2. Affandi Lahir di Cirebon pada tahun 1907,
Bergelar Doctor Honoris Causa dari University of
Singapore tahun 1974, ini dikenal sebagai seorang
pelukis yang menganut aliran ekspresionisme atau
abstrak.
Pada umur 26 tahun,
tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal
pertamanya di Gedung Poetera Djakarta,yang saat
itu sedang berlangsung pendudukan tentara
Jepang di Indonesia. Empat Serangkai “Ir.
Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar
Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur”memimpin
Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat)
untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan
Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga
pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung
jawab, yang langsung mengadakan hubungan
dengan Bung Karno.
4. Basoeki Abdullah
Basoeki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah,
25 Januari 1915 – meninggal 5 November 1993 pada
umur 78 tahun
salah satu pelukis maestro yang dimiliki Indonesia.Ia
dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia
pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana
Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi
istana negara dan kepresidenan Indonesia, karyanya
juga koleksi oleh para kolektor dari berbagai
penjuru dunia.
Ia juga banyak mengadakan pameran tunggal baik di
dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain
karyanya pernah dipamerkan di Bangkok - Thailand,
Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal dan
negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang
pernah disinggahi untuk pameran karya lukisanya.
Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri
diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand,
dan sejak tahun 1974 Basoeki Abdullah menetap di
Jakarta, diangkat sebagai pelukis Istana merdeka.
6. Barli Sasmitawinata
lahir tanggal 18 Maret 1921-8 Februari 2007.
Dalam perjalanan hidupnya, ia mulai menekuni
dunia seni lukis di tahun 1930-an saat kakak iparnya
meminta ia belajar melukis di studio milik Jos
Pluimentz, pelukis Belgia yang sempat tinggal di
Bandung. Setelah belajar dari Jos Pluimentz, ia
melanjutkan pendidikan seninya di Eropa salah
duanya : pendidikannya di Academie de la Grande
Chaumiere, paris pada tahun 1950 dan
Rijksakademie van beeldende kunsten, Amsterdam
Belanda di tahun 1956.
Barli sosok pelukis yang mementingkan pendidikan
seni, maka ia pun mendirikan Sanggar Rangga
Gempol di Dago, Bandung.
Hasil karya Barli Sasmitawinata : Affandi dengan Istri
Pulang Melukis Pohon Apel, Fruit Saller, Ibu Tani,
Bobotoh, Pasar, Dua Wanita, Gadis, Pantai Nude,
Penari Kebyar, Penari Kipas 2 dan lain-lain.
8. Henk
Ngantung bernama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung
lahir pada tanggal 1 Maret 1921 di Manado dan
meninggal pada tanggal 12 Desember 1991. salah
satu Wakil Gubernur pada periode 1960-1964,
hingga menjadi Gubernur Jakarta periode 1964-
1965.
Kisah karirnya, sebelum menjabati posisi Gubernur,
ia adalah pelukis, belajar dari pendidikan non
formal bersama Chairil Anwar dan Asrul Sani.
Sejarah kehidupannya cukup rumit, ia ditunjuk oleh
Presiden Soekarno menjadi Gubernur guna
mengubah Jakarta sebagai kota Budaya, namun
Henk Ngantung tidak berhasil mengubah itu semua.
Setelah lepas dari masa jabatan kehidupan Henk
Ngantung hidup dalam kemiskinan dan tinggal di
perkampungan. Yang lebih miris lagi, ia memiliki
penyakit jantung dan glaukoma.
Walaupun begitu, semangatnya untuk
melukis tidak sirna. Hingga akhirnya
pada tahun 1980-an ia melukis dengan
wajah nyaris dekat dengan kanvas.
Dalam semasa hidupnya, ia belum
membuat pameran seni, namun
pengusaha Ciputra mensponsorinya
untuk mengadakan pameran lukis
untuk pertama dan juga terakhir.
Karya lukisannya yang berjudul
“Digiring Ke Kandang” menjadi lukisan
terbaik pada tahun 1942.
Hasil karya Henk Ngantung : Gajah
Mada, Memanah, Mengungsi, Dua Gadis
Memakai Caping, Gadis Toraja, Pantai
Tanah Lot-Bali, Pemandangan Laut,
Perahu-Perahu di Pantai, Pesisir dan
lain-lain.
9. KARYA HENK
NGATUNG
Gajah Mada, Memanah, Mengungsi, Dua
Gadis Memakai Caping, Gadis Toraja,
Pantai Tanah Lot-Bali, Pemandangan
Laut, Perahu-Perahu di Pantai, Pesisir
dan lain-lain.
10. Dolorosa
Sinaga
lahir di Sibolga, Sumatera Utara, Indonesia, 31
Oktober 1953
adalah seorang pematung Indonesia. Karyanya
banyak menampilkan keimanan, krisis, solidaritas,
multikulturalisme, dan perjuangan wanita.
Dolorosa adalah pendiri Somalaing Art Studio, yang
ia dirikan dekat rumahnya di Pinang Ranti, Jakarta
Timur, sejak tahun 1987.
Dolorosa Sinaga lulus dari Institut Kesenian Jakarta
pada tahun 1977 dan meneruskan studinya di
Central Saint Martins College of Arts and Design,
London; Karnarija Lubliyana, Yugoslavia; San
Francisco Art Institute; serta Universitas Maryland,
Amerika Serikat.
Karyanya cenderung memperlihatkan emosi tinggi
yang khas, kebanyakan berwarna hijau dan
memiliki bentuk sederhana. Kebanyakan figur
berbentuk wanita.
