SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu
Susu merupakan salah satu pangan asal ternak yang memiliki kandungan
nutrisi tinggi sehingga menyebabkan mikroba mudah tumbuh dan berkembang. Susu
yang disimpan pada suhu kamar lebih dari 4 jam dan tidak segera disimpan dalam
cooling unit menyebabkan jumlah bakteri cepat berkembang akibatnya jumlah
coliform meningkat. Kandungan bakteri di dalam susu dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain ambing dan puting
susu, sedangkan faktor eksternal berupa kebersihan dari lingkungan sekitar. Secara
normal dalam saluran ambing sapi terdapat beberapa bakteri seperti Micrococcus,
Streptococcus dan Lactobacillus (Suwito dan Andriani, 2012).
Susu segar adalah air susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau
ditambahkan bahan apapun yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat. Susu
merupakan bahan minuman yang sesuai untuk kebutuhan hewan dan manusia karena
mengandung zat gizi dengan perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak
ada sisa yang terbuang. Selain sebagai sumber protein hewani, susu juga sangat baik
untuk pertumbuhan bakteri (Resnawati, 2010).
Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi, dengan
kadar protein dalam susu segar 3,5 %, dan mengandung lemak yang kira-kira sama
banyaknya dengan protein. Karena itu, kadar lemak sering dijadikan sebagai tolak
ukur mutu susu, karena secara tidak langsung menggambarkan juga kadar
proteinnya. Beberapa jenis sapi perah, khususnya dari Bos Taurus misalnya Jersey
dan Guernsey mampu memproduksi susu dengan kadar lemak mendekati 5 %
(Koswara, 2009).
2.2 Mutu Susu
Susu yang memiliki kualitas yang tidak bagus akan pecah ataupun
menggumpal bila melalui proses didih. Bila susu dalam keadaan asam menjadikan
kestabilan kasein menurun, koagulasi kasein ini yang akan mengakibatkan pecahnya
susu, tetapi apabila susu dalam keadaan baik maka hasil yang dapat dilihat dari uji
didih adalah susu masih dalam keadaan homogen atau tidak pecah
(Dwitania dan Swacita, 2013).
Susu kemasan yang mempunyai hasil uji negatif pada uji didih adalah karena
derajat asamnya masih dalam rentang normal. Susu masih dalam kondisi yang baik
dikarenakan kemasan susu yang digunakan masih dalam keadaan rapat sehingga
mencegah kontaminasi kembali selama penyimpanan. Hasil uji didih negatif ditandai
dengan tidak adanya gumpalan susu yang melekat pada dinding tabung reaksi, hal ini
dikarenakan susu masih dalam keadaan homogen (Dwitania dan Swacita, 2013).
Hasil kimia dan mikroba analisis sampel susu mentah yang berasal dari
pertanian organik dan konvensional sistem secara statistik dibandingkan. Empat
parameter dalam susu mentah, asam lemak bebas, konten urea, jumlah sel somatik
dan coliform jumlah bakteri, menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara dua jenis produksi (Kourimska, dkk., 2014).
2.3 Enzim Schardinger
Enzim adalah polimer biologis yang tersusun dari serangkaian asam amino
dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap yang mengkatalisis reaksi
kimia. Kehadiran dan pemeliharaan satu set lengkap enzim penting untuk pemecahan
nutrisi untuk memasok energi dan kimia blok bangunan, perakitan blok-blok
bangunan menjadi protein, DNA, membran, sel dan jaringan serta memanfaatkan
energi untuk motilitas sel dan kontraksi otot. Dengan pengecualian dari beberapa
molekul RNA katalitik atau ribozim, dimana sebagian besar enzim adalah protein
(Murray dkk., 2003).
Enzim memiliki kekuatan katalitik yang luar biasa, yaitu dari katalis sintetik
dan anorganik. Enzim memiliki tingkat spesifisitas yang tinggi untuk substrat. Enzim
mempercepat reaksi kimia dan berfungsi dalam larutan pada kondisi suhu dan pH.
Enzim adalah pusat untuk setiap proses biokimia. Bertindak di urutan terorganisir,
enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang mendegradasi nutrisi molekul,
melestarikan dan mengubah energi kimia, dan membuat makromolekul biologis dari
prekursor sederhana. Melalui aksi enzim regulasi, jalur metabolisme yang sangat
terkoordinasi untuk menghasilkan interaksi yang harmonis untuk mempertahankan
