Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di SD. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dalam dua siklus. Hasil observasi dan refleksi digunakan untuk meningkatkan siklus berikutnya.
1. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan
kelas (Class Action Research). PTK diperkenalkan oleh ahli psikologi soial
Amerika yang bernama Kurt Lewin, menurut pendapatnya (Kunandar,
2008:42) mengemukan bahwa ‘penelitian tindakan kelas suatu
rangkaian langkah yang teridiri atas empat tahap, yakni
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi’.
Arikunto (Ekawarna, 2013:5) bahwa ‘PTK merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan’. Sedangkan
menurut John Elliot (Elfanani, 2012:12) yang dimaksud dengan penelitian
tindakan kelas ialah:
Kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan
kualitas tindakan didalamnya’. Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan
hubungan yang diperlukanan antara evaluasi diri dari perkembangan
professional.
Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
(Elfanani, 2012:12) yang mengatakan bahwa :
PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan
praktik-praktik tersebut.
34
2. 2
Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya
penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru wali kelas V SDN 1
Balandongan. Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan
pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Penelitian tindakan
kelas memiliki tujuan seperti yang telah ungkapkan oleh Ekawarna (2013:13)
yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang
dilaksanakan guru demi tercapianya tujuan pembelajaran yang bermutu.
b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru.
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah
pembelajaran yang dikelas agar pembelajaran bermutu.
d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan
masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi
siswa dan kelas yang diajarnya.
e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi
pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang
dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran.
f. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis
penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas,
bukan semata-mata bertumpu pada kesan atau asumsi.
3. 3
2. Model Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model yang dikembankan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc
Taggart dalam Ekawarna (2013;20), mengemukakan bahwa ‘Penelitian
tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Alur
penelitian adaptasi Model Kemmis & Taggart dapat disajikan pada gambar
berikut :
Gambar 1 : Model Action Research Kemmis & Taggart
4. 4
Dalam pelaksanaannya penilitian secara rinci terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perencanaan,
pada tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
Biasanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti harus
mempersiapkan beberapa hal diantaranya rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media pembelajaran, bahan
ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah kegiatan menerapkan perencanaan yang
telah dibuat, peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan pada tahap
perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.
3. Observasi
Dalam tahap observasi yang melakukannya adalah pengamat, kegiatan
ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini
adalah mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta
mengetahui dampak
apakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan.
4. Refleksi
5. 5
Tahapan refleksi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan
apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat
diperbaiki pada siklus selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai
maka tahapan ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari
keseluruhan kegiatan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SDN 1 Balandongan yang beralamat di Jl.
Parakansalak Km. 6 Kec. Parakansalak Kabupaten Sukabumi. Waktu yang
diperlukan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini adalah 3 bulan terhitung
dari Maret sampai Mei 2014.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 1 Balandongan yang
berjumlah 51 peserta didik terdiri dari 23 laki-laki dan 28 perempuan.
D. Alur/Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaannya
terdiri dari dua siklus dan akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang
akan dicapai pada setiap siklusnya. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan
sebagai berikut :
6. 6
1. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan
perencanan. Kegiatan yang dilakukan selama tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
a. Meminta izin penelitian kepada pihak sekolah
b. Melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung
sebelumnya.
b. Mengkaji data hasil nilai mata pelajaran IPA khususnya pembelajaran
sifat-sifat cahaya pada tahun pelajaran sebelumnya.
c. Refleksi dari hasil observasi awal.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sebagai peneliti
sekaligus mempraktikan tindakan dalam pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan dilakukan pada bulan Maret 2014 dengan menerapkan model
discovery learning pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran dilakukan dalam dua siklus.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
a. Siklus I:
1. Perencanaan (Planning)
7. 7
Sebelum melakukan kegiatan pelaksanaan, peneliti melakukan
persiapan perencanaan diantaranya sebagai berikut :
a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, model, dan
alat yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran
b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk
mengaplikasikan kegiatan eksperimen
e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu
disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi
dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang
akan disiapkan dan dikembangkan.
f) Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
g) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
h) Melaksanakan diskusi dengan observer.
i) Melakukan prates terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal
peserta didik pada materi sifat-sifat cahaya.
j) Memberikan informasi kepada peserta didik agar membawa peralatan
yang dibutuhkan untuk melakukan siklus 1.
