tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
PPT INOV KELOMPOK 2.pptx
1. INOVASI PEMBELAJARAN FISIKA
Menganalisis Jurnal Nasional dan Internasional
berdasarkan assessment/ Penilaian
Diampu Oleh:
Drs.A.Joko Lesmono,M.Si
Dr.Rif’ati,M.Si
Pendidikan Fisika
Universitas Jember
2022
2. ANGGOTA KELOMPOK 2 :
2
Tiara Angelita
210210102043
Niken Nila D
210210102045
Friscela Yona N
2102101020
Naziroh Faiqotul H
210210102043
Nilta Wahyuni
210210102108
4. Pendahuluan
Pada kasus penelitian ini, penulis mendefinisikan penilaian
diri sebagai proses siswa dimana siswa
1)Memantau dan mengevaluasi kualitas pemikiran dan
perilaku mereka.
2)Mengidentifikasikan strategi yang meningkatkan
pemahaman dan keterampilan mereka.
Penilaian diri ini terjadi saat siswa menilai pekerjaan mereka
sendiri untuk meningkatkan kinerja. Selain itu siswa juga
akan diminta mengidentifikasi perbedaan anatara kinerja
mereka saat ini dengan penialian yang diinginkan.
4
5. Metode
Penelitian ini menggunakan pengambilan data dengan menjalankan
eksperimen sirkuit dan menjawab berbagai pertanyaan studi sirkuit yang
mana analisis tersebut berupa penyelesaian pre dan post-test serta
didalamnya dengan isi pengukuran sebelum dan sesudah tes, yang mana
berupa kinerja siswa pada soal-soal fisika dan sampel bisa menyelesaikan
solusi tersebut. dimana penelitian ini dilakukan selama 2 minggu dengan
sampel akhir berupa 287 siswa.
6. Hasil
6
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kemampuan
untuk menilai diri sendiri sangat penting dalam proses ilmiah dan keterampilan
yang dibutuhkan dalam literasi sains. Dalam hal ini, peneliti menguji mengenai
hubungan antara penilaian diri siswa terhadap pemecahan masalah fisika dan
presetasi akademik. Peneliti menemukan bahwa siswa yang menerima
pengetahuan berbasis kasus memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang hanya menerima pengetahuan konten saja. Selain itu, siswa
yang menerima pengetahuan berbasis kasus dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk menilai sendiri hasil kerja mereka. Dalam penelitian ini diberikan
contoh guru yang mengajarkan topik fisika pengukuran. Dengan menunjukkan
pengukuran yang tepat dan tidak tepat dari alat ukur, memungkinkan siswa
untuk melihat ulang pekerjaan mereka dan melakukan pengukuran yang lebih
akurat hingga memperoleh hasil yang tepat. Pada akhirnya hal tersebut mampu
meningkatkan prestasi akademik siswa.
7. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa siswa yang menerima pengetahuan
berdasarkan kasus memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang hanya menerima pengetahuan
konten saja. Dengan memberikan pengetahuan berbasis kasus
kepada siswa maka siswa tersebut dapat menilai sendiri hasil
kerja nya dalam pembelajaran fisika. Guru sering mendorong
siswa untuk mengenali berbagai komponen dalam materi
dengan berulang kali proses pemecahan masalah melalui
berbagai tugas hingga memahami materi. Dengan itu siswa
dapat lebih peka terhadap kesalahan yang dibuat dalam proses
pemecahan masalah tersebut.
7
9. Dalam kurikulum 2013 sendiri lebih menekankan pada pendekatan
ilmiah yang memberikan tanggung jawab kepada pendidik agar dapat
merancang proses pembelajaran untuk siswa dapat melakukan kegiatan
ilmiah atau praktikum. Asesmen yang dilakukan oleh guru tentunya di
perlukan dalam kegiatan praktikum. Jika di tinjau kondisi saat ini
masih banyak pendidik yang belum menggunakan instrumen asesmen
kerja dalam kegiatan praktikum. Hal tersebut dapat menjadi masalah
serius yang dapat menyebabkan siswa untuk berfikir bahwa kegiatan
praktikum tidaklah penting dalam penentuan hasil belajar.Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan instrumen kerja dalam praktikum
mata pelajaran fisika di SMA serta mendeskripsikan kelayakan
instrumen dari segi konstruktif, substansi, dan bahasa.
Pendahuluan
9
10. Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(research and development) dimana proses pengembangan produk
terdapat dua subjek yakni subjek penelitian dan subjek uji coba.
subjek penelitian didalam pengembangan yakni instrumen asesment
kinerja parktikum pada mata pelajaran fisika. sedangkan pada projek
uji coba pengembangan instrument kinerja ialah pada dosen fkip unila
karena sudah menjadi pakar dalam bidang instrumen penilaian jenjang
pendidikan terakhir S2.
11. Hasil
11
Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa instrumen asesmen kinerja
yang digunakan untuk menilai siswa dalam kegiatan praktikum. Instrumen asesmen
kinerja ini dikembangkan untuk membantu guru dalam melaksanakan penilaian aspek
keterampilan atau ranah psikomotorik pada proses kegiatan praktikum siswa.
Berdasarkan hasil uji validasi ahli, instrumen asesmen kinerja (performance assessment)
praktikum pada mata pelajaran fisika di SMA telah layak dan dapat digunakan sesuai
dengan aspek konstruksi, aspek substansi, dan aspek Bahasa/budaya yang digunakan.
Kelebihan:
1. Instrumen asesmen kinerja (performance assessment) ini sangat cocok digunakan
guru untuk menilai kinerja siswa secara objektif
2. Instrumen ini dibuat dengan rinci sehingga memudahkan guru untuk menilai kinerja
siswa
3. Instrumen ini dilengkapi dengan kisi-kisi yang dapat guru gunakan untuk
mengarahkan kinerja siswa.
Kekurangan:
Instrumen ini juga memiliki kekurangan yaitu kurang ekonomis karena dibuat untuk
persiswa sehingga jika jumlah siswa banyak, maka guru perlu menyiapkan instrumen
yang banyak pula.
14. Kesimpulan
14
Dapat disimpulkan menurut penelitian dihasilkan instrumen
asesmen kinerja (performance assessment) melalui proses
pengembangan dengan rangkaian penilaian yang meliputi
instrumen, skenario pembelajaran, instrumen lembar
observasi penilaian, rubrik, dan pedoman penskoran untuk
nilai akhir kinerja siswa pada praktikum fisika di SMA.
Instrumen yang dikembangkan layak secara konstruksi,
substansi, dan bahasa, dengan nilai rata-rata 3,63 atau
kualitasnya sangat layak oleh karena itu intrumen bisa
digunakan.