SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
LAPORAN PRAKTIKUM 
ANALISIS SPEKTROSKOPI 
PERCOBAAN III 
PENENTUAN KONSETRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN 
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS. 
PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
BANJARBARU 
2014 
NAMA : 
NIM : 
KELOMPOK : I (SATU) 
ASISTEN :
PERCOBAAN III 
PENENTUAN KONSETRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN 
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS 
I. TUJUAN PERCOBAAN 
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk menentukan 
konsentrasi larutan KNO2 dan KNO3 secara spektrofotometer ultraviolet. 
II. TINJAUAN PUSTAKA 
Pengukuran absorbansi atau transmitasi dalam spektroskopi 
ultraviolet dan daerah tampak digunakan untuk analisa kualitatif dan 
kuantitatif spesies kimia. Absorbansi spesies ini berlangsung dalam dua 
tahap, yang pertama yaitu M + hv = M*, merupakan eksitasi spesies akibat 
absorbsi foton (hv) dengan waktu hidup terbatas. Tahap kedua adalah 
relaksasi dengan berubahnya M* menjadi spesies baru dengan reaksi 
fitokimia. Absorbsi dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak 
menyebabkan eksitasi elektron ikatan. Puncak absorbsi (λmaks) dapat 
dihubungkan dengan jenis ikatan-ikatan yang ada dalam spesies. 
Spektroskopi absobsi berguna untuk mengkarakterisasikan gugus fungsi 
dalam suatu molekul dan untuk analisis kuantitatif. Spesies yang 
mengabsobsi dapat melakukan transisi yang meliputi (a) elektron π, ϭ, n 
(b) elektron-elektron d dan f (c) transfer muatan elektron (Khopkar, 2002). 
Para kimiawan telah lama menggunakan warna sebagai bantuan 
dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat di anggap sebagai 
perluasan suatu pemeriksaan visual yg dengan studi lebih mendalam dari 
absorbs energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan 
dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya dengan 
ketelitian yang lebih besar. Dengan menggantikan mata manusia dengan 
pelacak-pelacak lain dari radiasi dimungkinkan studi dari absorbsi diluar 
daerah terlihat spektrum, dan seringkali percobaan-percobaan 
spektrofotometrik dapat dilakukan secara otomatik (Day, 1986)
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat dengan teknik 
spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini 
digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh 
suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis 
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam 
larutan tersebut (Yazid, 2005). 
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa 
dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung 
pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan 
tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin 
banyak sinar yang diserap. Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada 
spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar 
UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat 
digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia 
merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan 
daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, 
sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki 
neutrron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteras yang 
berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki 2 partikel. Karena sinar 
UV tidak dapat dideteksi dengan mata kita maka senyawa yang dapat 
menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki 
warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna 
tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan 
sampel dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu 
diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau 
sentifungi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus jernih 
dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid/ suspensi (Petrucci, 1987). 
Spektroskopi merupakan salah satu alat yang banyak dipakai 
untuk mengidentifikasi senyawa baik alamai maupun buatan. Sinar infra 
merah yang dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik maka sejumlah 
frekuensi akan diserap. Gambaran antara persen absorbasi atau persen 
transmitansi lawan frekuensi akan menghasilkan suatu spektrum infra
merah. Transisi yang terjadi didalam serapan inframerah berkaitan dengan 
perubahan perubahan vabrasi dalam molekul (Sastrohamidjojo, 1985) 
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah 
satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam 
menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan 
karena digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu 
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi salpel 
apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisis. Spektrofotometer 
UV-Vis adalah pengukuran serapan cahaya didaerah ultraviolet (200 – 350 
nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya 
uv atau cahaya campak mengakibatkan transisis elektronik, yaitu promosi 
elektron elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke 
orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang 
cahaya uv atau cahaya tampak tergantung pada mudahnya promosi 
elektron.molekul molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk 
promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih 
pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap 
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap 
cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron 
yang mudah dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada 
panjang gelombang lebih pendek (Herliani, 2008). 
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak 
yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau 
blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absopsi antara sampel 
dan blanko ataupun pembanding 
a. Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah 
lampu Wolfarm. Lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan 
untuk sumber pada daerah UV. Keuntungan lampu Wolfarm adalah 
energi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang 
gelombang. 
b. Monokromator digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang 
monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma atau grating. Untuk
mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil 
penguraian ini dapat digunakan celah untuk mendapatkan panjang 
gelombang yang diinginkan. 
c. Sel absorpsi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus 
menggunakan sel kuarsa hasil leburan karena gelas tidak tembus 
cahaya pada daerah ini. Sel yang biasanya digunakan berbentuk 
persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. 
d. Detektor memiliki peranan yaitu memberikan respon 
spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip 
kerjanya telah diuraikan (Khopkar, 2002). 
Spektrum absorbsi dapat diperoleh dengan menggunakan 
bermacam-macam bentuk contoh: gas, lapisan tipis cairan, larutan dalam 
bermacam-macam pelarut, dan bahkan padat. Kebanyakan pekerjaan 
analitik menyangkut larutan, dan kita diharapkan di sini untuk 
mengembangkan satu uraian kuantitatif dari hubungan konsentrasi larutan 
dan kemampuannya untuk menyerap radiasi. Pada waktu yang sama, kita 
harus sadar bahwa besarnya absorbs akan tergantung juga pada jarak yang 
dijalani oleh radiasi melewati larutan (Day, 1986). 
Pembuatan kurva standar didahului dengan pembuatan larutan 
standar dari beberapa mL larutan induk kemudian diencerkan dengan suatu 
larutan baku (akuades). Dari pengenceran tersebut diperoleh konsentrasi 
larutan standar. Menentukan kadar sampel adalah pertama-tama dibaca 
serapan sinar (absorbansi) dengan spektrofotometer pada panjang 
gelombang tertentu. Dihitung jumlah suatu sampel dari hasil absorbansi 
masing.masing (Maramis, 2013). 
III. ALAT DAN BAHAN 
A. Alat 
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah beker 
glass, botol semprot, buret, kuvet kotak, labu takar, monitor BMC 
internasional, pipet Mohr, pipet tetes, printer IEE 00-100263-XX, 
propipet, spektrofotometer UV-Vis DMS 100, statif, dan tube film.
B. Bahan 
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 
akuades, larutan standar 1.10-1, 5.10-2, 1.10-2, 5.10-3, 1.10-3, 5.10-4, 
1.10-4 M KNO2 dan larutan standar 1.10-1, 5.10-2, 1.10-2, 5.10-3, 1.10-3, 
5.10-4, 1.10-4 M KNO3. 
IV. PROSEDUR KERJA 
A. Kurva kalibrasi larutan KNO2 dan larutan KNO3 
1. Dihidupkan alat spektrofotometer, monitor dan printer selama 15- 
30 menit. 
2. Dipilih sistem optik daerah UV dengan cara menekan tombol 
dengan tanda UV on-off. 
3. Dipilih skala untuk penentuan absorbansi dengan dimasukkan 
nilai absorbans tertinggi pada ORD MAX dan absorban terendah 
pada ORD MIN. 
4. Dipilih pembacaan TIME CONSTANT untuk lamanya 
pembacaan sampel hingga tampil dilayar monitor. 
5. Dipilih panjang gelombang maksimum untuk daerah tertinggi dan 
minimum untuk daerah terendah. 
6. Dimasukkan blanko kedalam kuvet kotak dan diamati pada layar 
monitor. 
7. Dimasukkan salah satu konsentrasi larutan untuk melakukan scan 
panjang gelombang pada absorbansi maksimum. 
8. Dipilih panjang gelombang maksimum sebagai nilai panjang 
gelombang maksimum tetap (FIXED WAVELENGTH). 
9. Diukur nilai absorbans semua larutan standar untuk memperoleh 
kurvanya (secara regresi linier) 
B. Menentukan konsentrasi larutan KNO2 dan larutan KNO3 
1. Diukur konsentrasi larutan cuplikan dengan mengukur 
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
2. Dialurkan nilai absorbansi yang diperoleh ke dalam kurva 
kalibrasi yang diperoleh dari larutan standar. 
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 
A. Hasil 
Hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan, 
yaitu sebagai berikut: 
Tabel 1. Penentuan Absorbansi KNO2 pada λmax = 211 nm 
Konsentrasi KNO2 (M) Absorbansi 
1.10-4 1,110 
5.10-4 2,472 
1.10-3 2,261 
5.10-3 2,604 
1.10-2 2,679 
5.10-2 2,807 
1.10-1 2,917 
Grafik 1. Hubungan antara konsentrasi dan Absorbansi KNO2 pada 
λmax = 211 nm 
Grafik Hubungan antara Konsentrasi dan Absorbansi 
KNO2 λmaks= 211 nm 
y = 0.2325x + 1.4773 
R² = 0.6753 
3.5 
3 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
0 
0.0001 0.0005 0.001 0.005 0.01 0.05 0.1 
Absorbansi 
Konsentrasi (M)
Tabel 2. Penentuan Absorbansi KNO3 pada λmax = 202 nm 
Konsentrasi KNO3 (M) Absorbansi 
0,0001 0,981 
0,0005 2,093 
0,001 2,095 
0,005 2,173 
0,01 2,246 
0,05 2,437 
0,1 2,534 
Grafik 2. Hubungan antara Konsentrasi dan Absorbansi KNO3 pada 
λmax = 202 nm 
3 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
Grafik Hubungan antara Konsentrasi dan Absorbansi 
KNO3 λmaks= 202 nm 
Tabel 3. Penentuan Absorbansi sampel 
Sampel Absorbansi 
KNO2 2,639 
