SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Kimia Asam Lemak
Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Nasir Pulungan, S.Si., M.Sc.
BILHAM ADITIA SEMBIRING 4193331027
JUDITH CHYNTIA ELISABETH 4193131020
KHAIRUNNISA 4193131046
RIZKI HAYATI 4193131034
SHINTIA TRI SHIFA 4191131017
YAPARNO FAMAHATO DAELI 4191131021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asam lemak adalah asam karboksilat alifatik yang terbagi menjadi 2 golongan yakni jenuh
dan tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap
antar atom karbon, sebaliknya asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki
ikatan rangkap antar atom karbon.
Asam lemak yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh (melting point) yang lebih
rendah dan lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, semakin panjang rantai asam-asam
lemak, akan menyebabkan titik leleh yang lebih tinggi. Titik leleh juga tergantung pada
derajat kejenuhan.
Untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah kimia
agroindustry
Untuk memahami materi
kimia asam lemak melalui
berbagai sumber seperti
buku dan jurnal.
Mengetahui aplikasi atau
pemanfaatan asam lemak dalam
bidang kehidupan.
2.Tujuan Penulisan
02
Identitas Buku
 Identitas Buku I
Judul : Bailey’S Industrial Oil And Fat Products
Penulis : Fereidoon Shahidi
Penerbit : Scottish Crop Research Institute Dundee
Tahun : 2005
Kota : Amerika Serikat
Halaman : 1-43
ISBN : 0-471-38546-8
•Identitas Buku II
Judul : Biodiesel Dari Asam Lemak Bercabang
Penulis : Yoel Pasae
Penerbit : Nas Media Pustaka
Tahun : 2020
Kota : Makassar
Halaman : 104
ISBN : 978-623-7644-27-9
 Identitas Buku III
Judul : Panduan Lengkap Kelapa Sawit
Penulis : Iyung Pahan
Penerbit : Penebar Swadaya
Tahun : 2008
Kota : Jakarta
Halaman : 412
ISBN : 979-489-995-X
 Identitas Jurnal
Judul : Penurunan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng Bekas
Menggunakan Ampas Tebu Untuk Pembuatan Sabun
Penulis : Erna Wati Ibnu Hajar dan Sirril Mufidah
Jenis Jurnal : Jurnal Integrasi Proses
Tahun : 2016
Nomor : 1
Volume : 6
Halaman : 22-27
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Komposisi dan Struktur
Hampir semua asam lemak merupakan asam
karboksilat alifatik rantai lurus. Definisi terluas
mencakup semua panjang rantai, tetapi
sebagian besar asam lemak alami adalah C4-
C22, dengan C18 paling umum. Rantai dibangun
dari dua unit karbon. Ikatan rangkap cis
dimasukkan oleh enzim desaturase pada posisi
tertentu relatif terhadap gugus karboksil. Hal ini
menghasilkan asam lemak dengan panjang
rantai genap dengan pola karakteristik metilen
terputus ikatan rangkap cis. Contohnya, asam
oktadesenoat dengan 18 karbon dan 1 ikatan
rangkap adalah 18:1.
2.3 Hidrolisis, Esterifikasi, dan Pertukaran Ester
Reaksi pengubahan asam menjadi ester atau sebaliknya dan pertukaran gugus
ester adalah yang paling banyak digunakan dalam kimia asam lemak dan lipid.
Pertukaran gugus yang terikat pada asam lemak karboksil biasanya merupakan
proses kesetimbangan yang didorong ke satu produk oleh kelebihan satu reaktan
atau penghilangan satu produk, dan biasanya dilakukan dengan bantuan katalis.
Katalis dapat berupa asam, basa, atau enzim lipolitik. Reaksi-reaksi ini menghasilkan
asam lemak dan metil ester yang merupakan titik awal untuk sebagian besar
produksi oleokimia.
• Hidrolisis
Reaksi dapat dikatalisis oleh asam, basa, atau
lipase, tetapi juga terjadi sebagai reaksi tanpa
katalis antara lemak dan air yang dilarutkan
dalam fase lemak pada suhu dan tekanan yang
