Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menganalisis kinerja Jalan Diponegoro di depan SDN 5 Pedungan akibat bangkitan perjalanan siswa. Hasilnya, operasi sekolah menurunkan kinerja jalan dan meningkatkan derajat kejenuhan. Studi ini diperlukan untuk menemukan solusi penanganan lalu lintas di masa depan.
1. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN
PERJALANAN SDN 5 PEDUNGAN
Cokorda Istri Mira Pemayun1, I Gusti Raka Purbanto 2, I Nyoman Karnata Mataram2
e-mail: mirapemayun@gmail.com
Abstrak : Jalan Diponegoro merupakan jaringan jalan kolektor primer dengan status nasional,
dimana merupakan jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan kota-kota
antar pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal. Pada ruas Jalan Diponegoro khususnya di
depan SDN 5 Pedungan sering mengalami permasalahan lalu lintas seperti peningkatan tundaan
pada jam sekolah. Hal ini terjadi saat jam puncak atau jam sibuk karena tingginya aktivitas
masyarakat diikuti oleh kegiatan sekolah tersebut pada saat yang bersamaan, ditambah lagi
hambatan samping yang muncul akibat kendaraan yang mengantar atau menjemput siswa. Untuk
memperbaiki kinerja Jalan Diponegoro yang semakin padat tersebut, maka perlu adanya suatu
studi yang bermaksud untuk mengetahui jumlah bangkitan dan besar penurunan kinerja ruas jalan
pada daerah studi dengan adanya SDN 5 Pedungan dibandingkan tanpa adanya SDN 5 Pedungan.
Studi ini diperlukan untuk mengidentifikasi masalah di ruas jalan Diponegoro agar nantinya dapat
menemukan solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya masalah lalu lintas yang lebih besar.
Dari hasil analisis diperoleh bangkitan pergerakan berkisar antara 1,25 smp/jam hingga 96
smp/jam. Kondisi terendah terjadi pada pukul 12.00-13.00 dan kondisi tertinggi terjadi pada
pukul 06.30-07.30. Dengan beroperasinya SDN 5 Pedungan menyebabkan kinerja ruas jalan
Diponegoro menurun. Hal ini dapat dilihat dari derajat kejenuhannya, dimana dengan
beroperasinya SDN 5 Pedungan beroperasi diperoleh sebesar 1,03 dengan tingkat pelayanan F
sedangkan derajat kejenuhan tanpa beroperasinya SDN 5 Pedungan sebesar 0,92 dengan tingkat
pelayanan E. Dari hasil prediksi bangkitan pergerakan 10 tahun mendatang pada jam puncak
diperoleh sebesar 111.21 smp/jam. Derajat kejenuhan yang terjadi diperoleh sebesar 2,38 dengan
tingkat pelayanan F.
Kata kunci: Bangkitan Perjalanan, Kapasitas Ruas Jalan, Kinerja Ruas Jalan
Performance Analysis Of Diponegoro Street Result SDN 5 Pedungan
Trip Generation
Abstract : Diponegoro street is a network of primary collector road with national status, which is a road
that is developed to serve and connect cities which are the central hub of local and regional activities.
On Diponegoro street especially in front of SDN 5 Pedungan, frequent traffic problems such as an
increase in traffic delay during school hours. This occurs during rush hour due to the high activity of the
community followed by the activities of the school that happen the same time, and also side constraints
arising from vehicles dropping off or picking up students. To improve the performance of Diponegoro
street when crowded, a study is needed which aims to determine the number of trip generation and the
drop in performance of roads around the study area, comparing if SDN 5 Pedungan exists and if SDN 5
Pedungan does not exist. This study is required to identify the problems on Diponegoro street in order to
find the right solution to prevent more traffic problems. From the results obtained by analysis of trip
generation ranged from 1.25 smp/hour to 96 smp/hour. The lowest condition occurred between 12:00
and 13:00, and the highest condition occurred between 06:30 and 07:30. The operation of SDN 5
Pedungan leads to a decreased performance on Diponegoro street. It can be seen from the degree of
saturation, where the operation of SDN 5 Pedungan obtained 1.03 with a level of service F, while the
degree of saturation without the operation of SDN 5 Pedungan obtained 0.92 with a service level E.
From the results of prediction, trip generation for the next 10 years on peak hour obtained a 111.21
smp/hour. And obtained a degree of saturation of 2.38 with a level of service F.
