Postmodernisme muncul sebagai kritik terhadap kegagalan modernisme dalam mewujudkan keadilan sosial dan mengabaikan aspek spiritual. Ciri-ciri postmodernisme antara lain menolak klaim kebenaran mutlak, menghargai pluralisme, dan skeptis terhadap narasi besar. Gerakan ini menekankan dialog antara berbagai perspektif tanpa meniadakan yang lain.
1. SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR 2
Tugas individu
Disusun oleh
Muhammad alfaridzi nazwar
1604104010095
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
2. UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Aliran POSTMODERNISME
A. Latar Belakang Lahirnya Aliran Postmodernisme
Latar belangkang timbulnya aliran Postmodernisme disebabkan adanya kritik
atau ketidak percayaan terhadap aliran Modernisme yang dianggap telah gagal
mewujudkan cita-cita yang mereka agung-agungkan yaitu ingin mensejahterakan
seluruh umat manusia, tetapi malah sebaliknya bahwa aliran modernisme dianggap
telah gagal dan merusak tatanan kehidupan masyarakat yaitu kehidupan masyarakat
sudah terlalu individualisme, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin,
yang pintar membodohi orang yang bodoh dan negara yang kuat menjajah negara
yang lemah. Yang lebih menyakitkan lagi, ketika bom atom diledakan di Hiroshima
dan Nagasaki, berapa ratus umat manusia yang mati akibatkan ledakan tersebut dan
betapa dahsyatnya kerusakan yang ditimbul terhadap alam semesta.
Dunia saat ini sedang bergejolak, khususnya dalam bidang filsafat, ilmu, seni
dan kebudayaan. Manusia merasa tidak puas dan tidak dapat bertahan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kapitalisme, serta cara berpikir
modern. Modernisme dianggap sudah usang dan harus diganti dengan paradigma baru
yaitu postmodernisme. Inilah hal-hal yang melatar belakangi lahir atau timbulnya
aliran / paham postmodernisme.
B. Pengertian Aliran Postmodernisme.
Post-Modern-Isme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya faham (isme),
yang berkembang setelah (post), modern. Postmodernisme dibedakan dengan
postmodernitas, jika postmodernisme lebih menunjuk pada konsep berpikir.
Sedangkan postmodernitas lebih menunjuk pada situasi dan tata sosial sosial produk
3. teknologi informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang
berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik, usangnya negara dan bangsa serta
penggalian kembali inspirasi-inspirasi tradisi. Hal ini secara singkat sebenarnya ingin
menghargai faktor lain (tradisi, spiritualitas) yang dihilangkan oleh rasionalisme,
strukturalisme dan sekularisme.
Para Ahli postmodernisme masih belum sepakat mengenai pengertian diatas
dengan alasan bahwa pengertian diatas akan mengaburkan arti dari kata Modernisme
itu sendiri.
Istilah postmodernisme pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Jerman, Rudolf
Pannwitz, pada tahun 1917, untuk menggambarkan nihilisme budaya barat abad ke-
20. Istilah ini pertama kali muncul pada bidang seni dan kemudian juga arsitektur,
ketika perumahan Pruitt-Igoe di St. Louis dihancurkan dengan dinamit dan dimulailah
pengembangan karya-karya arsitektur yang berwajah baru. Keyakinan
fundamental/fondasional menjadi syarat utama untuk membenarkan pengetahuan
yang dibangun di atasnya. Keyakinan-keyakinan tidak bersifat sirkuler, namun harus
sampai pada satu titik aksiomatis, yang tidak membutuhkan pembenaran apapun. Jelas
rasiolah yang mampu mengerjakannya dengan teliti, rasio adalah pusat.
Kebenaran (truth) adalah persesuaian antara sesuatu dengan fondasinya dan
sekaligus persesuaian antara akal dan kenyataan yang dicermati, antara subjek yang
mengamati dan objek yang teramati. Fondasionalisme/fundamentalisme menyimpan
sebuah kepastian bahwa dasar mutlak tersebut tidak terikat pada ruang dan waktu
hidup manusia. Ia harus a-historis agar tetap mampu menjadi fondasi ilmu dan segi-
segi hidup lainnya. Kebenaran adalah absolut dan mengabaikan dialog yang jujur
dengan wacana historis dan sosial.
Postmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide
zaman modern (yang mengutamakan rasio, objektivitas, dan kemajuan). Postmodern
memiliki cita-cita, ingin meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial, kesadaran akan
peristiwa sejarah dan perkembangan dalam bidang penyiaran. Postmodern mengkritik
modernisme yang dianggap telah menyebabkan desentralisasi di bidang ekonomi dan
4. teknologi, apalagi hal ini ditambah dengan pengaruh globalisasi. Selain itu,
postmodern menganggap media yang ada saat ini hanya berkutat pada masalah yang
sama dan saling meniru satu sama lain.
Wacana postmodern menjadi popular setelah Francois Lyotard (1924)
menerbitkan bukunya The Postmodern Condition : A Report on Knowledge (1979).
Postmodern pada awal kelahirannya merupakan kritik terhadap arus modernism yang
semakin menggusur humanisme dari manusia sendiri, melahirkan materialism dan
konsumerisme yang merusak lingkungan dan menguras semangat serta nilai
masyarakat. Postmodernisme beraksi terhadap inti filsafat modernism; Idealisme
Descartes, Empirisisme Locke, dan Eksistensialisme Husserl, analisis logis Newton
dan metode ilmiah Prancis Bacon.
Francois Lyotard mengatakan bahwa postmodernisme merupakan
intensifikasi yang dinamis, yang merupakan upaya terus menerus untuk mencari
kebaruan, eksperimentasi dan revolusi kehidupan, yang menentang dan tidak percaya
pada segala bentuk narasi besar, berupa penolakannya terhadap filsafat metafisis,
filsafat sejarah, dan segala bentuk pemikiran totalitas, seperti Hegelian, Liberalisme,
Marxisme, dan lain-lain. Postmodern dalam bidang filsafat dapat diartikan segala
bentuk refleksi kritis atas paradigma modern dan atas metafisika pada umumnya.
Postmodernis awal, Nietzsche, mengkritik Modernism (sains) sebagai
kecurangan yang mengklaim kebenaran yang tetap, netral dan objektif padahal
sesuatu itu adalah mustahil. Bagi Nietzsche, penjelasan ilmiah bukan penjelasan yang
sebenarnya; itu hanya menghasilakan deskripsi yang rumit. Sedangkan Foucault
curiga bahwa sains bukan disiplin netral seperti diklaim kaum Modernis, ada banyak
teori bersaing dan berkompetisi disana. Sedangkan Baudrillard curiga terhadap peran
media massa sebagai wujud dari modernisasi yang telah banyak melakukan
kebohongan. “Apakah kita benar-benar melihat apa yang terjadi? Siapa mengatakan
hal itu? Begitu kecurigaan Baudrillard. Bahkan ia curiga bahwa perang teluk hanyalah
drama layar kaca, tidak benar-benar terjadi. ” Peperangan modern adalah peperangan
cyber,”. Menurut kaum postmodernis Ia adalah sebuah rekayasa penuh kepentingan
5. dari agenda kapitalisme. Baudrillard melihat kapitalisme sebagai ssuatu yang
mengubah manusia menjadi benda.
Menurut Pauline Rosenau mengatakan bahwa, postmodernisme menganggap
modernisme telah gagal dalam beberapa hal penting antara lain:
Pertama, modernisme gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan dramatis
sebagaimana diinginkan para pedukung fanatiknya.
Kedua, ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri dari
kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan otoritas seperti tampak pada
preferensi-preferensi yang seringkali mendahului hasil penelitian.
Lima paradoks yang digarisbawahi Ahmed antara lain ialah (Akbar S. Ahmed;
2002) : masyarakat mengajukan kritik pedas terhadap materialisme, tetapi
pada saat yang sama pola hidup konsumerisme semakin menguat; masyarakat
bisa menikmati kebebasan individual yang begitu prima yang belum pernah
terjadi dalam sejarah, namun pada saat yang sama peranan Negara bertambah
kokoh; dan masyarakat cenderung ragu terhadap agama, tetapi pada saat yang
sama terdapat indikasi kelahiran metafisika dan agama.
Ketiga, ada semacam kontradiksi antara teori dan fakta dalam perkembangan
ilmu-ilmu modern.
Keempat, ada semacam keyakinan – yang sesungguhnya tidak berdasar–
bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala persoalan yang
dihadapi manusia dan lingkungannya; dan ternyata keyakinan ini keliru
manakala kita menyaksikan bahwa kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan
lingkungan terus terjadi menyertai perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi.
Dan Kelima, ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi
mistis dan metafisik eksistensi manusia karena terlalu menekankan pada
atribut fisik individu.