hidup (Nelson dan Cox, 2013).
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia
yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat
reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut
dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang
sangat efisien, di samping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti juga
katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2005).
Schardinger (1902) mengamati bahwa metilen biru akan tereduksi oleh
formaldehida dalam susu segar. Enzim yang bersangkutan dalam oksidasi senyawa
aldehida dikenal sebagai enzim Schardinger. Hopkins (1921) menemukan bahwa
ekstrak ragi tertentu dan jaringan hewan juga mereduksi metilen biru ketika ketika
ditambahkan ke dalam susu. Morgan, dkk.. (1922) mengidentifikasi substansi
hypoxanthine dan menunjukkan bahwa efek oksidasi oleh sistem mirip dengan yang
ada di dalam jaringan (Booth, 1953). Lebih lanjut Morgan menjelaskan bahwa susu
mengandung enzim yang mampu pengoksidasi xanthine dan hipoksantin bersamaan
dengan reduksi O2 menjadi H2O2 dan enzim ini disebut XO (Kostic, 2015). Data
menunjukkan bahwa penambahan substrat untuk enzim Schardinger susu dengan
adanya ion iodida radioaktif menginduksi pembentukan ikatan organik iodin
radioaktif (Booth, 1935).
Enzim sangat spesifik baik dalam mengikat substrat kiral dan mengkatalisis
reaksi. Stereospesifisitas ini muncul karena enzim, berdasarkan substrat kiral (protein
terdiri dari asam hanya L-amino), membentuk asimetris sisi aktif. Misalnya, tripsin
mudah menghidrolisis polipeptida terdiri dari asam L-amino tetapi tidak enzim yang
terdiri dari asam D-amino. Demikian juga, enzim yang terlibat dalam metabolisme
glukosa yang spesifik untuk residu D-glukosa. Enzim yang benar-benar
stereospesifik dalam reaksi mengkatalisasi. Hal ini mencolok ditunjukkan untuk
kasus dehidrogenase ragi alkohol oleh Frank Westheimer (Voet dan Voet, 2011).
2.4 Formaldehid
Formaldehid (CH2O) merupakan suatu campuran organik yang dikenal
dengan nama aldehid, membeku pada suhu < 92 °C dan mendidih pada suhu 300 °C.
Formaldehid pada awalnya disintesa kimiawan asal Rusia Alexander Butlerov pada
tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehid dihasilkan
dengan membakar bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi,
formaldehid dihasilkan dari reaksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan
hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehid terdapat dalam bentuk gas,
larutan, dan padatan. Formaldehid yang digunakan dalam proses pembuatan
peralatan makan melamin adalah formaldehid dalam bentuk larutan yang dikenal
dengan nama formalin (Artha, 2007).
Formaldehid merupakan bahan kimia yang mudah menguap atau mempunyai
titik didih yang rendah. Pada suhu di atas 80 °C, jumlah molekul formaldehid yang
menguap semakin banyak dan molekul formaldehid yang terlarut dalam campuran
reaksi semakin menurun sehingga berdampak pada menurunnya konversi reaksi.
Dengan menurunnya konsentrasi, tumbukan antar molekul semakin berkurang
(Budi dan Buchori, 2013).
2.5 Metilen Biru
Metilen biru larut dalam kloroform, air, dan alkohol. Zat ini bersifat
bakteriostatik dan bakterisidal lemah. Sebagai antiseptik, zat ini tidak dianjurkan
lagi. Pemberian metilen biru yang terus-menerus dan lama dapat menimbulkan
anemia. Metilen biru bermanfaat untuk pengobatan methemoglobinemia idiopatik
dan pemberian vitamin C dosis tinggi. Metilen biru digunakan juga untuk uji adanya
bakteri anaerob dalam susu (Staf Pengajar Farmatologi, 2009).
Kapasitas adsorpsi dari abu dasar untuk mengadsorpsi metilen biru dari
larutan. Uji adsorpsi dilakukan dengan cara penentuan laju alir, penentuan
konsentrasi, dan pH optimum. Semakin meningkatnya konsentrasi metilen biru maka
semakin meningkat kapasitas adsorpsinya dan semakin meningkatnya laju alir dapat
menurunkan kapasitas adsorpsi adsorben terhadap metilen biru. Hal ini juga
ditunjukkan pada pH lainnya yaitu semakin menurunnya kapasitas adsorpsi pada
metilen biru seiring meningkatnya pH dari metilen biru (Pratiwi, dkk., 2010).

