Makalah ini membahas tentang ontologi sebagai salah satu kajian filsafat ilmu yang mempelajari hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada. Ontologi membahas tentang yang ada secara universal dan menampilkan pemikiran semesta universal. Terdapat beberapa aliran ontologi yang dibedakan berdasarkan jumlah, sifat, dan proses keberadaan. Ontologi bermanfaat untuk mengkritik sistem pemikiran, memecahkan masalah
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeradenkuning
Filsafat adalah induk segala ilmu pengetahuan. Dalam Filsafat terdapat beberapa aliran filsafat seperti aliran Empirisme, Rasionalisme dan materialisme.
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
makalah kali mencoba menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, yang meliputi hakikat ilmu pengetahuandan pengethuan ilmiah, hubungan ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, dan apakah pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang benar adanya atau sebaliknya
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeradenkuning
Filsafat adalah induk segala ilmu pengetahuan. Dalam Filsafat terdapat beberapa aliran filsafat seperti aliran Empirisme, Rasionalisme dan materialisme.
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
makalah kali mencoba menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, yang meliputi hakikat ilmu pengetahuandan pengethuan ilmiah, hubungan ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, dan apakah pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang benar adanya atau sebaliknya
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu PengetahuanHasrianiUmar
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu Pengetahuan mendeskripsikan hakikat ontologi, aliran-aliran ontologi, objek kajian ontologi serta ontologi ilmu pengetahuan
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiArief S
Disini saya akan mempresentasikan hasil tugas filsafat saya tentang Ontologi dengan ilmu Metafisika. Untuk kurang lebihnya mohon maaf, dan mohon masukannya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Jurnal filsafat ilmu
1. JURNAL FILSAFAT ILMU
ONTOLOGI SEBAGAI KAJIAN
ILMU FILSAFAT
Oleh Ibnu Fazar
NIM : 06022681318013
Dosen Pembimbing
Prof Dr Waspodo
Dr Somakim,M.Pd
Program Magister Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sriwijaya
Jl. Padang Selasa No.524. Palembang. Sumatera Selatan
2. ONTOLOGI SEBAGAI KAJIAN ILMU FILSAFAT
Ibnu Fazar
Program Magister Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sriwijaya
Abstrak: Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan
berasal dari Yunaniyang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada
menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia,
ada alam, dan ada kausa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan
tertib dalam keharmonisan. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal,
menampilkan pemikiran semesta universal.Pada ontologi terdapat beberapa aliran
dipandang dari beberapa segi, meliputi segi jumlah (monoisme, dualism, pluralisme),
segi sifat (materialism, edialisme), segi proses (mekanisme, teleologi, vitalisme,
organisisme).Manfaat mempelajari ontologi untuk membantu untuk mengembangkan
dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada, memecahkan masalah
pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi, dan mengekplorasi secara
mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains
hingga etika.
Kata kunci: ontologi,filsafat,ilmu,aliran
Latar Belakang
Filsafat sebagi suatu disiplin
ilmu telah melahirkan tiga cabang
kajian. Ketiga cabang kajian itu ialah
teori
hakikat
(ontologi),
teori
pengetahuan (epistimologi), dan teori
nilai
(aksiologi).Sebagai
sebuah
disiplin ilmu, filsafat tentu juga akan
mengalami
dinamika
dan
perkembangan sesuai dengan dinamika
dan perkembangan ilmu-ilmu yang
lain, yang biasanya mengalami
percabangan.
Ontologi merupakan salah satu
kajian kefilsafatan yang paling kuno
dan berasal dari Yunani. Studi tersebut
membahas keberadaan sesuatu yang
bersifat konkret.Tokoh Yunani yang
memiliki pandangan yang bersifat
ontologis dikenal seperti Thales, Plato,
dan Aristoteles. Pada masanya,
kebanyakan orang belum membedakan
antara penampakan dengan kenyataan.
Thales
terkenal
sebagai
filsuf yang pernah sampai pada
kesimpulan bahwa air merupakan
substansi terdalam yang merupakan
asal mula segala sesuatu. Namun yang
lebih penting ialah pendiriannya bahwa
mungkin sekali segala sesuatu itu
berasal dari satu substansi belaka
(sehingga sesuatu itu tidak bisa
dianggap ada berdiri sendiri).Ontologi
terdiri
dari
dua
suku
kata,
yakni ontos dan logos . Ontos berarti
sesuatuyang berwujud (being ) dan
logos berarti ilmu.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan
makalah tentang ontologi ini adalah
untuk mengetahui tentang definisi
ontologi dan untuk menambah
pengetahuan mengenai teori nilai
keguanaan ilmu.
Ontologi yang merupakan salah
satu kajian filsafat ilmu mempunyai
beberapa manfaat, antara lain :
1. Membantu untuk mengembangkan
dan mengkritisi berbagai
bangunan sistem pemikiran yang
ada.