sesuai.
• Esterifikasi
Asam lemak diubah menjadi ester melalui reaksi
dengan alkohol berlebih menggunakan katalis
asam atau lipase. Misalnya dalam sintesis dari
asilgliserol Turunan asam lemak yang lebih
reaktif seperti asam klorida atau anhidrida dapat
digunakan, atau asam lemak direaksikan
langsung dengan alkohol, menggunakan
disikloheksilkarbodiimida (DCC) ditambah 4-
dimetilaminopiridin (DMAP) sebagai zat
penghubung.
Gugus asam lemak atau alkohol yang ada dalam ester dapat dipertukarkan
dengan beberapa cara: melalui reaksi dengan asam lemak berlebih lainnya
(asidolisis), alkohol (alkoholisis), atau ester lain (interesterifikasi). Umumnya, titik
awalnya adalah triasilgliserol, dan reaksi ini memberikan rute dimana komposisi
dan sifat minyak dan lemak dapat dimodifikasi.
• Reaksi Pertukaran Ester
• Reaksi Katalis Lipase
Lipase adalah enzim yang menghidrolisis asam lemak dari spesies lipid
(misalnya, triasilgliserol atau fosfolipid) in vivo. Sejumlah lipase, terutama
yang berasal dari bakteri, sekarang tersedia dalam keadaan tidak bergerak
ke dalam penyangga padat untuk digunakan sebagai katalis skala industri.
Reaksi yang dikatalisis lipase berlangsung dalam minyak murni atau dalam
pelarut nonpolar (biasanya hidrokarbon).
2.4 Oksidasi
Rantai alkil asam lemak terhadap oksidasi baik pada ikatan rangkap maupun
karbon alilik yang berdekatan. Radikal bebas dan fotooksidasi pada karbon alilik
bertanggung jawab atas kerusakan minyak dan lemak tak jenuh, menghasilkan
rasa tengik dan mengurangi kualitas nutrisi, tetapi juga digunakan secara sengaja
untuk mempolimerisasi minyak pengering. Oksidasi ikatan rangkap digunakan
dalam produksi oleokimia baik untuk memutus rantai alkil atau untuk
memperkenalkan fungsionalitas tambahan di sepanjang rantai. Oksidasi yang
dikatalisis oleh enzim adalah langkah awal dalam produksi eicosanoids dan
jasmonates (masing-masing metabolit aktif secara biologis pada hewan dan
tumbuhan). Baik autooksidasi maupun fotooksidasi menghasilkan hidroperoksida
alilik dari pusat tak jenuh.
Autooksidasi
Autooksidasi adalah reaksi berantai radikal bebas, yang melibatkan serangkaian reaksi
kompleks yang memulai, menyebarkan, dan mengakhiri rantai.Laju autooksidasi umumnya
meningkat dengan meningkatnya ketidakjenuhan.
Fotooksidasi
Cahaya, dengan adanya oksigen, mendorong oksidasi asam lemak tak jenuh. Radiasi ultraviolet
menguraikan hidroperoksida yang ada, peroksida, dan karbonil dan senyawa yang mengandung
oksigen lainnya, menghasilkan radikal yang memulai autoksidasi. Fotooksidasi dengan panjang
gelombang yang lebih panjang di dekat ultraviolet atau cahaya tampak membutuhkan sensitizer.
Pigmen alami seperti klorofil, hematoporfirin, dan riboflavin bertindak sebagai sensitizer seperti halnya
pewarna, termasuk eritrosin dan metilen biru.
Hidrogenasi Ikatan
Ganda
Hidrogenasi Parsial
Katalitik
Produksi Alkohol Berlemak
2.5 Reduksi
02
2.6 Produksi Senyawa Aktif Permukaan dan Oleokimia
Penggunaan minyak dan lemak non-makanan utama adalah produksi surfaktan.
Sifat amfifilik asam lemak, yang dimanfaatkan selama berabad-abad dalam
penggunaan sabun, dapat dimodifikasi dengan mengubah gugus karboksil menjadi
gugus hidrofilik lainnya, memberikan surfaktan anionik, kationik, amfoter, dan
nonionik. Ada juga ruang untuk memfungsikan rantai alifatik, tetapi ini belum
banyak digunakan secara komersial.
• Senyawa yang Mengandung Nitrogen
Adanya nitrogen, baik dalam gugus netral maupun kationik, memberikan sifat
