Dokumen tersebut membahas tentang pelanggaran etika dalam implementasi sistem informasi dan penggunaan internet di tempat kerja, seperti penyelewengan data, penggunaan untuk tujuan tidak pantas, dan kasus hacking oleh karyawan untuk keuntungan pribadi. Dokumen juga menjelaskan bahwa pelanggaran seperti itu melanggar hukum dan etika profesional.
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Sim 11, novi irnawati, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buana, 2017
1. Nama : Novi Irnawati – 41814010070
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen – Pertemuan 11
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi, MM
Fakultas Ilmu Komputer / Sistem Informasi - Universitas Mercu Buana
Implikasi Etis TI – Minggu, 21 May, 2017
Fenomena sosial pelanggaran dalam implementasi sistem informasi dan pemanfaatan internet di
tempat kerja
Fenomena sosial pelanggaran dalam implementasi sistem informasi dan pemanfaatan internet di
tempat kerja telah banyak terjadi, contoh2 kasus nya antara lain sebagai berikut
Dalam implementasi SI kerap terjadi penyelewengan dalam penggunaan sistem informasi
untuk menguntungan diri sendiri dengan menginput data yang tidak 'benar', me-mark up
data input terkait harga ke sistem untuk melakukan korupsi, menyebarkan data sistem
informasi yangbersifatrahasia,masukke sisteminformasidenganmeretasakunmilik orang
lain, dll.
Dalampemanfaataninternetdi tempatkerja jugarentanterjadi pelanggaran contohnya ada
pada kasus ini, seorang pekerja melakukan hacking dengan menggunakan perangkat
elektronik dan koneksi internet dari tempat kerjanya untuk mencuri data penting dari
manajementingkatatasdi perusahaan tempat ia bekerja, dari data curian tersebut, pelaku
melakukanskemajual beliilegal yangmenguntungkan dirinya, kasusnya lengkapnya bisa di
baca di link ini : http://money.cnn.com/2016/12/05/technology/expedia-hack-insider-
trading-sec/
Selainitudi kantorjuga kerapterjadi penggunaaninternet untuk membuka situs-situs yang
'tidak pantas' saat sedang bekerja dengan menggunakan perangkat elektronik perusahaan
dan koneksi internetperusahaan,makaitu sekarang perusahaan-perusahaan sudah banyak
yang menggunakanaplikasi remotemonitoring untuk perangkat elektronik yang digunakan
karyawannya,sertadenganmelakukanfilteringdanblockingwebsite yang dapat dikunjungi
melalui jaringan internet perusahaan.
2. Dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet perusahaan tentu saja ada aturan,
norma,etikadan kode etikyangharusdijadikanpanduandalammenggunakansistem informasi dan
jugadalam berinternet,denganmengikuti etikadan aturan maka penggunaan sistem informasi dan
internet dapat terjamin keamanannya, dalam hal privasi, akses, akurasi dan properti/kepemilikan
dari suatuinformasi.Kode etikdalamimplementasi sistem informasi dan pemakaian internet pada
perusahaan yaitu :
menjaga integritas dari data yang beredar di sistem informasi maupun di internet
menjaga privasi dari data rahasia yang beredar di sistem informasi perusahaan
menjaga integritas data dalam sistem perusahaan
memperhatikan hal-hal terkait HAKI dalam pembangunan serta implementasi SI di
perusahaan
mengikuti aturan dan instruksi dari perusahaan mengenai aturan berinternet dan dalam
penggunaan SI dalam perusahaan.
menggunakan komputer dan internet dengan bertanggungjawab dan tidak melanggar
norma serta aturan terkait implementasi sitem dan penggunaan internet
Masalah pelanggaran moral, etika dan hukum dalam implementasi si serta dalam pemakaian
internet pada perusahaan
Kasus yang pada tahun 2016 menggemparkan eropa, seorang pekerja melakukan hacking dengan
menggunakanperangkatelektronik dan koneksi internet dari tempat kerjanya untuk mencuri data
penting dari manajemen tingkat atas di perusahaan tempat ia bekerja, dari data curian tersebut,
pelakumelakukanskemajual beli ilegal yang menguntungkan dirinya, kasusnya lengkapnya bisa di
baca di linkini :http://money.cnn.com/2016/12/05/technology/expedia-hack-insider-trading-sec/
hackingdan pencuriandataseperti ini termasuk pelanggaran hukum dan pelakunya dapat dituntut
atas perbuatannya.Selainmelanggarhukum, perbuatan seperti ini juga termasuk melanggar moral
dan etika,karenadenganmelakukantindak kejahatan seperti ini tentu saja tidak sesuai aturan dan
kode etik seorang profesional. Aturan mengenai peretasan di Indonesia diatur di dalam Undang-
undangNomor11 Tahun 2008 tentangInformasi danTransaksi Elektronik,atauUU ITE. Merekayang
melakukan peretasan dapat dijerat oleh Pasal 30 UU ITE. Pasal itu berisi tiga varian delik yang
membuat peretas bisa dikenai hukum pidana, yakni dengan sengaja dan tanpa hak:
3. Mengakses komputer atau sistem elektronik,
Mengakses komputer atu sistem elektronik dengan tujuan untuk memperoleh informasi
elektronik,
Melampaui, menjebol, melanggar, sistem pengaman dari suatu komputer atau sistem
elektronik untuk dapat mengakses komputer atau sistem elektronik tersebut.
Ancaman terhadap pelanggaran Pasal 30 UU ITE adalah pidana penjara paling lama 8 tahun
dan/ataudendapaling banyak Rp 800 juta sesuai yang tertuang pada Pasal 51 ayat 1 UU ITE.
Referensi
Egan, M. (2016). Expedia IT guy made $300,000 by hacking own execs. CNNMoney. Retrieved 22
May 2017, from http://money.cnn.com/2016/12/05/technology/expedia-hack-insider-
trading-sec/
Kadir, Abdul. (2012). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta : ANDI
Republik Indonesia. (2017). Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tanggal 21 April 2008.
Jdih.kominfo.go.id. Retrieved 22 May 2017, from
https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/view/id/167/t/undangundang+nomor+11+tahun+2
008+tanggal+21+april++2008