2. Membantu memecahkan masalah
pola relasi antar berbagai eksisten
dan eksistensi.
3. 3.
Dapat mengekplorasi secara
mendalam dan jauh pada berbagai
ranah keilmuan maupun masalah,
baik itu sains hingga etika.
Pengertian Ontologi
Ontologi adalah bidang pokok
filsafat yang mempersoalkan hakikat
keberadaan segala sesuatu yang ada
menurut tata hubungan sistematis
berdasarkan hukum sebab akibat yaitu
ada manusia, ada alam, dan ada kausa
prima dalam suatu hubungan yang
menyeluruh, teratur, dan tertib dalam
keharmonisan (Suparlan Suhartono,
2007).
Ontologi dapat pula diartikan
sebagai ilmu atau teori tentang wujud
hakikat yang ada. Obyek ilmu atau
keilmuan itu adalah dunia empirik,
dunia yang dapat dijangkau panca
indera.Dengan demikian, obyek ilmu
adalah pengalaman inderawi. Dengan
kata lain,ontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang hakikat sesuatu
yang berwujud (yang ada) dengan
berdasarkan pada logika semata.
Pengertian ini didukung pula oleh
pernyataan Runes bahwa “ ontology is
the theory of being qua being ” ,
artinya ontologi adalah teori tentang
wujud.Obyek telaah ontologi adalah
yang ada. Studi tentang yang ada, pada
dataran studi filsafat pada umumnya
dilakukan oleh filsafat metafisika.
Istilah
ontologi
banyak
digunakan ketika kita membahas yang
ada
dalam
konteks
filsafat
ilmu.Ontologi membahas tentang yang
ada, yang tidak terikat oleh satu
perwujudan
tertentu.
Ontologi
membahas tentang yang ada yang
universal, menampilkan pemikiran
semesta universal. Ontologi berupaya
mencari inti yang termuat dalam setiap
kenyataan, atau dalam rumusan Lorens
Bagus; menjelaskan yang ada yang kita
lihat atau yang dapat ditangkap dengan
panca indera senantiasa berubah.karena
itu, ia bukanlah hakikat, tetapi hanya
bayangan, kopi atau gambaran dari
idea-ideanya.
Dengan kata lain, benda-benda
yang dapat ditangkap dengan panca
indera ini hanyalah khayal dan illusi
belaka. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ontologi mengkaji
tentang “thestudy of the nature of
existence
and
being
in
the
abstract” atau “ the science of being
and universal order ”.
Argumen ontologis kedua
dimajukan oleh St. Augustine (354 –
430 M). Menurut Augustine, manusia
mengetahui dari pengalaman hidupnya
bahwa dalam alam ini ada kebenaran.
Namun, akal manusia terkadang
merasa bahwa ia mengetahui apa yang
benar, tetapi terkadang pula merasa
ragu-ragu bahwa apa yang diketahui
yaitu
adalah
suatu
kebenaran.
Menurutnya, akal manusia mengetahui
bahwa diatasnya masih ada suatu
kebenaran tetap (kebenaran yang tidak
berubah-ubah),dan itulah yang menjadi
sumber dan cahaya bagi akal dalam
usahanya mengetahui apa yang benar.
Kebenaran tetap dan kekal itulah
kebenaran yang mutlak. Kebenaran
mutlak inilah oleh Augustine disebut
Tuhan.
Ontologi dapat mendekati
masalah hakikat kenyataan dari dua
macam sudut pandang. Orang dapat
mempertanyakan
“kenyataan
itu
tunggal atau jamak?” yang demikian
ini merupakan pendekatan kuantitatif.
Atau orang dapat juga mengajukan
pertanyaan, “Dalam babak terakhir
apakah
yang
merupakan
jenis
kenyataan itu?” yang demikian itu
merupakan
pendekatan
secara
kualitatif.
Ontologi ini pantas dipelajari
bagi orang yang ingin memahami
secara menyeluruh tentang dunia ini
dan berguna bagi studi ilmu-ilmu
empiris
(misalnya
antropologi,
sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu
budaya, fisika, ilmu teknik dan
4. sebagainya). Ontologi sebagai cabang
filsafat yang membicarakan tentang
hakikat
benda
bertugas
untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan
“apa sebenarnya realitas benda itu?
apakah
sesuai
dengan
wujud
penampakannya atau tidak?”.
Aliran-aliran Ontologi
Dari teori hakikat (ontologi) ini
kemudian muncullah beberapa aliran
dalam persoalan keberadaan, yaitu:
1. Keberadaan dipandang dari segi
jumlah (kuantitas)
Monoisme
Paham ini menganggap bahwa
hakikat yang asal dari seluruh
kenyataan itu hanyalah satu saja,
tidak mungkin dua. Haruslah satu
hakikat saja sebagai sumber yang
asal, baik yang asal berupa materi
ataupun berupa rohani. Tadak
mungkin ada hakikat masingmasing bebas dan berdiri sendiri.
