PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Tata rias untuk provinsi bangka belitung
1. TATA RIAS PROVINSI BANGKA BELITUNG
Tata upacara pengantin Bangka terdiri dari meminang dayang, meentukan mahar dan
waktu pengantin, akad nikah, upacara jemputan, malam pengantin dan tepung tawar, serta
berambeh. Sedangkan tata upacara pengantin Melayu Belitung, terdiri dari mengetuk pintu,
berebut lawang, hantaran, saat berjamu dan mandi besimbor. Ada banyak persamaan di
antara keduanya, seperti adanya sahut - menyahut pantun dan nilai- nilai agama Islam dalam
setiap rangkaian kegiatannya.
Bentuk Sanggul pengantin Bangka Belitung adalah Konde Tilang yang terbuat dari
gulungan daun pandan atau lipatan daun pandan yang diisi dengan bunga rampai yang terdiri
dari mawar, melati, kenanga dan irisan daun pandan
Dengan hiasan kepala yang biasa kita sebut Paksian dan dilengkapi dengan aksesoris :
1. Kembang Cempaka
2. Kembang Goyang
3. Daun Bambu
4. Kuntum Cempaka
5. Sepit Udang ( samping kiri dan kanan telinga / godeg )
6. Pagar Tenggalung (samping kiri dan kanan telinga / godeg)
7. Sari Bulan ( dahi )
8. Tutup Sanggul atau Kembang Hong
Pakaian pengantin perempuan adalah baju kurung dengan bahan beludru merah. Busana
pengantin khas Pangkal Pinang ini disebut juga Baju Mirah atau Baju Abang. Tetapi ada juga
busana yang berwarna Ungu Kemilik. Kemudian, aksesorisnya antara lain :
1. Kain Cual yaitu Kain Tenun Asli Bangka yang Berasal dari Mentok
2. Teratai atau Penutup Dada
3. Kalung
4. Anting Panjang
5. Gelang
6. Pending Untuk Pinggang
Adapun untuk pakaian pengantin laki-laki terdiri dari :
1. Jubah panjang sebatas betis
2. Selempang yang dipakai pada bahu sebelah kanan
3. Celana
4. Penutup kepala seperti sorban (sungkon)
2. 5. Pending
6. Selop / Sandal Arab
Pada dasarnya, rias wajah pengantin sama dengan rias wajah panggung. Focus riasan
pada mata dan bibir. Pada riasan pengantin tradisional warna eye shadow yang digunakan
adalah warna coklat, hijau, dan kuning. Namun kini riasan pengantin indonesia juga bisa
disesuaikan dengan warna baju, seperi putih, silver, dan tembaga
Upacara Pengantin Bangka
1. Meminang Dayang
Bujang atau pemuda biasanya belum pernah melihat calon istrinya begitu pula
sebaliknya. Hal ini disebabkan sang dayang dipingit menurut adat. Perihal memilih istri atau
gadis bagi sang bujang adalah urusan orangtuanya sehingga cinta mereka datangnya sesudah
mereka melaksanakan perkawinan.
Pinangan biasanya datang dari pihak laki – laki dan untuk itulah dikirim beberapa
utusan yang berusia sekitar 65 hingga 70 tahun dan ahli dalam berpantun. Karena sebelum
menyampaikan maksud melamar, disampaikan terlebih dahulu sambut menyambut pantun,
yang isinya berkenaan dengan maksud untuk melamar. Demikian juga dengan memberi
jawaban apakah lamaran diterima atau tidak dari orang tua Sang Dayang, dalam penyampaian
pantunnya menggunakan kata – kata yang halus sehingga tidak menyinggung perasaan pihak
yang dilamar.
Dalam musyawarah lamaran, akan dibicarakan asal – usul, keturunan dan budi pekerti
dari calon suami. Jika lamaran tersebut diterima dari pihak keluarga Sang Dayang, pada saat
itu pula akan diceritakan pula kekurangan Sang Bujang pada anak dayangnya, agar tidak
terjadi penyesalan setelah menjadi menantu. Bunyi pantun yang disampaikan oleh pihak Sang
Bujang seperti ini:
Sungguh Elok Pohon Kuini
Daunnya Lebat Batangnya Rindang
Niat Kam Datang Kemari
Kami Datang Untuk Meminang
Ambillah Sirih Beserta Pinang
Kunyah Dahulu Sebelum Ditelan
Awak Datang Untuk Meminang
Kami Terima Kedua Belah Tangan
2. Mahar dan Waktu Pengantin
3. Jika sudah ada kesepakatan dari kedua belah pihak maka akan diadakan pembicaraan
waktu dan berapa besar mas kawin yang harus dibawa oleh calon mempelai pria. Dan
besarnya mahar itu, ditentukan oleh pihak orang tua Sang Dayang berdasarkan keturunan.
