Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta.
2. Metode yang digunakan adalah analisis jalur dengan dua variabel independen yaitu tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah, dan satu variabel dependen yaitu IHSG.
3. Has
2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dolar AS Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta Periode
Tahun 2000-2002
Moh. Mansur1
Abstract
The integration of global stocks market make them correlated more among countries that were opened
from local investors and international investors. Jakarta Stock Exchange (JSX) which opens from
international investor influenced not only from inside the country but also from outside the country.The
Jakarta Stock Exchange performance is reflected by Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) or JSX
Composite Index. The domestic factors that affect the JSX Composite Index are interest rate and
exchange rates.The objective of this research is to find the proportion of interest rate of SBI and rupiah
exchange rates toward US dollar influence.
This research was using Path Analysis method and there is one model of analysis. The model was
analyzing the influence of interest rate of SBI and exchange rate of rupiah toward US dollar toward
JSX Composite Index.The result of these research shows that from domestic factors (in individually) there
is only exchange rate of rupiah toward US dollar statistically significant affected the JSX Composite
Index.
Keywords: Interest rate of SBI, US Dollar exchange rate, Jakarta Stock Exchange
Composite Index
1. Latar Belakang
Proses globalisasi pada fase sekarang terdiri dari dua fenomena yang berbeda, yakni
globalisasi bisnis produk dan globalisasi bisnis keuangan dimana proses globalisasi bisnis
keuangan telah memiliki signifikasi dan kekuatan yang lebih besar daripada globalisasi
bisnis produk dalam tanda kutip. Bisnis keuangan meliputi bisnis valas (valuta asing) serta
investasi langsung dan investasi tidak langsung.
Investasi melalui pasar modal sebagai bentuk investasi tidak langsung dilakukan
dimana saja diseluruh dunia termasuk di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Investor
menginvestasikan uangnya berdasarkan preferensi keuntungan yang optimal melalui
investasi portofolio.
Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan dalam menilai
kekuatan suatu perekonomian . Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang
diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapat
dipandang sebagai harga dari suatu mata uang asing. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca perdagangan nasional. Neraca
perdagangan nasional yang mengalami defisit cenderung untuk menaikkan nilai valuta
asing. Dan sebaliknya, apabila neraca pembayaran kuat (surplus dalam neraca
keseluruhan) dan cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus menerus bertambah
jumlahnya, nilai valuta asing akan bertambah murah. Maka perubahan-perubahan kurs
valuta asing dapat dipergunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan
perkembangan suatu perekonomian.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ pernah mengalami penurunan
dibandingkan dengan penutupan akhir minggu sebelumnya pada posisi 545,61, indeks
1
Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung.
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
1
3. mingguan tersebut ditutup melemah 18,73 poin (3,43%) menjadi 526,87. Melemahnya
indeks tersebut dipengaruhi rencana kenaikan tingkat suku bunga AS serta
terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kondisi bursa yang cenderung
menguat selain pengaruh dari membaiknya berbagai indikator makro ekonomi nasional
juga karena meningkatnya kepercayaan pasar terhadap upaya pemulihan ekonomi.
Minimnya insentif positif penggerak pasar disertai terus merosotnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS yang mencapai level diatas Rp 8.000/US$, mempengaruhi para
pemodal dalam melakukan transaksi di bursa efek.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk
menguji pengaruh tingkat suku bunga SBI dan kurs dolar AS terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Busa Efek Jakarta (BEJ).
2. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Tingkat Suku Bunga
Pengertian tingkat suku bunga (interest rate) menurut Samuelson dan Nordhaus
(1995:482) adalah sebagai berikut :
"The interest rate is the amount of interest paid per unit of time. In other words, people must pay for the
opportunity to borrow money. The cost of borrowing money, measured in dollar per year per dollar
borrowed, is the interest rate".
Sedangkan menurut Bernstein dan Wild (1998:292):
“Interest is composition for use money. It is the excess cah paid or collected beyond the money (peicipal)
borrowed or loaned”.