2. Pelaksanaan (Acting)
8. 8
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang
telah dibuat sebelumnya. Pada kegiatan pembelajaran sifat-sifat cahaya
ini disesuaikan dengan model Discovery Learning. Adapun langkah-
langkah kegiatan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah:
1) Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
b. Presensi/absensi siswa.
c. Guru mengkondisikan agar siswa siap mengikuti pelajaran.
d. Apersepsi
1) Mengapa kita dapat melihat?
2) Ketika listrik padam, keadaan menjadi gelap. Apakah mata
kalian dapat melihat benda-benda di sekitar?
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a. Stimulasi
1) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai sifat-sifat
cahaya. “Anak-anak, coba sebutkan apa saja sifat-sifa cahaya
yang kalian ketahui?”
2) Siswa mengungkapkan pemikirannya mengenai sifat-sifat cahaya
yang mereka ketahui.
9. 9
b. Identifikasi masalah
1) Guru memberikan pertanyaan arahan untuk memfokuskan pada
konsep yang akan dibahas.
2) Dari semua jawaban yang diberikan siswa mengenai sifat-sifat
cahaya guru mengarahkan pada jawaban “Sifat cahaya
merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat
dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan”.
3) Guru membagi siswa kedalam enam kelompok belajar yang
heterogen dengan anggota 7-8 orang.
4) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi menentukan
hipotesis dari permasalahan yang disajikan, dengan mengajukan
beberapa pertanyaan arahan.
5) Siswa bersama kelompoknya membuat hipotesis dari
permasalahan yang disajikan.
6) Siswa menyampaikan hipotesis yang telah dibuatnya dari hasil
diskusi kelompok
7) Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis yang telah
dibuat dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
8) “Bagaimana cara untuk membuktikan hal tersebut?”
c. Data Collection
10. 10
1) Guru memberikan pertanyaan arahan sebelum siswa melakukan
percobaan:
2) Apa tujuan dari percobaan yang ingin kalian lakukan?
3) Alat dan bahan apa saja yang kalian butuhkan?
4) Untuk membuktikan pendapat kalian benar atau tidaknya, apa saja
yang harus kalian amati?
5) Guru memberikan intruksi kepada masing-masing kelompok
untuk mulai melakukan percobaan,
6) Bersama anggota kelompoknya terlebih dahulu siswa merancang
tujuan dan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan
7) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
Percobaan
8) Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan berdasarkan
langkah-langkah yang telah mereka rumuskan.
9) Siswa melakukan pengamatan sesuai dengan langkah
percobaan yang telah dibuat sebelumnya.
d. Data Processing
1) Setiap kelompok mencatat hasil pengamatannya pada lembar
pengamatan yang telah dibagikan.
11. 11
2) Siswa menggambarkan alat percobaan yang telah dirangkai.
3) Setelah melakukan percobaan, siswa bersama kelompoknya
berdiskusi untuk membuat kesimpulan dalam bentuk laporan.
e. Verifikasi data
1) Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan
laporannya di depan kelas.
2) Kelompok lain memberikan tanggapan.
3) Siswa bersama dengan guru membahas hasil praktikum yang
telah dilakukan.
4) Guru mengkoreksi kesalahan dan memberikan pengutan materi.
5) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai materi
yang belum dipahami.
f. Generalisai
1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
berdasarkan diskusi kelas yang telah dilakukan.
2) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman singkat
mengenai kesimpulan materi yang telah dipelajari.
