SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 1
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
“EKONOMI MANAJERIAL”
-Teori Biaya-
Oleh :
Kelompok I
Rachmi Anugrah M P2100215039
Maharani P2100216018
Sri Rezky Nindar P2100216026
Kelas B-1
JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 2
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya zaman, setelah mengalami pertambahan penduduk dan
perkembangan teknologi secara terus menerus. Situasi kehidupan masyarakat menjadi
berubah. Di lain pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin tidak terbatas.
Barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak dapat lagi diambil
langsung dari alam, tetapi harus diproduksi lebih dahulu. Memproduksi jagung yang efisien
secara teknis dapat dicapai dengan menggunakan peralatan pertanian modern. Tetapi biaya
per unit baru akan menjadi murah jika skala produksinya minimal 200 hektar. Padahal
kemampuan keuangan petani hanya untuk 2,5 hektar. Untuk skala produksi sekecil itu,
menggunakan peralatan pertanian modern walaupun efisien secara teknis, menimbulkan biaya
produksi per kilogram jagung yang sangat tinggi. Petani lebih memilih teknik produksi
dengan peralatan sederhana.
Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang tepat akan
berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya
berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah
produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada
masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun
demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan kemudian baru
rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang bermacam-macam pada beberapa
periode waktu yang tak terbatas. Lantas berapa biaya penggunaan aset tersebut selama periode
tertentu?
Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan
(relevant cost). Pada saat penghitungan biaya yang akan digunakan untuk melengkapi
formulir pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat
perincian jumlah rupiah yang aktua l yang dikeluarkan untuk membeli tenaga kerja,
bahan baku dan peralatan modal yang digunakan dalam produksi. Dan untuk tujuan-
tujuan pembayaran pajak, pengeluaran rupiah historis adalah biaya relevan yang
dimaksudkan di atas.
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 3
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Biaya
Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini dipakai
analisis teori biaya produksi. Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya
eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan.
Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik, telepon dan air, pembayaran gaji buruh dan gaji
karyawan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan, antara lain biaya tenaga kerja, biaya
barang modal dan biaya kewirausahaan. Biaya barang modal, dalam biaya ekonomi
penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk
menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan
kepada perusahaan lain. Wirausahawan adalah orang yang mengkombinasikan berbagai
faktor produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Atas keberanian
menanggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Laba adalah kelebihan
pendapatan yang diperoleh dibanding dengan pengeluaran yang dilakukan.
B. Biaya Peluang (opportunity cost)
Sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa digunakan
untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk konsumsi. Ketika sebuah perusahaan
menggunakan suatu sumber daya untuk memproduksi sebuah produk tertentu perusahaan
tersebut juga menawarkan sumber daya tersebut kepada para pemakai alternatif. Oleh karena
itu konsep biaya peluang menunjukkan kenyataan bahwa semua keputusan didasarkan pada
pilihan diantara tindakan alternatif. Biaya peluang sebuah sumber daya ditentukan oleh nilai
penggunaan alternatif terbaik dari sumber daya tersebut.
C. Biaya Eksplisit dan Implisit
Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk
membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi.
Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll. Biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat.
Biaya implisit ini tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya implisit
diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan.
Biaya penggunaan sumber daya mencakup biaya eksplisit dan biaya implisit. Upah yang
dibayarkan, pengeluaran untuk listrik, pembayaran untuk bahan-bahan baku, bunga yang
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 4
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
dibayarkan kepada para pemegang obligasi perusahaan dan sewa bangunan. Biaya implisit
berkenan dengan setiap keputusan yang jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya implisit
ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran tunai dan oleh karena itu seringkali diabaikan
dalam analisis pembuatan keputusan. Sewa yang bisa diterima seorang petani dari ladang jika
la tidak menggunakan ladang tersebut merupakan biaya implisit dari kegiatan-kegiatan
pertaniannya.
D. Biaya Incremental dan Sunk Cost
Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan
output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga
merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur
dari berubahnya IC karena suatu keputusan. Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga
fixed. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk
penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk
memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi
pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar). Contoh, saya tertarik
untuk membeli motor sport seharga Rp.200 juta. Saya membayar uang tanda atau down
payment sebesar 2 juta kepada si penjual. Suatu ketika, saya tertarik untuk membeli motor
low rider. Saya harus membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor
tersebut. Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah saya membeli motor sport atau membeli
motor low rider, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda sebesar 2 juta tadi.
E. Produksi, Produktivitas dan Biaya
Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai
dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika
produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.
Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya
produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang,karena
semua faktor produksi adalah variabel artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan
tingkat produksi. Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan
produktivitas dibanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 5
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola
pergerakan biaya rata – rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.
F. Biaya Jangka Pe nde k Dan Jangka Panjang
Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan harga
secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antaa biaya dan output
suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya tergantung pada fungsi produksi
preusahaan dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaan
tersebut.
1. Kurva Biaya Jangka Pendek
Baik biaya tetap maupun biaya variabel akan mempengaruhi biaya jangka pendek sebuah
perusahaan. Sebuah kurva biaya total jangka pendek ditunjukkan oleh gambar 6.1.(a). Tampak
jelas pada gambar tersebut, biaya total atau total cost (TC) pada setiap tingkat output adalah
jumlah dari biaya tetap total atau fixed cost (TFC) dan biaya variabel total atau variabel cost
(TVC).
Karena biaya-biaya, apakah biaya rata-rata atau biaya marjinal, digunakan hampir untuk
semua tujuan-tujuan pembuatan keputusan operasional, maka akan sangat bermanfaat bagi kita
untak menelaah biaya-biaya ini.
Average Fixed Cost = AFC =
Average Variabel Cost = AVC =
Average (Total) Cost = AC = AFC + AVC
Marginal Cost =
Q
TFC
Q
TFC
Q
TFC
dQ
dTC
Q
TC



TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 6
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
Gambar 6.1. Kurva-kurva biaya jangka pendek
2. Kurva Biaya Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak mempunyai input tetap, oleh karena itu
semua biaya jangka panjang adalah variabel. Selain itu, sebagaimana kurva-kurva biaya jangka
pendek mengggunakan kombinasi-kombinasi input yang optimal (least cost combination)
untuk memproduksi setiap tingkat output (pada skala pabrik tertentu), maka kurva-kurva
biaya jangka panjang juga dibuat dengan menggunakan asumsi bahwa sebuah pabrik yang
optimal (pada tingkat teknologi tertentu) digunakan untuk memproduksi tingkat output
tertentu.
Dengan harga-harga input yang konstan dua kali lipat input akan menduakali lipatkan
biaya totalnya yang menghasilkan sebuah fungsi biaya total JQ yang linear, seperti dilukiskan
oleh gambar 6.2. Jika fungsi produksi sebuah perusahaan bersifat decreasing returns to scale,
seperti telah dilukiskan pada gambar 5.10. input harus lebih dari dua kali lipat untuk
menghasilkan output dua kali lipat.
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 7
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
Gambar 6.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang Constant
Returns to Scale
Selanjutnya dengan menganggap harga-harga input tidak bertambah (konstan),
fungsi biaya yang berkaitan dengan suatu sistem produksi akan meningkat dengan tingkat
kenaikan yang semakin besar, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.3.
Fungsi produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns dan kemudian
decreasing returns telah dilukiskan dalam gambar 6.3. fungsi produksi ini ditunjukkan lagi
dalam gambar 6.4. Di sini proporsi kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan
output pada kisaran decreasing returns to scale, tetapi lebih besar pada saat terjadi
decreasing returns to scale. Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya
yang dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input adalah konstan.
Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya tersebut akan
menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu prusahaan pada keadaan constant
returns input yang dibeli, akan berbentuk seperti ditunjukkan oleh gambar 6.3. proporsi
kenaikan biaya akan lebih besar dari proporsi kenaikan output. Di lain pihak, potongan
kuantitas (pembelian) akan rnenghasilkan sebuah fungsi produksi yang meningkat pada
decreasing return,seperti halnya halnya pada increasing returns dalam gambar 6.4.
Kemudian, tampak bahwa walupun biaya dan produksi berhubungan, sifat dari harga-
harga input harus ditelaah lebih dahulu sebelum kita mencoba untuk menghubungkan sebuah
fungsi biasa dengan fungsi produksi yang mendasarinya. Harga-harga input dan produktivitas
secara bersama-sama menentukan fungsi biaya total tersebut.
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 8
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
Gambar 6.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang
Increasing Returns to Scale
Return To Scale
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pola produksi di mana mula-mula
increasing returns to scale kemudian decreasing returns to scale. Scale produksi yang
ekonomis (economies of scale), yang menyebabkan biaya rata-rata jangka panja ng atau
log-run average cost (LRAC) menurun, terjadi karena hubungan produksi dan
hubungan pasar. Spesialisasi dalam penggunaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor
penting yang menghsilkan economies of scale. Para pekerja disebuah perusahaan kecil
biasanya mempunyai beberapa pekerjaan, dan keahlian mereka untuk suatu jenis pekerjaan
biasanya lebih rendah dari para pekerja yang hanya berspesialisasi dalam satu pekerjaan
saja dan produktivitas tenaga kerja seringkali lebih tinggi dalam suatu perusahaan yang
besar, dimana individu bisa dipekerjakan untuk suatu pekerjaan tertentu. Hal tersebut
akan menurunkan unit biaya produksi untuk skala produksi yang lebih besar.
Gambar 6.4. Fungsi Biaya Total (TC), Menunjukkan Sistem Produksi Mula-mula
Increasing Returns To Scale Kemudian Decreasing Returns To Scale.
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 9
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
Faktor teknologi juga bisa menimbulkan economies of scale. Skala produksi yang besar
biasanya memungkinkan penggunaan peralatan modern yang canggih. Produktivitas peralatan
tersebut seringkali juga meningkatkan jumlah produksi lebih cepat daripada biaya. Misalnya,
pemangkit listrik yang berkekuatan 500.000 kilowatt biasanya membutuhkan biaya tidak
sampai dua-kali dari biaya pembangkit listrik yang berkekuatan 250.000 kilowatt.
Adanya potongan-potongan kuantitas (pembelian) juga bisa menyebabkan economies of
scale melalui pembelian bahan baku, persediaan dan input-input lainnya secara besar-
besaran. Keadaan yang ekonomis ini meluas sampai biaya kapital. Biasanya, semakin besar
suatu perusahaan maka ia mempunyai akses yang lebih besar pula terhadap pasar modal dan
bisa memperoleh dana dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Faktor-faktor tersebut dan
yang lain-lainnya bisa menghasilkan increasing returns to scale dan oleh karena itu akan
menurunkan biaya-biaya. Ada beberapa tingkat output, economies to scale biasanya tidak
berlangsung lama, karena kemudian biaya rata-rata atau average cost (AC) mulai meningkat.
Kena ikan AC pada tingka t output ya ng tinggi seringka li diseba bkan ole h
keterbatasan menajemen dalam mengkoordinasi sebuah organisasi pada saat manajemen
tersebut mencapai ukuran yang sangat besar daripada output (yang menyebabkan kenaikan unit
biaya) dan manajemen menjadi kurang efisien yang akhirnya meningkatkan biaya produksi suatu
produk. Walaupun keberadaan diseconomies of scale seperti itu masih diperdebatkan oleh para
peneliti, namun kenyataan menunjukkan bahwa diseconomies memang terjadi dalam industri-
industri tertentu.
Elastisitas Biaya
Walaupun Gambar 6.1., 6.3. dan 6.4. sangat membantu untuk menjelaskan hubungan
antara biaya total (TC) dan output dengan returns to scale, tetapi akan lebih mudah bagi kita
untuk menghitung returns to scale suatu sistem produksi melalui elastisitas biaya. Elastisitas
biaya, c mengukur persentase perubahan biaya total (TC) yang disebabkan oleh satu persen
perubahan output. Secara aljabar elastisitas biaya tersebut adalah :
 𝑐 =
Persentase perubahan biaya total (TC)
Persentase perubahan output (Q)
=
TC
Q
Q
TC



TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 10
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
Hubungan antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah sebagai berikut:
Jika maka Returns to scale
Persentase ATC < persentase Q c < I Increasing
Persentase ATC = persentase
Q
c = I Constant
Persentase A TC > persentase Q c >I Decreasing
Pada elastisitas biaya lebih kecil satu (c < 1), biaya akan meningkat lebih lambat daripada
output. Jika harga-harga Input tidak berubah (konstan), maka c < I tersebut secara tidak
langsung menunjukkan rasio output-input yang lebih tinggi dan keadaan increasing returns to
scale c = 1, maka proporsi kenaikan output dan biaya besarnya sama dan ini menunjukkan
constant returns to scale. Jika c > 1, maka setiap kenaikan output akan menyebabkan
kenaikan biaya yang lebih besar, ini menunjukkan keadaan decreasing returnsto scale.
Pengetahuan tambahan mengenai skala produksi yang ekonomis dan hubungan antara
biaya jangka panjang dan jangka pendek bisa diperoleh melalui penelaahan kurva biaya
rata-rata jangka panjang atau long-run average cost (LRAC). Karena kurva-kurva biaya
jangka panjang menunjukkan skala-skala pabrik yang optimal untuk setiap tingkat produksi,
maka kurva LRAC bisa dianggap sebagai amplop dari kurva-kurva biaya rata-rata jangka
pendek atau short-run average cost (SRAC). Konsep ini dilukiskan pada gambar 6.5. dimana
4 kurva SRAC menyajikan 4 skala pabrik yang berbeda. Keempat pabrik tersebut masing-
masing mempunyai kisaran output paling efisien. Misalnya pabrik A, mempunyai sistem
produksi dengan biaya terkecil (least cost) pada kisaran antara 0 dan Q, unit. Pabrik B pada
kisaran antara Q1 dan Q2, sedangkan pabrik C pada kisaran antara Q2 dan Q3, dan pabrik D
pada kisaran di atas Q3.
Bagian yang bergaris tebal pada sebab kurva dalam gambar 6.5. tersebut menunjukkan
LRAC minimum untuk menghasilkan setiap tingkat output, dengan mengasumsikan bahwa
hanya ada empat kemungkinan skala pabrik. Kita bisa menggeneralisir hal tersebut dengan
menganggap bahwa pabrik-pabrik tersebut mempunyai berbagai ukuran, dimana masing-
masing mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari yang sebelumnya. Seperti ditunjukkan
dalam gambar 6.6. kurva SRAC. Pada setiap titik singgung tersebut, skala pabrik yang
terjadi adalah optimal. Sistem biaya yang dilukiskan dalam gambar 6.5 dan 6.6 mula-
mula menunjukkan keadaan increasing returns to scale kemudian decreasing returns to
scale. Pada kisaran output yang dihasilkan oleh pabrik A, B dan C dalam gambar 7.5
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 11
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
biaya rata-rata (AC) menurun. Menurunnya biaya tersebut menunjukkan bahwa kenaikan
biaya total lebih kecil daripada output. Karena biaya minimum pabrik D lebih besar daripada
pabrik C, maka sistem tersebut menunjukkan decreasing returns to scale pada tingkat output
yang lebih tinggi.
Gambar 6.5. Kurva SRAC untuk empat skala pabrik yang berbeda
Sistem produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns to scale, kemudian
constant returns to scale, dan kemudian dimishing returns to scale akan menghasilkan kurva
LRAC yang berbentuk U seperti ditunjukkan pada gambar 6.6. perhatikan bahwa dengan kurva
LRAC yang berbentuk U, pabrik yang paling effisien untuk setiap tingkat output biasanya tidak
akan beroperasi pada SRAC minimum, seperti yang bisa dilihat pada gambar 6.5. kurva SRAC
pabrik B lebih rendah. Secara umum, pada saat increasing returns to scale terjadi, pabrik
yang mempunyai biaya terkecil untuk menghasilkan suatu output akan beroperasi lebih rendah
dari kapasitas, penuhnya. Hanya untuk satu tingkat output dimana LRAC minimum
(output Q*
dalam gambar 6.5. dan 6.6.), sebuah pabrik yang optimal akan beroperasi pada titik
minimum dari kurva SRAC-nya. Pada semua tingkat output dalam kisaran dimana decreasing
returns to scale terjadi, yakni pada setiap output yang lebih besar dari Q*
, pabrik yang
paling efisien akan beropersi pada suatu tingkat output yang sedikit lebih besar dari pada
kapasitasnya.
Gambar 6.6. Kurva LRAC Sebagai "Amplop" Dari Kurva-kurva SRAC
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 12
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
Biaya Minimum Yang Efesien
Bentuk kurva LRAC tidak hanya penting karena implikasinya bagi penentuan skala
pabrik, tetapi juga karena ia mempengaruhi tingkat persaingan potensial yang akan tejadi
dalam suatu industri, keadaan yang mula-mula increasing returns to scale dan kemudian
constant returns to scale sering dijumpai. Dalam industri-industri seperti itu, kurva LRAC-
nya berbentuk L. Biasanya, persaingan cenderung akan lebih keras di dalam industri yang
mempunyai kurva LRAC yang berbentuk U dan pada yang berbentuk L atau kurva LRAC
yang berslope menurun. Pengetahuan mengenai hal ini bisa diperoleh melalui penelaahan
konsep biaya minimum efficient scale (MES) dari sebuah pabrik. MES ini didefinisikan
sebagai tingkat output dimana LRAC adalah minimum. MES akan terdapat pada titik
minimum kurva LRAC yang berbentuk U (output Q*
dalam Gambar 7.5 dan 7.6) dan pada sudut
kurva LRAC yang berbentuk L.
Pada umumnya persaingan cenderung akan lebih keras di dalam industri-industri dimana
MES-nya sangat kecil jika dibandingkan dengan permintaan industri secara total karena
kecilnya faktor penghalang untuk memasuki industri tersebut, misalnya persyaratan investasi
modal dan tenaga kerja terlatih. Persaingan tidak akan begitu keras jika MES cukup besar
karena faktor penghalang untuk memasuki pasar cenderung cukup kuat sehingga membatasi
jumlah pesaing potensial. Untuk mengamati pengaruh persaingan pada suatu tingkat MES
tertentu, kita harus selalu memperhatikan ukuran industri secara keseluruhan. Dalam industri-
industri yang cukup besar, jumlah pesaing yang sangat besar dan efisien bisa muncul. Dalam
keadaan seperti itu, walaupun MES cukup besar secara absolut, tetapi MES tersebut bisa
sangat kecil secara relatif, dan persaingan yang keras masih mungkin terjadi. Lebih jauh
lagi, jika kerugian biaya operasi yang kecil dari ukuran MES pabrik-pabrik itu secara relatif
kecil, maka kadang-kadang akan ada akibat-akibat anti persaingan. Dengan kata lain, pengarah
halangan dari MES tersebut tergantung pada ukuran MES pabrik tersebut dibandngkan dengan
permintaan industri secara total.
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 13
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
BAB III
KESIMPULAN
Hubungan-hubungan biaya memainkan peran kunci dalam hampir semua keputusan
manajerial. Konsep-konsep biaya menunjukkan hubungan antara fungsi biaya dengan fungsi
produksi dan beberapa hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Walaupun konsep biaya
relevan berbeda-beda untuk suatu keadaan dengan keadaan lainnya, tetapi ada beberapa
hubungan yang umum ditemui dalam analisis biaya tersebut. Pertama, biaya relevan biasanya
didasarkan pada konsep penggunaan alternatif. Biaya relevan suatu sumberdaya ditentukan
oleh nilainya dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Kedua, biaya relevan dari sebuah
keputusan hanya mencakup biaya-biaya yang dipengaruhi oleh tindakan yang sedang
dilakukan. Inilah yang disebut dengan biaya inkremental. Jika satu biaya tertentu tidak
berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya inkremental yang relevan adalah sama
dengan nol.
Penggunaan konsep biaya relevan membutuhkan suatu informasi tentang hubungan biaya
atau output dari sebuah perusahaan atau fungsi biayanya. Fungsi biaya tersebut ditentukan
oleh fungsi produksi dan fungsi penawaran input yang digunakan perusahaan tersebut, di
mana fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara input dan output dan harga-harga
input mengubah hubungan fisik tersebut menjadi fungsi biaya atau output. Dua fungsi biaya
yang utama yang digunakan dalam pembuatan keputusan-keputusan manajerial adalah fungsi
biaya jangka pendek yang digunakan dalam keputusan-keputusan sehari-hari dan fungsi biaya
jangka panjang yang digunakan untuk tujuan-tujuan perencanaan. Jangka pendek adalah
periode waktu di mana beberapa sarana produksi sebuah perusahaan tidak bisa diubah, dan
jangka panjang adalah periode waktu yang cukup panjang yang memungkinkan perusahaan
untuk mengubah sistem produksinya secara penuh melalui penambahan, pengurangan atau
penggantian asset-asetnya.
.
TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 14
Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd
DAFTAR PUSTAKA
Salvatore, D. 2005. Ekonomi Manajerial Buku 2. Edisi 5. Terjemahan Ichsan Setyo Budi.
Jakarta: Salemba Empat
Soeharno. 2007. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta: Andi.
http://blog.ub.ac.id/parlist/2013/05/19/makalah-ekonomi-manajerial-teori-biaya/ (Diakses
pada tanggal 15 April 2017)
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/EKONOMIMANAJERIAL/document/Ekonomi_Man
ajerial_(.pdf)/BAB_6.pdf?cidReq=EKONOMIMANAJERIAL (Diakses pada tanggal 15
April 2017)