Penentuan tingkat bunga haruslah memperhatikan tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini
diungkapkan oleh Fisher dalam Mankiw (2003;86) bahwa tingkat bunga nominal akan
berubah karena dua alasan yaitu karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat
inflasi berubah jadi tingkat bunga nominal besarnya adalah penjumlahan dari tingkat
bunga riil ditambah tingkat inflasi.
Tingkat bunga nominal yang terdiri dari tingkat inflasi plus tingkat bunga riil
dinyatakan pula oleh Taylor(1998;521) :
“Real interest rate is the interest rate minus the expected rate of inflation,it adjust the nominal
interest rate for inflation. Nominal interest rate is the interest rate uncorrected for inflation”.
2.2 Tingkat Suku Bunga SBI dan IHSG BEJ
SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI sebagai
pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Tingkat suku bunga
merupakan daya tarik bagi investor menanamkan investasinya dalam bentuk deposito
atau SBI sehingga investasi dalam bentuk saham akan tersaingi.
Menurut Cahyono (2000:117) terdapat 2 penjelasan mengapa kenaikan suku bunga
dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta
hasil investasi.
Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan
dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga
labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan
meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan
menunda pernbeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan
perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga
saham.
2.3 Pengertian Nilai Tukar
Gregory Mankiw (2003: 123) mengemukakan bahwa kurs (exchange rate) antara dua negara
adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
2
4. perdagangan. Sedangkan Tucker (1995:445) menyatakan bahwa: “the exchange rate is the
number of units one nation’s currency that equals one unit of another nation’s currency,”
Kalau kita bicara tentang nilai tukar rupiah atas dolar adalah jumlah mata uang rupiah
yang disepakati sama dengan satu unit mata uang asing yaitu satu dolar.
2.4 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS dan IHSG BEJ
Menurut Sri Adinigsih (1998: 160-161) bahwa, menurunnya kurs rupiah terhadap mata
uang asing khususnya dollar US memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi ekonomi
secara keseluruhan termasuk pasar modal. Naiknya tingkat bunga akan mengurangi
pemodal untuk melakukan investasi dipasar modal.
Dengan demikian, maka melemahnya nilai tukar rupiah secara signifikan akan dapat
mempengaruhi tingkat pengembalian investasi suatu perusahaan khususnya perusahaan
yang hanya mengandalkan bahan baku dari luar negeri, dan hal tersebut juga akan dapat
menimpa perusahan yang hanya mengandalkan pinjaman luar negeri dalam bentuk dollar
US untuk membiayai operasi perusahaan.
Jadi dengan terdepresiasinya kurs rupiah akan mengakibatkan biaya yang akan
ditanggung perusahaan akan semakin besar sehingga akan menekan tingkat keuntungan
yang diperoleh perusahaan, dan hal tersebut akan dapat menurunkan harga saham
perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal.
Gambar 1 dihalaman berikut akan memvisualisasikan bentuk hubungan tingkat suku
bunga SBI, kurs dolar AS dan IHSG BEJ.
Gambar 1
Diagram Jalur Model Korelasi Antarvariabel
Berdasarkan model tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun
sebagai berikut:
Hipotesis 1
H : PYX 1 = PYX 2 = 0 :
o
“Koefisien jalur dari suku bunga SBI dan kurs dolar terhadap IHSG secara statistik
tidak signifikan”
Hipotesis 2
Ho : PYX i = 0 : “Koefisien jalur dari variabel eksogenus (Xi ) terhadap variabel
endogenus (Y) secara statistik tidak signifikan”
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
3
5. 3. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah metode deskriptifanalitis dengan menggunakan studi kasus, dan bersifat ex-facto, yaitu pengumpulan data
dilakukan setelah semua kejadian selesai berlangsung.
3.1 Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan data mingguan selama tiga tahun. Data Indeks Harga Saham
Gabungan Bursa Efek Jakarta diperoleh dari harian Bisnis Indonesia, serta website
Bapepam selama periode Januari 2000 hingga Desember 2002. Sedangkan data tingkat
suku bunga SBI 1 bulan dan Kurs Rupiah terhadap Dolar AS diperoleh dari website Bank
Indonesia selama periode Januari 2000 hingga Desember 2002.