Selain mas kawin ada juga barang pemberian dari pihak laki – laki untuk pihak
mempelai perempuan, yang biasanya terdiri dari :
♦ Kain cual, satu lembar ( tenunan khas bangka )
♦ Selendang tenun asli , satu lembar
♦ Bahan kelambu , satu kayu ( 20 m )
♦ Kain putih 50 yard
♦ Bahan baju dua potong
♦ Cincin emas
♦ Sisir rambut , satu buah
♦ Tusuk konde emas , satu buah
♦ Bedak , satu kotak
♦ Celak , satu kotak
♦ Selop dan sepatu , masing – masing satu pasang
♦ Jarum berikut benangnya
♦ Cermin muka, satu buah
♦ Gunting , satu buah
♦ Tas kulit , satu buah
♦ Payung ,satu buah
♦ Kipas tangan , satu buah
♦ Uang belanja dapur secukupnya.
3. Akad Nikah
Biasanya akad nikah diselenggarakan malam hari setelah sholat Isya, di rumah orang
tua Sang Dayang kemudian diadakan kenduri serta dibacakan doa oleh undangan yang hadir
pada malam itu. Doa yang ditujukan utuk kebahagiaan kedua mempelai, kelak dalam
membina rumah tangga. Setelah diadakan akad nikah maka kedua belah pihak akan mulai
mempersiapkan segala sesuatunya untuk resepsi.
4. Upacara Jemputan
4. Upacara ini dimulai pada malam pertama dan berakhir pada malam ketiga. Kira – kira
dilaksanakan pukul 23.00 WIB, pada saat itu mempelai pria dijemput oleh utusan pihak
mempelai wanita untuk tidur di rumah istrinya. Kemudian pada saat pagi menjelang,
mempelai pria pulang ke ruah orang tuanya. Karena mereka belum diperkenankan untuk
tinggal serumah dulu. Lalu sekitar pukul 07.00 WIB, kembali lagi utusan dari mempelai
wanita menjemput mempelai pria di rumahnya untuk makan pagi bersama. Setelah selesai
sarapan pagi, mempelai pria diperbolehkan untuk kenbali ke rumah orang tuanya. Begitu
seterusnya hingga malam ketiga perkawinan mereka.
5. Malam Pengantin dan Tepung Tawar
Malam pengantin ini adalah malam ketiga dari perayaan pesta perkawinan. Pada malam
inilah sang suami diperbolehkan tidur bersama istrinya dan keesokan paginya akan diadakan
upacara mandi tepung tawar yang dihadiri oleh para tamu dan kerabat dari kedua mempelai.
Mandi tepung tawar ini terdiri dari air tolak bala, satu mangkok tepung kuning dan
putih terbuat dari beras secukupnya yang dibawa oleh mempelai pria, sebuah jeruk limau
ataujeruk nipis yag telah dibelah empat. Ketupat lepassatu buah ”jalan ” dan tangguk” dua
buah. Barang – barang yang dedikn ii kemudian dibagi menjadi 2 tempat untuk mempelai
pria dan wanita.
6. Berambeh
Setelah mandi tepung tawar pada malam harinya, mempelai wanita disuruh mendatangi
mertuanya untuk berambeh atau sungkem. Sedang mempelai pria tetap tinggal di rumah
mempealai wanita. Biasanya mempelai wanita menginap di rumah mertuanya selama 2
malam. Kemudian paada malam ketiga, datanglah utusan dari pihak mempelai wanita
untukmenjemputnya kembali ke rumah orang tuanya. Biasanya pada saat pulang mempelai
wanita diberi hadiah beruap bebrapa lenmbar kain dan bahan pakian serta sebentukcincin
emas.
Tata Upacara Pengantin Melayu Belitung
Hajatan perkawinan di Belitung, adalah saat menggelar segala hal yang berkenaan
dengan adat yang tetap dijunjung. Dalam adat Belitung, tak harus seorang wanita dilamar,
saat menjelang perkawinannya. Dimungkinkan, sang prialah yang dilamar oleh calon
pendamping hidupnya. Perihal ini, menandakan keluwesan masyarakat Belitung dalam
memandang anggota masyarakatnya. Tak harus pria dinilai lebih dibanding wanita, atau
sebaliknya.