KNO3 2,250 
 Perhitungan 
Untuk larutan KNO2 
Diketahui: Absorbansi larutan = 2,639 
y = 0,232x + 1,477 
y = 0.1964x + 1.2943 
R² = 0.6842 
0 
0.0001 0.0005 0.001 0.005 0.01 0.05 0.1 
Absorbansi 
Konsetrasi (M)
Absorbansi = y 
Ditanya: x (konsentrasi) = …..? 
Penyelesaian: 
y = 0,232x + 1,477 
2,639 = 0,232x + 1,477 
2,639-1,477 = 0,232x 
1,162 = 0,232x 
= 
1,162 
0,232 
= 5,008 M 
Untuk larutan KNO3 
Diketahui: Absorbansi larutan = 2,250 
y = 0,196x + 1,294 
Absorbansi = y 
Ditanya: x (konsentrasi) = …..? 
Penyelesaian: 
y = 0,196x + 1,294 
2,250 = 0,196x + 1,294 
2,250-1,294 = 0,196x 
0,956 = 0,196x 
= 
0,956 
0,196 
= 4,877 M
B. Pembahasan 
Percobaan ini berjudul Penentuan Konsentrasi Larutan Tak Berwarna 
Dengan Spektrofotometer Uv-Vis dengan tujuannya adalah untuk menentukan 
konsentrasi larutan KNO2 secara spektrofotometri. Spektrofotometri adalah 
analisa instrumen yang membahas tentang molekul dan radiasi elektromagnetik 
KNO2 yang mempunyai struktur umum. Spektrofotometri adalah suatu metode 
analisi kimia yang di gunakan untuk menerapkan kadar suatu zat atau senyawa 
dengan menggunakan alat yang biasa disebut spektrofotometer. 
Prinsip kerja spektrofotometer adalah menggunakan instrumen molekul 
dengan radiasi elektromagnetik, yang energinya sesuai. Interaksi tersebut akan 
meningkatkan energi potensi elektron. Apabila pada molekul yang sederhana tadi 
hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi suatu 
absorbsi yang merupakan garis spektrum. 
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu, beker glass, botol 
semprot, buret, kuvet kotak, labu takar, monitor BMC internasional, pipet Mohr, 
pipet tetes, printer IEE 00-100263-XX, propipet, spektrofotometer UV-Vis DMS 
100, statif, dan tube film. Kemudian bahan-bahan yang digunakan pada percobaan 
ini adalah akuades, larutan standar 1.10-1, 5.10-2, 1.10-2, 5.10-3, 1.10-3, 5.10-4, 1.10- 
4 M KNO2 . 
Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan 
pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan 
penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal 
tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. 
Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna 
pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan 
warna dilakukan dengan cara penambahan pengompleks yang selektif terhadap 
unsur yang ditentukan. 
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi 
cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang 
radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu 
panjang gelombang tertentu. perpindahan elektron dari tingkat energi yang 
rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektrofotometri Uv-Vis dapat dilakukan penentuan terhadap sampel yang 
berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu 
diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang digerakan antara lain pelarut yang 
digunakan tidak menggunakan sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur 
molekulnya dan tidak berwarna, tidak terjadi interaksi dengan senyawa dianalis, 
dan kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis. 
Pada umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis 
spektrofotometer Uv-Vis adalah air, etanol, sikloheksa-tetraproponal. Hal lain 
yang perlu di perhatikan dalam pemilihan pelarut adalah polaritas dari pelarut 
yang dipakai karena akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran spektrum 
molekul yang di analisa. 
Spektrum absorpsi yang diperoleh dari hasil analisis dapat 
memberikan informasi panjang gelombang dengan absorban 
maksimum dari senyawa atau unsur. Panjang gelombang dan absorban 
yang dihasilkan selama proses analisis digunakan untuk membuat 
kurva standar. Konsentrasi suatu senyawa atau unsur dapat dihitung 
dari kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan 
absorban maksimum. Dari kurva standar kalibrasi, diperoleh 
persamaan garis:
Y = ax + b 
Dimana Y merupakan serapan dan x adalah konsentrasi unsur 
atau senyawa. Dengan persamaan garis tersebut dapat ditentukan 
konsentrasi sampel. Pada spektrofotometer UV-VIS, warna yang 
diserap oleh suatu senyawa atau unsur adalah warna komplementer 
dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari larutan 
berwarna yang memiliki serapan maksimum pada warna 
komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati radiasi 
atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang 
tertentu akan diserap secara selektif sedangkan radiasi yang tidak 
diserap akan diteruskan. 
Adanya perpindahan elektron dalam atom atau molekul ke 
tingkat energi yang lebih tinggi merupakan akibat dari antaraksi antara 
materi dengan sinar elektromagnetik. Besarnya perpindahan elektron 
sama dengan energi radiasi yang berineraksi dengan molekul. Eksitasi 
elektron ketingkat energi yang lebih tinggi tergantung pada senyawa 
penyerapnya (kromofor penyerap). 
Pemilihan akuades sebagai blanko dikarenakan akuades tidak 
menyerap sinar ultraviolet, sehingga cocok untuk dipakai dalam 
percobaan ini, di mana sampel yang digunakan adalah larutan KNO2 
dan KNO3. Preparasi sampel dilakukan dengan memvariasikan 
konsentrasi sampel dari konsentrasi 1.10-1 M sampai dengan 1.10-4 M. 
Percobaan yang dilakukan kali ini diperoleh data λmax dari larutan 
KNO2 sebesar 211 nm dengan persamaan garis berdasarkan kurva 
