Nabi Musa ditentang oleh beberapa kelompok yaitu Fir'aun dan kaum Qubthi karena menolak kepemimpinan Fir'aun, Samiri yang menyesatkan Bani Israil dengan patung anak sapi, dan sepupunya Qarun yang sombong setelah diberi kekayaan oleh Allah.
1. 2. Dimana ia tinggal?
Nabi Musa as tinggal di Mesir, negeri yang
terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
Bani Israil dan penduduk asli Mesir, kaum
Qubthi . Sejak lahir Nabi Musa as dibesarkan di
Mesir hingga berusia 18 tahun. Saat itu, Nabi
Musa as harus meninggalkan Mesir karena takut
akan kejaran kaum pengikut Fir’aun.
Penyebabnya adalah Nabi Musa as tidak sengaja
telah membunuh Fatun, salah seorang kaum
Qubthi, ketika berniat menolong kaum Bani
Israil, Samiri, yang tengah berkelahi.
2. Dengah penuh ketakutan dan kekhawatiran,
Nabi Musa as berdoa pada Allah SWT memohon
perlindungan. Beliau akhirnya berjalan hingga
sampai di Kota Madyan. Di sana Nabi Musa as
menikah dengan Shafura, salah satu putri Nabi
Syu’aib. Nabi Musa as menggembala kambing
selama 10 tahun sebagai mahar pernikahannya.
Setelah itu, Nabi Musa as kembali ke Mesir
untuk menyelamatkan kaum Bani Israil dari
penindasan Fir’aun.
3. Dalam perjalanan menuju Mesir, tepatnya di
Bukit Sinai, Nabi Musa as menerima wahyu
pertama kali. Allah SWT memerintahkan Nabi
Musa as untuk kembali ke Mesir sebagai Rasul-
Nya dan menyadarkan Fir’aun untuk
menyembah Allah SWT. Di saat itu pula Nabi
Musa as diberi mukjizat oleh Allah SWT berupa
tongkat yang dapat berubah menjadi ular dan
kedua telapak tangan yang bercahaya.
4. 4. Kelompok (orang) mana yang
menentangnya?
A. Fir’aun
Nabi Musa as ditentang oleh Fir’aun yang saat itu
menjadi raja Mesir yang dzalim. Fir’aun mengaku
sebagai Tuhan dan memerintahkan penduduk Mesir
untuk menyembahnya. Fir’aun juga memerintahkan
untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir
dari kalangan Bani Israil dengan cara disembelih
karena takut jika salah seorang dari bayi laki-laki
tersebut akan menghancurkan tahtanya di masa
depan sesuai dengan mimpinya. Atas izin Allah SWT,
Nabi Musa as dapat selamat dari kekejaman Fir’aun.
5. Selain tindakan kekerasan yang ditimpakan pada Bani Israil, Fir’aun
melontarkan penghinaan dan kata-kata ejekan terhadap Nabi Musa dalam
usahanya memerangi dan membendung pengaruh Nabi Musa yang semakin
beertambah semenjak ia keluar sebagai pemenang dalam pertandingan
melawan tukang-tukang sihir kaum Fir’aun.
Dalam lain kesempatan Fir’aun berkata kepada rakyatnya, “Hai rakyatku!
Tidakkah kamu melihat bahwa aku memiliki kerajaan Mesir yang megah dan
besar ini di mana sungai-sungai mengalir dibawah telapak kakiku, sungai-
sungai yang memberi kemakmuran hidup dan kebahagiaan hidup bagi
rakyatku? Dan tidakkah kamu melihat kekuasaanku yang luas dan ketaatan
rakyatku yang bulat kepadaku? Bukankah aku lebih baik dan lebih agung dari
Musa yang hina-dina itu yang tidak cakap menguraikan isi hatinya dan
menerangkan maksud tujuannya. Megapa Tuhannya tidak memakaikan
gelang emas, sebagaimana lazimnya orang-orang yang diangkat menjadi raja,
pemimpin atau pembesar? Atau mengapa ia tidak diiringi oleh malaikat-
malaikat sebagai tanda kebesarannya dan bukti kebenarannya bahwa ia
adalah pesuruh Tuhannya?”
6. Allah SWT pun mengazab Fir’aun dan para pengikutnya
dengan musim kemarau berkepanjangan yang hampir
menhancurkan Mesir. Namun, peristiwa tersebut malah
membuat Fir’aun semakin kafir. Hingga pada suatu
malam, Nabi Musa beserta Bani Israil meninggalkan Mesir
menuju Syam. Saat hendak menyeberangi Laut Merah,
Nabi Musa memukulkan tongkatnya hingga Laut Merah
terbelah. Fir’aun dan pasukannya menyusul Nabi Musa
dan Bani Israil yang lebih dulu sampai. Nabi Musa
memukulkan kembali tongkatnya ke tanah dan
tenggelamlah Fir’aun yang kafir bersama pasukannya.
7. B. Kaum Qubthi
Tidak hanya Fir’aun, Nabi Musa as juga
ditentang oleh penduduk asli Mesir yaitu kaum
Qubthi. Mereka tunduk dan patuh kepada
Fir’aun. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha
mencari dan membunuh Nabi Musa as setelah
insiden “pembunuhan” yang tidak sengaja.
8. C. Samiri
Sepeninggal Nabi Musa, ternyata Bani Israil telah disimpangkan oleh
seorang yang bernama Samiri. Ia mengumpulkan perhiasan dan emas
lalu membuat patung berongga berbentuk anak sapi, dimana jika angin
masuk ke lubang yang satu dan keluar dari lubang yang lain, maka akan
keluar suara yang mirip suara anak sapi. Kemudian Samiri
memberitahukan Bani Israil, bahwa patung itu adalah tuhan mereka
dan tuhan Musa. Akhirnya Bani Israil percaya dan menyembah patung
tersebut.
Nabi Harun menasihati dan mengingatkan mereka, tetapi mereka tetap
saja di atas kebodohan itu, bahkan mereka menyanggah dan hampir
saja membunuh Nabi Harun. Mereka juga memberitahukan bahwa
mereka tidak akan meninggalkan penyembahan kepada patung itu
sampai Nabi Musa kembali.
9. D. Qarun
Qarun adalah sepupu Nabi Musa. Awalnya Qarun
sangatlah miskin dan memiliki banyak anak. Sehingga ia
meminta Musa untuk mendoakannya. Yang ia pinta
adalah kekayaan harta benda dan permintaan tersebut
dikabulkan oleh Allah.
Qarun sering mengambil harta dari Bani Israel yang lain
dan dia memiliki ribuan gudang harta melimpah ruah,
penuh berisikan emas dan perak.
Setelah kaya raya, Qarun menjadi orang yang sombong
dan suka pamer. Jadi kebiasaannya adalah membawa
sepuluh orang kuat kemanapun dia pergi hanya untuk
membawakan kunci-kuncinya.
10. Ketika Qarun keluar membawa semua hartanya, orang-
orang di jalan melihatnya dengan terkagum-kagum.
Qarun merasakan keangkuhan tertinggi dan berpikir
“Wow, inilah diriku!”
Kemudian Allah memerintahkan bumi untuk menelannya.
Tiba-tiba bumi bergemuruh dan jalanan mulai retak.
Retakan itu semakin membesar hingga membuat lubang
yang menganga. Lubang itu menelan Qarun beserta
semua tentaranya, kunci-kuncinya, hartanya, dan
istananya. Kemudian bumi kembali seperti semula
seakan-akan tidak ada yang terjadi.