Haruslah salah satunya merupakan
sumber yang pokok dan dominan
menentukan perkembangan yang
lainnya. Istilah monisme oleh
Thomas
Davidson
disebut
dengan Block Universe.Aliran yang
menyatakan bahwa hanya satu
keadaan fundamental. Kenyataan
tersebut dapat berupa jiwa, materi,
Tuhan atau substansi lainnya yang
tidak dapat diketahui.
Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa
benda terdiri dari dua macam
hakikat sebagai asal sumbernya,
yaitu hakikat materi dan hakikat
ruhani, benda dan ruh, jasad dan
spirit. Materi bukan muncul dari
ruh, dan ruh bukan muncul dari
benda. sama-sama hakikat. kedua
macam hakikat itu masing-masing
bebas dan berdiri sendiri, samasama azali dan abadi. Hubungan
keduanya menciptakan kehidupan
dalam alam ini.Umumnya manusia
tidak akan mengalami kesulitan
untuk menerima prinsip dualism ini,
karena setiap kenyataan lahir dapat
segera ditangkap oleh pancaindera
kita, sedangkan kenyataan batin
dapat segera diakui adanya oleh
akal dan perasaan hidup.
Pluralisme
Paham ini berpendapat bahwa
segenap macam bentuk merupakan
kenyataan. Pluralisme bertolak dari
keseluruhan dan mengakui bahwa
segenap
macam
bentuk
itu
semuanya
nyata.
Pluralisme
dalam Dictionary of Philosophy and
Religion dikatakan sebagai paham
yang menyatakan bahwa kenyataan
alam ini tersusun dari banyak
unsure, lebih dari satu atau dua
entitas. Tokoh aliran ini pada masa
Yunani Kuno adalah Anaxagoras
dan Empedocles yang menyatakan
bahwa substansi yang ada itu
terbentuk dan terdiri dari 4 unsur,
yaitu tanah, air, api dan udara.
2. Keberadaan dipandang dari segi
sifat, menimbulkan beberapa
aliran, yaitu:
Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa
sumber yang asal itu adalah materi,
bukan rohani. Aliran ini sering juga
disebut
dengan
naturalisme.
Menurutnya bahwa zat mati
merupakan kenyataan dan satusatunya fakta. Yang ada hanyalah
materi, yang lainnya jiwa dan ruh
tidaklah merupakan suatu kenyataan
yang berdiri sendiri. Jiwa atau ruh
itu hanyalah merupakan akibat saja
dari proses gerakan kebenaran
dengan salah satu cara tertentu.
Idealisme
Sebagai lawan materialisme
adalah aliran idealisme yang
dinamakan
juga
dengan
spiritualisme. Idealisme berarti
serba cita, sedang spiritualisme
berarti serba ruh.Idealisme diambil
dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang
hadir dalam jiwa. Aliran ini
5. beranggapan
bahwa
hakikat
kenyataan yang beraneka ragam itu
semua berasal dari ruh (sukma) atau
sejenis dengannya, yaitu sesuatu
yang
tidak
berbentuk
dan
menempati ruang. Materi zat itu
hanyalah suatu jenis dari pada
penjelmaan rohani.
3. Keberadaan dipandang dari segi
proses, kejadian, atau perubahan.
Mekanisme
(serba mesin), menyatakan bahwa
semua gejala atau peristiwa dapat
dijelaskan
berdasarkan
asas
mekanik (mesin).
Teleologi
(serba tujuan), berpendirian bahwa
yang berlaku dalam kejadian alam
bukanlah kaidah sebab akibat tetapi
sejak semula memang ada sesuatu
kemauan atau kekuatan yang
mengarahkan alam ke suatu tujuan.
Vitalisme
memandang bahwa kehidupan tidak
dapat sepenuhnya dijelaskan secara
fisika, kimia, karena hakikatnya
berbeda dengan yang tak hidup.
Organisisme
(lawannya
mekanisme
dan
vitalisme). Menurut organisisme,
hidup adalah suatu struktur yang
dinamik, suatu kebulatan yang
memiliki
bagian-bagian
yang
heterogen, akan tetapi yang utama
adalah adanya sistem yang teratur.
Referensi
Ahmad Tafsir. 2006. filsafat ilmu. Bandung: Rosdakarya.
Baktiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Salam, Burhanudin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:
Rineka Cipta
Susano, A. 2011. Filsafat Ilmu Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis
Epistemologis, dan Aksiologis. Jakarta : PT. Bumiaksara.
Susriasumantri, Jujun S. 1987. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
UGM, Tim Dosen Filsafat Ilmu. 2007. Filsafat Ilmu. Yogyakarta