konsentrasi dan adsorbansi adalah y = 0,232x + 1,477 dan R2 adalah 
0,675. Kemudian dengan menggunakan data λmax ini, larutan KNO2 
yang telah divariasikan konsentrasinya dianalisis absorbansinya, dari 
serapan yang diperoleh kemudian dibuat dalam bentuk grafik 
absorbansi terhadap konsentrasi larutan. Lalu grafik yang diperoleh ini 
merupakan kurva standar dan akan digunakan untuk analisis cuplikan. 
Dari analisis larutan KNO2 pada λmaks= 211 nm dengan konsentrasi 
1.10-1 M absorbansinya adalah 2,917, konsentrasi 5.10-2 M
absorbansinya adalah 2,807, dan konsentrasi 1.10-2 M adsorbansinya 
adalah 2,679. Selain itu, konsentrasi 5.10-3 M absorbansinya adalah 
2,604, konsentrasi 1.10-3 M absorbansinya adalah 2,261, konsentrasi 
5.10-4 M absorbansinya adalah 2,472, dan konsentrasi 1.10-4 M 
absorbansinya adalah 1,110. 
Berdasarkan praktikum kali ini, diperoleh data dari hasil 
pengukuran yang dilakukan dan dibuat grafik, didapatkan nilai 
absorbansi dari cuplikan untuk larutan adalah sebesar 2,639. Data ini 
kemudian digunakan untuk menentukan konsentrasi KNO2 dalam 
masing-masing sampel. Dari hasil perhitungan diperoleh konsentrasi 
cuplikan KNO2 yaitu sebesar 5,008 M. 
Pada larutan KNO3 sebesar 202 nm diperoleh persamaan garis 
berdasarkan kurva konsentrasi dan adsorbansi adalah y = 0,196x + 
1,294 dan R2 adalah 0,684. Kemudian dengan menggunakan data λmax 
ini, larutan KNO3 yang telah divariasikan konsentrasinya dianalisis 
absorbansinya, dari serapan yang diperoleh kemudian dibuat dalam 
bentuk grafik absorbansi terhadap konsentrasi larutan. Dari analisis 
larutan KNO3 pada λmaks= 202 nm dengan konsentrasi 1.10-1 M 
absorbansinya adalah 2,534, konsentrasi 5.10-2 M absorbansinya 
adalah 2,437, dan konsentrasi 1.10-2 M absorbansinya adalah 2,246. 
Selain itu, konsentrasi 5.10-3 M absorbansinya adalah 2,173, 
konsentrasi 1.10-3 M absorbansinya adalah 2,095, konsentrasi 5.10-4 
M absorbansinya adalah 2,093, dan konsentrasi 1.10-4 M 
absorbansinya adalah 0,981. 
Berdasarkan perolehan data dari hasil pengukuran yang 
dilakukan dan dibuat grafik, didapatkan nilai absorbansi dari cuplikan 
untuk larutan adalah sebesar 2,250. Data ini kemudian digunakan 
untuk menentukan konsentrasi KNO3 dalam masing-masing sampel. 
Dari hasil perhitungan diperoleh konsentrasi cuplikan KNO3 yaitu 
sebesar 4,877 M. 
Menurut Syafnir (2011), kurva kalibrasi merupakan metode 
yang banyak digunakan untuk penentuan konsentrasi analit serta
menunjukkan kelinieran pengukuran, yaitu dari persamaan regresi 
kurva, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien koerelasi (R2) dari 
persamaan regresi kurva yang mendekati 1. Regresi linier yang 
mendekati 1 menyatakan absorbansi yang dihasilkan mendekati benar. 
Selain regresi linier, jika grafik berbentuk garis lurus yang melewati 
titik 0 maka hukum Lambert Beer terpenuhi. 
Hasil yang bisa disimpulkan pada grafik KNO2 maupun KNO3 
adalah grafik tersebut tidak memenuhi hukum Lamber Beer 
dikarenakan grafik tersebut tidak menghasilkan garis yang lurus/linier 
yang melewati 0 dan nilai R2 = KNO2 (0,675) dan R2 = KNO3 (0,684) 
tidak mendekati 1, sehingga percobaan kali ini dianggap tidak layak. 
Penggunaan sinar UV dalam analisis kuantitatif memberikan 
beberapa keuntungan, diantaranya: dapat digunakan secara luas, 
memiliki kepekaan tinggi, keselektifannya cukup baik dan terkadang 
tinggi, ketelitian tinggi, tidak rumit dan cepat. 
VI. KESIMPULAN 
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah: 
1. Spektrofotometer adalah instrumen yang digunakan untuk mempelajari 
serapan atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi panjang 
gelombang. 
2. Grafik pada percobaan ini didapatkan persamaan untuk KNO2 y = 
0,232x + 1,477 R2 = 0,675 dan untuk KNO3 y = 0,196x + 1,294 
R2 = 0,684. 
3. Nilai konsetrasi pada larutan KNO2 dan KNO3 adalah KNO2 = 5,008 
M dan KNO3 = 4,877 M. 
4. Hasil didapatkan tidak sesuai dengan hukum Lambert Beer yang 
seharusnya memiliki grafik dengan garis lurus melewati 0 dan R2 
mendekati satu.
DAFTAR PUSTAKA 
Day, R.A dan Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, 
Jakarta. 
Herliani, A. 2008. Spektrofotometri. Pengendalian Mutu Agroindustri-Program 
D4-PJJ. 
Khopkar, M.S. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press, Jakarta. 
Maramis, R.K., G. Citraningtyas, & F. Wehantouw. 2013. Analisis Kafein dalam 
Kopi Bubuk di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. 
Pharmacon, Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 2. No. 4. 122-128. 
Petrucci, R. 1987. Kimia DasarEdisi 4 Jilid 2. Erlangga, Bogor. 
Sastrihamidjojo H. 1985. Spektroskopi. Liberty, Yogyakarta. 
Syafnir, L & A.R. Putri. 2011. Pengujian Kandungan Merkuri Dalam Sediaan 
Kosmetik dengan Spektrofotometer Serapan Atom. Prosiding 
Snapp2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Vol. 2. No. 1. 71-78.
Yazid,E. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. ITB, Bandung.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMulky Smaikers
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentFadilah Nur
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)yusbarina
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLinda Rosita
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Spektrofluorumeter
SpektrofluorumeterSpektrofluorumeter
Spektrofluorumeter
 

