1. Tokoh Filsafat Barat
Beserta Pemikirannya
Oleh kelompok I:
1. Taliks Eduart Sambode 6. Dubel M. Djuangalenge
2. Nikodemus Batui 7. Maksen Haili
3. Feliks Lesnusa 8. Paulus Simonda
4. Jidon I. Unetbu 9. Tony Marengke
5. Andreas Supit
2. Ada banyak tokoh filsafat Barat dari masa filsafat Yunani kuno,
hingga masa sekarang. Namun dalam tulisan ini hanya akan
dibahas tiga tokoh filsafat Barat beserta pemikirannya, yaitu
Socrates, Thomas Aquinas, dan Rene Descartes. Ketiga tokoh di
atas dianggap mewakili era klasik, abad pertengahan dan abad
modern.
4. 4 POIN PENTING PEMIKIRAN SOCRATES
1. Kepercayaan Terhadap Akal Manusia
Socrates adalah seorang tokoh rasionalis. Apa maksudnya
rasionalis? Rasionalis adalah orang yang mempercayai akalnya lebih dari
inderanya. Meskipun kecondongan rasional ini baru akan semakin
diperjelas oleh muridnya, Plato.
Namun, kepercayaan Socrates terhadap akal manusia bukan tanpa
sebab. Socrates hidup ketika paham-paham yang dibawa oleh kaum
sofis merajalela di Athena. Kaum sofis ini adalah kaum pengelana yang
mengemukakan bahwa kebenaran itu relatif, tergantung pendapat
mayoritas.
5. Itulah yang kemudian ditentang oleh Socrates. Ia meyakini bahwa
kebenaran itu pasti, bukan relatif. Kita semua, umat manusia, telah
dibekali akal yang dapat membedakan mana yang benar dan salah.
Kepercayaan terhadap akal manusia itu membuat Socrates akhirnya
memutuskan untuk tidak melanjutkan profesi ayahnya sebagai pembuat
patung. Ia pergi ke alun-alun kota dan pasar-pasar yang ada di Athena
untuk membuktikan kemampuan akal nya serta akal manusia secara
umum. Ia berbicara kepada orang-orang Athena, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang memaksa mereka berpikir.
6. Bagi Socrates, pengetahuan itu berasal dari dalam. Itulah kenapa baik
itu tua, muda, kaya, maupun miskin, dapat mencapai pengetahuan
tersebut dengan akalnya. Hanya saja, mereka membutuhkan sosok
bidan yang mampu mengeluarkan pengetahuan tersebut, disitulah
tepatnya Socrates hadir. Ia seringkali membayangkan dirinya sebagai
bidan seperti ibunya, hanya saja, yang dilahirkannya adalah
pengetahuan yang benar.
Salah satu temuan yang membuat Socrates begitu terkenal adalah ketika
ia berupaya membuat pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang
dipertentangkan. Jawaban-jawaban yang dinilai belum memenuhi akan
terus dituntut hingga menemukan jawaban yang sesuai dengan yang
diinginkan oleh pertanyaan.
7. Pemikiran Socrates ini bermanfaat hingga sekarang. Sebuah penelitian
terdahulu berupaya menerapkan metode pemikiran Socrates dalam
sebuah pembelajaran Matematika. Metode yang diajarkan Socrates
adalah berusaha menyelesaikan masalah dari pertanyaan-pertanyaan
yang sifatnya sederhana hingga sampai kepada pertanyaan yang lebih
kompleks. Hasil dari penerapan metode Socrates ini membuktikan
bahwa metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
pada siswa dalam pembelajaran Matematika. Siswa mula-mula diajak
menjawab pertanyaan yang bersifat klarifikasi hingga kepada
pertanyaan yang dapat menggugah kemampuan berpikir kritis siswa
8. 2. Mencintai Dialog & Diskusi
Socrates pernah menjelaskan bahwa “pohon-pohon di pedesaan tidak
mengajarkan apapun kepadaku.” Dia yakin bahwa yang dapat
memberikan ilmu sejati kepadanya adalah manusia. Dan ilmu tersebut
dapat tersampaikan melalui dialog dan diskusi.
Ya, Socrates adalah sosok yang mencintai dialog dan diskusi. Dalam
satu kesempatan, itu akan membuktikan kemampuan akal
manusia. Dalam kesempatan lain juga dia jadi mendapat banyak
pengetahuan baru.
9. Socrates bahkan termasuk orang yang cukup mahir dalam
berdiskusi. Ia memancing lawannya dengan pertanyaan-
pertanyaan yang ia lontarkan. Kemudian ketika lawan
bicaranya mulai kehabisan kata-kata, ia memaksa lawan
bicaranya tersebut untuk menyetujui argumennya. Dalam
banyak diskusi, hal tersebut dilakukan Socrates untuk
membuat orang-orang Athena berpikir.
10. 3. Tidak Pernah Puas
Satu ungkapan Socrates yang sangat terkenal sampai saat ini adalah:
“Hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa-
apa.” Socrates adalah sosok yang tidak pernah puas untuk belajar. Ia
selalu memposisikan dirinya sebagai orang yang sedikit ilmunya.