Keywords: Trip Generation, Road Capacity, Roads Performance
2. Analisis Kinerja Ruas Jalan Diponegoro Akibat Bangkitan Perjalanan SDN 5 Pedungan……(Pemayun, Purbanto, Mataram)
PENDAHULUAN
Jalan Diponegoro merupakan jaringan jalan
kolektor primer dengan status nasional, dimana
merupakan jalan yang dikembangkan untuk melayani
dan menghubungkan antar kota sebagai pusat
pelayanan jasa bagi kebutuhan pelayanan kota. Hal ini
dapat dilihat dari Jalan Diponegoro yang menjadi
salah satu penghubung antara Kota Denpasar dengan
daerah Bali selatan selain Jalan Imam Bonjol.
Sebagai jalan yang memiliki peran vital dalam
lalu lintas di Kota Denpasar kondisi di lapangan
sangatlah berbeda. Dari hasil pengamatan pada ruas
Jalan Diponegoro khususnya di depan SDN 5
Pedungan tersebut sering mengalami permasalahan
lalu lintas seperti peningkatan tundaan pada jam
sekolah. Hal ini terjadi saat jam puncak atau jam
sibuk karena tingginya aktivitas masyarakat diikuti
oleh kegiatan sekolah tersebut pada saat yang
bersamaan, ditambah lagi hambatan samping yang
muncul akibat kendaraan yang mengantar atau
menjemput siswa.
Untuk memperbaiki kinerja Jalan Diponegoro
yang semakin padat tersebut, maka dilakukan suatu
studi yang bermaksud untuk mengetahui jumlah
bangkitan perjalanan dan besar penurunan kinerja ruas
jalan pada daerah studi saat sekolah beroperasi
dibandingkan tanpa beroperasinya sekolah serta
prediksi kinerja ruas jalan 10 tahun mendatang. Studi
ini diperlukan untuk mengidentifikasi masalah di ruas
jalan Diponegoro agar nantinya dapat menemukan
solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya masalah
lalu lintas yang lebih besar.
MATERI DAN METODE
Bangkitan pergerakan adalah tahapan
pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan
yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan
jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau
tata guna lahan ( Tamin, 2000 ). Bangkitan
pergerakan bertujuan untuk mendapatkan jumlah
pergerakan yang masuk di suatu zona ( Trip
Attraction ) dan yang meninggalkan suatu zona ( Trip
Production ). Kedua hal tersebut dianalisis secara
terpisah. Jadi tujuan perencanaan bangkitan adalah
untuk mengetahui besarnya bangkitan pada masa
sekarang yang kemudian dapat digunakan untuk
memprediksi pergerakan dimasa yang akan datang.
Adanya bangkitan pergerakan tentu akan
mempengaruhi kinerja ruas jalan. Dimana kinerja
adalah suatu ukuran kuantitatif mengenai kondisi
operasional dari fasilitas lalu lintas. Beberapa
parameter yang digunakan dalam menganalisis kinerja
ruas jalan yaitu arus dan komposisi lalu lintas,
kapasitas, kecepatan, tingkat pelayanan dan derajat
kejenuhan.
Data primer yaitu data volume lalu lintas,
kecepatan, bangkitan pergerakan dan hambatan
samping diperoleh dari hasil survai lapangan. Survai
dilakukan dilakukan dalam satu hari selama 16 jam
yaitu dari pukul 06.00-22.00. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Bali.
Data tersebut kemudian dianalisis. Kapasitas
dihitung dengan rumus :
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (1)
Dimana C adalah kapasitas sesungguhnya, C0
adalah kapasitas dasar, FCW adalah faktor
penyesuaian lebar jalan, FCSP adalah faktor
penyesuaian pemisah arah, FCSF adalah faktor
penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerb
dan FCCS adalah faktor penyesuaian ukuran kota.
Setelah kapasitas diperoleh kemudian dihitung
derajat kejenuhan (DS) dengan rumus :
C
Q
DS =
Dimana DS adalah derajat kejenuhan, Q adalah
arus lalu lintas dan C adalah kapasitas.
Dari hasi perhitungan derajat kejenuhan dan
data kecepatan yang diperoleh dari hasil survai
kemudian dapat ditentukan tingkat pelayanan jalan
menggunakan Gambar 1.
Gambar 1. Tingkat pelayanan berdasarkan volume
dengan kapasitas yang dibandingkan dengan
kecepatan operasi
Kinerja ruas jalan tanpa pengaruh SDN 5
pedungan diperoleh dengan mengurangi volume lalu
lintas dengan bangkitan perjalanan yang disebabkan
oleh sekolah. Kemudian hitung dengan cara yang
sama dengan sebelumnya.