More Related Content

What's hot

Ekonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksiEkonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksiYudha Kusuma
 
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksimateri uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksirobbiatul Adawiyah
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyL N
 
MO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi LayoutMO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi LayoutLilia Pascariani
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiIka Maya Susanti
 
makalah Time value of money
makalah Time value of moneymakalah Time value of money
makalah Time value of moneyKhairul Alonx
 
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan HargaMengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan HargaGusstiawan Raimanu
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barangYusron Blacklist
 
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaingStrategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaingALI FIKRI
 
Biaya marginal
Biaya marginalBiaya marginal
Biaya marginalhadiqzuhri
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Operasi dan produktivitas
Operasi dan produktivitas Operasi dan produktivitas
Operasi dan produktivitas Eni Cahyani
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 

What's hot (20)

Ekonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksiEkonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksi
 
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksimateri uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Biaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasiBiaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasi
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
 
MO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi LayoutMO I Materi Strategi Layout
MO I Materi Strategi Layout
 
Strategi Internasional - Manajemen Strategik
Strategi Internasional - Manajemen StrategikStrategi Internasional - Manajemen Strategik
Strategi Internasional - Manajemen Strategik
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
makalah Time value of money
makalah Time value of moneymakalah Time value of money
makalah Time value of money
 
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan HargaMengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaingStrategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
 
Sistem biaya taksiran
Sistem biaya taksiranSistem biaya taksiran
Sistem biaya taksiran
 
Biaya marginal
Biaya marginalBiaya marginal
Biaya marginal
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Operasi dan produktivitas
Operasi dan produktivitas Operasi dan produktivitas
Operasi dan produktivitas
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 

Similar to Teori biaya

Teori biaya
Teori biayaTeori biaya
Teori biayamaribak
 
Cost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L PappasCost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L PappasBatara Siahaan
 
Chapter 7 - cost theory - james l pappas
Chapter 7  - cost theory - james l pappasChapter 7  - cost theory - james l pappas
Chapter 7 - cost theory - james l pappasBatara Siahaan
 