Viewers also liked

Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1mila_indriani
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriJuli ana
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinDila Adila
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonDM12345
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 

Viewers also liked (13)

Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
 
Jurnal spektro
Jurnal spektroJurnal spektro
Jurnal spektro
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
 
Orde1
Orde1Orde1
Orde1
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 
Bab11 regresi
Bab11 regresiBab11 regresi
Bab11 regresi
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan keton
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 

Similar to ANALISA KONSENTRASI

Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)faizul_hisham
 
Spektrofotometri adalah cabang dari spektroskopi
Spektrofotometri adalah cabang dari spektroskopiSpektrofotometri adalah cabang dari spektroskopi
Spektrofotometri adalah cabang dari spektroskopiFadhly M S
 
SPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxSPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxmateripptgc
 
SPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxSPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxmateripptgc
 
SPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptxSPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptxTiaNoors
 
BIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_SpecktrofotometerBIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_SpecktrofotometerNur Aini
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxRike Adliana
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visAdha Ningrum
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektrothia_tiunk
 
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxSPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxChyntiaMellyza1
 
Analisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfAnalisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfDimasAjidinata
 
ppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptxppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptxeyyychann
 

Similar to ANALISA KONSENTRASI (20)

Final acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometriFinal acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometri
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
Spektrofotometri adalah cabang dari spektroskopi
Spektrofotometri adalah cabang dari spektroskopiSpektrofotometri adalah cabang dari spektroskopi
Spektrofotometri adalah cabang dari spektroskopi
 
SPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxSPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptx
 
SPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxSPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptx
 
SPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptxSPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptx
 
BIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_SpecktrofotometerBIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_Specktrofotometer
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv vis
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
Spektrometer uv
Spektrometer uvSpektrometer uv
Spektrometer uv
 
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxSPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
 
Analisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfAnalisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdf
 
UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)
 
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.pptkel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
 
ppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptxppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptx
 
Spektrofotometer
SpektrofotometerSpektrofotometer
Spektrofotometer
 
Uv vis ppt
Uv vis pptUv vis ppt
Uv vis ppt
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
Kd meeting 7
Kd meeting 7Kd meeting 7
Kd meeting 7
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