6. Postmodernisme muncul untuk “meluruskan” kembali interpretasi sejarah
yang dianggap otoriter. Untuk itu postmodernisme menghimbau agar kita semua
berusaha keras untuk mengakui adanya identitas lain yang berada di luar wacana
hegemoni. Postmodernisme mencoba mengingatkan kita untuk tidak terjerumus pada
kesalahan fatal dengan menawarkan pemahaman perkembangan kapitalisme dalam
kerangka genealogi (pengakuan bahwa proses sejarah tidak pernah melalui jalur
tunggal, tetapi mempunyai banyak “sentral”).
Postmodernisme mengajak kaum kapitalis untuk tidak hanya memikirkan hal-
hal yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan keuntungan saja, tetapi juga
melihat pada hal-hal yang berada pada alur vulgar material yang selama ini dianggap
sebagai penyakit dan obyek pelecehan saja.
Postmodernisme sebagai suatu gerakan budaya sesungguhnya merupakan
sebuah oto-kritik dalam filsafat Barat yang mengajak kita untuk melakukan
perombakan filosofis secara total untuk tidak lagi melihat hubungan antar paradigma
maupun antar wacana sebagai suatu “dialektika” seperti yang diajarkan Hegel.
Postmodernisme menyangkal bahwa kemunculan suatu wacana baru pasti
meniadakan wacana sebelumnya. Sebaliknya gerakan baru ini mengajak kita untuk
melihat hubungan antar wacana sebagai hubungan “dialogis” yang saling memperkuat
satu sama lain.
Berkaitan dengan kapitalisme dunia misalnya, Postmodenisme menyatakan
bahwa krisis yang terjadi saat ini adalah akibat keteledoran ekonomi modern dalam
beberapa hal, yaitu :
1) kapitalisme modern terlalu tergantung pada otoritas pada teoretisi
sosialekonomi seperti Adam Smith, J.S.Mill, Max Weber, Keynes,
Samuelson, dan lain-lain yang menciptakan postulasi teoritis untuk secara
sewenangwenang merancang skenario bagi berlangsungnya prinsip
kapitalisme;
7. 2) Modernisme memahami perkembangan sejarah secara keliru ketika
menganggap sejarah sebagai suatu gerakan linear menuju suatu titik yang
sudah pasti. Postmodenisme muncul dengan gagasan bahwa sejarah
merupakan suatu genealogi, yakni proses yang polivalen, dan
3) Erat kaitannya dengan kekeliruan dalam menginterpretasi perkembangan
sejarah, ekonomi modern cenderung untuk hanya memperhitungkan aspek-
aspek noble material dan mengesampingkan vulgar material sehingga berbagai
upaya penyelesaian krisis seringkali justru berubah menjadi pelecehan.
Inkonsistensi yang terjadi adalah akibat rendahnya empati para pembuat
keputusan terhadap persoalan-persoalan yang mereka hadapi.
Postmodernisme bukanlah suatu gerakan homogen atau suatu kebulatan yang
utuh. Sebaliknya, gerakan ini dipengaruhi oleh berbagai aliran pemikiran yang
meliputi Mrxisme Barat, struktualisme Prancis, nihilisme, etnometodogi,
romantisisme, popularisme, dan hermeneutika. Heterogenitas inilah yang barangkali
menyebabkan sulitnya pemahaman orang awam terhadap postmodernisme. Dalam
wujudnya yang bukan merupakan suatu kebulatan, postmodernisme tidak dapat
dianggap sebagai suatu paradigma alternatif yang berpretensi untuk menawarkan
solusi bagi persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh modernisme, melainkan lebih
merupakan sebuah kritik permanen yang selalu mengingatkan kita untuk lebih
mengenali esensi segala sesuatu dan mengurangi kecenderungan untuk secara
sewenang-wenang membuat suatu standar interpretasi yang belum tentu benar.
8. C. Ciri-Ciri Postmodernisme
Akbar S. Ahmed mengatakan terdapat delapan karakter sosiologis Postmodernisme
yang menonjol, yaitu :
1. timbulnya pemberontakan secara kritis terhadap proyek modernitas; memudarnya
kepercayaan pada agama yang bersifat transenden (meta-narasi); dan diterimanya
pandangan pluralisme relativisme kebenaran.
