Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Soal pertanyaan
1. 1. Pertanyaan Hendra Febriansyah
Apa perbedaan antara lemak dan minyak dan apa manfaatnya dalm bidang farmasi?
Jawab : Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol.
lemak :
Berasal dari hewan
Biasanya disebut dengan mentega
lemak berbentuk padat
Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh (tidak terdapat ikatan rangkap)
Tidak mudah rusak/ tengik
Titik leleh tinggi
Contohnya asam palmitat (C15H31COOH) dan asam stearat (C17H35COOH)
Minyak
Berasal dari tumbuhan
Biasa disebut margari
berbentuk cair pada suhu kamar
minyak tersusun oleh asam lemak tak jenuh(terdapat ikatan rangkap)
Mudah rusak/tengik
titik leleh rendah
Contoh asam oleat (C17H33COOH), asam linoleat (C17H31COOH), dan asam linolenat
(C17H29COOH)
Manfaat dalam bidang farmasi yaitu digunakan sebagai emolient, emulgator, basis
salep dan pelarut obat suntik.
2. Pertanyaan Astrid Amalia Amanat
Apakah semua prosedur pengujian pada lipid harus diikuti untuk mendapatkan minyak atau
lemak yang baik ?
Jawab :
Tidak semua prosedur perlu dipenuhi. Perlu diketahui bahwa prosedur pengujian disini yaitu
ketika suatu minyak atau lemak telah siap atau telah jadi maka untuk mengetahui misalnya
tingkat kejenuhan atau ketidakjenuhannya, kelarutannya serta ketengikannya cukup dilakukan
pengujian berdasarkan hal yang ingin kita ketahui. Misalnya apabila kita ingin mengetahui
kelarutan dari minyak atau lemak tersebut maka cukup dilakukan uji kelarutan lipid.
2. Akan tetapi, tentunya apabila kita ingin memperoleh minyak atau lemak yang baik harus
memiliki kelarutan, ketengikan dan kejenuhan yang baik pula. Olehnya itu kita perlu melakukan
masing-masing pengujian. Adapun pengujian-pengujian tersebut ialah :
1. Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
2. Uji Acrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan
aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein
digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik
air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh
atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak
terbakar dan ditandai dengan asap putih.
3. Uji Ketidakjenuhan pada Lipid
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan
pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam
lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai
bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam
tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran
diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan
cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada
gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan
timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal
kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat
banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
3. Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi
iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada
molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama
reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod
huble.
4. Uji Ketengikan
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini,
diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang
disebabkan oleh oksidasi lipid. Penentuan yang dilakukan adalah bilangan
peroksida, jumlah karbonil, oksigen aktif, uji asam tiobarbiturat, dan uji Oven
Schaal.
a. Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan jumlah iodin yang
dibebaskan setelah lemak atau minyak ditambahkan KI. Lemak
direaksikan dengan KI dalam pelarut asam asetat dan kloroform (2:1),
kemudian iodin yang berbentuk ditentukan dengan titrasi memakai
Na2S2O3.
b. Jumlah Karbonil
Jumlah karbonil ditentukan tidak secara langsung dengan
menambahkan senyawa tertentu yang dengan karbonil membentuk
warna, lalu dititrasi. Cara Kreiss memakai pereaksi floroglusinol,
sedangkan cara Lappin Clark memakai pelarut 2,4-dinitrofenilhidrazin.
Uji Kreiss merupakan salah satu uji ketengikan, yang berprinsip
kepada rekasi kondensasi antara ephydrin-aldehida dengan
floroglusinol, sehingga menghasilkan warna merah jambu (pink).
c. Oksigen Aktif
Oksigen aktif dihitung dengan cara melewatkan udara dengan
keadaan tertentu pada lemak yang dipanaskan pada suhu tetap 100°C.
Kemudian diukur waktu yang diperlukan sampai dihasilkan 20
4. miliekuivalen peroksida. Cara ini sering dipakai untuk menentukan
keadaan awal lemak dengan atau tanpa antioksidan.
d. Uji Asam Tiobarbiturat
Uji asam tiobarbiturat dipakai untuk menentukan adanya
ketengikan. Lemak yang tengik akan bereaksi dengan asam tiobarbiturat
menghasilkan warna merah. Intensitas warna menunjukkan derajat
ketengikan.
e. Uji Oven Schaal
Uji oven schaal sering dilakukan pada industri biskuit. Bahan
dimasukkan dalam gelas bersih dengan tutup yang agak longgar supaya
udara masih bisa masuk. Kemudian dipanaskan sampai 65°C. Dalam
selang waktu tertentu diukur bau dan rasanya.
Pencegahan Ketengikan: Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh
adanya prooksidan dan antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya
oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya. Penyimpanan lemak yang
baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah lebih baik
terbuat dari aluminium atau stainless steel. Adanya antioksidan dalam minyak
atau lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat
secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan
kedalam minyak atau lemak.
Proses kerusakan lemak berlangsung sejak pengolahan sampai siap
konsumsi. Terjadinya peristiwa ketengikan tidak hanya terbatas pada bahan
pangan berkadar lemak tinggi, tetapi juga dapat terjadi pada bahan berkadar
lemak rendah. Sebagai contoh ialah biskuit yang terbuat dari tepung gandum
tanpa penambahan mentega putih akan menghasilkan bau yang tidak enak pada
penyimpanan jangka panjang disebabkan ketengikan oleh oksidasi. Padahal kadar
lemaknya lebih kecil dari 1%.