More Related Content

What's hot

Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiMalikul Mulki
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaErnalia Rosita
 
Soal pertanyaan
Soal pertanyaanSoal pertanyaan
Soal pertanyaannabsey
 
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA Johan Setiawan
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaagta liem agta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratMelina Eka
 
Laporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji proteinLaporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji proteinFeren Jr
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 

What's hot (20)

Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Kh
KhKh
Kh
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Soal pertanyaan
Soal pertanyaanSoal pertanyaan
Soal pertanyaan
 
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Analisis Lipid
Analisis LipidAnalisis Lipid
Analisis Lipid
 
Laporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji proteinLaporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji protein
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 

Similar to Bab II

Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji MakananNadiya Rahmawati
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...
METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...
METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxssuser04c576
 
Laporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek FermentasiLaporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek Fermentasilutfianida
 
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2 Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2 Alfikri Ashidiqi
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxSerlindaArjuni
 
Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4riskamul
 
Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Raden Saputra
 
Praktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaPraktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaTiwy Mohamad
 
Unsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuhUnsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuhTriana Septianti
 
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangPembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangErvi Afifah
 
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdfBakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdfIsmedsyahSyah1
 
Laporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makananLaporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makananDayana Florencia
 

Similar to Bab II (20)

Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...
METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...
METABOLISME KARBOHIDRAT TUMBUHAN| 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si ...
 
13 fermentasi
13 fermentasi13 fermentasi
13 fermentasi
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
 
Laporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek FermentasiLaporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek Fermentasi
 
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2 Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
 
Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4Tik riska tugas 4
Tik riska tugas 4
 
Laporan susu telur
Laporan susu telurLaporan susu telur
Laporan susu telur
 
Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8
 
Uji makanan
Uji makananUji makanan
Uji makanan
 
Praktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaPraktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhana
 
Unsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuhUnsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuh
 
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangPembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
 
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdfBakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
 
PPT BIOETANOL KELOMPOK 16 KELAS 5J.pptx
PPT BIOETANOL KELOMPOK 16 KELAS 5J.pptxPPT BIOETANOL KELOMPOK 16 KELAS 5J.pptx
PPT BIOETANOL KELOMPOK 16 KELAS 5J.pptx
 
Laporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makananLaporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makanan
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Bab II