12. 12
3) Siswa mengerjakan tes tertulis yang diberikan oleh guru
3) Kegiatan Penutup
a. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil
belajar
b. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
d. Melakukan penilaian hasil belajar
e. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
3. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung karena
untuk mengetahui :
a. Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.
b. Aktivitas aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar
c. Kinerja guru dalam mengajar
d. Respon siswa terhadap proses belajar mengajar
e. Kemampuan peserta didik saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru.
4. Refleksi (Reflecting)
13. 13
Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan
penelitian pada siklus selanjutnya, penelitian pada siklus pertama dianggap
berhasil apabila :
a. Sebagian besar (75% dari peserta didik) mampu memenuhi aspek
indikator kemampuan kerjasama
b) Lebih dari 75% peserta didik dapat menjawab soal evaluasi
dengan benar.
Penulis dan observer melakukan analisis dan refleksi terhadap
pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus I, apabila ditemukan
kelemahan dan kekurangan pada siklus I maka dilakukan siklus II sebagai
upaya perbaikan pembelajaran materi sifat-sifat cahaya. Hasil refleksi
digunakan sebagai rekomendasi dan revisi untuk perencanaan dan
pelaksanaan tindakan pembelajaran yang berikutnya.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanan apabila pelaksanaan siklus I masih kurang
memuaskan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan ditemukannya kekurangan
pada pelaksanaan siklus I dan mencapai target / tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu peneliti harus benar-benar merumuskan serta
merencanakan langkah-langkah yang tepat dan efektif agar kekurangan
pada sikls I dapat diperbaiki. tahapan kegiatan pada siklus II dapat
dijelaskan sebagai beirkut:
1) Perencanaan (Planning)
14. 14
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama.
2) Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model
discovery learning berdasarkan perencanaan hasil refleksi pada siklus
pertama.
3) Pengamatan (Observation)
Dibantu oleh observer Peneliti melakuakn pengamatan terhadap
aktivitas pembelajarandengan menerapkan model discovery learning.
4) Refleksi
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus
maka peneliti membuat refleksi berupa kesimpulan atas pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning dalam
meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran IPA materi
sifat-sifat cahaya.
E. Teknik Penelitian
1) Teknik Pengumpulan Data
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas yaitu
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sifat-sifat cahaya maka
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non test
(observasi dan dokumentasi).
a. Tes
15. 15
Menurut Nana Sudjana (2012 : 35) menyatakan bahwa, tes pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran.
Jadi teknik pengumpulan data dengan tes ini dimaksudkan untuk
menilai hasil belajar yang berkaitan dengan ranah kognitif, karena
setelah peserta didik selesai mengikuti suatu pembelajaran, maka peserta
didik akan di berikan tes untuk mengetahui hasil yang menunjukan
sejauh mana keberhasilan guru dalam menyampaikan materi.
b. Nontes
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini tidak hanya berupa tes yang
berbentuk uraian ataupun tes objektif, tetapi dilakukan juga penilaian
nontes yaitu sebagai berikut.
1) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
(Kunandar. 2008. hlm. 143). Observasi yang dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah observasi selektif. Yaitu observasi yang
dilakukan untuk mengetahui kompetensi tertentu yang dicapai siswa.
Dalam peneltian ini kompetensi yang diamati meliputi kompetensi yang
dicapai siswa dalam pembelajaran discovery learning, materi
pembelajaran dan pembelajaran siswa dalam kelompok.
16. 16
2) Dokumentasi
Teknik dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen
arsip, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen
sehubungan penelitian harus sesuai dengan fokus masalah penelitian dan
tujuan.
3) Wawancara
Menurut Denzin (dalam Wiraatmadja. 2008. hlm. 117), wawancara
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada
orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
hal-hal yang dipandang perlu. Pada penelitian ini, wawancara digunakan
untuk melengkapi dara observasi. Wawancara yang dilakukan berisi
pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dianggap dapat
memberikan informasi yang dipelukan.