Kesemuanya dapat diselesaikan dengan kesepakatan. Puade atau pelaminan, bunge
teluk atau telur yang dihiasi dengan hiasan bunga beserta payong lilin atau hiasan payung
5. lilin beserta perangkat lainnya telah lengkap terpasang . Kedua keluarga yang akan lebih
mengikat kekeluargaan, telah siap untuk melewati rangkaian acara adat perkawinan Belitung.
Munggah atau prosesi pernikahan adatpun akan segera digelar. Pelaksanaan upacara
pernikahan adat Belitung biasanya makan waktu 3 hari 3 malam. Bahkan bisa mencapai 7
hari 7 malam.
1. Mengetuk Pintu
Hari pertama, adalah saatnya ‘mengetuk pintu’. Pada hari pertama ini calon pengantin
pria tidak menyertakan kedua orang tuanya. Sang mempelai didampingi oleh saudara ayah
atau ibu. (pakcik atau uwak, tergantung hasil musyawarah keluarga). Rombongan mempelai
pria tidak lantas begitu saja masuk ke dalam rumah. Ada 3 pintu yang harus mereka lewati
2. Berebut Lawang
Di pintu pertama ini, sebaris pantun diujar rombongan tamu. Sebaris pantun pula
dibalas tuan rumah, diwakili ‘tukang tanak’, orang yang memasak nasi. Tak habis sebaris,
pantunpun berlanjut. Intinya adalah menyampaikan maksud kedatangan rombongan tamu
yang didengarkan oleh tukang tanak. Namun bukan berarti rintangan sudah usai. Masih ada
2 pintu lagi yang harus dilalui rombongan mempelai pria.
Di pintu kedua, kali ini mereka harus berhadapan dengan ‘Pengulu Gawai’, yang
merupakan pemimpin hajatan. Berbalas pantun kembali dijalin. Pengulu gawai pun
menanyakan maksud kedatangan rombongan tamu. Dua pintu telah dilalui, namun
belumlah cukup. Masih tersisa satu lagi
Yang terakhir, pintu ketiga dikawal ‘Mak Inang’, seorang juru rias pengantin. Mak
Inang menanyakan barang bawaan atau ‘sire’ rombongan tamu yang hendak meminang.
Dengan sire berarti keluarga besar rombongan tamu mempunyai niat mengikat tali
persaudaraan. Lewat pintu ini, barulah lega rombongan tamu.
3. Hantaran
Hantaran dan tipak yang dibawa rombongan tamupun beralih tangan. Seperangkat
tempat sirih lengkap, yang menyimpan 17 macam barang, menggambarkan jumlah rakaat
shalat dalam 1 hari, seperti kapur sirih, pinang, gambir, dan lainnya, kini di tangan tuan
rumah. Demikian pula dengan sejumlah uang, yang berkelipatan lima. Angka lima
melambangkan jumlah shalat wajib bagi kaum muslim. Sang pengantin pria, akhirnya
dipertemukan dengan pujaan hati, yang segera akan dinikahinya. Keduanya duduk
berdampingan. Akad nikahpun digelar. Sujud tanda bhakti kepada orang tua, dilakukan
pasangan pengantin Belitung.
4. Saat Bejamu
6. Hari kedua, ‘saat bejamu’, lebih menyiratkan rasa persaudaraan dua keluarga yang telah
dipersatukan ini. Di hari kedua, orang tua pengantin pria yang selama ini diwakilkan barulah
muncul, dipertemukan dengan pihak keluarga dan orang tua pengantin wanita.
Peran Mak Inang, begitu sangat terasa di hari kedua ini. Bahkan boleh dibilang sangat
dominan. Ia memandu serangkaian adat Belitung. Seperti saling tukar kue. Memiliki makna,
mertua harus ingat akan menantunya, demikian pula sebaliknya. Namun demikian, pesta
belumlah usai. Masih ada hari ketiga
5. Mandik Besimbor
Pasangan pengantin, dimandikan dengan air kembang 7 rupa. Mandik besimbor
istilahnya. Merekapun menginjak telur. Cukup mengagetkan, saat pengantin ini berlari ke
arah pelaminan. Gurauan umum beredar siapa yang mencapai pelaminan terlebih dahulu
dialah yang mengatur roda kehidupan keluarganya kelak.