2. meledaknya industri media massa, sehingga ia bagaikan perpanjangan dari sistem
indera, organ dan saraf kita, yang pada urutannya menjadikan dunia menjadi terasa
kecil. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah menjelma bagaikan “agama”
atau “tuhan” sekuler, dalam artian perilaku orang tidak lagi ditentukan oleh
agama-agama tradisional, tetapi tanpa disadari telah diatur oleh media massa,
semisal program televisi.
3. munculnya radikalisme etnis dan keagamaan. Fenomena ini muncul diduga
sebagai reaksi atau alternatif ketika orang semakin meragukan terhadap kebenaran
sains, teknologi dan filsafat yang dinilai gagal memenuhi janjinya untuk
membebaskan manusia, tetapi sebaliknya, yang terjadi adalah penindasan.
4. munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas dan apresiasi serta
keterikatan rasionalisme dengan masa lalu.
5. semakin menguatnya wilayah perkotaan (urban) sebagai pusat kebudayaan, dan
wilayah pedesaan sebagai daerah pinggiran. Pola ini juga berlaku bagi
menguatnya dominasi negara maju atas negara berkembang. Ibarat negara maju
sebagai “titik pusat” yang menentukan gerak pada “lingkaran pinggir”.
6. semakin terbukanya peluang bagi klas-klas sosial atau kelompok untuk
mengemukakan pendapat secara lebih bebas. Dengan kata lain, era
Postmodernisme telah ikut mendorong bagi proses demokratisasi.
9. 7. era Postmodernisme juga ditandai dengan munculnya kecenderungan bagi
tumbuhnya eklektisisme dan pencampuradukan dari berbagai wacana, potret
serpihan-serpihan realitas, sehingga seseorang sulit untuk ditempatkan secara
ketat pada kelompok budaya secara eksklusif.
8. bahasa yang digunakan dalam waacana Postmodernisme seringkali mengesankan
ketidakjelasan makna dan inkonsistensi sehingga apa yang disebut “era
Postmodernisme” banyak mengandung paradoks
Aliran Postmodernisme diawali dengan kebangkitan era media informasi. Era
informasi ini bukan hanya mengubah pekerjaan kita tetapi juga menghubungkan
seluruh belahan dunia. Masyarakat informasi berfungsi berdasarkan jaringan
komunikasi yang meliputi seluruh muka bumi. Efisiensi sistem tersebut sangat
mengejutkan. Pada masa lalu, informasi tidak secepat perjalanan manusia. Tetapi
sekarang informasi dapat mengalir ke seluruh dunia secepat cahaya. Yang lebih
mengagumkan lagi adalah kemampuan era postmodern untuk mendapatkan informasi
dari mana saja secara cepat.
Karena sistem komunikasi global yang begitu canggih, kita dapat mengetahui
peristiwa apa saja di mana saja di dunia ini. Aliran Postmodernisme di lambangkan
dengan gambar Komputer.
Statistik kerja membuktikan bahwa kita sedang mengalami perubahan dari
masyarakat industri kepada masyarakat informasi. Pada era modern, mayoritas
lapangan pekerjaan terbuka dalam bidang produksi barang. Pada tahun 1970-an,
hanya 13% dari buruh-buruh di Amerika bekerja dalam produksi barang; 60% bekerja
dalam bidang informasi. Pelatihan untuk karir yang berkaitan dengan informasi - baik
prosesor data maupun konsultan - menjadi sangat penting.
Aliran inipun begitu cepat dan dahsyatnya masuk kedalam sendi-sendi
kehidupan masyarakat kita, hampir seluruh masyarakat merasakan walaupun tanpa
disadari bahwa era postmodernisme telah hadir ditengah-tengah kita.
10. Ibu-ibu rumah tangga saat ini sudah dapat melakukan usaha / berbisnis
dirumah secara online tanpa harus meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah
tangga. Para pelajar, mahasiswa, guru dan dosen untuk mendapatan ilmu pengetahuan
tidak mesti harus bertatap muka secara langsung. Para pekerja dibidang jasa saat ini
hampir seluruhnya menawarkan jasa tanpa mesti harus datang kekantor-kantor
mereka, kantor bagi mereka hanya sebatas simbol.
Media informasi telah merubah dunia, selama bertahun- tahun dibelenggu oleh
batas-batas negara, kini siapapun anda, kapanpun anda dan dimanapun anda dapat
mengakses dan berhubungan dengan siapapun dan dengan negara manapun tanpa
harus memikirkan batas-batas wilayah suatu negara. Begitulah dahsyatnya sebuah era
postmodernisme.