Konsep Biaya dan Perilaku Biaya
Konsep Biaya dan Perilaku BiayaKonsep Biaya dan Perilaku Biaya
Konsep Biaya dan Perilaku BiayaEko Mardianto
 
98 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-2018052498 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-20180524iwansuwandi8
 
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.mencarijawaban93
 
Norma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docxNorma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docxNormaSelestia
 
Kuliah 11 maret 2013
Kuliah 11 maret 2013Kuliah 11 maret 2013
Kuliah 11 maret 2013Rahmi Yanti
 
Kuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemenKuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemenRose Meea
 
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptxPerilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptxMaharani236227
 
Biaya dan Perilaku Biaya.pptx
Biaya dan Perilaku Biaya.pptxBiaya dan Perilaku Biaya.pptx
Biaya dan Perilaku Biaya.pptxRahmadKhadafi2
 
Perilaku biaya
Perilaku biayaPerilaku biaya
Perilaku biayaFitria Nur
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docxMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docxZukét Printing
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdfMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdfZukét Printing
 

Similar to Teori biaya (20)

Produk kreatif dan kewirausahaan biaya produksi prototype produk barang jasa
Produk kreatif dan kewirausahaan biaya produksi prototype produk barang jasaProduk kreatif dan kewirausahaan biaya produksi prototype produk barang jasa
Produk kreatif dan kewirausahaan biaya produksi prototype produk barang jasa
 
Teori biaya
Teori biayaTeori biaya
Teori biaya
 
Konsep biaya
Konsep biayaKonsep biaya
Konsep biaya
 
Cost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L PappasCost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L Pappas
 
Chapter 7 - cost theory - james l pappas
Chapter 7  - cost theory - james l pappasChapter 7  - cost theory - james l pappas
Chapter 7 - cost theory - james l pappas
 
Konsep Biaya dan Perilaku Biaya
Konsep Biaya dan Perilaku BiayaKonsep Biaya dan Perilaku Biaya
Konsep Biaya dan Perilaku Biaya
 
Akmen rps 2
Akmen rps 2 Akmen rps 2
Akmen rps 2
 
98 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-2018052498 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-20180524
 
11. Pengendalian Biaya Produksi
11. Pengendalian Biaya Produksi11. Pengendalian Biaya Produksi
11. Pengendalian Biaya Produksi
 
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
 
Norma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docxNorma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docx
 
MAKALAH Kel.6.docx
MAKALAH Kel.6.docxMAKALAH Kel.6.docx
MAKALAH Kel.6.docx
 
Kuliah 11 maret 2013
Kuliah 11 maret 2013Kuliah 11 maret 2013
Kuliah 11 maret 2013
 
Kuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemenKuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemen
 
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptxPerilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
 
Biaya dan Perilaku Biaya.pptx
Biaya dan Perilaku Biaya.pptxBiaya dan Perilaku Biaya.pptx
Biaya dan Perilaku Biaya.pptx
 
Perilaku biaya
Perilaku biayaPerilaku biaya
Perilaku biaya
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docxMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdfMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
 
Konsep Biaya
Konsep Biaya Konsep Biaya
Konsep Biaya
 

Recently uploaded

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 

Recently uploaded (16)

