yang dianggap spiritual seperti ini terjadi pada
realitas tingkat ini. Dari perspektif fenomenologis, realitas
adalah sesuatu yang secara fenomenal nyata sementara
non-realitas dianggap tidak ada. Persepsi individual dapat
didasarkan pada kepribadian seorang individu, fokus, dan
gaya atribusinya, sehingga membuat hanya dialah yang
melihat apa yang ingin dilihat atau dipercayainya sebagai
kebenaran.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kenyataan
8. Kehidupan adalah suatu hal yang sangat
kompleks. Kehidupan juga merupakan salah
satu indikasi adanya sesuatu yang hidup,
bergerak, beregenerasi, mengeluarkan
kotoran, dan membutuhkan makanan sekaligus
minuman. Memikirkan kehidupan secara
mendalam tidak seperti berpikir matematis
yang segalanya diukur atas dasar perhitungan
angka, tetapi menyangkut tentang pertanyaan
keberadaan, mengapa, dan apa maksud dari
kehidupan.
Sangat banyak orang yang memikirkan
kehidupan terutama orang yang telah dewasa.
Mereka biasanya berpikir tentang cara
menghasilkan uang untuk bertahan hidup,
tetapi tidak jarang yang berpikir tentang
keluarga lebih dari uang. Sisi yang paling jarang
dipikirkan dari kehidupan adalah kenyataan
tentang kehidupan
9. . Apakah itu kehidupan? Apakah ini semua adalah
kenyataan?
Ada dua teori tentang kenyataan. Pertama,
kehidupan bukanlah kenyataan, kenyataan
sesungguhnya ada dalam ide yang asalnya entah di
mana. Sesuatu yang terlihat adalah bayangan dari
ide.
Kehidupan adalah suatu hal yang sangat kompleks.
Kehidupan juga merupakan salah satu indikasi
adanya sesuatu yang hidup,bergerak, beregenerasi,
mengeluarkan kotoran, dan membutuhkan makanan
dan minuman. Memikirkan kehidupan secara
mendalam tidak seperti berpikir matematis yang
segalanya diukur atas dasar perhitungan angka,
tetapi menyangkut tentang pertanyaan keberadaan,
mengapa, dan apa maksud dari kehidupan. Sangat
banyak orang yang memikirkan kehidupan terutama
orang yang telah dewasa. Mereka biasanya berpikir
tentang cara menghasilkan uang untuk bertahan
hidup, tetapi tidak jarang pula yang berpikir tentang
keluarga lebih dari uang. Sisi yang paling jarang
dipikirkan dari kehidupan adalah kenyataan tentang
kehidupan. Apakah itu kehidupan? Apakah ini semua
adalah kenyataan?
10. Kenyataan adalah Ide
Ada dua teori tentang kenyataan. Pertama, segala yang ada
dalam kehidupan bukanlah kenyataan, kenyataan
sesungguhnya ada pada ide dan sesuatu yang terlihat dalam
kehidupan adalah bayangan dari ide. Teori tentang
kenyataan ini dikeluarkan pertama kali oleh filsuf Yunani
kuno yaitu Plato (427-347 SM). Menurut Plato, segala benda
inderawi dalam kehidupan memiliki perubahan oleh karena
itu maka tidak dapat disebut sebagai yang hakiki. Sesuatu
yang hakiki hanya bisa ditangkap apabila sesuatu itu tidak
mengalami perubahan. Dengan kata lain, sesuatu yang
hakiki adalah sesuatu yang selalu tetap.
Plato memiliki pendapat bahwa semua yang berubah
bersifat subjektif, sedangkan yang tetap bersifat objektif.
Manusia sebagai makhluk hidup hanya bisa mengubah hal
yang bersifat subjektif. Subjektif di sini artinya bisa
dicampuri oleh manusia. Lalu hal apa saja yang bisa
dicampuri oleh manusia? Umpamanya ada korek api dan
ada kayu kering maka manusia bisa saja mengubahnya
menjadi bara api atau sampah. Bagaimana dengan hal yang
objektif? Objektif ada dalam ide yaitu berbentuk konsep.
Manusia tentu mengenal apa itu “yang baik” dan tidak akan
bisa mengubah “yang baik” menjadi “yang jahat”. Kalau
konsep “yang baik” bisa diubah menjadi “yang jahat” maka
apa artinya “yang baik” atau “yang jahat”? Tidak ada
perbedaan antara keduanya kan? Oleh sebab itu,
bagaimanapun juga, manusia telah mengetahui konsep
“baik” dan “jahat” secara mutlak dan tak terubahkan.
11. Satu ide mengandung hanya satu ide, tidak
bisa satu ide mengandung dua atau lebih ide.
Logikanya, jika ide “manusia” dicampur dengan
ide “binatang” maka akan ada namanya ide
“manusia binatang”. Jika dibayangkan,
bagaimana kira-kira konsep “manusia
binatang”? Mana yang harus didahulukan
konsep manusia atau binatang terlebih
dahulu? Subjektif dan merepotkan bukan?
Dengan kata lain, di sini Plato hendak
mengatakan bahwa satu ya satu, dua ya dua,
dan tidak akan pernah satu sama dengan
dua. Ide selalu ada, ia tidak akan pernah
hancur oleh karena itu satu-satunya yang
nyata dan dapat dipertanggungjawabkan
adalah ide.
12. Kenyataan adalah Benda Konkrit
Teori tentang kenyataan yang kedua ini
berlawanan dengan teori yang mengatakan
bahwa kenyataan adalah ide. Teori yang kedua
ini memiliki isi bahwa kenyataan terdapat
dalam benda konkrit yang bisa dilihat dalam
kehidupan. Benda konkrit sangat dekat dalam
kehidupan sehari-hari seperti meja, kursi,
pintu, kipas angin, jam tangan, kertas, air,
tembok, batu, sepatu, dan lain-lain. Secara
logis dapat diterima bahwa benda yang telah
disebutkan tadi dapat dilihat, disentuh, dan
dirasakan. Dengan kata lain, benda konkrit
termasuk sesuatu yang dapat diinderai.
Teori yang kedua ini menekankan pada
kenyataan adanya hakikat pada suatu benda.
Jika pada teori pertama hakikat berada bukan
di dalam suatu benda melainkan ide, maka
yang teori yang kedua ini melekatkan hakikat
pada mediumnya (benda). Hakikat ada pada
benda itu sendiri merupakan teori yang telah
dikemukakan oleh Aristoteles (384-322 SM).
Teori ini merupakan tanggapan langsung
terhadap teori Plato tentang kenyataan
13. Menurut saya pribadi kebenaran adalah suatu
penyataan yang terjadi sesungguhnya tanpa
ada penambahan/ pengurangan sedikit pun.
Dan kebenaran juga adalah sesuatu yang tidak
bisa terbantahkan apapun alasannya.
Sedangkan kenyataan adalah sesuatu yang
dihadapi tidak bisa kita menginginkan
kenyataan sesuai kehendak kita.