3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel
Terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu:
1. Tingkat Suku Bunga SBI (X1)
SBI merupakan salah satu instrumen pasar uang di Indonesia. Penggunaan SBI pada
dasarnya sama dengan menggunakan T-Bills di Amerika serikat. Tingkat suku bunga
SBI merupakan acuan bagi tingkat pengembalian yang didapatkan oleh investor
apabila berinvestasi pada investasi yang bebas resiko. Tingkat suku bunga SBI
ditentukan oleh pasar dengan sistem lelang dan pembentukan tingkat suku bunga SBI
dihitung berdasarkan metode rata-rata tertimbang (weighted average), data yang diambil
adalah tingkat suku bunga SBI 1 bulan permingguan.
2. Kurs Rupiah terhadap Dolar AS (X2)
Berupa kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia. Kurs ini digunakan oleh perbankan nasional sebagai pelaporan akhir bulan
kepada Bank Indonesia. Pada penelitian ini digunakan pengertian “kurs naik” dan
“kurs turun”. Pengertian kurs naik adalah merosotnya nilai rupiah terhadap dolar
Amerika dan sebaliknya.
3. IHSG BEJ (X3)
IHSG BEJ dihitung dengan menggunakan metode value weighted berdasarkan
kapitalisasi pasar. Perhitungan IHSG mencakup seluruh saham yang listing di BEJ.
Tahun dasar IHSG adalah 10 Agustus 1982.
3.3 Analisis Jalur
Analisis jalur dimulai dengan membuat diagram jalur (path diagram), seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 1, dimana terdapat dua variabel Xi, yaitu tingkat suku bunga SBI dan
). Xi
kurs dolar AS dan satu variabel Y, yaitu IHSG di BEJ dan variabel residu ( ε
adalah variabel penyebab disebut juga exogenous variable dan Y adalah variabel akibat yang
disebut endogenous variable. Hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat
tersebut ditunjukkan dengan anak panah melalui hubungan satu arah. Diantara variabel
penyebab terdapat korelasi atau hubungan korelatif yang ditunjukkan dengan notasi rXiXj
dan ditunjukkan dengan anak panah dua arah. Gambar 1 dapat dinotasikan sebagai
berikut:
Y = PYX1 X1 +PYX2 X2 + ε
Fungsi dari koefisien jalur adalah mengukur besarnya pengaruh relatif dari variabel
eksogenus terhadap variabel endogenus tertentu. Ini dinyatakan oleh besarnya bilangan
koefisien jalur dari variabel eksogenus ke variabel endogenus yang diberi simbol PXiXj.
Koefisien jalur tidak mempunyai satuan dan secara relatif dapat dikatakan bahwa semakin
besar koefisien jalur yang dimiliki maka semakin besar pengaruh yang diberikan variabel.
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
4
6. 3.4 Pola Pengujian Hipotesis
Hipotesis pertama diuji dengan langkah-langkah:
1. Merumuskan hipotesis
2. Menentukan tingkat signifikansi
3. Menghitung Fhitung
4. Membandingkan Fhitung dan Ftabel ; hasilnya akan menentukan langkah pengujian
hipotesis selanjutnya.
Jika Ho dari hipotesis pertama ditolak, maka dapat dilanjutkan kepada pengujian
hipotesis kedua, yaitu dengan:
1. Merumuskan hipotesis
2. Menentukan tingkat signifikansi
3. Menghitung thitung
4. Membandingkan thitung dan ttabel.
4. Analisa Data dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
Berikut ini akan divisualisasikan hasil penelitian pada Gambar 2,3, dan 4 berikut ini.
Gambar 2 menunjukkan data tingkat suku bunga SBI 1 bulan, Gambar 3 menunjukkan
data kurs dolar AS, sedangkan Gambar 4 menunjukkan data ISHG BEJ (variabel Y).