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu merupakan salah satu pangan asal ternak yang memiliki kandungan nutrisi tinggi sehingga menyebabkan mikroba mudah tumbuh dan berkembang. Susu yang disimpan pada suhu kamar lebih dari 4 jam dan tidak segera disimpan dalam cooling unit menyebabkan jumlah bakteri cepat berkembang akibatnya jumlah coliform meningkat. Kandungan bakteri di dalam susu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain ambing dan puting susu, sedangkan faktor eksternal berupa kebersihan dari lingkungan sekitar. Secara normal dalam saluran ambing sapi terdapat beberapa bakteri seperti Micrococcus, Streptococcus dan Lactobacillus (Suwito dan Andriani, 2012). Susu segar adalah air susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau ditambahkan bahan apapun yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat. Susu merupakan bahan minuman yang sesuai untuk kebutuhan hewan dan manusia karena mengandung zat gizi dengan perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang. Selain sebagai sumber protein hewani, susu juga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri (Resnawati, 2010). Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi, dengan kadar protein dalam susu segar 3,5 %, dan mengandung lemak yang kira-kira sama banyaknya dengan protein. Karena itu, kadar lemak sering dijadikan sebagai tolak ukur mutu susu, karena secara tidak langsung menggambarkan juga kadar proteinnya. Beberapa jenis sapi perah, khususnya dari Bos Taurus misalnya Jersey
  • 2. dan Guernsey mampu memproduksi susu dengan kadar lemak mendekati 5 % (Koswara, 2009). 2.2 Mutu Susu Susu yang memiliki kualitas yang tidak bagus akan pecah ataupun menggumpal bila melalui proses didih. Bila susu dalam keadaan asam menjadikan kestabilan kasein menurun, koagulasi kasein ini yang akan mengakibatkan pecahnya susu, tetapi apabila susu dalam keadaan baik maka hasil yang dapat dilihat dari uji didih adalah susu masih dalam keadaan homogen atau tidak pecah (Dwitania dan Swacita, 2013). Susu kemasan yang mempunyai hasil uji negatif pada uji didih adalah karena derajat asamnya masih dalam rentang normal. Susu masih dalam kondisi yang baik dikarenakan kemasan susu yang digunakan masih dalam keadaan rapat sehingga mencegah kontaminasi kembali selama penyimpanan. Hasil uji didih negatif ditandai dengan tidak adanya gumpalan susu yang melekat pada dinding tabung reaksi, hal ini dikarenakan susu masih dalam keadaan homogen (Dwitania dan Swacita, 2013). Hasil kimia dan mikroba analisis sampel susu mentah yang berasal dari pertanian organik dan konvensional sistem secara statistik dibandingkan. Empat parameter dalam susu mentah, asam lemak bebas, konten urea, jumlah sel somatik dan coliform jumlah bakteri, menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua jenis produksi (Kourimska, dkk., 2014). 2.3 Enzim Schardinger Enzim adalah polimer biologis yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap yang mengkatalisis reaksi
  • 3. kimia. Kehadiran dan pemeliharaan satu set lengkap enzim penting untuk pemecahan nutrisi untuk memasok energi dan kimia blok bangunan, perakitan blok-blok bangunan menjadi protein, DNA, membran, sel dan jaringan serta memanfaatkan energi untuk motilitas sel dan kontraksi otot. Dengan pengecualian dari beberapa molekul RNA katalitik atau ribozim, dimana sebagian besar enzim adalah protein (Murray dkk., 2003). Enzim memiliki kekuatan katalitik yang luar biasa, yaitu dari katalis sintetik dan anorganik. Enzim memiliki tingkat spesifisitas yang tinggi untuk substrat. Enzim mempercepat reaksi kimia dan berfungsi dalam larutan pada kondisi suhu dan pH. Enzim adalah pusat untuk setiap proses biokimia. Bertindak di urutan terorganisir, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang mendegradasi nutrisi molekul, melestarikan dan mengubah energi kimia, dan membuat makromolekul biologis dari prekursor sederhana. Melalui aksi enzim regulasi, jalur metabolisme yang sangat terkoordinasi untuk menghasilkan interaksi yang harmonis untuk mempertahankan hidup (Nelson dan Cox, 2013). Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia (Poedjiadi dan Supriyanti, 2005). Schardinger (1902) mengamati bahwa metilen biru akan tereduksi oleh formaldehida dalam susu segar. Enzim yang bersangkutan dalam oksidasi senyawa aldehida dikenal sebagai enzim Schardinger. Hopkins (1921) menemukan bahwa