surfaktan yang tidak mudah diproduksi dengan senyawa lain. Berbagai macam
senyawa yang mengandung nitrogen diproduksi, yang titik awalnya adalah amida
atau amina. Amida dibentuk melalui reaksi langsung asam lemak dan amonia pada
180–200⁰C dan 0.3–0.7 MPa (3–7 bar), melalui dehidrasi garam yang awalnya
terbentuk.
• Reaksi Pertukaran Ester
Dalam reaksi dengan amina primer, kedua hidrogen aktif diganti sebelum
penambahan etilen oksida lebih lanjut yang mengarah ke turunan dipolioksietilen.
Polioksietilena memiliki hidroksil terminal yang dapat difungsikan lebih lanjut dalam
kondisi yang tidak merusak ikatan eter, misalnya sulfasi.
• Sulfasi
Ester sulfat dari alkohol atau alkohol
polioksietilena dibuat melalui reaksi dengan
belerang trioksida dalam pabrik film jatuh terus
menerus, segera diikuti dengan netralisasi
dengan natrium hidroksida untuk
menghasilkan garam natrium.
• α-Sulfonat
Metilen yang berdekatan dengan gugus karboksil cukup diaktifkan untuk
bereaksi dengan belerang trioksida, memberikan produk α-Sulfonat. Karena
metilen alilik juga diaktifkan, reaksi biasanya dilakukan dengan bahan awal
jenuh. Reaksi kompleks melibatkan dua mol sulfur trioksida, menghasilkan
zat antara disulfonat yang bereaksi dengan metil ester untuk menghasilkan
ester α-Sulfonat, atau dalam pengobatan dengan natrium hidroksida garam
dinatrium. α-Sulfonat memiliki toksisitas rendah dan sepenuhnya dapat
terurai secara hayati.
• Surfaktan Berbasis Karbohidrat
Karbohidrat dan poliol terkait (serta asam amino) telah menarik
perhatian sebagai komponen hidrofilik surfaktan nonionik,
terutama sebagai alternatif ramah untuk pembuatan
menggunakan etilen oksida. Sukrosa, glukosa, dan sorbitol (dari
hidrogenasi glukosa) tersedia dalam jumlah besar dari sumber
daya terbarukan. Unit glukosa lebih lanjut juga bergabung melalui
tautan eter. Baik alkohol dan glukosa dapat dihasilkan dari
sumber daya terbarukan (minyak dan lemak dan pati, masing-
masing), dan reaksi dapat dilakukan dalam sistem bebas pelarut.
Dalam produksi komersial, glukosa disuspensikan dalam alkohol
berlebih dan direaksikan pada 100-120⁰C dengan katalis asam
sulfonat.
BAB III
APLIKASI ASAM LEMAK DALAM KEHIDUPAN
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu labu Erlenmeyer, Alat Titrasi, Beaker gelas, Hot plate, Stirrer, Pipet tetes,
Termometer, Oven, Kertas saring, Corong, Neraca analitis, Blender, Ayakan, Botol VCO, Gelas ukur, pH
meter, Cawan petri dan Spatula.
Bahan yang digunakan meliputi minyak goreng bekas yang berasal dari Minyak Sawit , Ampas Tebu ,
NaOH, Asam Sitrat, Asam Stearat, Indikator PP, Gliserin, Etanol,Aquadest, Gula dan Pewangi.
Pembuatan Sabun
Pembuatan sabun padat dari minyak goreng sawit bekas menggunakan larutan NaOH dengan variasi
konsentrasi 10, 20 dan 30%. Pertama-tama siapkan 12.5 gram sampel minyak dan asam stearat, lalu
masukkan larutan NaOH tersebut secara perlahan kedalam sampel tersebut, kemudian diaduk dengan stirrer
hingga suhu 60˚C.Setelah homogeny,tambahkan 2 gram asam sitrat dan 15 gram gula.Dinginkan hingga suhu
40˚C lalu ditambahkan pewangi sabun dan masukkan ke dalam cetakkan.
Hasil dan Pembahasan
Pada Gambar 1, terlihat bahwa minyak goreng sawit bekas
terjadi penurunan angka asam lemak bebas. Dimana asam
lemak bebas pada minyak goreng bekas sebelum perendaman
sebesar 0,3%, kemudian setelah dilakukan perendaman
selama 24, 48 dan 72 jam menggunakan bubuk ampas tebu
terjadi penurunan kadar asam lemak bebas yaitu menjadi
0.25%, 0.20% dan 0.15%. Semakin lama waktu perendaman