Gambar 2
9/6/2002
11/6/2002
11/6/2002
7/6/2002
9/6/2002
5/6/2002
3/6/2002
1/6/2002
9/6/2001
11/6/2001
7/6/2001
5/6/2001
3/6/2001
1/6/2001
9/6/2000
11/6/2000
7/6/2000
5/6/2000
3/6/2000
20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
1/6/2000
Suku Bunga SBI (%)
Grafik Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI 1 Bulan
Periode Tahun 2000-2002
Periode
Gambar 3
7/6/2002
5/6/2002
3/6/2002
1/6/2002
11/6/2001
9/6/2001
7/6/2001
5/6/2001
3/6/2001
1/6/2001
11/6/2000
9/6/2000
7/6/2000
5/6/2000
3/6/2000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
1/6/2000
Kurs Dolar AS (Rp.)
Grafik Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS
Periode Tahun 2000-2002
Periode
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
5
7. Gambar 4
Grafik Perkembangan IHSG BEJ Periode Tahun 2000-2002
800
Indeks
600
400
200
0
Periode
4.2. Koefisien Jalur dan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil koefisien jalur yang dirangkum dalam
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Hasil Perhitungan Koefisien Jalur
No
1.
2.
3.
4.
Notasi
PYX1
PYX2
R2Y(X1X2)
PYX ε
Nilai
-0.02205
-0.70196
0.51570
0.6959
Setelah didapatkan koefisien jalur, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis
pertama, dan didapatkan Fhitung = 27,153 dan Ftabel = 2,055 H0 ditolak, yang artinya
terdapat salah satu atau semua variabel eksogenus yang berpengaruh, oleh karena itu
pengujian dapat dilanjutkan kepada tahap selanjutnya yaitu pengujian individu masingmasing koefisien dari masing-masing variabel eksogenus. Hasilnya dirangkum dalam
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Hasil Perhitungan Pengujian secara Individual
t tabel
Perbandingan Kesimpulan
No
Variabel
1.
(X1)
0.26788
1.976346
t hitung < t tabel
Ho diterima
2.
(X2)
8.38542
1.976346
t hitung > t tabel
Ho ditolak
t
hitung
Tabel 2 memperlihatkan bahwa tingkat suku bunga SBI secara individual tidak
memberikan nilai yang signifikan pengaruhnya terhadap indeks harga saham gabungan di
BEJ. Oleh karena itu langkah selanjutnya adalah melakukan teori trimming, dimana apabila
terdapat koefisien jalur dari variabel eksogenus yang tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel endogenus maka koefisien jalur dari variabel eksogenus yang
tidak signifikan tersebut harus dihilangkan dari diagram jalur dan dibuat diagram baru.
Setelah dibuat jalur baru dan melakukan perhitungan koefisien korelasi, maka
didapatkan nilai koefisien baru (Tabel 3).
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
6
8. Tabel 3 Hasil Perhitungan Koefisien Jalur Baru dengan Teori Trimming
No Variabel
Perbandingan Kesimpulan
T tabel
t
hitung
1.
(X2)
12.32953
1.976346
t hitung > t tabel
Ho ditolak
4.3 Pembahasan Temuan
Pada model analisis yang meneliti sejauhmana pengaruh yang diberikan oleh tingkat suku
bunga SBI dan kurs dolar AS terhadap IHSG di Bursa Efek Jakarta memberikan hasil
yang menyatakan bahwa koefisien determinasi sebesar 51,55%. Artinya pergerakan IHSG
dipengaruhi oleh kurs dolar AS sebesar 51,55%. Sisanya sebesar 48,45% adalah faktorfaktor lain seperti perkembangan dari bursa-bursa global, sentimen dari dalam negeri
seperti situasi keamanan, politik dan ekonomi yang mempengaruhi aktivitas perdagangan
saham di Bursa Efek Jakarta.
5. Kesimpulan, Keterbatasan dan Implikasi
5.1 Kesimpulan
Analisis model yang menunjukkan besarnya pengaruh dari dalam negeri memberikan
hasil bahwa secara bersama-sama tingkat suku bunga SBI dan kurs dolar AS memberikan
pengaruh yang signifikan. Tetapi secara individual menyimpulkan bahwa tingkat suku
bunga SBI dalam periode tahun 2000 sampai 2002 ternyata tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ. Pengaruh yang
signifikan diberikan oleh kurs dolar AS dan besarnya pengaruh kurs dolar AS tehadap
IHSG Bursa Efek Jakarta sebesar 51, 55 % dengan arah pengaruh negatif. Artinya
apabila rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS maka IHSG cenderung akan melemah dan
begitu juga sebaliknya, apabila rupiah terapresiasi terhadap dolar AS maka IHSG akan
mengalami penguatan.