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 

Teori biaya

  • 1. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 1 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd “EKONOMI MANAJERIAL” -Teori Biaya- Oleh : Kelompok I Rachmi Anugrah M P2100215039 Maharani P2100216018 Sri Rezky Nindar P2100216026 Kelas B-1 JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
  • 2. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 2 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd BAB I PENDAHULUAN Seiring berkembangnya zaman, setelah mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi secara terus menerus. Situasi kehidupan masyarakat menjadi berubah. Di lain pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin tidak terbatas. Barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak dapat lagi diambil langsung dari alam, tetapi harus diproduksi lebih dahulu. Memproduksi jagung yang efisien secara teknis dapat dicapai dengan menggunakan peralatan pertanian modern. Tetapi biaya per unit baru akan menjadi murah jika skala produksinya minimal 200 hektar. Padahal kemampuan keuangan petani hanya untuk 2,5 hektar. Untuk skala produksi sekecil itu, menggunakan peralatan pertanian modern walaupun efisien secara teknis, menimbulkan biaya produksi per kilogram jagung yang sangat tinggi. Petani lebih memilih teknik produksi dengan peralatan sederhana. Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang tepat akan berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan kemudian baru rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang bermacam-macam pada beberapa periode waktu yang tak terbatas. Lantas berapa biaya penggunaan aset tersebut selama periode tertentu? Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan (relevant cost). Pada saat penghitungan biaya yang akan digunakan untuk melengkapi formulir pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat perincian jumlah rupiah yang aktua l yang dikeluarkan untuk membeli tenaga kerja, bahan baku dan peralatan modal yang digunakan dalam produksi. Dan untuk tujuan- tujuan pembayaran pajak, pengeluaran rupiah historis adalah biaya relevan yang dimaksudkan di atas.
  • 3. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 3 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Biaya Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini dipakai analisis teori biaya produksi. Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan. Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik, telepon dan air, pembayaran gaji buruh dan gaji karyawan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan, antara lain biaya tenaga kerja, biaya barang modal dan biaya kewirausahaan. Biaya barang modal, dalam biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada perusahaan lain. Wirausahawan adalah orang yang mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Atas keberanian menanggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Laba adalah kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding dengan pengeluaran yang dilakukan. B. Biaya Peluang (opportunity cost) Sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk konsumsi. Ketika sebuah perusahaan menggunakan suatu sumber daya untuk memproduksi sebuah produk tertentu perusahaan tersebut juga menawarkan sumber daya tersebut kepada para pemakai alternatif. Oleh karena itu konsep biaya peluang menunjukkan kenyataan bahwa semua keputusan didasarkan pada pilihan diantara tindakan alternatif. Biaya peluang sebuah sumber daya ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik dari sumber daya tersebut. C. Biaya Eksplisit dan Implisit Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll. Biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat. Biaya implisit ini tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya implisit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Biaya penggunaan sumber daya mencakup biaya eksplisit dan biaya implisit. Upah yang dibayarkan, pengeluaran untuk listrik, pembayaran untuk bahan-bahan baku, bunga yang
  • 4. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 4 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd dibayarkan kepada para pemegang obligasi perusahaan dan sewa bangunan. Biaya implisit berkenan dengan setiap keputusan yang jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran tunai dan oleh karena itu seringkali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sewa yang bisa diterima seorang petani dari ladang jika la tidak menggunakan ladang tersebut merupakan biaya implisit dari kegiatan-kegiatan pertaniannya. D. Biaya Incremental dan Sunk Cost Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan. Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku. Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar). Contoh, saya tertarik untuk membeli motor sport seharga Rp.200 juta. Saya membayar uang tanda atau down payment sebesar 2 juta kepada si penjual. Suatu ketika, saya tertarik untuk membeli motor low rider. Saya harus membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah saya membeli motor sport atau membeli motor low rider, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda sebesar 2 juta tadi. E. Produksi, Produktivitas dan Biaya Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya. Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang,karena semua faktor produksi adalah variabel artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi. Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu
  • 5. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 5 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata – rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang. F. Biaya Jangka Pe nde k Dan Jangka Panjang Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan harga secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antaa biaya dan output suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya tergantung pada fungsi produksi preusahaan dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut. 1. Kurva Biaya Jangka Pendek Baik biaya tetap maupun biaya variabel akan mempengaruhi biaya jangka pendek sebuah perusahaan. Sebuah kurva biaya total jangka pendek ditunjukkan oleh gambar 6.1.(a). Tampak jelas pada gambar tersebut, biaya total atau total cost (TC) pada setiap tingkat output adalah jumlah dari biaya tetap total atau fixed cost (TFC) dan biaya variabel total atau variabel cost (TVC). Karena biaya-biaya, apakah biaya rata-rata atau biaya marjinal, digunakan hampir untuk semua tujuan-tujuan pembuatan keputusan operasional, maka akan sangat bermanfaat bagi kita untak menelaah biaya-biaya ini. Average Fixed Cost = AFC = Average Variabel Cost = AVC = Average (Total) Cost = AC = AFC + AVC Marginal Cost = Q TFC Q TFC Q TFC dQ dTC Q TC   
  • 6. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 6 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd Gambar 6.1. Kurva-kurva biaya jangka pendek 2. Kurva Biaya Jangka Panjang Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak mempunyai input tetap, oleh karena itu semua biaya jangka panjang adalah variabel. Selain itu, sebagaimana kurva-kurva biaya jangka pendek mengggunakan kombinasi-kombinasi input yang optimal (least cost combination) untuk memproduksi setiap tingkat output (pada skala pabrik tertentu), maka kurva-kurva biaya jangka panjang juga dibuat dengan menggunakan asumsi bahwa sebuah pabrik yang optimal (pada tingkat teknologi tertentu) digunakan untuk memproduksi tingkat output tertentu. Dengan harga-harga input yang konstan dua kali lipat input akan menduakali lipatkan biaya totalnya yang menghasilkan sebuah fungsi biaya total JQ yang linear, seperti dilukiskan oleh gambar 6.2. Jika fungsi produksi sebuah perusahaan bersifat decreasing returns to scale, seperti telah dilukiskan pada gambar 5.10. input harus lebih dari dua kali lipat untuk menghasilkan output dua kali lipat.