  • 4. ekstrak ragi tertentu dan jaringan hewan juga mereduksi metilen biru ketika ketika ditambahkan ke dalam susu. Morgan, dkk.. (1922) mengidentifikasi substansi hypoxanthine dan menunjukkan bahwa efek oksidasi oleh sistem mirip dengan yang ada di dalam jaringan (Booth, 1953). Lebih lanjut Morgan menjelaskan bahwa susu mengandung enzim yang mampu pengoksidasi xanthine dan hipoksantin bersamaan dengan reduksi O2 menjadi H2O2 dan enzim ini disebut XO (Kostic, 2015). Data menunjukkan bahwa penambahan substrat untuk enzim Schardinger susu dengan adanya ion iodida radioaktif menginduksi pembentukan ikatan organik iodin radioaktif (Booth, 1935). Enzim sangat spesifik baik dalam mengikat substrat kiral dan mengkatalisis reaksi. Stereospesifisitas ini muncul karena enzim, berdasarkan substrat kiral (protein terdiri dari asam hanya L-amino), membentuk asimetris sisi aktif. Misalnya, tripsin mudah menghidrolisis polipeptida terdiri dari asam L-amino tetapi tidak enzim yang terdiri dari asam D-amino. Demikian juga, enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa yang spesifik untuk residu D-glukosa. Enzim yang benar-benar stereospesifik dalam reaksi mengkatalisasi. Hal ini mencolok ditunjukkan untuk kasus dehidrogenase ragi alkohol oleh Frank Westheimer (Voet dan Voet, 2011). 2.4 Formaldehid Formaldehid (CH2O) merupakan suatu campuran organik yang dikenal dengan nama aldehid, membeku pada suhu < 92 °C dan mendidih pada suhu 300 °C. Formaldehid pada awalnya disintesa kimiawan asal Rusia Alexander Butlerov pada tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehid dihasilkan dengan membakar bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehid dihasilkan dari reaksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan
  • 5. hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehid terdapat dalam bentuk gas, larutan, dan padatan. Formaldehid yang digunakan dalam proses pembuatan peralatan makan melamin adalah formaldehid dalam bentuk larutan yang dikenal dengan nama formalin (Artha, 2007). Formaldehid merupakan bahan kimia yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah. Pada suhu di atas 80 °C, jumlah molekul formaldehid yang menguap semakin banyak dan molekul formaldehid yang terlarut dalam campuran reaksi semakin menurun sehingga berdampak pada menurunnya konversi reaksi. Dengan menurunnya konsentrasi, tumbukan antar molekul semakin berkurang (Budi dan Buchori, 2013). 2.5 Metilen Biru Metilen biru larut dalam kloroform, air, dan alkohol. Zat ini bersifat bakteriostatik dan bakterisidal lemah. Sebagai antiseptik, zat ini tidak dianjurkan lagi. Pemberian metilen biru yang terus-menerus dan lama dapat menimbulkan anemia. Metilen biru bermanfaat untuk pengobatan methemoglobinemia idiopatik dan pemberian vitamin C dosis tinggi. Metilen biru digunakan juga untuk uji adanya bakteri anaerob dalam susu (Staf Pengajar Farmatologi, 2009). Kapasitas adsorpsi dari abu dasar untuk mengadsorpsi metilen biru dari larutan. Uji adsorpsi dilakukan dengan cara penentuan laju alir, penentuan konsentrasi, dan pH optimum. Semakin meningkatnya konsentrasi metilen biru maka semakin meningkat kapasitas adsorpsinya dan semakin meningkatnya laju alir dapat menurunkan kapasitas adsorpsi adsorben terhadap metilen biru. Hal ini juga ditunjukkan pada pH lainnya yaitu semakin menurunnya kapasitas adsorpsi pada metilen biru seiring meningkatnya pH dari metilen biru (Pratiwi, dkk., 2010).