yang dilakukan maka kadar asam lemak bebas yang akan
semakin rendah. .Dari Gambar 1, dapat diketahui bahwa
kadar asam lemak bebas yang dihasilkan apabila
dibandingkan dengan standar SNI yaitu kurang dari 2,5%,
maka kandungan ALB dari sabun yang diuji telah memenuhi
SNI.
Gambar 2 menunjukkan bahwa kadar air pada
minyak sebelum perendaman yaitu 0.51% danterjadi
penurunan kadar air yang drastis setelah waktu
perendaman 24 jam yaitu dari 0.27%. Sedangkan
waktu perendaman 48 jam dan 72 jam, kadar
airsedikit meningkat dari pada waktu perendaman
24 jam yaitu 0.32% dan 0.30%. Sehingga kadar air
yang paling rendah pada minyak didapatkan pada
waktu perendaman 24 jam.
Berdasarkan Gambar 3,
menunjukkan bahwa berat sabun
naik seiring dengan bertambahnya
konsentrasi NaOH yang
ditambahkan. Hal ini dikarenakan
semakin banyaknya reaktan yang
digunakan maka akan menggeser
kesetimbangan reaksi ke kanan dan
menyebabkan meningkatnya jumlah
produk yang dihasilkan. Begitu juga
dengan waktu perendaman, semakin
lama waktu perendaman maka
semakin berat sabun yang diperoleh.
Pada Gambar 4, memperlihatkan hasil analisis
kadar air pada sabun padat. Pada penelitian ini,
tingginya kadar air pada sabun padat disebabkan
karena kadar air pada sampel minyak sudah
tinggi. Hal initerjadi karena kemampuan ampas
tebu sebagai adsorpsi kurang maksimal untuk
menyerap kandunganair pada minyak
jelantah.Kadar air ini tidak cukup baik karena
menurut SNI (1994) kadar air dalam sabun padat
maksimum sebesar 15%.Oleh karena itukadar air
pada sabun yang didapat belum memenuhi
standar.
Jika dilihat dari Gambar 5, hasil analisis
menunjukkan pH pada sabun padat
berkisar antara 8.9 – 11.8. Derajat
keasamam (pH) tertinggi adalah 11,8
diperoleh dari waktu perendaman selama
72 jam dan penambahan NaOH 30%.
Jadi, semakin lama waktu perendaman
maka akan menaikan nilai pH.
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa tinggi
busa sabun yang dihasilkan berkisar antara
4.9 – 9.9 cm. Tinggi busa yang terendah
adalah 4.9 cm diperoleh dari waktu
perendaman selama 24 jam dan
penambahan NaOH 10%. Sedangkan
tinggi busa yang tertinggi adalah 9.9 cm
diperoleh dari waktu perendaman selama
72 jam dan penambahan NaOH 30%.
Dengan demikian, semakin lama waktu
perendaman dan bertambahnya konsentrasi
NaOH yang ditambhakan maka semakin
tinggi busa pada sabun padat.
BAB IV
Kesimpulan &Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwaWaktu perendaman yang semakinlama akan berpengaruh
terhadap penurunan kadar asam lemak bebas (ALB) dari 0.30% menjadi 0.15%.
KonsentrasiNaOH yang semakin tinggi dan waktu perendaman makin lama maka
akanberpengaruh terhadap sabun padat yangdihasilkan.
B.Saran
Penyajian materi seputar asam lemak, penulis menyadari bahwa penyajian yang
ditampilkan terdapat kekurangan, dengan ini kami meminta agar pembaca dapat
memaklumi dan memberikan saran, kritik membangun dan masukan agar
kedepannya penyajian materi asam lemak menjadi lebih baik lagi dan mudah
dipahami oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
● Shahidi, F. (2005). Bailey’S Industrial Oil And Fat Products. Amerika
Serikat : Scottish Crop Research Institute Dundee.
● Pasae, Y. (2020). Biodiesel Dari Asam Lemak Bercabang. Makassar : Nas
Media Pustaka.
● Pahan, I. (2008). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar
Swadaya.
● Hajar, E.W.I. & Mufidah, S. (2016). Penurunan Asam Lemak Bebas Pada
Minyak Goreng Bekas Menggunakan Ampas Tebu Untuk Pembuatan Sabun.
Jurnal Integrasi Proses, 6 (1) : 22-27.
Thankyou

