Dokumen tersebut membahas tentang supervisi pengajaran dalam implementasi kurikulum KTSP dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Supervisi pengajaran melibatkan kegiatan observasi, bimbingan, dan tindak lanjut untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru.
2. Rasional : Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 dan PP Nomor 25 Tahun 2000.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Pada tingkat persekolahan, pelaksanaan
kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) pengawasan yang ditekankan
pada proses pembelajaran lebih dikenal
dengan istilah supervise pengajaran
(educational supervision atau instructional
supervision).
4. Sasaran supervisi pengajaran
adalah proses pembelajaran
peserta didik dengan tujuan
meningkatkan mutu proses dan
hasil pembelajaran. Dalam
konteks ini, guru merupakan
faktor yang paling dominan.
5. Kurikulum pada dasarnya
merupakan suatu perencanaan
menyeluruh yang mencakup
kegiatan (subject matter) dan
pengalaman yang perlu
disediakan yang memberikan
kesempatan secara luas bagi
siswa untuk belajar.
6. supervisi kelas adalah kegiatan
yang berurusan dengan
perbaikan dan peningkatan
proses dan hasil pembelajaran di
sekolah. Dengan tujuan
meningkatkan mutu proses dan
hasil pembelajaran.
7. Bimbingan professional yang diberikan
kepada guru melalui siklus yang
sistematis. (1) mendiagnosis dan
membantu memecahkan masalah-
masalah pembelajaran; (2) membantu
guru mengembangkan keterampilan
dalam menggunakan strategi-strategi
pembelajaran; dan (3) membantu guru
mengembangkan sikap positif terhadap
pengembangan diri secara terus menerus
dalam karir dan profesi mereka secara
mandiri.
8. Beberapa criteria dan teknik
perencanaan supervisi antara lain : (1)
pertemuan bersama, tidak
“mengancam” dan menakuti; (2)
menentukan bersama segi apa yang
harus diamati; (3) jika ada, supervisor
menanyakan pengalaman; dan (4)
supervisor menyiapkan dan menyusun
format program supervisi yang
digunakan untuk mengarahkan
kegiatan supervisi.
9. Fungsi utama observasi adalah
berusaha “menangkap” apa yang
terjadi selama pembelajaran
berlangsung secara lengkap, agar
supervisor dan guru dapat secara
tepat mengingat kembali
pembelajaran atau bagian dari
pembelajaran.
10. Laporan hasil pelaksanaan supervisi
ditujukan kepada pimpinan dan
kepada orang yang disupervisi. Oleh
karena itu bahasa yang digunakan
dalam laporan supervisi untuk pihak
yang disupervisi, perlu
memperhatikan aspek-aspek
psikologis,
11. Fungsi tindak lanjut dalam
hubungannya dengan supervisi
klinis adalah untuk menolong
guru mempertimbangkan
perubahan atau lebih tepat
peningkatan dalam tingkah laku
mengajarnya.
12. “1) aktivitas pembimbingan profesional
guru memerlukan pedoman dan model
yang menjadi rambu-rambu atau acuan
utama bagi operasionalisasi supervisi
pengajaran. 2) Keberhasilan
pelaksanaan supervisi tidak hanya
ditentukan oleh sempurnanya model,
tetapi yang lebih penting adalah
kemampuan para pelaksana yaitu
supervisor dan guru.