Tidak signifikannya tingkat suku bunga SBI terjadi karena pada periode penelitian,
yaitu tahun 2000 sampai tahun 2002 terjadi banyak sentimen diluar variabel yang diteliti.
Faktor sentimen tersebut berasal dari situasi politik, ekonomi dan keamanan dalam negeri
serta faktor kebijakan-kebijakan investasi. Misalnya di dalam bidang keamanan adanya
konflik di Aceh, Ambon dan Papua, serta peristiwa bom Bali yang terjadi pada akhir
tahun 2002. Dibidang politik terjadinya pergantian pimpinan nasional atau presiden. Di
bidang ekonomi adalah peroses restrukturisasi dan privatisasi yang terus berjalan
sepanjang tahun 2000 sampai tahun 2002. Pengaruh dari variabel-variabel lain diluar
variabel yang diteliti ( variabel residu) tersebut cukup besar kepada IHSG, yaitu sekitar
48,45%.
5.2 Keterbatasan
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:Pertama, dari banyak faktor
dalam negeri yang mempengaruhi IHSG BEJ, peneliti hanya menggunakan dua variabel
independen yaitu tingkat suku bunga SBI dan kurs dolar AS. Tentu saja, tidak hanya
kedua faktor ini yang dapat mempengaruhi IHSG BEJ, banyak faktor lain dari sisi
ekonomi makro yang dapat mempengaruhi IHSG BEJ. Namun karena satu dan lain hal,
peneliti hanya menggunakan kedua variabel tersebut.
Kedua, peneliti hanya menggunakan IHSG sebagai variabel dependen, padahal
mungkin saja ada variabel lain yang dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI dan
kurs dolar AS ataupun juga mungkin ada variabel lain yang berada diantara variabel
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
7
9. independen dan dependen (variabel antara). Dan jika variabel antara tersebut dimasukkan
dalam model penelitian, mungkin akan memberikan hasil yang lebih komprehensif.
Ketiga, rentang waktu data penelitian yang hanya tiga tahun mungkin tidak
mereprentasikan keadaan sesungguhnya, karena apabila rentang waktu diperpanjang
kemungkinan dapat memberikan hasil penelitian yang secara signifikan berbeda dengan
hasil penelitian ini.
5.3 Implikasi
Bagi investor yang akan melakukan transaksi harus memperhatikan pergerakan kurs dolar
AS karena dari hasil penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan
IHSG di Bursa Efek Jakarta. Hal ini terjadi karena dengan pergerakan dolar AS menaik
atau menurun akan mempengaruhi laba atau rugi emiten. Selain itu proyeksi keuntungan
yang akan didapatkan oleh investor akan terpengaruh juga.
DAFTAR PUSTAKA
Aristides Katoppo.1997. Pasar Modal Indonesia : Restropeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ.
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Bank Indonesia. 1998. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31 /67/Kep/Dir.
Jakarta 23 Juli 1998.
Bank Indonesia, Laporan Tahunan Bank Indonesia, Tahun 2000 sampai Tahun 2002
Bank Indonesia, Laporan Bulanan Bank Indonesia, Bulan Januari Tahun 2000 sampai Bulan
Desember Tahun 2002
Bhattacharya, Basabi dan Mukherjee, Jaydeep. 2002. The Nature of The Causal Relationship
Between Stock Market and Macroeconomic Aggregate in India: An Emperical Analysis,
Basabi54@yahoo.com
Batiz, Rivera, Fransisco and Batiz, River, Luis. 1994. Finance and Open Economic Macro
Economic, 2th edition, Mc. Milan Publishing Company.
Bernstein, Leopold A.; Steward C. Mayers, and J.Marcus 1995; Fundamental of Corporate
Finance, Fourth Edition, USA, Grew – Hill Inc.