11. Pasifik Tower oleh Kisho Kurosawa
Kisho Kurokawa dalam Pacific Tower menghadirkan sebuah bangunan yang tersirat
dari bentukan mampu bercerita banyak, mulai dari bentuk tower yang menyerupai
separuh bulan,terinspirasi dari Chu Mon yaitu gerbang simbolik dari pintu masuk
ruang minum teh di Jepang ini menunjukan adanya distorsi geometri oleh non-
geometri (bentuk balok yang kemudian dipotong cembung).
Penggunaan dua material yang melambangkan dua budaya yaitu budaya Eropa yang
diwakili oleh beton agregate putih berupa curving wall, sedangkan pada bagian plaza
terdapat curtain wall dari kaca flat yang menciptakan efek transparan, mengingatkan
kita pada bahan penutup pintu di Jepang.
Gedung ini memang mengekspresikan simbiosis antara Timur dan Barat.
Dari konsepnya dapat terlihat Kisho memulai desainnya berawal dari konsep
bentukan, lebih mengutamakan bentuk daripada fungsi menggabungkan unsur barat
dan timur dengan penggunaan dua material termasuk ke dalam kategori memodifikasi
struktur.
Beliau juga mencoba menghadirkan bentukan gabungan yang memiliki makna
tersendiri yang tersirat, memberikan jiwa pada bangunan seperti yang diungkapkan
oleh Jencks.
12. Paris, Prancis
Desain : 1989 Agustus - 1991 Juni
Konstruksi : 1990 Agustus - 1992 Februari (Menara)
1992 Mei - 1993 Mei (Jembatan)
Area situs : 3.100 meter persegi
Luas bangunan : 3.100 meter persegi
Total luas lantai : 58.367 meter persegi
Struktur : Struktur baja dan beton bertulang
26 lantai + 3 ruang bawah tanah
Konsep desain
Pacific Tower adalah menara perkantoran bertingkat
tinggi di distrik La Défence di Paris. Ini situs yang
berdekatan dengan "Grand Arche" yang selesai untuk
Bicentennial Revolusi Perancis. Bangunan ini
digunakan sebagai berikut:
Basement : Ruang untuk kemajuan dan inovasi
Lantai 1-5: Layanan Jepang dan kantor sementara.
6-24 lantai : Kantor sewa
25 lantai : rumah teh dan taman Jepang. Memperkenalkan tradisi dan budaya
Jepang
Menara Pasifik didasarkan pada konsep berikut:
1. Gerbang Urban
Dalam perencanaan kota, Pacific Tower memainkan peran sebagai jembatan dan
gerbang bagi pejalan kaki yang mengakses jalan bebas hambatan dari distrik Valmy
ke distrik La Defense. Karena Kurokawa adalah salah satu juri untuk Kompetisi
Desain Internasional untuk Grand Arche, keselarasan dengan Grand Arche
dipertimbangkan secara hati-hati dan porosnya dalam kaitannya dengan lanskap
perkotaan.
13. 2. Atap Perkotaan
Menara Pasifik mewakili jenis "Atap Perkotaan" yang menyediakan La Defense
district dengan ruang untuk acara khusus, rekreasi dan relaksasi bagi warganya.
Tangga di bawah atap besar digunakan tidak hanya untuk akses pejalan kaki tetapi
juga sebagai teater multi-tujuan luar ruangan.
3. Simbiosis Budaya Jepang dan Budaya Eropa
Dinding tirai fasad dari Pacific Tower mengekspresikan "Shoji", pintu geser yang
terbuat dari kayu dan kertas, arsitektur Jepang, dan fasad melengkung
mengekspresikan tradisi arsitektur masonry-structured di Eropa menggunakan batu
pracetak.
Di atas gedung, ada ruang taman dan upacara teh Jepang yang dilambangkan secara
abstrak.
Jembatan yang digunakan untuk akses pejalan kaki secara abstrak mengekspresikan
tradisional Jepang "Taiko Bashi", jembatan lengkungan. Melalui sarana ini,
simbiosis budaya Jepang dan budaya Eropa ditampilkan di Pacific Tower.
4. Simbiosis dari Tradisi dan Masa Depan
Pacific Tower adalah gedung kantor yang cerdas di mana teknologi tinggi tingkat
atas digunakan. Dalam desainnya, Pacific Tower adalah contoh bagaimana budaya
tradisional dan teknologi tinggi ada dalam simbiosis.