Dokumen tersebut membahas tentang metafisika manusia dan struktur dunia berdasarkan karakter fatal dan vital. Karakter fatal bersifat tertutup seperti takdir sedangkan karakter vital bersifat terbuka seperti ikhtiar. Dokumen juga membahas perbedaan pandangan filsuf tentang dasar ilmu pengetahuan antara rasionalisme dan empirisisme hingga pandangan Immanuel Kant yang menyatukan keduanya. Terakhir, dokumen menjelaskan mengenai m
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Tugas 1 - Resume - Noka Setya M.docx
1. Nama : Noka Setya Maharani
NIM : 22309251001
Kelas : S2 Pend. Matematika A
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
RESUME YOUTUBE: FILSAFAT BAGIAN I
Hidup manusia itu adalah metafisik. Sebelum yang ada, tidak ada terlebih dahulu. Yang
sebelumnya tidak ada menjadi ada. Setelah yang ada, akan ada lagi. Begitu seterusnya dan tidak
akan selesai. Mengapa? Karena manusia hidup. Manusia hidup karena tidak sempurna, jika
sempurna maka manusia tidak hidup. Manusia itu sempurna dalam ketidaksempurnaan, dan tidak
sempurna dalam kesempurnaan. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, ia akan sempurna
sebagai manusia karena ketidaksempurnaannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Jika manusia
sempurna, maka bukanlah manusia karena yang sempurna adalah Tuhan.
Ada dua komponen dalam struktur dunia yang mempunyai hubungan yang sepadan satu
dengan yang lain dalam dimensinya masing-masing, dimana keduanya akan menentukan karakter
dari penghuninya, yaitu takdir dan ikhitar yang mana keduanya mempunyai interaksi yang dinamis
dan kontekstual sehingga membentuk dua karakter manusia yaitu fatal (bersifat tertutup) dan Vital
(bersufat terbuka).
Adapun keterikatan 2 karakter tersebut beserta turunannya bisa ditampilkan dalam table
berikut:
Bersifat Tertutup Bersifat Terbuka
Fatal Vital
Terpilih Memilih
Takdir (sudah terjadi) Ikhtiar
Takdir adalah sesuatu yang sudah terjadi, tidak bisa kita hindari dan sudah menjadi
ketetapan Tuhan. Takdir itu terpilih, karena manusia tidak bisa memilih karena sudah menjadi
takdir atau ketentuan Tuhan. Sementara Ikhtiar adalah usaha yang manusia bisa lakukan untuk
mencapai apa yang diharapkan. Ada kesempatan untuk memilih dari banyaknya pilihan yang ada.
2. Dari masing-masing karakter tersebut muncullah metafisiknya. Metafisik adalah sifat
dibalik sifat, sifat yang mendahului sifat, sifat mengikuti sifat, sifat mempunyai sifat. Sehingga,
sebenar-benar manusia adalah sifat dibalik sifat. Adapun sifat yang ada di dalamnya dari masing-
masing karakter tersebut adalah sebagai berikut:
Bersifat Tertutup Bersifat Terbuka
Fatal Vital
Terpilih Memilih
Takdir (sudah terjadi) Ikhtiar
Bersifat Tetap Berubah
Idealism Realism
Absolute Materialism
Spiritualism
Kuasa Tuhan / Causa Brima Benda
Definisi (ketetapan awal atau asumsi) Contoh
Logitism Hukum Alam
Coherentism Correspondensialism Realitas, Fakta,
Persepsi
Analitik Sintetik
Konsisten
Aksioma, teorema
Langit Bumi
Dewa Dacsa
Hukum
Formal, Normatif
Apariori (paham seluk beluk meski belum
melihat)
Aposteriori (harus melihat dulu baru paham)
Dewasa Anak-anak, binatang
Pengetahuan berdasarkan pengalaman dari
fenomena sat uke fenomena yang lain
Rasionalism Empiriicism
3. Permenides (segala sesuatu itu bersifat tetap) Heracritos (segala sesuatu bersifat berubah)
A = A A ≠ A
Identitas Kontradiksi
Tautologis Novelty (Pembaharuan)
Monoishm Pluralism (Jamak), Dualism
Rene Descartes (Tokoh Rasioalism dan
Spekticism) sebanar-benar ilmu adalah
yang ada di pikiran. Sudah ada sejak zaman
Yunani Kuno.