More Related Content

Similar to PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx

Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1erwantihutri
 
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEUfi Ufy
 
Biokimia oksidasi lipid
Biokimia   oksidasi lipidBiokimia   oksidasi lipid
Biokimia oksidasi lipidKhayyu Hanifah
 
Food chemistry of lipid 1
Food chemistry of lipid 1Food chemistry of lipid 1
Food chemistry of lipid 1Heru Pramono
 
BAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptxBAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptxyulikurniati1
 
2. METABOLISME LIPIDA.pdf
2. METABOLISME LIPIDA.pdf2. METABOLISME LIPIDA.pdf
2. METABOLISME LIPIDA.pdferifianti
 
Exploring Micro-universe of Cell.pptx
Exploring Micro-universe of Cell.pptxExploring Micro-universe of Cell.pptx
Exploring Micro-universe of Cell.pptxKaizoAoiFuuma
 
metabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdf
metabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdfmetabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdf
metabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdfDwiNormaR
 
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA Muhammad Ridwan
 
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptxcupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptxbungapfpolitala
 

Similar to PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx (20)

Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1
 
Lipida,
Lipida,Lipida,
Lipida,
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
 
Biokimia oksidasi lipid
Biokimia   oksidasi lipidBiokimia   oksidasi lipid
Biokimia oksidasi lipid
 
Food chemistry of lipid 1
Food chemistry of lipid 1Food chemistry of lipid 1
Food chemistry of lipid 1
 
BAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptxBAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptx
 
2. METABOLISME LIPIDA.pdf
2. METABOLISME LIPIDA.pdf2. METABOLISME LIPIDA.pdf
2. METABOLISME LIPIDA.pdf
 
1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran
 
Kim (2) LEMAK
Kim (2) LEMAKKim (2) LEMAK
Kim (2) LEMAK
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
Exploring Micro-universe of Cell.pptx
Exploring Micro-universe of Cell.pptxExploring Micro-universe of Cell.pptx
Exploring Micro-universe of Cell.pptx
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
metabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdf
metabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdfmetabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdf
metabolismelipid dalam tubuh-190510101708.pdf
 
Metabolisme lipid
Metabolisme lipidMetabolisme lipid
Metabolisme lipid
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
 
asam lemak.pptx
asam lemak.pptxasam lemak.pptx
asam lemak.pptx
 
Lipida
Lipida Lipida
Lipida
 
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptxcupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx

  • 1. Kimia Asam Lemak Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Nasir Pulungan, S.Si., M.Sc. BILHAM ADITIA SEMBIRING 4193331027 JUDITH CHYNTIA ELISABETH 4193131020 KHAIRUNNISA 4193131046 RIZKI HAYATI 4193131034 SHINTIA TRI SHIFA 4191131017 YAPARNO FAMAHATO DAELI 4191131021
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Asam lemak adalah asam karboksilat alifatik yang terbagi menjadi 2 golongan yakni jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap antar atom karbon, sebaliknya asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap antar atom karbon. Asam lemak yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh (melting point) yang lebih rendah dan lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, semakin panjang rantai asam-asam lemak, akan menyebabkan titik leleh yang lebih tinggi. Titik leleh juga tergantung pada derajat kejenuhan.
  • 3. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah kimia agroindustry Untuk memahami materi kimia asam lemak melalui berbagai sumber seperti buku dan jurnal. Mengetahui aplikasi atau pemanfaatan asam lemak dalam bidang kehidupan. 2.Tujuan Penulisan 02
  • 4. Identitas Buku  Identitas Buku I Judul : Bailey’S Industrial Oil And Fat Products Penulis : Fereidoon Shahidi Penerbit : Scottish Crop Research Institute Dundee Tahun : 2005 Kota : Amerika Serikat Halaman : 1-43 ISBN : 0-471-38546-8
  • 5. •Identitas Buku II Judul : Biodiesel Dari Asam Lemak Bercabang Penulis : Yoel Pasae Penerbit : Nas Media Pustaka Tahun : 2020 Kota : Makassar Halaman : 104 ISBN : 978-623-7644-27-9
  • 6.  Identitas Buku III Judul : Panduan Lengkap Kelapa Sawit Penulis : Iyung Pahan Penerbit : Penebar Swadaya Tahun : 2008 Kota : Jakarta Halaman : 412 ISBN : 979-489-995-X
  • 7.  Identitas Jurnal Judul : Penurunan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng Bekas Menggunakan Ampas Tebu Untuk Pembuatan Sabun Penulis : Erna Wati Ibnu Hajar dan Sirril Mufidah Jenis Jurnal : Jurnal Integrasi Proses Tahun : 2016 Nomor : 1 Volume : 6 Halaman : 22-27
  • 9. 2.2 Komposisi dan Struktur Hampir semua asam lemak merupakan asam karboksilat alifatik rantai lurus. Definisi terluas mencakup semua panjang rantai, tetapi sebagian besar asam lemak alami adalah C4- C22, dengan C18 paling umum. Rantai dibangun dari dua unit karbon. Ikatan rangkap cis dimasukkan oleh enzim desaturase pada posisi tertentu relatif terhadap gugus karboksil. Hal ini menghasilkan asam lemak dengan panjang rantai genap dengan pola karakteristik metilen terputus ikatan rangkap cis. Contohnya, asam oktadesenoat dengan 18 karbon dan 1 ikatan rangkap adalah 18:1.
  • 10. 2.3 Hidrolisis, Esterifikasi, dan Pertukaran Ester Reaksi pengubahan asam menjadi ester atau sebaliknya dan pertukaran gugus ester adalah yang paling banyak digunakan dalam kimia asam lemak dan lipid. Pertukaran gugus yang terikat pada asam lemak karboksil biasanya merupakan proses kesetimbangan yang didorong ke satu produk oleh kelebihan satu reaktan atau penghilangan satu produk, dan biasanya dilakukan dengan bantuan katalis. Katalis dapat berupa asam, basa, atau enzim lipolitik. Reaksi-reaksi ini menghasilkan asam lemak dan metil ester yang merupakan titik awal untuk sebagian besar produksi oleokimia.
  • 11. • Hidrolisis Reaksi dapat dikatalisis oleh asam, basa, atau lipase, tetapi juga terjadi sebagai reaksi tanpa katalis antara lemak dan air yang dilarutkan dalam fase lemak pada suhu dan tekanan yang sesuai. • Esterifikasi Asam lemak diubah menjadi ester melalui reaksi dengan alkohol berlebih menggunakan katalis asam atau lipase. Misalnya dalam sintesis dari asilgliserol Turunan asam lemak yang lebih reaktif seperti asam klorida atau anhidrida dapat digunakan, atau asam lemak direaksikan langsung dengan alkohol, menggunakan disikloheksilkarbodiimida (DCC) ditambah 4- dimetilaminopiridin (DMAP) sebagai zat penghubung.
  • 12. Gugus asam lemak atau alkohol yang ada dalam ester dapat dipertukarkan dengan beberapa cara: melalui reaksi dengan asam lemak berlebih lainnya (asidolisis), alkohol (alkoholisis), atau ester lain (interesterifikasi). Umumnya, titik awalnya adalah triasilgliserol, dan reaksi ini memberikan rute dimana komposisi dan sifat minyak dan lemak dapat dimodifikasi. • Reaksi Pertukaran Ester • Reaksi Katalis Lipase Lipase adalah enzim yang menghidrolisis asam lemak dari spesies lipid (misalnya, triasilgliserol atau fosfolipid) in vivo. Sejumlah lipase, terutama yang berasal dari bakteri, sekarang tersedia dalam keadaan tidak bergerak ke dalam penyangga padat untuk digunakan sebagai katalis skala industri. Reaksi yang dikatalisis lipase berlangsung dalam minyak murni atau dalam pelarut nonpolar (biasanya hidrokarbon).