Itulah kenapa kemudian Socrates mengajukan pertanyaan. Ia selalu
ingin tahu banyak hal. Ditengah perjalanannya, Socrates berbicara
kepada banyak orang yang beragam usia, profesi, bahkan status
sosialnya.
11. Satu kepercayaan yang selalu dipegang teguh oleh Socrates
adalah: “Pengetahuan yang benar akan menuntun pada
perilaku yang benar.” Ia mencari tahu tentang apa itu
kehidupan, etika, kebaikan, serta kejahatan. Hal tersebut
dilakukannya barang kali karena perasaan resah yang
menghantuinya. Resah karena masih ‘tidak mengetahui apa-
apa.’
12. 4. Gagasan Mengenai Norma Universal
Hal terakhir yang pasti dari pemikiran Socrates adalah keyakinan akan
adanya Norma Universal. Apa yang dimaksud norma
universal? Maksudnya adalah tata aturan mengenai yang baik dan buruk
itu berlaku di semua tempat dan sepanjang zaman.
Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, Socrates percaya bahwa akal
manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Itulah kenapa yang baik dan buruk tidak mengenal batasan, atau
akan berlaku sepanjang zaman.
13. Poin ini adalah poin terpenting yang membuat Socrates
menentang kaum sofis. Menurutnya, mereka (kaum sofis)
hanya mengajarkan keahlian saja. Dengan keahlian tersebut,
yang mereka lakukan adalah merusak tatanan berpikir
manusia.
Seperti keyakinannya, bahwa perilaku yang baik itu dituntun
oleh pengetahuan akan yang baik pula. Maka, sudah jelas
bahwa yang baik itu ‘pasti’ dan tidak ‘relatif’, serta berlaku
‘terus-menerus’ dan bukan hanya ‘sementara.’
15. Pada abad pertengahan pemikiran-pemikiran kritis dan filosofis
dapat ditemukan pada seorang teolog terkenal, yaitu Thomas
Aquinas, beliau dilahirkan dari keluarga kaya dan terpandang
di sebuah daerah bernama Roccasecca Italia sekitar tahun 1225
M. Ia memulai pendidikan teologinya sekitar tahun 1252 di
Universitas Paris hingga ia lulus dan memperoleh ijazah tahun
1256, sejak tahun 1259 ia memberikan kuliah di kampus
almamaternya. Selanjutnya mulai dari tahun 1272 Aquinas
pindah mengajar ke Universitas Napoli. Ia menghembuskan
napas terakhir di Lyons sekitar tahun 1274 Masehi.
16. POKOK2 PIKIRAN THOMAS AQUINAS
1) Thomisme.Thomisme merupakan sebutan untuk pemikiran filsafat
yangdikemukakan oleh Thomas Aquinas, yaitu diambil dari nama
depannya.Sebagaimana umumnya ajaran skolastik, Aquinas berusaha
menyelaraskan dengan filsafat Yunani dengan agama Nasrani yang dianutnya.
Oleh Aquinas dibedakan dua tingkat pengetahuan manusia. Pengetahuan tentang
alam yang dikenal melalui akal dan pengetahuan tentang rahasia Tuhan yang
diterima oleh manusia lewat wahyu atau kitab suci. Pengertian-pengertian
metafisis sebagian besar dipinjam dari Aristoteles. Misalnya pengertian materi dan
bentuk, potensi dan aktus, bakat dan perealisasian.
17. 2) Essentia dan Exentia.Pandangan Aquinas tentang konsep Tuhan
adalah actus yang paling umum, actus purus (aktus murni).
Menurutnya Tuhan itu sempurna keberadaannya, tidak berkembang,
karena pada Tuhan tiada potensi. Di dalam Tuhan segala sesuatu
telah sampai pada perealisasiannya yang sempurna.Tuhan adalah
aktualitas semata-mata, oleh karena itu pada Tuhan hakikat(essentia)
dan keberadaan (existentia) ada sama dan satu (identik). Hal ini
tidak berlaku bagi makhluk ciptaannya. Hal itu disebabkan
keberadaan makhluk adalah sesuatu yang ditambahkan pada
hakikatnya
18. 3) Kosmologi.Menurut Aquinas, alam semesta ini dibagi ke dalam
kelas, yaitu realitas anorganis, realitas animal, realitas manusia,
realitas malaikat, dan realitas Tuhan. Aquinas sebagai seorang ahli
teologi mengajukan lima argumen untuk membuktikan kalau Tuhan
dapat diketahui dengan akal. Lima argumen
tersebut adalah: 1). Sifat alam yang selalu bergerak, b). Sebab yang
mencukupi,c). Argumen kemungkinan dan keharusan, d).
Memperhatikan tingkatan yang terdapat pada alam ini, dan e). Adanya
keteraturan alam.