2) Instrumen Penelitian
a. Instrumen Pembelajaran
Instrument pembelajaran adalah instrument yang dipakai selama
pembelajaran berlangsung. Instrument pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan media pembelajaran lainnya.
b. Instrumen Pengumpulan Data
17. 17
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi:
1) Lembar Observasi KBM
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
serta respon siswa selama kegiatan pembelajaran dengan
penerapan model discovery learning berlangsung.
2) Lembar Soal
Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes uraian untuk
mengukur peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap materi
berdasarkan indikator yang telah ditentukan setelah diberikan
tindakan.
3) LKS Kelompok
LKS kelompok yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar
siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi/pengetahuan serta
bersosialisasi dengan teman-temannya. Tidak hanya itu saja, LKS
kelompok dibuat karena pada dasarnya model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu model discovery learning
dalam pelaksanaannya juga dilakukan melalui kegiatan diskusi
bersama kelompok.
18. 18
4) Pedoman Wawancara
Dalam hal ini, peneliti mewawancarai langsung siswa kelas V SD
Negeri 1 Balandongan, yang dilakukan setelah siklus berlangsung.
Wawanara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penyebab
dari siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yang telah
ditapakan sehingga nantinya dapat dijadikan perbaikan untuk siklus
berikutnya.
5) Dokumentasi
Instrumen ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi
yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Data ini
dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji dan menafsirkan
fokus permasalahan dalam penelitian
F. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif
dan kuantitatif.
1) Analisis Data Kualitatif
19. 19
Data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi terhadap siswa dan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran melalui model discovery learning yang
akan diuraikan secara deskriptif.
2) Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif dan Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk melihat seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa. Tahap-
tahap dalam menganalisis data kuantitatif adalah:
a. Pensekoran terhadap jawaban siswa
Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif
peserta didik adalah tes pilihan ganda dan tes uraian bebas sehingga tidak
ada rumus baku yang dijadikan sebagai dasar untuk mencari skor peserta
didik. Namun, peneliti menerapkan kriteria penskoran untuk menentukan
skor siswa. Kriteria penskoran yaitu :
1) Pilihan Ganda (Individu)
Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal
yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir
soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan
menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumusnya
sebagai berikut.
Skor = B/N x 100 (skala 0-100)
Ket : B = banyaknya butir yang dijawab benar
N = adalah banyaknya butir soal
2) Lembar Kerja Siswa (Kelompok)
20. 20
2 = Jika siswa dapat menyimpulkan dengan benar dan tepat
1 = Jika siswa menjawab kesimpulan, tetapi tidak tepat
0 = Jika siswa tidak menjawab kesimpulan
b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik melalui
rumus yang diadaptasi dari Nana Sudjana (2013: 109).
Keterangan :
R = Nilai rata-rata peserta didik
∑ X = Jumlah seluruh nilai peserta didik
∑ N = Jumlah peserta didik
c. Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik.
Pada penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual didapat
dari KKM untuk pembelajaran IPA ditetapkan sekolah yaitu siswa
dinyatakan tuntas jika telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 65 dan
di bawah 65 dinyatakan belum tuntas. Sedangkan ketuntasan belajar
secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar
siswa menyeluruh. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
klasikal digunakan rumus :
21. 21
Keterangan :
P = persentase peserta didik yang lulus
ΣP = jumlah peserta didik yang lulus
ΣN = jumlah seluruh peserta didik
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Rata-rata Kelas
Kriteria Nilai
Baik Sekali 85 – 100
Baik 70 – 84
Cukup 60 – 69
Kurang 50 – 59
Kurang Sekali >50
Pada data kualitatif, setelah data dianalisis dilanjutkan dengan proses
pengolahan data yang selanjutnya dideskripsikan. Sedangkan data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes individu siswa dan tugas
kelompok, dianalisis kemudian data tersebut diolah dan dihitung
persentase serta nilai rata-ratanya. Hasil tes siswa dituliskan dalam
bentuk tabel, sehingga skor yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.