Untuk prediksi kinerja ruas jalan 10 tahun
mendatang dihitung dengan menggunakan faktor
pertumbuhan penduduk dan faktor pertumbuhan
kendaraan bermotor. Kedua faktor pertumbuhan
tersebut kemudian dirata-ratakan. Besarnya jumlah
pergerakan 10 tahin mendatang dapat dihitung dengan
rumus :
Tn = T0 x ( 1 + r )n (3)
Dimana Tn adalah jumlah pergerakan pada
masa yang akan datang, T0 pergerakan pada masa
sekarang, r adalah faktor pertumbuhan dan n adalah
tahun rencana.
3. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan volume lalu lintas
didapatkan volume tertinggi pada pagi hari terjadi
pada pukul 07.15-08.15 sebesar 2775.45 smp/jam dan
pada sore hari terjadi pada pukul 16.45-17.45 sebesar
2673,4 smp/jam, dimana jam puncak ini dapat
mewakili segmen ruas jalan di depan sekolah lokasi
studi. Sedangkan untuk perhitungan kapasitas
diperoleh sama yakni 2206,97 smp/jam. Kapasitas
diperoleh sama karena faktor penyesuaian yang sama.
Setelah kapasitas diperoleh maka dapat dihitung
derajat kejenuhannya. Dari hasil analisis diperoleh
derajat kejenuhan pada pagi hari sebesar 1,26 dan
pada sore hari 1,21. Dimana hal itu berarti volume
lalu lintas sudah melebihi kapasitas yakni pada pagi
hari sebesar 126% dari kapasitas dan pada sore hari
volume lalu lintas sebesar 121% dari kapasitas jalan.
Hal ini disebabkan oleh perilaku pengendara sepeda
motor yang berkendara di trotoar, bukan pada badan
jalan. Karena volume lalu lintas melebihi kapasitas
jalan maka tingkat pelayannya adalah F.
Pada jam puncak bangkitan perjalanan yakni pada
pukul 06.30-07.30 diperoleh volume sebesar1241,1
smp/jam. Dari hasil perhitungan kapasitas diperoleh
kapasitas 2063.04 smp/jam. Kapasitas diperoleh lebih
kecil dibandingkan pada saat jam puncak volume lalu
lintas karena faktor penyesuaian hambatan samping
pada jam puncak bangkitan adalh tinggi/high. Setelah
kapasitas diperoleh maka dapat dihitung derajat
kejenuhannya. Dari hasil analisis diperoleh derajat
kejenuhan 1,03. Dimana hal itu berarti volume lalu
lintas sudah melebihi kapasitas yakni pada sebesar
103% dari kapasitas jalan. Hal ini disebabkan oleh
perilaku pengendara sepeda motor yang berkendara di
trotoar, bukan pada badan jalan. Karena volume lalu
lintas melebihi kapasitas jalan maka tingkat
pelayannya adalah F.
Pada analisis kinerja ruas jalan tanpa pengaruh
SDN 5 pedungan volume yang digunakan adalah
volume dikurangi besarnya bangkitan. Sehingga
diperoleh volume pada jam puncak volume lalu lintas
sebesar 2761,95 smp/jam. Dari hasil perhitungan
kapasitas diperoleh kapasitas 2206,97 smp/jam.
Setelah kapasitas diperoleh maka dapat dihitung
derajat kejenuhannya. Dari hasil analisis diperoleh
derajat kejenuhan 1,25. Dimana hal itu berarti volume
lalu lintas sudah melebihi kapasitas yakni pada
sebesar 125% dari kapasitas jalan. Hal ini disebabkan
oleh perilaku pengendara sepeda motor yang
berkendara di trotoar, bukan pada badan jalan. Karena
volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan maka
tingkat pelayannya adalah F.
Pada jam puncak bangkitan diperoleh volume
tanpa pengaruh SDN 5 pedungan sebesar 2045,1
smp/jam. Dari hasil perhitungan kapasitas diperoleh
kapasitas 2206,97 smp/jam. Setelah kapasitas
diperoleh maka dapat dihitung derajat kejenuhannya.
Dari hasil analisis diperoleh derajat kejenuhan 0,92
maka tingkat pelayanannya adalah E.