ANALISA KONSENTRASI

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROSKOPI PERCOBAAN III PENENTUAN KONSETRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS. PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2014 NAMA : NIM : KELOMPOK : I (SATU) ASISTEN :
  • 2. PERCOBAAN III PENENTUAN KONSETRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi larutan KNO2 dan KNO3 secara spektrofotometer ultraviolet. II. TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran absorbansi atau transmitasi dalam spektroskopi ultraviolet dan daerah tampak digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif spesies kimia. Absorbansi spesies ini berlangsung dalam dua tahap, yang pertama yaitu M + hv = M*, merupakan eksitasi spesies akibat absorbsi foton (hv) dengan waktu hidup terbatas. Tahap kedua adalah relaksasi dengan berubahnya M* menjadi spesies baru dengan reaksi fitokimia. Absorbsi dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak menyebabkan eksitasi elektron ikatan. Puncak absorbsi (λmaks) dapat dihubungkan dengan jenis ikatan-ikatan yang ada dalam spesies. Spektroskopi absobsi berguna untuk mengkarakterisasikan gugus fungsi dalam suatu molekul dan untuk analisis kuantitatif. Spesies yang mengabsobsi dapat melakukan transisi yang meliputi (a) elektron π, ϭ, n (b) elektron-elektron d dan f (c) transfer muatan elektron (Khopkar, 2002). Para kimiawan telah lama menggunakan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat di anggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yg dengan studi lebih mendalam dari absorbs energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya dengan ketelitian yang lebih besar. Dengan menggantikan mata manusia dengan pelacak-pelacak lain dari radiasi dimungkinkan studi dari absorbsi diluar daerah terlihat spektrum, dan seringkali percobaan-percobaan spektrofotometrik dapat dilakukan secara otomatik (Day, 1986)
  • 3. Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut (Yazid, 2005). Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap. Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutrron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteras yang berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki 2 partikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi dengan mata kita maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau sentifungi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid/ suspensi (Petrucci, 1987). Spektroskopi merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi senyawa baik alamai maupun buatan. Sinar infra merah yang dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik maka sejumlah frekuensi akan diserap. Gambaran antara persen absorbasi atau persen transmitansi lawan frekuensi akan menghasilkan suatu spektrum infra
  • 4. merah. Transisi yang terjadi didalam serapan inframerah berkaitan dengan perubahan perubahan vabrasi dalam molekul (Sastrohamidjojo, 1985) Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi salpel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisis. Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran serapan cahaya didaerah ultraviolet (200 – 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya campak mengakibatkan transisis elektronik, yaitu promosi elektron elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak tergantung pada mudahnya promosi elektron.molekul molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang mudah dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek (Herliani, 2008). Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absopsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding a. Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu Wolfarm. Lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV. Keuntungan lampu Wolfarm adalah energi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. b. Monokromator digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma atau grating. Untuk
  • 5. mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah untuk mendapatkan panjang gelombang yang diinginkan. c. Sel absorpsi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa hasil leburan karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Sel yang biasanya digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. d. Detektor memiliki peranan yaitu memberikan respon spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan (Khopkar, 2002). Spektrum absorbsi dapat diperoleh dengan menggunakan bermacam-macam bentuk contoh: gas, lapisan tipis cairan, larutan dalam bermacam-macam pelarut, dan bahkan padat. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan, dan kita diharapkan di sini untuk mengembangkan satu uraian kuantitatif dari hubungan konsentrasi larutan dan kemampuannya untuk menyerap radiasi. Pada waktu yang sama, kita harus sadar bahwa besarnya absorbs akan tergantung juga pada jarak yang dijalani oleh radiasi melewati larutan (Day, 1986). Pembuatan kurva standar didahului dengan pembuatan larutan standar dari beberapa mL larutan induk kemudian diencerkan dengan suatu larutan baku (akuades). Dari pengenceran tersebut diperoleh konsentrasi larutan standar. Menentukan kadar sampel adalah pertama-tama dibaca serapan sinar (absorbansi) dengan spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu. Dihitung jumlah suatu sampel dari hasil absorbansi masing.masing (Maramis, 2013). III. ALAT DAN BAHAN A. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah beker glass, botol semprot, buret, kuvet kotak, labu takar, monitor BMC internasional, pipet Mohr, pipet tetes, printer IEE 00-100263-XX, propipet, spektrofotometer UV-Vis DMS 100, statif, dan tube film.