19. 4) Penciptaan. Pemikiran filsafat Aquinas tentang penciptaan juga suatu
pemikiran yang penting untuk dicermati. Pemikirannya Aquinas tersebut pada
dasarnya adalah pengaruh besar ajaran Augustinus-Neoplatonisme, yaitu ajaran
tentang partisipasi. Segala makhluk berpartisipasi dalam keadaan Allah, atau
mendapat bagian dari “ada” Allah. Hal ini disebabkan bukan karena emanasi
seperti yang diajarkan Neoplatonisme, melainkan karena karya penciptaan
Allah, yang menciptakan dari “yang tidak ada” (ex nihilo). Sebelum dunia
diciptakan tidak ada apa-apa, sehingga juga tidak ada dualism yang asasi antara
Allah dan benda, antara yang baik dan yang jahat. Segala sesuatu dihasilkan
Allah dengan penciptaan. Oleh karena itu, segala sesuatu berpartisipasi atau
mendapat bagian dari kebaikan Allah, sekalipun cara makhluk memiliki
kebaikan itu berbeda dengan cara Allah.
20. 5) Makhluk murni. Menurut Aquinas, makhluk-makhluk rohani dalam arti yang
murni (yaitu para malaikat) juga tersusun dari hakekat dan eksistensi, sekalipun
mengenai malakat dapat juga dibicarakan hal “bentuk”. Para malaikat memiliki
hakekat (essentia) roh dan mereka bereksistensi. Pada malaikat tidak terdapat
susunan materi dan bentuk, potensi dan aktus. Hal ini dikarenakan potensi para
malaikat tiada potensi yang harus berkembang. Oleh karena itu, di antara para
malaikat tiada individuasi dalam satu jenis. Tiap malaikat adalah jenisnya
sendiri.
21. 6) Jiwa. Manusia adalah suatu kesatuan yang berdiri sendiri, yang terdiri dari
bentuk(jiwanya) dan materi (tubuhnya). Dikarenakan hubungan antara jiwa dan
tubuh sebagai bentuk dan materi atau sebagai aktus dan potensi atau bisa juga
dikatakan sebagai perealisasian dari bakat. Jiwa bukanlah sesuatu yang berdiri
sendiri seperti yang diajarkan oleh Plato. Terhadap tubuh, jiwa merupakan
bentuk atau aktus atau perealisasiannya, karena jiwa adalah daya gerak yang
menjadikan tubuh sebagai materi, atau sebagai potensi, menjadi realitas. Jiwalah
yang memberikan perwujudan kepada tubuh sebagai materi.
22. 7. Etika teologis. Ahli teologi selalu menganggap bahwa eksistensi
Tuhan tidak bisa diketahui oleh akal dan hanya dapat diketahui oleh
iman. Namun, menurut Aquinas, eksistensi Tuhan dapat diketahui oleh
akal. Melalui akal eksistensi Tuhan dapat diketahui melalui tahapan-
tahapan berpikir kritis dengan argument rasional, sehingga kebenaran
itu sangat mungkin untuk diraih, temasuk mengetahui eksistensi Tuhan
melalui kreasinya pada alam.
23. Pokok Pikiran Aquinas dalam dunia pendidkan
Aquinas berpendapat bahwa tujuan pendidikan berupaya
untuk menghadirkan potensi pada diri siswa untuk lebih aktif
dan memperbarui kemampuannya. Sehingga dalam hal ini
tugas utama seorang guru adalah membuat rangsangan untuk
memunculkan potensi-potensi tersebut misalnya dengan
melatih kemampuan berpikir siswa menjadi lebih peka dan
kritis terhadap keadaan di sekitarnya. Dengan demikian
potensi-potensi tersebut akan lebih cepat muncul
24. Sebab sejatinya, tugas seorang guru adalah demikian
yaitu berupaya menjadi fasilitator yang juga berperan
menjadi pengingat, pengawas, penyeru, dan penerang
bagi anak didiknya.
26. Untuk mewakili abad modern, Rene Descartes adalah filsuf yang tepat
untuk dibahas, Descartes merupakan salah seorang filsuf terkenal pada
abad modern dan dijuluki sebagai bapak filsafat modern, kadang
dipanggil"Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling
penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi
generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk
membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme
kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18. .
Pemikiran filsafatnya dipengaruhi oleh matematika, astronomi, dan
fisika. Descartes filsuf yang tidak menerima pemikiran sebelumnya.
Sehingga pemikiran filsafat yang dianut oleh Descartes adalah sebuah
pembaruan yang berbeda dari sebelumnya.
27. Salah satu pemikiran Descartes yang fenomenal adalah ketika
ia membuat pernyataan “cogito ergo sum” yang berarti “aku
berpikir maka aku ada”. Melalui pernyataannya itu
Descartes membuat sebuah kesimpulan pemikiran bahwa
rasio atau akal begitu penting dan harus dipercaya
dibandingkan iman atau wahyu seperti yang dipegangi oleh
pendahulunya.
28. Ketiga tokoh filsafat Barat di atas hanyalah sebagian
kecil dari filsuf-filsuf Barat yang dibahas. Dari ketiga
filsuf di atas banyak sumbangsih pemikiran besar yang
mereka berikan dalam bidang ilmu pengetahuan. Salah
satunya terkait dengan dunia pendidikan yang semakin
berkembang dari zaman ke zaman melalui terobosan
pemikiran para filsuf tersebut.