  • 7. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 7 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd Gambar 6.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang Constant Returns to Scale Selanjutnya dengan menganggap harga-harga input tidak bertambah (konstan), fungsi biaya yang berkaitan dengan suatu sistem produksi akan meningkat dengan tingkat kenaikan yang semakin besar, seperti ditunjukkan dalam gambar 6.3. Fungsi produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns dan kemudian decreasing returns telah dilukiskan dalam gambar 6.3. fungsi produksi ini ditunjukkan lagi dalam gambar 6.4. Di sini proporsi kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan output pada kisaran decreasing returns to scale, tetapi lebih besar pada saat terjadi decreasing returns to scale. Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya yang dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input adalah konstan. Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya tersebut akan menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu prusahaan pada keadaan constant returns input yang dibeli, akan berbentuk seperti ditunjukkan oleh gambar 6.3. proporsi kenaikan biaya akan lebih besar dari proporsi kenaikan output. Di lain pihak, potongan kuantitas (pembelian) akan rnenghasilkan sebuah fungsi produksi yang meningkat pada decreasing return,seperti halnya halnya pada increasing returns dalam gambar 6.4. Kemudian, tampak bahwa walupun biaya dan produksi berhubungan, sifat dari harga- harga input harus ditelaah lebih dahulu sebelum kita mencoba untuk menghubungkan sebuah fungsi biasa dengan fungsi produksi yang mendasarinya. Harga-harga input dan produktivitas secara bersama-sama menentukan fungsi biaya total tersebut.
  • 8. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 8 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd Gambar 6.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang Increasing Returns to Scale Return To Scale Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pola produksi di mana mula-mula increasing returns to scale kemudian decreasing returns to scale. Scale produksi yang ekonomis (economies of scale), yang menyebabkan biaya rata-rata jangka panja ng atau log-run average cost (LRAC) menurun, terjadi karena hubungan produksi dan hubungan pasar. Spesialisasi dalam penggunaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menghsilkan economies of scale. Para pekerja disebuah perusahaan kecil biasanya mempunyai beberapa pekerjaan, dan keahlian mereka untuk suatu jenis pekerjaan biasanya lebih rendah dari para pekerja yang hanya berspesialisasi dalam satu pekerjaan saja dan produktivitas tenaga kerja seringkali lebih tinggi dalam suatu perusahaan yang besar, dimana individu bisa dipekerjakan untuk suatu pekerjaan tertentu. Hal tersebut akan menurunkan unit biaya produksi untuk skala produksi yang lebih besar. Gambar 6.4. Fungsi Biaya Total (TC), Menunjukkan Sistem Produksi Mula-mula Increasing Returns To Scale Kemudian Decreasing Returns To Scale.
  • 9. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 9 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd Faktor teknologi juga bisa menimbulkan economies of scale. Skala produksi yang besar biasanya memungkinkan penggunaan peralatan modern yang canggih. Produktivitas peralatan tersebut seringkali juga meningkatkan jumlah produksi lebih cepat daripada biaya. Misalnya, pemangkit listrik yang berkekuatan 500.000 kilowatt biasanya membutuhkan biaya tidak sampai dua-kali dari biaya pembangkit listrik yang berkekuatan 250.000 kilowatt. Adanya potongan-potongan kuantitas (pembelian) juga bisa menyebabkan economies of scale melalui pembelian bahan baku, persediaan dan input-input lainnya secara besar- besaran. Keadaan yang ekonomis ini meluas sampai biaya kapital. Biasanya, semakin besar suatu perusahaan maka ia mempunyai akses yang lebih besar pula terhadap pasar modal dan bisa memperoleh dana dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Faktor-faktor tersebut dan yang lain-lainnya bisa menghasilkan increasing returns to scale dan oleh karena itu akan menurunkan biaya-biaya. Ada beberapa tingkat output, economies to scale biasanya tidak berlangsung lama, karena kemudian biaya rata-rata atau average cost (AC) mulai meningkat. Kena ikan AC pada tingka t output ya ng tinggi seringka li diseba bkan ole h keterbatasan menajemen dalam mengkoordinasi sebuah organisasi pada saat manajemen tersebut mencapai ukuran yang sangat besar daripada output (yang menyebabkan kenaikan unit biaya) dan manajemen menjadi kurang efisien yang akhirnya meningkatkan biaya produksi suatu produk. Walaupun keberadaan diseconomies of scale seperti itu masih diperdebatkan oleh para peneliti, namun kenyataan menunjukkan bahwa diseconomies memang terjadi dalam industri- industri tertentu. Elastisitas Biaya Walaupun Gambar 6.1., 6.3. dan 6.4. sangat membantu untuk menjelaskan hubungan antara biaya total (TC) dan output dengan returns to scale, tetapi akan lebih mudah bagi kita untuk menghitung returns to scale suatu sistem produksi melalui elastisitas biaya. Elastisitas biaya, c mengukur persentase perubahan biaya total (TC) yang disebabkan oleh satu persen perubahan output. Secara aljabar elastisitas biaya tersebut adalah :  𝑐 = Persentase perubahan biaya total (TC) Persentase perubahan output (Q) = TC Q Q TC   
  • 10. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 10 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd Hubungan antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah sebagai berikut: Jika maka Returns to scale Persentase ATC < persentase Q c < I Increasing Persentase ATC = persentase Q c = I Constant Persentase A TC > persentase Q c >I Decreasing Pada elastisitas biaya lebih kecil satu (c < 1), biaya akan meningkat lebih lambat daripada output. Jika harga-harga Input tidak berubah (konstan), maka c < I tersebut secara tidak langsung menunjukkan rasio output-input yang lebih tinggi dan keadaan increasing returns to scale c = 1, maka proporsi kenaikan output dan biaya besarnya sama dan ini menunjukkan constant returns to scale. Jika c > 1, maka setiap kenaikan output akan menyebabkan kenaikan biaya yang lebih besar, ini menunjukkan keadaan decreasing returnsto scale. Pengetahuan tambahan mengenai skala produksi yang ekonomis dan hubungan antara biaya jangka panjang dan jangka pendek bisa diperoleh melalui penelaahan kurva biaya rata-rata jangka panjang atau long-run average cost (LRAC). Karena kurva-kurva biaya jangka panjang menunjukkan skala-skala pabrik yang optimal untuk setiap tingkat produksi, maka kurva LRAC bisa dianggap sebagai amplop dari kurva-kurva biaya rata-rata jangka pendek atau short-run average cost (SRAC). Konsep ini dilukiskan pada gambar 6.5. dimana 4 kurva SRAC menyajikan 4 skala pabrik yang berbeda. Keempat pabrik tersebut masing- masing mempunyai kisaran output paling efisien. Misalnya pabrik A, mempunyai sistem produksi dengan biaya terkecil (least cost) pada kisaran antara 0 dan Q, unit. Pabrik B pada kisaran antara Q1 dan Q2, sedangkan pabrik C pada kisaran antara Q2 dan Q3, dan pabrik D pada kisaran di atas Q3. Bagian yang bergaris tebal pada sebab kurva dalam gambar 6.5. tersebut menunjukkan LRAC minimum untuk menghasilkan setiap tingkat output, dengan mengasumsikan bahwa hanya ada empat kemungkinan skala pabrik. Kita bisa menggeneralisir hal tersebut dengan menganggap bahwa pabrik-pabrik tersebut mempunyai berbagai ukuran, dimana masing- masing mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari yang sebelumnya. Seperti ditunjukkan dalam gambar 6.6. kurva SRAC. Pada setiap titik singgung tersebut, skala pabrik yang terjadi adalah optimal. Sistem biaya yang dilukiskan dalam gambar 6.5 dan 6.6 mula- mula menunjukkan keadaan increasing returns to scale kemudian decreasing returns to scale. Pada kisaran output yang dihasilkan oleh pabrik A, B dan C dalam gambar 7.5