  • 13. 2.4 Oksidasi Rantai alkil asam lemak terhadap oksidasi baik pada ikatan rangkap maupun karbon alilik yang berdekatan. Radikal bebas dan fotooksidasi pada karbon alilik bertanggung jawab atas kerusakan minyak dan lemak tak jenuh, menghasilkan rasa tengik dan mengurangi kualitas nutrisi, tetapi juga digunakan secara sengaja untuk mempolimerisasi minyak pengering. Oksidasi ikatan rangkap digunakan dalam produksi oleokimia baik untuk memutus rantai alkil atau untuk memperkenalkan fungsionalitas tambahan di sepanjang rantai. Oksidasi yang dikatalisis oleh enzim adalah langkah awal dalam produksi eicosanoids dan jasmonates (masing-masing metabolit aktif secara biologis pada hewan dan tumbuhan). Baik autooksidasi maupun fotooksidasi menghasilkan hidroperoksida alilik dari pusat tak jenuh.
  • 14. Autooksidasi Autooksidasi adalah reaksi berantai radikal bebas, yang melibatkan serangkaian reaksi kompleks yang memulai, menyebarkan, dan mengakhiri rantai.Laju autooksidasi umumnya meningkat dengan meningkatnya ketidakjenuhan. Fotooksidasi Cahaya, dengan adanya oksigen, mendorong oksidasi asam lemak tak jenuh. Radiasi ultraviolet menguraikan hidroperoksida yang ada, peroksida, dan karbonil dan senyawa yang mengandung oksigen lainnya, menghasilkan radikal yang memulai autoksidasi. Fotooksidasi dengan panjang gelombang yang lebih panjang di dekat ultraviolet atau cahaya tampak membutuhkan sensitizer. Pigmen alami seperti klorofil, hematoporfirin, dan riboflavin bertindak sebagai sensitizer seperti halnya pewarna, termasuk eritrosin dan metilen biru.
  • 16. 2.6 Produksi Senyawa Aktif Permukaan dan Oleokimia Penggunaan minyak dan lemak non-makanan utama adalah produksi surfaktan. Sifat amfifilik asam lemak, yang dimanfaatkan selama berabad-abad dalam penggunaan sabun, dapat dimodifikasi dengan mengubah gugus karboksil menjadi gugus hidrofilik lainnya, memberikan surfaktan anionik, kationik, amfoter, dan nonionik. Ada juga ruang untuk memfungsikan rantai alifatik, tetapi ini belum banyak digunakan secara komersial. • Senyawa yang Mengandung Nitrogen Adanya nitrogen, baik dalam gugus netral maupun kationik, memberikan sifat surfaktan yang tidak mudah diproduksi dengan senyawa lain. Berbagai macam senyawa yang mengandung nitrogen diproduksi, yang titik awalnya adalah amida atau amina. Amida dibentuk melalui reaksi langsung asam lemak dan amonia pada 180–200⁰C dan 0.3–0.7 MPa (3–7 bar), melalui dehidrasi garam yang awalnya terbentuk.
  • 17. • Reaksi Pertukaran Ester Dalam reaksi dengan amina primer, kedua hidrogen aktif diganti sebelum penambahan etilen oksida lebih lanjut yang mengarah ke turunan dipolioksietilen. Polioksietilena memiliki hidroksil terminal yang dapat difungsikan lebih lanjut dalam kondisi yang tidak merusak ikatan eter, misalnya sulfasi. • Sulfasi Ester sulfat dari alkohol atau alkohol polioksietilena dibuat melalui reaksi dengan belerang trioksida dalam pabrik film jatuh terus menerus, segera diikuti dengan netralisasi dengan natrium hidroksida untuk menghasilkan garam natrium.
  • 18. • α-Sulfonat Metilen yang berdekatan dengan gugus karboksil cukup diaktifkan untuk bereaksi dengan belerang trioksida, memberikan produk α-Sulfonat. Karena metilen alilik juga diaktifkan, reaksi biasanya dilakukan dengan bahan awal jenuh. Reaksi kompleks melibatkan dua mol sulfur trioksida, menghasilkan zat antara disulfonat yang bereaksi dengan metil ester untuk menghasilkan ester α-Sulfonat, atau dalam pengobatan dengan natrium hidroksida garam dinatrium. α-Sulfonat memiliki toksisitas rendah dan sepenuhnya dapat terurai secara hayati.
  • 19. • Surfaktan Berbasis Karbohidrat Karbohidrat dan poliol terkait (serta asam amino) telah menarik perhatian sebagai komponen hidrofilik surfaktan nonionik, terutama sebagai alternatif ramah untuk pembuatan menggunakan etilen oksida. Sukrosa, glukosa, dan sorbitol (dari hidrogenasi glukosa) tersedia dalam jumlah besar dari sumber daya terbarukan. Unit glukosa lebih lanjut juga bergabung melalui tautan eter. Baik alkohol dan glukosa dapat dihasilkan dari sumber daya terbarukan (minyak dan lemak dan pati, masing- masing), dan reaksi dapat dilakukan dalam sistem bebas pelarut. Dalam produksi komersial, glukosa disuspensikan dalam alkohol berlebih dan direaksikan pada 100-120⁰C dengan katalis asam sulfonat.
  • 20. BAB III APLIKASI ASAM LEMAK DALAM KEHIDUPAN