Namun pada pameran Soliloquy, ia
memperlihatkan karya-karya dengan detail tinggi
dengan penggarapan lipatan kain yang sangat baik
12. Osman
Gumanti
Osman Gumanti (lahir di Solok, Sumatera Barat,
Indonesia, 1916 - wafat di Kuala Lumpur, Malaysia,
14 Desember 1973 pada umur 57 tahun) merupakan
salah seorang koreografer, penari, dan pemain film
Malaysia.
Ia menghabiskan masa kecilnya di Minangkabau,
sebelum merantau ke Malaya pada tahun 1950.
Osman merupakan salah seorang bintang film idola
pada era 1950-an. Film-filmnya banyak menarik
minat penonton, terutama mengenai kisah-kisah
heroik.
14. Boy G. Sakti
Yandi Yasin atau yang lebih dikenal dengan
Boy G. Sakti (lahir di Batusangkar, Sumatera
Barat, 4 Agustus 1966) adalah salah seorang
koreografer Indonesia. Boy mulai belajar
menari sejak umur 17 tahun di Gumarang
Sakti Dance Company, di bawah bimbingan
ibunya, Gusmiati Suid. Disamping itu ia juga
belajar secara formal di Institut Kesenian
Jakarta yang berhasil diselesaikannya pada
tahun 1992.
Karya-karyanya merupakan perpaduan
antara tradisi Minangkabau dengan teknik-
teknik modern yang diadopsi dari bermacam
sumber di dunia yang mencakup beragam
dimensi.
.Selain mengelola Gumarang Sakti, kini ia
menjadi salah satu koreografer Singapore
Dance Theatre dan Ballet Philipine.
Boy telah melakukan pergelaran tari di
berbagai daerah di Indonesia, seperti
Jakarta, Solo, Surabaya, Bandung,
Yogyakarta, Padang, Padangpanjang,
Bukittinggi dan kota lainnya. Sedangkan di
mancanegara, ia telah melakukan berbagai
pergelaran, workshop dan festival di
berbagai kota, diantaranya Festival of
Theatre, Dance and martial Art Calcutta,
India (1987), Recontres Internationales De
La Dance, La Baule France, Perancis (1990),
Klass di Amerika Serikat (1991) dan lain-lain.
Boy G. Sakti telah mendapatkan banyak
penghargaan baik dari dalam maupun luar
negeri atas prestasinya yang gemilang
tersebut, seperti karyanya Batagak meraih
Juara I Lomba Koreografi (l989) dan
penghargaan "Bessie Award" dari New York
untuk Koreografi dan kreatifitas bersama
Gumarang Sakti (1991) serta Scholarship
untuk belajar dari workshop di New York,
Amerika Serikat (2000).
16. Alam Rengga
Rasiwan Kobar
Surawidjaja
Alam Rengga Rasiwan Kobar Surawidjaja (lahir di
Sindang Laut, Cirebon, 24 Desember 1924 –
meninggal di Jakarta, 12 Mei 1980 pada umur 55
tahun) adalah pemeran dan sutradara Indonesia di
era tahun 1950an hingga tahun 1980. Alam juga
pernah menjadi pemeran utama dalam film "Si
Djimat". Alam membuat film "Janur Kuning" yang
menceritakan tentang perjuangan kemerdekaan
Indonesia dalam meraih kembali kemerdekaannya
yang direbut kembali oleh pasukan sekutu. Di dalam
filmnya, aktor Amak Baldjun sempat dinominasihkan
sebagai aktor pendukung terbaik pada Festival Film
Indonesia.
17. KARYA ALAM
RENGGA RASIWAN
KOBAR SURAWIDJAJA
Manusia Sutji (1955)
Detik detik Revolusi (1959)
Kenangan Revolusi (1960)
Sehelai Merah Putih (1960)
Sipendek dan Sri Panggung (1960)
Daerah Tak Bertuan (1963)
Ekspedisi Terakhir (1964)
Luka Tiga Kali (1965)
Cheque AA (1966)
Nyi Ronggeng (1969)
Perawan di Sektor Selatan (1971)
Bandung Lautan Api (1974)
Janur Kuning (1979)
18. Yusjirwan
Yunasz
Yusjirwan Yunasz (lahir di Jakarta, 31 Desember
1958; umur 57 tahun) adalah perancang busana asal
Indonesia. Selain sebagai desainer terkenal, Itang
juga merupakan seorang penyanyi dan pemain film.
Itang lahir dari pasangan Yunas Sutan Pengeran dan
Yuliana asal Minangkabau. Dia beragama islam dan
sudah banyak terkenal sampai mancanegara.Karier
Memulai karier pada tahun 1981, setelah meraih
juara kedua dalam Lomba Perancang Mode Femina.
Pada tahun 1986, dia mendirikan PT Yunasz
Astabrata yang memproduksi busana dengan merek
Itang Yunasz atau berlogo SZ. Itang pernah
mendapat penghargaan dari Presiden Fidel Ramos
bertajuk Asian Women Foundation. Akhir-akhir ini
Itang juga banyak menggarap busana muslim dan
muslimah. Preview menjadi merek baju koko
rancangan Itang, yang menggarap segmen menengah
ke bawah.
20. Chairil Anwar Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26
Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada
umur 26 tahun), dijuluki sebagai "Si Binatang
Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah
penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah
menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul
Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin
sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern
Indonesia.
Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum
pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya
pada tahun 1940, di mana ia mulai menggeluti dunia
sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya
pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Pusinya
menyangkut berbagai tema, mulai dari
pemberontakan, kematian, individualisme, dan
eksistensialisme, hingga tak jarang multi-
interpretasi.