  • 11. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 11 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd biaya rata-rata (AC) menurun. Menurunnya biaya tersebut menunjukkan bahwa kenaikan biaya total lebih kecil daripada output. Karena biaya minimum pabrik D lebih besar daripada pabrik C, maka sistem tersebut menunjukkan decreasing returns to scale pada tingkat output yang lebih tinggi. Gambar 6.5. Kurva SRAC untuk empat skala pabrik yang berbeda Sistem produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns to scale, kemudian constant returns to scale, dan kemudian dimishing returns to scale akan menghasilkan kurva LRAC yang berbentuk U seperti ditunjukkan pada gambar 6.6. perhatikan bahwa dengan kurva LRAC yang berbentuk U, pabrik yang paling effisien untuk setiap tingkat output biasanya tidak akan beroperasi pada SRAC minimum, seperti yang bisa dilihat pada gambar 6.5. kurva SRAC pabrik B lebih rendah. Secara umum, pada saat increasing returns to scale terjadi, pabrik yang mempunyai biaya terkecil untuk menghasilkan suatu output akan beroperasi lebih rendah dari kapasitas, penuhnya. Hanya untuk satu tingkat output dimana LRAC minimum (output Q* dalam gambar 6.5. dan 6.6.), sebuah pabrik yang optimal akan beroperasi pada titik minimum dari kurva SRAC-nya. Pada semua tingkat output dalam kisaran dimana decreasing returns to scale terjadi, yakni pada setiap output yang lebih besar dari Q* , pabrik yang paling efisien akan beropersi pada suatu tingkat output yang sedikit lebih besar dari pada kapasitasnya. Gambar 6.6. Kurva LRAC Sebagai "Amplop" Dari Kurva-kurva SRAC
  • 12. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 12 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd Biaya Minimum Yang Efesien Bentuk kurva LRAC tidak hanya penting karena implikasinya bagi penentuan skala pabrik, tetapi juga karena ia mempengaruhi tingkat persaingan potensial yang akan tejadi dalam suatu industri, keadaan yang mula-mula increasing returns to scale dan kemudian constant returns to scale sering dijumpai. Dalam industri-industri seperti itu, kurva LRAC- nya berbentuk L. Biasanya, persaingan cenderung akan lebih keras di dalam industri yang mempunyai kurva LRAC yang berbentuk U dan pada yang berbentuk L atau kurva LRAC yang berslope menurun. Pengetahuan mengenai hal ini bisa diperoleh melalui penelaahan konsep biaya minimum efficient scale (MES) dari sebuah pabrik. MES ini didefinisikan sebagai tingkat output dimana LRAC adalah minimum. MES akan terdapat pada titik minimum kurva LRAC yang berbentuk U (output Q* dalam Gambar 7.5 dan 7.6) dan pada sudut kurva LRAC yang berbentuk L. Pada umumnya persaingan cenderung akan lebih keras di dalam industri-industri dimana MES-nya sangat kecil jika dibandingkan dengan permintaan industri secara total karena kecilnya faktor penghalang untuk memasuki industri tersebut, misalnya persyaratan investasi modal dan tenaga kerja terlatih. Persaingan tidak akan begitu keras jika MES cukup besar karena faktor penghalang untuk memasuki pasar cenderung cukup kuat sehingga membatasi jumlah pesaing potensial. Untuk mengamati pengaruh persaingan pada suatu tingkat MES tertentu, kita harus selalu memperhatikan ukuran industri secara keseluruhan. Dalam industri- industri yang cukup besar, jumlah pesaing yang sangat besar dan efisien bisa muncul. Dalam keadaan seperti itu, walaupun MES cukup besar secara absolut, tetapi MES tersebut bisa sangat kecil secara relatif, dan persaingan yang keras masih mungkin terjadi. Lebih jauh lagi, jika kerugian biaya operasi yang kecil dari ukuran MES pabrik-pabrik itu secara relatif kecil, maka kadang-kadang akan ada akibat-akibat anti persaingan. Dengan kata lain, pengarah halangan dari MES tersebut tergantung pada ukuran MES pabrik tersebut dibandngkan dengan permintaan industri secara total.
  • 13. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 13 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd BAB III KESIMPULAN Hubungan-hubungan biaya memainkan peran kunci dalam hampir semua keputusan manajerial. Konsep-konsep biaya menunjukkan hubungan antara fungsi biaya dengan fungsi produksi dan beberapa hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Walaupun konsep biaya relevan berbeda-beda untuk suatu keadaan dengan keadaan lainnya, tetapi ada beberapa hubungan yang umum ditemui dalam analisis biaya tersebut. Pertama, biaya relevan biasanya didasarkan pada konsep penggunaan alternatif. Biaya relevan suatu sumberdaya ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Kedua, biaya relevan dari sebuah keputusan hanya mencakup biaya-biaya yang dipengaruhi oleh tindakan yang sedang dilakukan. Inilah yang disebut dengan biaya inkremental. Jika satu biaya tertentu tidak berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya inkremental yang relevan adalah sama dengan nol. Penggunaan konsep biaya relevan membutuhkan suatu informasi tentang hubungan biaya atau output dari sebuah perusahaan atau fungsi biayanya. Fungsi biaya tersebut ditentukan oleh fungsi produksi dan fungsi penawaran input yang digunakan perusahaan tersebut, di mana fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara input dan output dan harga-harga input mengubah hubungan fisik tersebut menjadi fungsi biaya atau output. Dua fungsi biaya yang utama yang digunakan dalam pembuatan keputusan-keputusan manajerial adalah fungsi biaya jangka pendek yang digunakan dalam keputusan-keputusan sehari-hari dan fungsi biaya jangka panjang yang digunakan untuk tujuan-tujuan perencanaan. Jangka pendek adalah periode waktu di mana beberapa sarana produksi sebuah perusahaan tidak bisa diubah, dan jangka panjang adalah periode waktu yang cukup panjang yang memungkinkan perusahaan untuk mengubah sistem produksinya secara penuh melalui penambahan, pengurangan atau penggantian asset-asetnya. .
  • 14. TEORI BIAYA OLEH KELOMPOK 1 14 Dosen : Hj. Dian A.S. Parawansa, SE.,M.Si., Phd DAFTAR PUSTAKA Salvatore, D. 2005. Ekonomi Manajerial Buku 2. Edisi 5. Terjemahan Ichsan Setyo Budi. Jakarta: Salemba Empat Soeharno. 2007. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta: Andi. http://blog.ub.ac.id/parlist/2013/05/19/makalah-ekonomi-manajerial-teori-biaya/ (Diakses pada tanggal 15 April 2017) http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/EKONOMIMANAJERIAL/document/Ekonomi_Man ajerial_(.pdf)/BAB_6.pdf?cidReq=EKONOMIMANAJERIAL (Diakses pada tanggal 15 April 2017)