Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
karya ilmiah populer
1. 1
KARYA ILMIAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Desmita (2013:222) salah satu fenomena kehidupan remaja yang
sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap
seksualitas.
Menurut Freud dalam Gunarsa (2012:103) pada masa genital umur 12 tahun
keatas pada masa falik (pubertas) jika dapat dilampui dengan baik akan timbul
cinta pada lawan jenis kelaminnya secara normal. Pubertas yang dahulu dianggap
sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau
batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada
akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11
tahun.
Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota
Pekanbaru menuju kota metropolitan dalam detik.com (2012), seks bebas di
kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah. Mereka
begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam
minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di
kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal
mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya.
Akibatnya para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak hukum
dan bahkan semua kalangan mulai khawatir terhadap seks bebas ini,
sebab generasi muda masa depan bangsa telah banyak terlibat di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk menggambarkan bahaya seks bebas pada remaja.
1.3 Tujuan
2. 2
Supaya pembaca lebih mengerti tentang bahaya seks bebas pada remaja yang saat
ini generasi muda telah banyak terlibat didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Remaja Dan Seks
Di masa modern ini, seks bebas merupakan suatu pemandangan yang sangat
tidak asing. Menurut Gibson (2011:264) sekarang banyak anggota remaja yang
siap mengakui dirinya tentang seksual mereka dan membuka diri ke publik.
Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang yang candu dalam seks
bebas adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) dari teman
sebayanya dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Winkel (2010:214)
berpendapat bahwa faktor-faktor penentu dalam perkembangan remaja adalah di
lingkungan dan diri sendiri.
Menurut Desmita (2013:222) terjadinya peningkatan perhatian remaja pada
kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan fisik selama
periode pubertas. Umumnya remaja melakukan hubungan seks karena didasari
rasa suka sama suka seperti pacaran. Salah satu penyebab terjadinya hubungan
seks bebas pada remaja adalah kurangnya pengetahuan remaja mengenai seks itu
sendiri. Mengingat seks juga berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan remaja
maka tidak mengherankan jika remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar
tentang seks. Menurut Chayaningsih (2011:84) ada dua bahaya yang umum dalam
penggolongan peran seks, anak perempuan dan anak laki-laki akan berkembang
didalam keluarganya dan yang kedua didalam teman-temannya. Seks bebas
memiliki dampak yang dapat mengahancurkan masa depan remaja
seperti: kehamilan di luar nikah, aborsi yang tidak aman, infeksi saluran produksi
dan HIV/AIDS. Menurut Gibson (2011:260) anak-anak muda yang berusia
25tahun ke bawah mengidap infeksi HIV/AIDS di karenakan seks bebas yang
dialami para remaja saat ini. Menurut detik.com (2012) Kasus HIV dan hamil di
luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka
yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ‘’Rata-rata mereka berusia
3. 3
16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun sudah hamil, sebagian besar orang tua
mereka tidak tahu
2.2 Menghindari Perilaku Seks Bebas
Menurut Desmita (2013:224) sebagai dampak dari perubahan-perubahan
norma-norma budaya, aktivitas seksual remaja terlihat semakin meningkat.
Fenomana ini jelas sangat mengkhawatirkan orang tua dan masyarakat. Upaya
pencegahan terhadap seks bebas di kalangan remaja sudah menjadi tanggung
jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus turut berperan aktif dalam membimbing anak-anak kita. Adapun
usaha-usaha untuk Menghindari Perilaku Seks Bebas, yaitu:
1)Sebagai seorang remaja, kalian harus mempertebal keimanan guna
membentengi diri dari perilaku seks bebas.
2) Membatasi pergaulan antara remaja pria dan wanita agar tidak terlalu
bebas.
3)Membuat regulasi (peraturan) yang melarang ditampilkannya atau
ditayangkannya acara tontonan yang berbau pornografi dan pornoaksi.
4) Orang tua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku
anak harus mencurahkan perhatiannya bagi perkembangan anak dan
pergaulan anak agar anak tersebut tidak terjerumus ke dalam pergaulan
bebas.
4. 4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja haruslah diperhatikan sering lagi karena tanpa perhatian dari
orang tua, guru dan lembaga sosial lainnya seorang anak dapat melakukan pe
nyimpangan sosial seperti seks bebas. Merekalah penerus bangsa ini. Arahan-
arahan perlu diberikan kepada remaja, karena dampak awal yang paling
terasa adalah pada orang yang ada disekitarnya. Pendukungan mereka sangat perlu
untuk memupuk rasa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia.
3.2 Saran
Adapun saran yang penulis buat agar dapat dijadikan teladan oleh para remaja
untuk dapat memperbaiki jalur hidup mereka demi masa depan dan nama baik
Negara kita, terutama orang tua selaku ayah dan ibu harus betul-betul memberikan
perhatian bagi anak-anak mereka.
Harapan kami agar di negara kita terutama masyarakat umum menyadari akan
bahaya seks bebas pada remaja. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda
seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih teman bergaul, sebab jika kita salah
pilih teman lebih-lebih yang sudah kita tahu telah menjadi pecandu hendaknya
kita berfikir lebih dulu untuk bersahabat dengan mereka.
5. 5
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Arisan seks pelajar bnk beri penyuluhan bahaya hiv aids di
sekolah. [Online] tersedia: http://news.detik.com/jawatimur/2111999/arisan-
seks-pelajar-bnk-beri-penyuluhan-bahaya-hiv-aids-di-sekolah. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2015.
Cahyaningsih, Sulistyo, Dwi. 2011. Pertumbuhan perkembangan anak dan
remaja. Jakarta: Trans info media.
Desmita. 2013. Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja rosdakarya.
Gibson, L, Robert. Mitchel, H, Marianne. 2011. Bimbingan dan konseling.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunarsa, D, Singgih. 2012. Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: Libri.
Winkel, W.S. Hastuti, Sri. 2010. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.s