  • 6. B. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, larutan standar 1.10-1, 5.10-2, 1.10-2, 5.10-3, 1.10-3, 5.10-4, 1.10-4 M KNO2 dan larutan standar 1.10-1, 5.10-2, 1.10-2, 5.10-3, 1.10-3, 5.10-4, 1.10-4 M KNO3. IV. PROSEDUR KERJA A. Kurva kalibrasi larutan KNO2 dan larutan KNO3 1. Dihidupkan alat spektrofotometer, monitor dan printer selama 15- 30 menit. 2. Dipilih sistem optik daerah UV dengan cara menekan tombol dengan tanda UV on-off. 3. Dipilih skala untuk penentuan absorbansi dengan dimasukkan nilai absorbans tertinggi pada ORD MAX dan absorban terendah pada ORD MIN. 4. Dipilih pembacaan TIME CONSTANT untuk lamanya pembacaan sampel hingga tampil dilayar monitor. 5. Dipilih panjang gelombang maksimum untuk daerah tertinggi dan minimum untuk daerah terendah. 6. Dimasukkan blanko kedalam kuvet kotak dan diamati pada layar monitor. 7. Dimasukkan salah satu konsentrasi larutan untuk melakukan scan panjang gelombang pada absorbansi maksimum. 8. Dipilih panjang gelombang maksimum sebagai nilai panjang gelombang maksimum tetap (FIXED WAVELENGTH). 9. Diukur nilai absorbans semua larutan standar untuk memperoleh kurvanya (secara regresi linier) B. Menentukan konsentrasi larutan KNO2 dan larutan KNO3 1. Diukur konsentrasi larutan cuplikan dengan mengukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
  • 7. 2. Dialurkan nilai absorbansi yang diperoleh ke dalam kurva kalibrasi yang diperoleh dari larutan standar. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Penentuan Absorbansi KNO2 pada λmax = 211 nm Konsentrasi KNO2 (M) Absorbansi 1.10-4 1,110 5.10-4 2,472 1.10-3 2,261 5.10-3 2,604 1.10-2 2,679 5.10-2 2,807 1.10-1 2,917 Grafik 1. Hubungan antara konsentrasi dan Absorbansi KNO2 pada λmax = 211 nm Grafik Hubungan antara Konsentrasi dan Absorbansi KNO2 λmaks= 211 nm y = 0.2325x + 1.4773 R² = 0.6753 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0.0001 0.0005 0.001 0.005 0.01 0.05 0.1 Absorbansi Konsentrasi (M)
  • 8. Tabel 2. Penentuan Absorbansi KNO3 pada λmax = 202 nm Konsentrasi KNO3 (M) Absorbansi 0,0001 0,981 0,0005 2,093 0,001 2,095 0,005 2,173 0,01 2,246 0,05 2,437 0,1 2,534 Grafik 2. Hubungan antara Konsentrasi dan Absorbansi KNO3 pada λmax = 202 nm 3 2.5 2 1.5 1 0.5 Grafik Hubungan antara Konsentrasi dan Absorbansi KNO3 λmaks= 202 nm Tabel 3. Penentuan Absorbansi sampel Sampel Absorbansi KNO2 2,639 KNO3 2,250  Perhitungan Untuk larutan KNO2 Diketahui: Absorbansi larutan = 2,639 y = 0,232x + 1,477 y = 0.1964x + 1.2943 R² = 0.6842 0 0.0001 0.0005 0.001 0.005 0.01 0.05 0.1 Absorbansi Konsetrasi (M)
  • 9. Absorbansi = y Ditanya: x (konsentrasi) = …..? Penyelesaian: y = 0,232x + 1,477 2,639 = 0,232x + 1,477 2,639-1,477 = 0,232x 1,162 = 0,232x = 1,162 0,232 = 5,008 M Untuk larutan KNO3 Diketahui: Absorbansi larutan = 2,250 y = 0,196x + 1,294 Absorbansi = y Ditanya: x (konsentrasi) = …..? Penyelesaian: y = 0,196x + 1,294 2,250 = 0,196x + 1,294 2,250-1,294 = 0,196x 0,956 = 0,196x = 0,956 0,196 = 4,877 M
  • 10. B. Pembahasan Percobaan ini berjudul Penentuan Konsentrasi Larutan Tak Berwarna Dengan Spektrofotometer Uv-Vis dengan tujuannya adalah untuk menentukan konsentrasi larutan KNO2 secara spektrofotometri. Spektrofotometri adalah analisa instrumen yang membahas tentang molekul dan radiasi elektromagnetik KNO2 yang mempunyai struktur umum. Spektrofotometri adalah suatu metode analisi kimia yang di gunakan untuk menerapkan kadar suatu zat atau senyawa dengan menggunakan alat yang biasa disebut spektrofotometer. Prinsip kerja spektrofotometer adalah menggunakan instrumen molekul dengan radiasi elektromagnetik, yang energinya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan energi potensi elektron. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi suatu absorbsi yang merupakan garis spektrum. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu, beker glass, botol semprot, buret, kuvet kotak, labu takar, monitor BMC internasional, pipet Mohr, pipet tetes, printer IEE 00-100263-XX, propipet, spektrofotometer UV-Vis DMS 100, statif, dan tube film. Kemudian bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, larutan standar 1.10-1, 5.10-2, 1.10-2, 5.10-3, 1.10-3, 5.10-4, 1.10- 4 M KNO2 . Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan cara penambahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan. Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu. perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
  • 11. Spektrofotometri Uv-Vis dapat dilakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang digerakan antara lain pelarut yang digunakan tidak menggunakan sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna, tidak terjadi interaksi dengan senyawa dianalis, dan kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis. Pada umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis spektrofotometer Uv-Vis adalah air, etanol, sikloheksa-tetraproponal. Hal lain yang perlu di perhatikan dalam pemilihan pelarut adalah polaritas dari pelarut yang dipakai karena akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran spektrum molekul yang di analisa. Spektrum absorpsi yang diperoleh dari hasil analisis dapat memberikan informasi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari senyawa atau unsur. Panjang gelombang dan absorban yang dihasilkan selama proses analisis digunakan untuk membuat kurva standar. Konsentrasi suatu senyawa atau unsur dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan absorban maksimum. Dari kurva standar kalibrasi, diperoleh persamaan garis:
  • 12. Y = ax + b Dimana Y merupakan serapan dan x adalah konsentrasi unsur atau senyawa. Dengan persamaan garis tersebut dapat ditentukan konsentrasi sampel. Pada spektrofotometer UV-VIS, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari larutan berwarna yang memiliki serapan maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan. Adanya perpindahan elektron dalam atom atau molekul ke tingkat energi yang lebih tinggi merupakan akibat dari antaraksi antara materi dengan sinar elektromagnetik. Besarnya perpindahan elektron sama dengan energi radiasi yang berineraksi dengan molekul. Eksitasi elektron ketingkat energi yang lebih tinggi tergantung pada senyawa penyerapnya (kromofor penyerap). Pemilihan akuades sebagai blanko dikarenakan akuades tidak menyerap sinar ultraviolet, sehingga cocok untuk dipakai dalam percobaan ini, di mana sampel yang digunakan adalah larutan KNO2 dan KNO3. Preparasi sampel dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi sampel dari konsentrasi 1.10-1 M sampai dengan 1.10-4 M. Percobaan yang dilakukan kali ini diperoleh data λmax dari larutan KNO2 sebesar 211 nm dengan persamaan garis berdasarkan kurva konsentrasi dan adsorbansi adalah y = 0,232x + 1,477 dan R2 adalah 0,675. Kemudian dengan menggunakan data λmax ini, larutan KNO2 yang telah divariasikan konsentrasinya dianalisis absorbansinya, dari serapan yang diperoleh kemudian dibuat dalam bentuk grafik absorbansi terhadap konsentrasi larutan. Lalu grafik yang diperoleh ini merupakan kurva standar dan akan digunakan untuk analisis cuplikan. Dari analisis larutan KNO2 pada λmaks= 211 nm dengan konsentrasi 1.10-1 M absorbansinya adalah 2,917, konsentrasi 5.10-2 M
  • 13. absorbansinya adalah 2,807, dan konsentrasi 1.10-2 M adsorbansinya adalah 2,679. Selain itu, konsentrasi 5.10-3 M absorbansinya adalah 2,604, konsentrasi 1.10-3 M absorbansinya adalah 2,261, konsentrasi 5.10-4 M absorbansinya adalah 2,472, dan konsentrasi 1.10-4 M absorbansinya adalah 1,110. Berdasarkan praktikum kali ini, diperoleh data dari hasil pengukuran yang dilakukan dan dibuat grafik, didapatkan nilai absorbansi dari cuplikan untuk larutan adalah sebesar 2,639. Data ini kemudian digunakan untuk menentukan konsentrasi KNO2 dalam masing-masing sampel. Dari hasil perhitungan diperoleh konsentrasi cuplikan KNO2 yaitu sebesar 5,008 M. Pada larutan KNO3 sebesar 202 nm diperoleh persamaan garis berdasarkan kurva konsentrasi dan adsorbansi adalah y = 0,196x + 1,294 dan R2 adalah 0,684. Kemudian dengan menggunakan data λmax ini, larutan KNO3 yang telah divariasikan konsentrasinya dianalisis absorbansinya, dari serapan yang diperoleh kemudian dibuat dalam bentuk grafik absorbansi terhadap konsentrasi larutan. Dari analisis larutan KNO3 pada λmaks= 202 nm dengan konsentrasi 1.10-1 M absorbansinya adalah 2,534, konsentrasi 5.10-2 M absorbansinya adalah 2,437, dan konsentrasi 1.10-2 M absorbansinya adalah 2,246. Selain itu, konsentrasi 5.10-3 M absorbansinya adalah 2,173, konsentrasi 1.10-3 M absorbansinya adalah 2,095, konsentrasi 5.10-4 M absorbansinya adalah 2,093, dan konsentrasi 1.10-4 M absorbansinya adalah 0,981. Berdasarkan perolehan data dari hasil pengukuran yang dilakukan dan dibuat grafik, didapatkan nilai absorbansi dari cuplikan untuk larutan adalah sebesar 2,250. Data ini kemudian digunakan untuk menentukan konsentrasi KNO3 dalam masing-masing sampel. Dari hasil perhitungan diperoleh konsentrasi cuplikan KNO3 yaitu sebesar 4,877 M. Menurut Syafnir (2011), kurva kalibrasi merupakan metode yang banyak digunakan untuk penentuan konsentrasi analit serta
  • 14. menunjukkan kelinieran pengukuran, yaitu dari persamaan regresi kurva, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien koerelasi (R2) dari persamaan regresi kurva yang mendekati 1. Regresi linier yang mendekati 1 menyatakan absorbansi yang dihasilkan mendekati benar. Selain regresi linier, jika grafik berbentuk garis lurus yang melewati titik 0 maka hukum Lambert Beer terpenuhi. Hasil yang bisa disimpulkan pada grafik KNO2 maupun KNO3 adalah grafik tersebut tidak memenuhi hukum Lamber Beer dikarenakan grafik tersebut tidak menghasilkan garis yang lurus/linier yang melewati 0 dan nilai R2 = KNO2 (0,675) dan R2 = KNO3 (0,684) tidak mendekati 1, sehingga percobaan kali ini dianggap tidak layak. Penggunaan sinar UV dalam analisis kuantitatif memberikan beberapa keuntungan, diantaranya: dapat digunakan secara luas, memiliki kepekaan tinggi, keselektifannya cukup baik dan terkadang tinggi, ketelitian tinggi, tidak rumit dan cepat. VI. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah: 1. Spektrofotometer adalah instrumen yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi panjang gelombang. 2. Grafik pada percobaan ini didapatkan persamaan untuk KNO2 y = 0,232x + 1,477 R2 = 0,675 dan untuk KNO3 y = 0,196x + 1,294 R2 = 0,684. 3. Nilai konsetrasi pada larutan KNO2 dan KNO3 adalah KNO2 = 5,008 M dan KNO3 = 4,877 M. 4. Hasil didapatkan tidak sesuai dengan hukum Lambert Beer yang seharusnya memiliki grafik dengan garis lurus melewati 0 dan R2 mendekati satu.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Day, R.A dan Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta. Herliani, A. 2008. Spektrofotometri. Pengendalian Mutu Agroindustri-Program D4-PJJ. Khopkar, M.S. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press, Jakarta. Maramis, R.K., G. Citraningtyas, & F. Wehantouw. 2013. Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Pharmacon, Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 2. No. 4. 122-128. Petrucci, R. 1987. Kimia DasarEdisi 4 Jilid 2. Erlangga, Bogor. Sastrihamidjojo H. 1985. Spektroskopi. Liberty, Yogyakarta. Syafnir, L & A.R. Putri. 2011. Pengujian Kandungan Merkuri Dalam Sediaan Kosmetik dengan Spektrofotometer Serapan Atom. Prosiding Snapp2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Vol. 2. No. 1. 71-78.
  • 16. Yazid,E. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. ITB, Bandung.