David Hume (Empiricism) Sebenar-benar
ilmu adalah berdasarkan dari pengalaman
Dari sifat ikhtiar manusia, muncullah pilihan dimana semua pilihan tersebut memuat dua hal yang
berlawanan, untung vs rugi, kuat vs lemah, baik vs buruk, dst. Di tengah kegalauan tersebut,
muncullah paham Positivisme dimana menawarkan pendekatan ‘sain’ dan sebagai akibatnya
spiritual menjadi terpinggirkan.
Immanual Kant (1671)
Sebanr-benar ilmu harus apriori(paham seluk beluk) dan harus sintetik (memberikan pengertahuan)
Muncul Zaman Modern
Pancasila itu monodualism, Mono percaya Tuhan yang Satu dan dualism antara manusia
dengan manusia yang lain (Hablumminallah dan Hablumminannass)
Kecerdasan berfilsafat adalah paham ruang dan waktu. Sebenar-benarnya filsafat adalah
memahami ruang dan waktu. Ia paham kapan harus bertanya apa. Filsafat bisa sebagai penengah
karena memperhatikan ruang dan waktu. Setiap hal, mempunyai sudut pandang masing-masing
sesuai kerakteristiknya.
Dari pendapat Rene Descartes dan David Hume yang bertolak belakang, dimana menurut
Rene Descartes sebenar-benar ilmu adalah apa yang ada dalam pikiran, sementara menurut David
Hume sebenar-benar ilmu adalah berdasarkan pengalaman. Muncullah penengah Bernama
Immanual Kahn (1671) yang menengahi keduanya, bahwa menurutnya ilmu itu harus bersifat
4. apriori yaitu ilmu itu harus berdasarkan pengalaman, pernah dilihat, dirasakan, tahu seluk
beluknya. Namun, juga harus bersifat sintetik. Ilmu yang hanya berdasakan apriori, maka tidak
akan ada perkembangan dunia, tidak akan mendapatkan apa-apa. Begitupun jika ilmu hanya
bersifat sintetik,maka tidak akan ilmu. Maka, sebenar-benar ilmu menurut Immanual Kahn adalah
perkawinan antara langit (apriori) dan bumi (sintetik).
Kemudian, muncullah tokoh Bernama Auguste Comte (1798 – 1857). Auguste Comte
dalam bukunya berjudul Positifism mengatakan bahwa yang kamu kerjakan yang kamu pikirkan
tidak ada gunanya untuk membangun dunia, Menurutnya, agama tidak bisa digunakan untuk
membangun dunia karena tidak logis. Sehingga, dalam membangun dunia di bukunya ia
menempatkan spiritualitas di bagian paling bawah. Akhirnya, muncullah zaman modern. Adapun
urutannya menurut Auguste Comte dalam teori Positivismnya sebagai berikut:
Kaum Positivism, menganggap agama adalah irrasional yang dapat menghambat
terwujudnya masyarakat modern. Dengan demikian, agama dijadikan di posisi terbawah dan
menawarkan pendekatan sain dalam menakhlukkan dunia, maka berkembanglah segala macam
cabang ilmu pengetahuan berbasis sain.
Teknologi menghasilkan kesejahteraan plus kemunafikan. Adapun struktur dunia saat ini
adalah sebagai berikut:
5. Power Now di back up oleh paham Capitalism, Neurlism, liberalism, pragmatism,
willititariam. Munculnya Trumpism yang merupakan ideologi yang tujuannya untuk mengakusisi
dunia. Termasuk Indonesia, memiliki Ideologi Pancasila dan NKRI sebagai kekuatan bangsa
selama ini, sedang mengalami ancaman dari negara-negara yang ingin mengusai dunia, melalui
teknologi yang semakin berkembang terutama melalui internet yang mempunyai jangkauan tak
terbatas.