Dari hasil analisis diatas dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik perbandingan seperti berikut :
Gambar 2. Perbandingan Volume Lalu Lintas dan
Kapasitas Jalan Pada Saat Jam Puncak Volume Lalu
Lintas
Gambar 3. Perbandingan Volume Lalu Lintas dan
Kapasitas Jalan Pada Saat Jam Puncak Bangkitan
Perjalanan
Gambar 4. Perbandingan Derajat Kejenuhan Pada
Saat Jam Puncak Volume Lalu Lintas
Gambar 5. Perbandingan Derajat Kejenuhan Pada
Saat Jam Puncak Bangkitan Perjalanan
Untuk memperoleh kinerja ruas jalan 10 tahun
yang akan datang akan digunakan faktor
pertumbuhan. Dari hasil analisis diperoleh faktor
pertumbuhan sebesar 8,65%. Jumlah bangkitan pada
SDN 5 Pedungan 10 tahun mendatang diperoleh
111,21 smp/jam.
Pada jam puncak volume lalu lintas diperoleh
volume sebesar 6362,54 smp/jam dan pada jam
puncak bangkitan sebesar 4908,34 smp/jam. Untuk
kapasitas 10 tahun mendatang diasumsikan sama,
maka diperoleh derajat kejenuhan pada jam puncak
volume lalu lintas sebesar 2,88 dan pada jam puncak
bangkitan sebesar 2,38. 10 tahun mendatang Jalan
Diponegoro memiliki derajat kejenuhan melebihi 1
baik pada jam puncak volume lalu lintas maupun pada
jam puncak bangkitan perjalanan, maka keduanya
memiliki tingkat pelayanan F.
Hasil perhitungan dapat juga ditampilkan dalam
grafik seperti berikut :
Gambar 6. Perbandingan Volume Lalu Lintas dan
Kapasitas Jalan Pada Jam Puncak Volume Lalu Lintas
dan Bangkitan Perjalanan
Gambar 7. Perbandingan Pada Jam Puncak Volume
Lalu Lintas dan Bangkitan Perjalanan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis didapat beberapa simpulan
sebagai berikut:
1. Bangkitan perjalanan tejadi hanya pada
pukul 06.00-13.00, dimana kondisi terendah
terjadi pada pukul 12.00-13.00 yaitu sebesar
1,25 smp/jam sedangkan kondisi tertinggi
terjadi pada pukul 06.30-07.30 yaitu sebesar
96 smp/jam.
4. Analisis Kinerja Ruas Jalan Diponegoro Akibat Bangkitan Perjalanan SDN 5 Pedungan……(Pemayun, Purbanto, Mataram)
2. Beroperasinya SDN 5 pedungan
menyebabkan kinerja ruas jalan Diponegoro
menurun. Hal ini dapat dilihat dari derajat
kejenuhan saat SDN 5 Pedungan beroperasi
sebesar 1,03 dengan tingkat pelayanan F
sedangkan derajat kejenuhan saat SDN 5
Pedungan tidak beroperasi sebesar 0,92
dengan tingkat pelayanan E.
3. Dari hasil prediksi bangkitan perjalanan 10
tahun mendatang pada jam puncak diperoleh
sebesar 111.21 smp/jam. Derajat kejenuhan
yang terjadi diperoleh sebesar 2,38 dengan
tingkat pelayanan F.
Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengingat banyaknya aktivitas institusi dan
toko lainya yang berada di jalan Diponegoro
maka perlu dilakukan penelitian lebih
konprehensif mengenai kinerja ruas jalan
Diponegoro akibat bangkitan perjalanan
gabungan institusi dan toko tersebut.
2. Mengingat tingkat pelayanan yang buruk
serta derajat kejenuhan yang tinggi baik pada
kondisi saat ini maupun pada 10 tahun
mendatang maka perlu dilakukan studi lebih
lanjut untuk mendapatkan solusi dari hal
tersebut.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua,
saudara, dan teman-teman dan semua pihak yang telah
memberikan dorongan, bimbingan, dan saran dalam
penyelesaian tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A.A. 2003. Rekayasa Jalan Raya.
Universitas Muhamadyah Malang ( UMM ).
Malang.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2014. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202014.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2013. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202013.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2012. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202012.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2011. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202011.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2010. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202010.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2009. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202009.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2008. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202008.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2007. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202007.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2006. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202006.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali Dalam
Angka 2005. BPS Provinsi Bali.
http://bali.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Bali%
20Dalam%20Angka%202005.pdf. Diaskses
tanggal 07 Maret 2015
Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Dirjen Bina
Marga.
Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 27 Tahun 2011.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar. 30
Desember 2011. Lembaran Daerah Kota
Denpasar Tahun 2011 Nomor 27. Denpasar.
Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi, Edisi Kedua Penerbit ITB.
Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun
2004. Tentang Jalan. 18 Oktober 2004.
5. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 132. Jakarta.