  • 21. Metode Penelitian Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu labu Erlenmeyer, Alat Titrasi, Beaker gelas, Hot plate, Stirrer, Pipet tetes, Termometer, Oven, Kertas saring, Corong, Neraca analitis, Blender, Ayakan, Botol VCO, Gelas ukur, pH meter, Cawan petri dan Spatula. Bahan yang digunakan meliputi minyak goreng bekas yang berasal dari Minyak Sawit , Ampas Tebu , NaOH, Asam Sitrat, Asam Stearat, Indikator PP, Gliserin, Etanol,Aquadest, Gula dan Pewangi. Pembuatan Sabun Pembuatan sabun padat dari minyak goreng sawit bekas menggunakan larutan NaOH dengan variasi konsentrasi 10, 20 dan 30%. Pertama-tama siapkan 12.5 gram sampel minyak dan asam stearat, lalu masukkan larutan NaOH tersebut secara perlahan kedalam sampel tersebut, kemudian diaduk dengan stirrer hingga suhu 60˚C.Setelah homogeny,tambahkan 2 gram asam sitrat dan 15 gram gula.Dinginkan hingga suhu 40˚C lalu ditambahkan pewangi sabun dan masukkan ke dalam cetakkan.
  • 22. Hasil dan Pembahasan Pada Gambar 1, terlihat bahwa minyak goreng sawit bekas terjadi penurunan angka asam lemak bebas. Dimana asam lemak bebas pada minyak goreng bekas sebelum perendaman sebesar 0,3%, kemudian setelah dilakukan perendaman selama 24, 48 dan 72 jam menggunakan bubuk ampas tebu terjadi penurunan kadar asam lemak bebas yaitu menjadi 0.25%, 0.20% dan 0.15%. Semakin lama waktu perendaman yang dilakukan maka kadar asam lemak bebas yang akan semakin rendah. .Dari Gambar 1, dapat diketahui bahwa kadar asam lemak bebas yang dihasilkan apabila dibandingkan dengan standar SNI yaitu kurang dari 2,5%, maka kandungan ALB dari sabun yang diuji telah memenuhi SNI.
  • 23. Gambar 2 menunjukkan bahwa kadar air pada minyak sebelum perendaman yaitu 0.51% danterjadi penurunan kadar air yang drastis setelah waktu perendaman 24 jam yaitu dari 0.27%. Sedangkan waktu perendaman 48 jam dan 72 jam, kadar airsedikit meningkat dari pada waktu perendaman 24 jam yaitu 0.32% dan 0.30%. Sehingga kadar air yang paling rendah pada minyak didapatkan pada waktu perendaman 24 jam.
  • 24. Berdasarkan Gambar 3, menunjukkan bahwa berat sabun naik seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaOH yang ditambahkan. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya reaktan yang digunakan maka akan menggeser kesetimbangan reaksi ke kanan dan menyebabkan meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan. Begitu juga dengan waktu perendaman, semakin lama waktu perendaman maka semakin berat sabun yang diperoleh.
  • 25. Pada Gambar 4, memperlihatkan hasil analisis kadar air pada sabun padat. Pada penelitian ini, tingginya kadar air pada sabun padat disebabkan karena kadar air pada sampel minyak sudah tinggi. Hal initerjadi karena kemampuan ampas tebu sebagai adsorpsi kurang maksimal untuk menyerap kandunganair pada minyak jelantah.Kadar air ini tidak cukup baik karena menurut SNI (1994) kadar air dalam sabun padat maksimum sebesar 15%.Oleh karena itukadar air pada sabun yang didapat belum memenuhi standar.
  • 26. Jika dilihat dari Gambar 5, hasil analisis menunjukkan pH pada sabun padat berkisar antara 8.9 – 11.8. Derajat keasamam (pH) tertinggi adalah 11,8 diperoleh dari waktu perendaman selama 72 jam dan penambahan NaOH 30%. Jadi, semakin lama waktu perendaman maka akan menaikan nilai pH.
  • 27. Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa tinggi busa sabun yang dihasilkan berkisar antara 4.9 – 9.9 cm. Tinggi busa yang terendah adalah 4.9 cm diperoleh dari waktu perendaman selama 24 jam dan penambahan NaOH 10%. Sedangkan tinggi busa yang tertinggi adalah 9.9 cm diperoleh dari waktu perendaman selama 72 jam dan penambahan NaOH 30%. Dengan demikian, semakin lama waktu perendaman dan bertambahnya konsentrasi NaOH yang ditambhakan maka semakin tinggi busa pada sabun padat.
  • 29. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwaWaktu perendaman yang semakinlama akan berpengaruh terhadap penurunan kadar asam lemak bebas (ALB) dari 0.30% menjadi 0.15%. KonsentrasiNaOH yang semakin tinggi dan waktu perendaman makin lama maka akanberpengaruh terhadap sabun padat yangdihasilkan. B.Saran Penyajian materi seputar asam lemak, penulis menyadari bahwa penyajian yang ditampilkan terdapat kekurangan, dengan ini kami meminta agar pembaca dapat memaklumi dan memberikan saran, kritik membangun dan masukan agar kedepannya penyajian materi asam lemak menjadi lebih baik lagi dan mudah dipahami oleh pembaca.
  • 30. DAFTAR PUSTAKA ● Shahidi, F. (2005). Bailey’S Industrial Oil And Fat Products. Amerika Serikat : Scottish Crop Research Institute Dundee. ● Pasae, Y. (2020). Biodiesel Dari Asam Lemak Bercabang. Makassar : Nas Media Pustaka. ● Pahan, I. (2008). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya. ● Hajar, E.W.I. & Mufidah, S. (2016). Penurunan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng Bekas Menggunakan Ampas Tebu Untuk Pembuatan Sabun. Jurnal Integrasi Proses, 6 (1) : 22-27.