Boediono. 1998. Ekonomi Moneter. BPFE. Yogyakarta
Cohen Jerome B., Zinbarg Edward D., Zeikel Arthur. 1987, Investment Analysis and
Portfolio Management, 5th edition, Richard D. Irwin
Downes, Jones., Goodman, Jordan Elliot. 1994. Kamus Istilah Keuangan dan Investasi. Edisi
3. PT. Elex Media Komputindo Jakarta.
Eduardus Tandelilin. 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama,
BPFE, Yogyakarta.
Elton, Edwin J., Gruber, Martin J_ 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. 5th
edition. John Wiley and Sons Inc.
Fabozzi, Frank J. 1995. Investment Management. Prentice Hall Inc. - New Jersey.
Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco, Ferry, Michael G. 1998. Foundation of Financial
Market and Institutions. 2nd edition. Prentice Hall. New Jersey
Harun Al-Rasjid. - . Analisis Jalur. Laboratorium Penelitian Pengabdian pada Masyarakat
dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.
Hirt, Geoffrey A., Block, Stanley B., 1999, Fundamental of Investment Mangement, 6th
edition, Mc Graw Hill
J. Supranto. 1992. Statistik Pasar Modal. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Jaka E. Cahyono. 2000. 22 Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham. Jilid 1.
PT. Elex Media Komputindo. Jakarta
Karamustafa Osman dan Yakup Kucukkale. 2002. Long Run Relationship Between Stock
Market Returns and Macroenomic Performance: Evidence from Turkey, Journal of Finance.
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
8
10. Krugman, Paul R dan Obsfeld, Maurice, 1994, Ekonomi Internasional : Teori dan
Kebijakan, Edisi Kedua, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Madura Jeff. 1998, International Financial Management, 5th edition, South-Western College
Publishing.
Madura Jeff , 2000. International Financial Management, Sixth Edition, South Western
College Publishing.
Mankiw, Gregory, 2003, Teori Makro Ekonomi, Alih bahasa Imam Nurmawan, Edisi
Kelima, Jakarta Erlangga.
Miranda S. Gultom dan Doddy Zulvedi, 1998,
Manajemen Nilai Tukar di
Indonesia Dan Permasalahannya, Buletin.
Mishkin, Frederic S., Eakins, Stanley G. 2000. Financial Market and Institutions. AddisonWesley Publishing Company.
Mobius, J. Mark. 1998. Mobius on Emerging Market : Prospek Investasi di PasarPasar Baru. PT.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
Moh. Nazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nirwana S.K. Sitepu. 1994. Analisis Jalur. Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistik,
FMIPA Universitas Padjadjaran.
Reilly, Frank K., Brown, Keith C. 1997. Investment Analysis and Portfolio Management. 5th
edition. The Dryden Press Harcourt Brace College Publishing.
Rose, Peter S. 2000. Money and Capital Market, Financial Institutions and Instrument in a
Global Marketplace. 7th edition. 2000. McGraw-Hill.
Samuelsons, Paul A., Nordhaus, William D. 1995. Economics. 15st edition. McGrawHill.
Sawidji Widoatmodjo. 2000. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Yayasan Mpu Ajar Artha.
Jakarta.
Shapiro, Alan C. 1996. Multinational Financial Management. 5"' edition. Prentice Hall Inc.
New Jersey.
Suad Husnan. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas. Edisi 3. UPP AMP
YKPN. Yogyakarta
Sicillia, David B., Cruikshank, Jeffrey L. 2000. Efek Greenspan. Prestasi Pustakaraya.
Jakarta
Sigh, Kavaljit. 1998. Memahami Globalisasi Keuangan : Panduan Untuk Memperkuat Rakyat.
Yakoma- PGI. Jakarta
Taylor John B , 1998, Economics Second Edition, New York, Houghton Miffin
Company.
Tucker Irvin B. 1995, Survey of Economic, Second Edition, Cincinnati Ohio South-Western
College Publishing.
Weston, J. Fred, Brigham, Eugene F. 1993. Essentials of Managerial Finance. The
Dryden Press Harcourt Brace College Publisher.
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
9