Tata Rias Pengantin
a. Rambut dan Akesoris
Bentuk Sanggul pengantin Bangka Belitung adalah Konde Tilang yang terbuat dari
gulungan daun pandan atau lipatan daun pandan yang diisi dengan bunga rampai yang terdiri
dari mawar, melati, kenanga dan irisan daun pandan. Pada zaman dahulu yang dipakai adalah
sanggul cumpok atau cepul. Pemasangan tangkai bunga di atas kepala pengantin, menurut
sejarahnya, ada 25 tangkai yang menyiratkan tentang 25 nabi utusan Allah SWT.
Dengan hiasan kepala yang biasa kita sebut Paksian dan dilengkapi dengan aksesoris :
1. Kembang Cempaka
2. Kembang Goyang
3. Daun Bambu
4. Kuntum Cempaka
5. Sepit Udang ( samping kiri dan kanan telinga / godeg )
6. Pagar Tenggalung (samping kiri dan kanan telinga / godeg)
7. Sari Bulan ( dahi )
8. Tutup Sanggul atau Kembang Hong
7. Sedangkan untuk Pengantin Pria menggunakan Sungkon atau Sorban yang ditutup
dengan Mahkota Paksian. Kemudian, pada samping kanan diberi aksesoris berupa bunga
cempaka
8. b. Busana dan Aksesoris
Baju pengantin perempuan menurut keterangan orang tua-tua berasal dari negeri
Cina, konon menurut cerita ada saudagar dari Arab yang datang ke negeri Cina untuk
berdagang sambil menyiarkan agama Islam dan jatuh cinta dengan seorang gadis Cina
kemudian melangsungkan perkawinan dengan gadis Cina tersebut, pada perkawinan
inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing. Selanjutnya karena banyaknya
orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke pulau Bangka terutama ke Kota
Mentok yang merupakan pusat pemerintahan pada waktu itu diantaranya ada yang
melakukan perkawinan maka banyaklah penduduk pulau Bangka yang meniru pakaian
tersebut.
Pakaian pengantin perempuan adalah baju kurung dengan bahan beludru merah.
Busana pengantin khas Pangkal Pinang ini disebut juga Baju Mirah atau Baju Abang.
Tetapi ada juga busana yang berwarna Ungu Kemilik. Kemudian, aksesorisnya antara
lain:
1. Kain Cual yaitu Kain Tenun Asli Bangka yang Berasal dari Mentok
2. Teratai atau Penutup Dada
3. Kalung
4. Anting Panjang
5. Gelang
6. Pending Untuk Pinggang
Baju pengantin perempuan ditambah dengan hiasan payet atau manik-manik,
juga lempengan emas agar nampak mewah, dan dilengkapi dengan hiasan Ronce Melati
untuk keindahan dan keharuman alami (bukan keharusan).
9. Gambar 6
Adapun untuk pakaian pengantin laki-laki terdiri dari :
1. Jubah panjang sebatas betis
2. Selempang yang dipakai pada bahu sebelah kanan
3. Celana
4. Penutup kepala seperti sorban (sungkon)
5. Pending
6. Selop / Sendal Arab
Pakaian pengantin laki-laki ini berwarna merah dan biasanya dari bahan
beludru dengan hiasan manik-manik atau lempengan emas sama dengan pengantin
11. Rias wajah adalah bagian perawatan wajah yang mutlak, dan merupakan bentuk seni
tersendiri. Rias wajah dapat diterapkan kepada berbagai bentuk wajah dengan bermacam-
macam tujuan. Diantaranya dapat dirias untuk memperoleh citra sederhana dan alamiah, atau
mengikuti rias wajah sesuai dengan mode terakhir, ataupun berdasarkan rias wajah menurut
kebutuhan seketika.
Dalam merias wajah kita harus memiliki pengetahuan macam-macam kosmetika
untuk tata rias wajah. Pilih kosmetik yang baik mutunya, dapat dilihat dari daya lekat serta
kemampuan resapan ke dalam kulit. Perhatikan apakah kosmetik tidak kadaluarsa.
Rias Wajah Pengantin
Pada dasarnya, rias wajah pengantin sama dengan rias wajah panggung. Focus riasan
pada mata dan bibir. Pada riasan pengantin tradisional warna eye shadow yang digunakan
adalah warna coklat, hijau, dan kuning. Namun kini riasan pengantin indonesia juga bisa
disesuaikan dengan warna baju, seperi putih, silver, dan tembaga.